BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. masalah itu sendiri sehingga pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan. dipertanggungjawabkan (Rusman, 2012:251).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN atau yang biasa disebut kurikulum KTSP. Penyelenggaraan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya penelitian dan pengembangan, keterbatasan penelitian pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar Sederhana Siswa Kelas III SDN Keboan Anom

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan di SMK adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Gambar 1.1. Tema Kurikulum 2013 (Sumber: Kemendikbud, 2013a)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perkembangan peserta didik pada masa sekarang dan masa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi secara terpadu (Qomar, 2012:21). UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia. Hal ini dapat dilihat bahwa kecerdasan, keterampilan, kepribadian,

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, baik guru maupun siswa pasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

Kelompok Materi: Pokok

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat (2) Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Hamid, 2009: 1). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah proses peningkatan pengetahuan siswa dari tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah formal yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran akan terlaksana dengan baik ketika siswa sudah belajar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung cara tersebut makin disempurnakan dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. F. J. McDonald, Education Psychology, (San Fransisco: Wadsworth Publishing, 1959), hlm. 4

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional. Menurut PP RI No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, yang menyatakan bahwa pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan Dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Usia sekolah dasar adalah usia keemasan bagi tumbuh kembangnya seorang anak, memang perlu sekali pada usia tersebut pola pikir anak ditanamkan sebuah konsep-konsep yang tepat agar suatu saat nanti ketika anak sudah mulai tumbuh dewasa anak tidak salah pemikiran. Jadi, pengenalan terhadap benda atau keadaan yang nyata dan sesungguhnya itu sangat penting untuk dikenalkan, karena awal tumbuh kembangnya pengetahuan anak dimulai dari melihat sesuatu yang benar-benar fakta adanya bukan hanya sekedar bayangan atau bersifat abstrak. Oleh karena itu pembelajaran tematik sangat penting diterapkan pada tingakatan sekolah dasar, karena pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran yang dapat menghemat dan mengefisiensikan waktu, pembelajarannya tidak terpecah-pecah karena siswa 1

2 mendapatkan pengalaman belajar, proses dan materi yang lebih terpadu dan penguasaan materi pembelajaran akan lebih baik dan meningkat. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar (Depdiknas, 2003:2). Pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan kontekstual akan lebih bermakna kepada peserta didik, karena akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar-konsep maupun antar-mata pelajaran. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan proses belajar yang diawali dengan guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Depdiknas, 2002:5). Pengembangan sumber belajar mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam menyusun bahan ajar, sehingga dapat memudahkan peserta didik unuk mempelajari suatu kompetensi tertentu. Adapun salah satu contoh dari sumber belajar yang berupa bahan ajar yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan alat belajar siswa yang memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa secara aktif, mengembangkan konsep serta dapat memotivasi siswa. Kegiatan tersebut dapat berupa pengamatan dan pengajuan pertanyaan (Trianto, 2011: 243). Jadi, dengan adanya LKS akan dapat membantu sekaligus memfasilitasi siswa dalam

3 kegiatan belajarnya. Selain buku guru dan buku siswa LKS juga dapat digunakan sebagai bahan ajar cetak untuk mendukung pembelajaran. Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 26 januari 2016 di SD Negeri Punten 01 Kota Batu, bahwa pembelajaran tematik di kelas II-A dengan menggunakan pendekatan kontekstual masih kurang maksimal, terlihat ketika guru menyampaikan pembelajaran pada materi hidup bersih dan sehat, siswa diajak untuk membuat bangun ruang terbuat dari bahan-bahan bekas. Seperti dari sedotan, sapu lidi, kardus bekas dll. Pada saat pembelajaran guru sudah mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembuatan bangun ruang, akan tetapi respon dari siswa masih minim dan kurang tanggap. Namun, terkadang pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas saja dan siswa hanya memperhatikan penjelasan dari guru, hal tersebut dilakukan karena keterbatasan baik sarana prasarana maupun lingkungan tidak sesuai dengan materi yang telah digunakan pada saat itu. Kondisi saat ini di SD Negeri Punten 01 Kota Batu terutama untuk kelas II belum menggunakan LKS sebagai sumber bahan ajar yang mendukung saat proses pembelajaran, setiap satu minggu sekali atau setiap satu subtema selesai guru mempersiapkan dan membuat LK pembelajaran sendiri, kemudian LK tersebut dibagikan kepada semua siswa. Hal ini dapat menyebabkan baik waktu, tenaga, maupun pikiran semakin berkurang. Dan pada saat pembelajaran guru hanya menggunakan buku guru dan buku siswa sebagai penunjang pembelajaran, guru menyiapkan materi pembelajaran dengan mencari sumber bahan ajar melalui media internet, hal ini dikarenakan minimnya buku tambahan yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung.

