Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 TAPEN BONDOWOSO

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION)

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Heni Lailatul Badriah, Sudarti, Bambang Supriadi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

Ayu Rizky F 10, Pujiastuti 11, Iis Nur Asyiah 12

Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

Keyword: Cooperative learning,experimental method, learning activities, physics achievement, science process skill, TPS.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 02, Mei 2015, ISSN:

p-issn : e-issn :

Wahid Gunarto 1), Nurul Hidayah 2) Guru SMPN 3 Belitang Madang Raya

Yunandasari et al., Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)...

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

Unnes Physics Education Journal

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Siti Nurhayati, Tri Saptuti 2, Moh. Salimi 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret. Jl. Kepodang 67 A Panjer Kebumen

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

Kata Kunci: pendekatan SAVI melalui metode eksperimen, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa

Lukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN

Rif ati Dina Handayani, Arif Prianto, Trapsilo Prihandono

Unnes Physics Education Journal

Penggunan Model Pembelajaran Team Games Tournament Dan Picture And Picture

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION IN VB

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

Abstract. Linda Desiningrum et al, Implementasi Metode Role Playing...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PHP (PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN) 2 DI SMK NEGERI 5 JEMBER 1) Desy Qoraima Putri, 2) Yushardi, 2) Pramudya Dwi A. P. 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember E-mail: qoraimaputri@gmail.com Abstract The research aims to improve learning activities and learning outcomes of class X PHP 2 SMK Negeri 5 Jember using guided inquiry approach. This research was a classroom action research and the design of this study uses Kemmis and Mc. Taggart s model. Techniques to collect the data were observation, test, documentation and interview. The results showed that the application of the guided inquiry approach can improve learning activities and student learning outcomes in each cycle. In the precycle, the average percentage of learning activities amounted to 54.37% and the average of learning outcomes amounted 43,75. In the cycle 1, the average percentage of learning activities amounted to 80.94% and the average of learning outcomes amounted 67.9. In the cycle 2, the average percentage of learning activities amounted to 87.94% and the average of learning outcomes amounted 72.3. Keyword: guided inquiry approach, learning acticvities, learning outcome. PENDAHULUAN Mempelajari fisika berarti memecahkan serta menemukan mengapa dan bagaimana peristiwa itu bisa terjadi. Menurut Sears dan Zemansky (1993), fisika merupakan ilmu yang bersifat empiris, artinya setiap hal yang dipelajari dalam fisika didasarkan pada hasil pengamatan tentang alam dan gejala-gejalanya. Walaupun peristiwa fisika itu selalu ada dalam kehidupan sehari-hari, tetapi pelajaran fisika masih diduga sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa. Hal ini tampak pada hasil wawancara dengan siswa kelas X PHP 2. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit. Berdasarkan hasil observasi awal di kelas X PHP 2 SMK Negeri 5 Jember pada semester gasal tahun 2015, diperoleh hasil belajar fisika secara klasikal mencapai 23,68% yaitu hanya 9 siswa dari 38 siswa kelas X PHP 2 yang mencapai skor 66 dari skor maksimal 100. Fakta ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika di kelas X PHP 2 masih tergolong rendah dan tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa di SMK Negeri 5 Jember yaitu 66. Berdasarkan hasil wawancara terbatas dengan guru bidang studi fisika di SMK Negeri 5 Jember, didapati bahwa proses belajar mengajar fisika di kelas X PHP 2 masih banyak ditemui permasalahan, 246

Desy, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri... 247 diantaranya (1) siswa cenderung mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru; (2) siswa asyik berbicara dengan teman sebangkunya dan bermain handphone; (3) siswa tidak memiliki kesiapan belajar; (4) siswa cenderung menjawab paham ketika ditanya guru mengenai materi yang dipelajarinya, tetapi apabila diberi soal latihan, siswa tidak dapat mengerjakannya. Di samping itu guru cenderung menggunakan metode ceramah dan tugas yang memungkinkan siswa tidak aktif selama pembelajaran berlangsung dan guru jarang menggunakan metode eksperimen dan diskusi dalam pembelajaran fisika. Dengan demikian pembelajaran fisika yang baik seharusnya bukan sekedar mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru, melainkan lebih menekankan pada proses terbentuknya suatu pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap konsep materi sehingga siswa dituntut untuk berperan aktif dalam memperoleh pengetahuannya sendiri selama pembelajaran berlangsung. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tesebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang menuntut siswa untuk lebih berperan aktif. Menurut Kuhlthau et al (2015), inkuiri terbimbing merupakan suatu pendekatan yang melibatkan siswa dalam penemuan dan penggunaan berbagai macam sumber informasi untuk meningkatkan pemahaman mereka. Model inkuiri terbimbing menekankan pada keterlibatan siswa dalam pengamatan, penyelidikan peristiwa, persoalan dan fenomena yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran, dan siswa diberi kesempatan untuk menggunakan pengetahuannya dalam penyelidikan (Olibie & Ezeoba, 2014). Inkuiri terbimbing mendukung siswa untuk mengambil tanggung jawab penuh dalam pembelajaran melalui partisipasi mereka dalam kegiatan eksperimen dan peran guru hanya sebagai pembimbing dan pendukung (Almuntasheri et al, 2016). Hasil penelitian Wahyudi (2013) menyatakan bahwa model inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan hasil belajar siswa. Penerapan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata pre test sebesar 29,35 menjadi nilai rata-rata post test nya sebesar 84,19 dalam kategori tinggi. Penelitian lainnya dilakukan oleh Simbolon (2015), pembelajaran dengan menerapkan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan pada penelitian Kurniawati et al (2014) model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan rata-rata keaktifan klasikal sebesar 80% dan hasil belajar siswa meningkat dengan ketuntasan hasil belajar klasikal sebesar 96,67%. Oleh karena itu, diharapkan model inkuiri terbimbing dapat memecahkan masalah yang terjadi di kelas X PHP 2 SMK Negeri 5 Jember. METODE Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010) PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan model siklus Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010). Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus pertama dan siklus kedua. Siklus pertama terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Kemudian apabila terdapat hambatan pada siklus pertama tersebut, maka dilakukanlah revisi perencanaan untuk diterapkan pada siklus kedua agar lebih meyakinkan dan menguatkan hasil dari penerapan model inkuiri terbimbing ini.

