BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB 1 PENDAHULUAN. baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

KEDARURATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah

DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

NEONATUS BERESIKO TINGGI

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT III TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2008

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

NEONATUS BERESIKO TINGGI

Pusat Hiperked dan KK

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL TERHADAP BAYI NY. R DI RB SAYANG IBU DI 38 B BANJAREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2007

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2. Respon terpimpin ( guided respons). Hal ini berarti dapat melakukan sesuatu. indikator pada praktek tingkat kedua.

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

KASUS III. Pertanyaan:

Keadaan yang mempengaruhi keterlambatan maturitas paru-paru

MAKALAH MEMANDIKAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Pertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah WaterBirth 2.2 Pengertian WaterBirth

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

2

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

MAKALAH TERMOREGULASI PADA BAYI BARU LAHIR (PERLINDUNGAN TERMAL)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

SOP Tanda Tanda Vital

BAB IV THERMOREGULASI A. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. janin yang viable. Menurut Varney (2009), primipara adalah wanita yang pernah

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGKAJIAN PNC. kelami

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

Manfaat Minum Air Putih

Transkripsi:

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Suhu tubuh Suhu tubuh dikendalikan oleh hipotalamus. Hipotalamus berusaha agar suhu tetap hangat (36,5-37,5 o C) meskipun lingkungan luar tubuh berubahubah. Hipotalamus mengatur suhu dengan menyeimbangkan produksi panas pada otot dan hati, kemudian menyalurkan panas pada kulit dan paru. Sistem kekebalan tubuh akan merespon apabila terjadi infeksi dengan melepaskan zat kimia dalam aliran darah dan merangsang hipotalamus untuk menaikan suhu tubuh dan menambah jumlah sel darah putih yang berguna dalam melawan kuman (Lestari, 2010, p. 2). Untuk menentukan suhu tidak dapat menggunakan panca indera (perabaan tangan), maka diperlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Termometer dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume. Termometer yang digunakan adalah termometer dengan suhu o C karena memiliki suhu terendah dibandingkan yang lainnya. Termometer yang berisi air raksa disebut termometer air raksa dan termometer yang berisi alkohol disebut termometer alkohol (Lestari, 2010, p. 2). Ada beberapa cara mengukur suhu tubuh yaitu rectal, aksila dan sublingual. Pada bayi baru lahir menggunakan rectal karena tidak mudah lepas. 7

8 Cara mengukur suhu tubuh bayi pada rectal, adalah sebagai berikut: Gunakan termometer yang dapat mengukur suhu sampai 25 o C 1. Pastikan bahwa termometer bersih 2. Jaga agar bayi tetap hangat selama pengukuran dilaksanakan (misalnya menyelimuti dengan kain yang hangat atau meletakkannya diatas permukaan yang hangat) 3. Meletakkan bayi dalam posisi terlentang 4. Kocok termometer sampai angka dibawah 25 o C 5. Beri pelumas pada termometer dengan menggunakan pelumas berbasis air 6. Pegang kaki bayi dengan tangan kanan kemudian dinaikkan keatas supaya rectum terlihat 7. Letakkan termometer di dalam rectum paling dalam 2cm dan pertahankan minimal selama 3 menit (jangan meninggalkan bayi sendirian selama thermometer masih di rectum karena gerakan bayi dapat mengakibatkan robekan pada rectum) 8. Melepaskan termometer dan mambaca hasil suhu Setelah selesai basuh termometer menggunakan air klorin 0,5%, air sabun, kemudian ke air bersih dan lap menggunakan kain bersih (MNH- JHPIEGO, 2005, p. 176). B. Hipotermia Hipotermia adalah suatu keadaan ketika bayi diletakkan di lingkungan yang lebih dingin dari suhu lingkungan netralnya dan ketika bayi menggigil

9 dapat meningkatkan penggunaan oksigen dan penggunaan glukosa untuk proses fisiologis (Ladewig, 2006, p. 184). Hipotermia adalah gangguan medis yang terjadi di dalam tubuh, sehingga mengakibatkan penurunan suhu karena tubuh tidak mampu memproduksi panas untuk menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat. Kehilangan panas karena pengaruh dari luar seperti air, angin dan pengaruh dari dalam seperti kondisi fisik (Lestari, 2010, p.2). 1. Klasifikasi Hipotermia a. Hipotermia sedang, suhu antara 32 o C-36 o C b. Hipotermia berat, suhu kurang dari 32 o C 2. Gejala dan tanda hipotermia a. Gejala hipotermia bayi baru lahir: Bayi tidak mau menetek, bayi lesu, tubuh bayi teraba dingin, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras. b. Tanda-tanda hipotermia: 1) Hipotermia sedang: aktivitas berkurang, tangisan melemah, kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata), kemampuan menghisap lemah dan kaki teraba dingin. 2) Hipotermia berat: sama dengan hipotermia sedang, bibir dan kuku kebiruan, pernafasan tidak teratur, bunyi jantung lambat, selanjutnya timbul hipoglikemi dan asidosis metabolik.