4 Penggunaan LK yang selama ini sudah dibuat oleh guru tersebut hasilnya kurang maksimal dan kurang menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran, karena keterbatasan isi atau materi, waktu, dana, dukungan dari pihak lain dll. Guru juga lebih sering mencari buku tambahan dan berbagai referensi, biasanya guru meminjam buku panduan ke sekolah lain yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk dijadikan sebagai referensi pembelajaran. Karena, jika hanya mengandalkan buku guru dan buku siswa saja maka ilmu yang didapatkan oleh siswa belum cukup dan masih sangat kurang, sehingga pembelajarannya kurang berkesan dan bermakna. Jadi, berbagai cara yang telah dilakukan oleh guru agar ilmu pengetahuan dan pengalaman siswa semakin bertambah. Melihat dari permasalahan yang ada, maka diperlukan adanya pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk memotivasi siswa agar lebih rajin dan giat dalam belajarnya, karena setelah melakukan pembelajaran secara kontekstual dan nyata semua siswa diarahkan untuk menyelesaikan tugas ataupun soal evaluasi yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa tersebut secara mandiri dan percaya diri. Selain itu mengenalkan kepada siswa bahwa belajar bukanlah merupakan hal yang membosankan, akan tetapi melalui pembelajaran secara konkret dan nyata maka selama proses pembelajaran akan lebih menyenangkan, bermakna dan tidak membosankan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa maka diperlukan pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berorientasi pada pendekatan kontekstual ini yang dapat digunakan sebagai alat penunjang pembelajaran luar kelas atau pengamatan secara langsung agar pembelajaran lebih

5 berkesan, tidak membosankan, lebih aktif, efektif dan menyenangkan. Lembar Kerja Siswa (LKS) berorientasi pada pendekatan kontekstual yang membedakan dari LKS lain yaitu tulisan lebih jelas dan menyesuaikan tingkat kemampuan siswa, berwarna dan gambar cukup menarik dan bervariatif sehingga lebih inovatif dan menyenangkan. Berdasarkan temuan yang sudah dipaparkan diatas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berorientasi Pada Pendekatan Kontekstual untuk Menunjang Pembelajaran Tematik Kelas 2 Tema 7 Subtema 3 di SD Negeri Punten 01 Kota Batu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimanakah prosedur pengembangan lembar kerja siswa (lks) berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk menunjang pembelajaran tematik di kelas 2 tema 7 subtema 3? 2. Bagaimanakah efektivitas lembar kerja siswa (lks) berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk menunjang pembelajaran tematik di kelas 2 tema 7 subtema 3? C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan 1. Untuk menjelaskan prosedur pengembangan lembar kerja siswa (lks) berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk menunjang pembelajaran tematik di kelas 2 tema 7 subtema 3.

6 2. Untuk mengetahui efektivitas lembar kerja siswa (lks) berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk menunjang pembelajaran tematik di kelas 2 tema 7 subtema 3. D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan 1. Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah berupa bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk menunjang pembelajaran tematik kelas II Tema 7 Merawat Hewan dan Tumbuhan Subtema 3 Tumbuhan di Sekitarku, Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan bertemakan Asiknya Mengenal Tumbuhan. Adapun LK terbagi menjadi 3 yaitu: a. LK 1 : Pembelajaran 1 dan 2 Mengenal Bunga Mawar b. LK 2 : Pembelajaran 3 dan 4 Mengenal Buah-Buahan c. LK 3 : Pembelajaran 5 dan 6 Mengenal Sayur-Sayuran 2. Pembelajaran tematik dengan menggunakan produk pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berorientasi pada pendekatan kontekstual dikonsep sebagai berikut: a. Melakukan kegiatan pengamatan langsung terhadap tumbuhan. b. Setelah pengamatan, mengarahkan siswa untuk menjawab/menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS). c. Setiap 2 pembelajaran selesai dilaksanakan, siswa diarahkan untuk menjawab/menyelesaikan soal evaluasi pembelajaran. 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dikembangkan adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berorientasi pada pendekatan kontekstual untuk