248 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 3, Desember 2016, hal 246-252 Adapun model yang dimaksud yang menggambarkan empat langkah tersebut disajikan dalam Gambar 1. Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart Subjek dalam penelitian ini adalah kelas X PHP 2 SMK Negeri 5 Jember tahun ajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dapat menggunakan Persamaan 1. P a = A 100%... (1) N Keterangan: P a = persentase aktivitas belajar siswa A = jumlah skor aktivitas yang diperoleh siswa N = jumlah skor maksimum aktivitas siswa (Sudijono, 2008) Kriteria ketuntasan untuk hasil belajar di SMK Negeri 5 Jember yaitu 66 dan kriteria ketuntasan belajar klasikal di SMK Negeri 5 Jember yaitu 70%. Untuk menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal (ranah kognitif), dapat menggunakan Persamaan 2. P = N A 100%. (2) N Keterangan: P = prosesntase ketuntasan hasil belajar N A = jumlah siswa yang mencapai nilai 66 dari nilai maksimal 100 N = jumlah seluruh siswa (Djamarah, 2005) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar siswa kelas X PHP 2 SMK Negeri 5 Jember pada pra siklus, siklus I dan II yang diperoleh dari hasil observasi mengalami peningkatan pada masing-masing indikator. Indikator aktivitas belajar yang diamati meliputi aktivitas bertanya, menganalisis data, diskusi dengan kelompok, mengemukakan pendapat, bertanggung jawab terhadap kelompok, menyusun hipotesis, melakukan percobaan, merangkai alat dan bahan, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada Tabel 1. No. Tabel 1. Rata-rata aktivitas belajar siswa tiap sikus Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 Bertanya 28% 62% 74% 2 Menganalisis data 62% 75% 97% 3 Diskusi dengan kelompok - 97% 100% 4 Mengemukakan pendapat 47% 69% 71% 5 Bertanggung jawab terhadap kelompok - 87% 88%

Desy, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri... 249 6 Menyusun hipotesis - 84% 97% 7 Melakukan percobaan - 84% 91% 8 Merangkai alat dan bahan - 65% 76% 9 Mengumpulkan data 62% 93% 94% 10 Membuat kesimpulan 71% 87% 94% Rata-rata aktivitas belajar siswa 54,37% 80,94% 87,94% Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa dari pra siklus ke siklus I dan II. Pada kegiatan pra siklus indikator diskusi dengan kelompok, bertanggung jawab terhadap kelompok, menyusun hipotesis, melakukan percobaan, dan merangkai alat dan bahan tidak muncul, karena pada kegiatan pra siklus ini tidak menggunakan metode diskusi dan eksperimen. Berdasarkan hasil analisis data, pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar kognitif siswa antara kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II yang diperoleh dari nilai post test. Hasil belajar pra siklus, siklus I dan II dapat dilihat pada Gambar 1. 100 80 60 40 20 0 Rata-rata hasil belajar 44 68 72 Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 1. Grafik peningkatan hasil belajar siswa Hasil belajar pada kegiatan pra siklus diperoleh dari nilai post-test siswa yang diikuti oleh 32 siswa dari 38 siswa. Siswa yang tuntas pada pra siklus hanya dua orang, sedangkan 30 siswa lainnya mendapat nilai dibawah KKM. Rata-rata hasil belajar siswa pada kegiatan pra siklus yaitu sebesar 43,75 dan bemum memenuhi kriteria ketuntasan minimum 66. Kegiatan post test pada siklus I diikuti oleh 34 siswa dari 38 siswa, terdapat 24 siswa yang mendapat nilai diatas KKM dan 10 siswa mendapat nilai dibawah KKM. Rata-rata hasil belajar siswa pada kegiatan siklus I yaitu sebesar 67,9 dan sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimum 66. Sedangkan, kegiatan post test pada siklus II diikuti oleh 33 siswa dari 38 siswa, terdapat 24 siswa yang mendapat nilai diatas KKM dan 9 siswa mendapat nilai dibawah KKM. Rata-rata hasil belajar siswa pada kegiatan siklus I yaitu sebesar 72,3 dan sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimum 66. Jika ditinjau dari persentase ketuntasan secara klasikal, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada tahap pra siklus persentase ketuntasan klasikal sebesar 6,25 % dan mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 70,59%. Selanjutnya, persentase ketuntasan klasikal juga meningkat pada siklus II, yaitu sebesar 72,73%. Hasil belajar siswa meningat secara signifikan dari pra siklus ke siklus I dan II. Pada pra siklus menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan yang memungkinkan hasil belajar siswa rendah. Hasil belajar siswa