10 3. Faktor penyebab Penyebab utama terjadinya hipotermia, karena kurangnya pengetahuan tentang mekanisme kehilangan panas dari tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin. Dan resiko untuk terjadinya hipotermia dikarenakan perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir, bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir, berat badan bayi yang kurang dan memandikan bayi segera setelah lahir. Menurut Wiwik (2010, p. 4) dan faktor pencetus terhadap timbulnya hipotermia adalah a. Faktor lingkungan, suhu lingkungan bayi didalam kandungan sangat berbeda denga suhu dilingkungan luar sehingga bayi perlu penyusuaian dengan lingkungan yang baru dan apabila bayi tidak dapat menyesuaikan bayi dapat mengalami hipotermi (Riono, 2009, p. 5). Bayi baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuhnya dan dapat dengan cepat kehilangan panas apabila tidak segera dicegah. Bayi akan mengalami hipotermia yang dapat berisiko terjadi kematian. Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir terjadi melalui: 1) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi, contohnya bayi ditempatkan dekat jendela yang terbuka.

11 2) Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, contohnya bayi diletakkan di atas timbangan atau tempat tidur bayi tanpa alas. 3) Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada bayi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin, contohnya angin dari kipas angin, penyejuk ruangan tempat bersalin. 4) Evaporasi adalah kehilangan panas karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera dikeringkan (Asuhan persalinan normal, 2008, p.94). 5) Cuaca yang dingin akan membuat bayi kedinginan apabila tidak dijaga kehangatannya, karena panas pada tubuh bayi mudah turun apabila terpapar dengan suhu yang lebih dingin (Riono, 2009, p.5). b. Syok, hipotermi bias menyebabkan bayi berhenti bernafas, jika sampai terjadi dalam waktu 20 detik saja bayi bisa syok, kondisinya drop dan dalam waktu cepat dapat mnyebabkan kematian c. Infeksi, Infeksi pada bayi dapat karena mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit apabila bayi terkena infeksi sedangkan kematangan system kekebalan tubuh bayi belum sempurna, bayi akan mudah terserang sakit dan dapat menyebabkan penurunan suhu. d. KEP (Kekurangan Energi Protein), kekurang gizi pada bayi misalnya ASI maka bayi akan kekurangan protein dan cairan yang dapat

12 memyebabkan dehidrasi sehingga bayi mengalami hipotermi (Niken, 2010, p.3). e. Gangguan endokrin metabolik, terjadinya gangguan pada proses pengolahan zat-zat oleh tubuh sehingga tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya serta kelenjar endokrin tidak dapat membawa pesan untuk mengkoordinasi kegiatan ke organ tubuh, jadi apabila bayi kedinginan tubuh tidak dapat menyampaikan pesan untuk mengganti panas yang hilang, sehingga bayi mengalami hipotermi (Wulan, 2012, p.4). f. Obat-obatan, pada ibu yang mengkonsumsi obat narkotikan, bayi akan mudah sekal terkena infeksi yang dapat menyababkab penurunan suhu pada bayi (Diana, 2011, p.1). Menurut Sarwono(2002, p.755) Pengaturan temperatur/ regulasi adalah suatu pengukuran secara komplek dari suatu proses dari kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil dan suhu tubuh bayi harus dicatat. Manusia secara fisiologis digolongkan dalam makhluk berdarah panas/ homotermal suhu lingkungan berubah. Hal ini karena ada interaksi secara berantai kedua proses ini aktivitasnya diatur oleh susunan saraf pusat yaitu hipotalamus. Menurut Yaniedu (2011, p.2) cara mempertahankan kehangatan tubuh bayi adalah sebagai berikut:

13 a. Mengeringkan bayi dengan seksama, selimuti tubuh bayi dan tutup kepala bayi b. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayi dan menyusui bayi c. Sebaiknya menimbang bayi apabila sudah mengenakan baju dan menunda memandikan bayi sampai 6 jam pasca lahir d. Menempatkan bayi di ruangan yang bersih dan hangat C. Bayi baru lahir normal Bayi baru lahir normal adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh bayi yang bersifat esensial dan kompleks untuk berlangsungnya kehidupan bayi seperti pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan reflek-reflek primitive seperti menghisap dan mencari puting susu (Sarwono, 2007, p.133). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu atau bayi dengan berat badan 2500 gram- 4000gram (Depkes RI,1996). 1. Periode Transisional pada bayi baru lahir Bayi baru lahir mengalami proses adaptasi psikologik mulai dari tubuh bayi baru lahir. Bayi memerlukan pemantauan yang ketat untuk masamasa transisi hidup di luar uterus. Periode transisional mencakup tiga periode: a. Periode pertama reaktivitas Periode pertama reaktivitas berakhir kira-kira 30 menit setelah kelahiran, dengan tanda-tanda vital bayi frekuensi nadi cepat, frekuensi

14 pernapasan mencapai 80 kali/menit, irama tidak teratur. Perubahan warna dari merah jambu pucat ke sianosis, adanya reflek menghisap yang sangat kuat, bayi menangis kuat. Kebutuhan khusus bagi bayi selama periode pertama reaktivitas, dengan mengkaji frekuensi jantung dan pernafasan setiap 30 menit pada empat jam pertama, jaga kehangatan tubuh, tempatkan bayi dekat dengan ibu secara skin to skin, tunda pemberian obat tetes mata sebagai profilaksis pada satu jam pertama untuk meningkatkan interaksi antara orang tua dan bayi (Ladewig, 2006, p.154). b. Fase tidur Fase ini dimulai dari 30 menit setelah periode pertama reaktivitas, dan berakhir dari satu menit sampai 2-4 jam. Saat bayi berada pada fase tidur bayi akan mengalami penurunan nafas dan frekuensi jantung dan warna kulit kembali stabil, terdapat akrosianosis. c. Periode kedua reaktivitas Periode ini berakhir sekitar 4-6 jam, bayi memiliki tingkat sensitivitas tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan, frekuensi nadi 120-160 kali/menit dan frekuensi pernapasan antara 30-60 kali/menit. Bayi mengalami fluktoasi warna kulit dari warna merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan disertai dengan bercak-bercak, mulai mengeluarkan mekonium dan berkemih, peningkatan sekresi mukus yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan bayi tersedak.

15 Pemantauan yang ketat pada bayi baru lahir yang mengalami kemungkinan tersedak dapat menggunakan pipet untuk mengeluarkan mukus, mengkaji beberapa reflek yang ada pada bayi seperti menghisap dan menelan (Ladewig, 2006, p.155). 2. Ciri-ciri bayi normal a. Berat badan 2500-4000 garm b. Panjang badan 48-52 cm c. Lingkar dada 30-38 cm d. Bunyi jantung dalam menit pertama 180x/ menit kemudian menurun 120-140x/ menit e. Pernafasan pada menit pertama cepat 80x/ menit kemudian menurun setelah tenang 40x/ menit f. Kulit kemerahan dan licin kemudian jaringan subcutan terbentuk dan diliputi vernix caseosa (Sarwono, 2007, p.374) g. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala lebih sempurna h. Kuku agak panjang dan lemas i. Genetalia:labia mayor sudah menutupi labia minor (pada perempuan), dan testis sudah turun kedalam scrotum (pada laki-laki) j. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik k. Reflek moro sudah baik l. Graff reflek sudah baik m. Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama

16 3. Pemantauan bayi baru lahir a. Suhu tubuh dan lingkungan bayi b. Tanda-tanda vital bayi c. Berat badan bayi d. Pakaian yang digunakan bayi e. Perawatan tali pusat D. Memandikan bayi Mandi adalah kegiatan yang menggembirakan, karena pada dasarnya bayi atau anak suka bermain air, dan perawatan pada bayi khususnya untuk kebersihan kulit bayi, dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, dengan waktu pelaksanaan sebelum dan sesudah makan (Tjokronegoro, 2002, p.5). Memandikan bayi, ditunda selama kurang lebih 6 jam setelah persalinan, agar suhu tubuh bayi dapat menyesuiakan diri di lingungan sekitar, sehingga tidak menyebabkan bayi mengalami hipotermia (Sarwono, 2007, p.373). 1. Manfaat mandi Mandi pada umumnya mempunyai tujuan dan manfaat yang sama,yaitu: a. Memperlancar peredaran darah b. Menjaga kebersihan kulit tubuh dari sisa lemak tubuh serta keringat c. Membunuh kuman dikulit yang dapat menimbulkan penyakit d. Memberikan rasa segar dan nyaman e. Mencegah terjadinya infeksi tali pusat