7 menunjang pembelajaran tematik yaitu dengan menggunakan kertas A4/HVS berukuran 80 gram sedangkan sampul berbahan kertas buffalo yang dibalut dengan plastik. Adapun bagian-bagian dari (LKS) tersebut adalah: a. Bagian Awal, memuat : (i) sampul, (ii) judul, (iii) kata pengantar, (iv) daftar isi, (v) kompetensi inti, (vi) kompetensi dasar dan indikator pengembangan. b. Bagian Inti, memuat : (i) gambar tumbuhan, (ii) pendalaman materi, (iii) pengenalan tumbuhan, (iv) tabel dan kolom pengamatan, (v) latihanlatihan soal, (vi) praktik membuat kerajinan, (vii) soal evaluasi 2 Pembelajaran 1 LK. c. Bagian Akhir, memuat : (i) uji kompetensi, (ii) kunci jawaban (iii) biografi penulis E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan Hasil penelitian pengembangan ini dikatakan penting, karena dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Siswa: Lembar Kerja Siswa (LKS) berorientasi pada pendekatan kontekstual learning ini diharapkan agar siswa mampu menemukan suatu konsep, mengembangkan keterampilan dan memudahkan siswa ketika pengamatan/pembelajaran di luar kelas sedang berlangsung. Sehingga pembelajaran lebih aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dalam menjawab latihan soal yang terdapat pada LKS. 2. Bagi Guru: Lembar Kerja Siswa (LKS) berorientasi pada pendekatan kontekstual learning ini diharapkan agar pendidik mampu mengembangkan

8 strategi pembelajaran secara efektif dan efisien namun tetap menyenangkan bagi siswa. Selain itu dapat membantu guru selama proses pembelajaran di luar kelas sehingga guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk belajar mandiri. 3. Bagi Sekolah: Memberikan kontribusi yang baik kepada sekolah guna untuk mengembangkan bahan ajar dan strategi pembelajaran sehingga pembelajaran lebih berkualitas. Dan meningkatkan kualitas sekolah dan meningkatkan mutu lulusan siswa. F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka peneliti akan mengembangkan bahan ajar yang berupa lembar kerja siswa berorientasi pada pendekatan kontekstual, yang mengacu pada beberapa asumsi, yaitu: 1. Dengan dikembangkannya sumber bahan ajar cetak yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) ini, diharapkan siswa mampu belajar secara aktif, mandiri serta memberikan pengalaman langsung tentang kehidupan nyata sehari-hari siswa. Dan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar lebih giat dan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan. 2. Sumber bahan ajar cetak yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) ini dapat mengetahui kekurangan/kelemahan selama kegiatan proses belajar mengajar guna untuk meningkatkan daya tarik keefektivitasannya suatu produk yang dikembangkan. Dan peneliti akan membatasi masalah yang akan dikaji. Batasan masalah penelitian ini antara lain sebagai berikut:

9 1. Bahan ajar yang berupa Lembar Kerja Siswa berorientasi pada pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) ini hanya difokuskan pada subtema 3. 2. Subjek penelitian ini terbatas untuk siswa kelas II-A SD Negeri Punten 01 Kota Batu. Yang mana difokuskan pada pembelajaran tematik tema 7 merawat hewan dan tumbuhan subtema 3 tumbuhan di sekitarku dengan mengembangkan indikator yang terdapat pada buku guru. G. Definisi Operasional Istilah-istilah yang perlu didefinisikan secara operasional dalam pengembangan lembar kerja siswa (lks) berorientasi pada kontekstual learning ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang disusun seperti buku yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran, dapat meminimalkan peranan guru dan lebih mengaktifkan peran siswa, dan dalam penggunaannya guru bertanggung jawab memantau kegiatan siswa selama proses pembelajaran. 2. Pendekatan Kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang akan dipelajari dengan kehidupan nyata sehari-hari siswa. 3. Pembelajaran Tematik adalah adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.