17 2. Waktu memandikan bayi Bayi baru lahir terlihat kotor, hal ini wajar karena bayi berlumuran dengan banyak cairan selain ketuban. Cairan tersebut diantaranya mengandung darah, lendir dan mekonium. Sesaat setelah bayi lahir, bayi membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di luar kandungan. Inilah yang mendasari adanya teori yang menyebutkan bahwa bayi baru lahir baru boleh dimandikan setelah 6 jam dilahirkan. Karena jika bayi baru lahir dipaksakan untuk mandi (walaupun dengan air hangat), air yang menjadi dingin (setelah beberapa waktu) akan menyebabkan hilangnya panas tubuh bayi karena terserap oleh air. Suhu tubuh bayi dapat turun dan aliran darah terganggu. Sebagai akibatnya bayi akan kekurangan oksigen dengan ditandai warna kulit tubuh yang membiru. Pertumbuhan sel sel bayi juga terganggu akibat tidak lancarnya peredaran oksigen dalam tubuh. 3. Memandikan bayi Menurut Eveline (2010, p.93) sebelum aktivitas mandi dilakukan diperlukan beberapa persiapan, antara lain: a. Peralatan mandi Gunakan sabun sampo khusus untuk bayi yang tidak menimbulkan iritasi. Pilih sabun dan sampo yang kadar ph-nya sama dengan ph kulit bayi (sekitar 5-7). b. Sediakan bak mandi

18 Sebaiknya yang memiliki sandaran kepala. Lalu isi air hangat bersuhu sekitar 25-30 0 C. Menurut Pusdiknakes (2003, p12), langkah-langkah memandikan bayi: 1. Meletakkan bayi di atas tempat tidur yang datar 2. Membersihkan mulai dari wajah (dahi, pipi, dagu) dengan kapas yang dibasahi air hangat,dan bagian mata, keringkan wajah dengan menggunakan handuk 3. Membersihkan kepala bayi dengan menggunakan sampo dengan tangan kanan, dan tangan kiri menyangga bagian leher bayi, lalu bersihkan dengan waslap basah dan keringkan dengan handuk 4. Membersihkan seluruh tubuh bayi dengan menggunakan sabun dengan tangan atau waslap. Perhatian utama pada daerah lipatan, karena merupakan tempat sisa keringat, bedak, dan daki. Serta bagian kemaluan (jika bayi laki-laki tarik katup (prepusium), ke belakang dan bersihkan. Bila bayi perempuan bersihkan labia mayora dan minor,bersihkan dari arah depan ke belakang ), lubang dubur, dan pusar 5. Memegang kepala bayi dengan pergelangan tangan kiri menyangga leher bayi serta jari-jari tangan kiri memegang ketiaknya. Masukan bayi ke air hangat sampai batas lehernya 6. Keringkan bayi dengan cara menekan-nekan handuk dan jangan menggosok tubuh bayi

19 4. Menurut Eveline, (2010,p.94) pengawasan pada bayi adalah: a. Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya dengan cepat, maka pastikan suhu ruangan dalam keadaan hangat b. Pastikan air untuk memandikan bayi hangat-hangat kuku dan tidak panas c. Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian saat mandi, bahkan sesaat sekalipun. Bayi dapat tenggelam dalam air sedalam kurang lebih 5 cm d. Jangan terlalu lama memandikan bayi, karena dapat menimbulkan kedinginan e. Cara mengeringkan bayi cukup dengan ditekan-tekan perlahan saja dengan menggunakan handuk.

20 E. KERANGKA TEORI Obat-obatan Lingkungan (status memandikan bayi) 1. Radiasi 2. Konduksi 3. Konduksi 4. Evaporasi Suhu tubuh 1. KEP 2. Infeksi 3. Syok 4. Gangguan endokrin metabolik Sumber : Asuhan persalinan Normal (2008) dan Wiwik (2010) Bagan 2.1 Kerangka teori F. KERANGKA KONSEP Variabel Independen Variabel dependen Status perlakuan memandikan bayi sebelum dan sesudah Suhu tubuh bayi Bagan 2.2 Kerangka konsep

21 G. HIPOTESIS Ada perbedaan suhu tubuh bayi sebelum dan sesudah pasca kelahiran di RB Citra Insani Semarang.