250 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 3, Desember 2016, hal 246-252 rendah tersebut dikarenakan siswa cenderung menerima materi dan bersikap pasif selama pembelajaran sehingga materi yang diperoleh tidak akan bertahan lama dalam ingatan siswa. Sedangkan pada siklus I dan II menggunakan model inkuiri terbimbing yang lebih menekankan pada peranan aktif siswa selama pembelajaran. Siswa secara aktif memperoleh konsep pengetahuannya sendiri sehingga pengetahuan tersebut dapat diingat lebih lama oleh siswa dan akan berdampak positif pada hasil belajar siswa. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan hasil belajar pada pra siklus dengan siklus I dan II. Hasil wawancara dengan empat siswa diperoleh bahwa siswa merasa senang dan termotivasi dalam pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing. Siswa juga menyatakan bahwa dengan menggunakan model inkuiri terbimbing lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari. Di pihak lain, tanggapan guru bidang studi fisika mendukung terhadap pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing. Hal ini dikarenakan model pembelajaran tersebut dapat menjadikan siswa lebih berperan aktif dan pembelajaran menjadi menarik, serta siswa dapat memperoleh pengetahuan yang bermakna. Hasil analisis data persentase aktivitas belajar dan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas X PHP 2 mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Hal tersebut didukung pula oleh hasil penelitian yang termuat dalam beberapa artikel. Hasil penelitian Irinoye et al (2015) menyatakan bahwa dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hasil belajar dan aktivitas belajar siswa menjadi lebih baik setelah diterapkannya model inkuiri terbimbing Arviansyah (2016). Hasil penelitian ini juga sebanding dengan penelitian Fitri (2013) yang menyatakan bahwa dengan menerapkan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Sirkanti dan Jatmiko (2016) juga melakukan penelitian dengan hasil belajar siswa secara klasikal dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing sudah memenuhi KKM yang ditentukan dan tuntas dengan nilai 85%. Khotimah dan Partono (2015) menyatakan bahwa model inkuiri terbimbing berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa dengan rata-rata hasil belajar sebesar 84,36 dalam kategori tinggi. Ural (2016) menyatakan bahwa model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar secara signifikan dengan rata-rata sebesar 39,48 menjadi 64,94 dalam kategori sedang. Yulian et al (2015) juga menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Hasil penelitian yang termuat dalam beberapa artikel tersebut dapat memperkuat hasil penelitian ini. Penerapan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan model inkuiri terbimbing dalam pembelajaran fisika, dapat dijadikan suatu alternatif model pembelajaran untuk memecahkan permasalahan di kelas X PHP 2 SMK Negeri 5 Jember berupa aktivitas belajar dan hasil belajar siswa yang rendah. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan

Desy, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri... 251 aktivitas belajar kelas X PHP 2 SMK Negeri 5 Jember semester genap tahun 2015/2016, (2) penerapan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar klasikal pada tiap siklusnya. Saran agar penerapan model inkuiri terbimbing dapat berjalan dengan baik, hendaknya lebih memperhatikan pengelolaan kelas dan pemanfaatan waktu seefisien mungkin, serta kelengkapan sarana dan pra sarana agar setiap tahapan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Bagi peneliti lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya dalam hal pengembangan pendekatan dan model pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Almuntasheri, Gillies, and Wright. 2016. The Effectiveness of a Guided Inquiry-based, Teachers Professional Development Programme on Saudi Students Understanding of Density. Science Education International, Vol. 27. Issue 1: 16-39. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arviansyah, R. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry Disertai LKS Audiovisual Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 4 No. 4: 308-314. Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Fitri. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Konsep Pencemaran Lingkungan. Jurnal Bio Edukasi, Vol. 1 No. 2: 131-138. Irinoye, Bamidele, Adetunji and Awodele. 2015. Relative Effectiveness of Guided Inquiry and Demostration Methods on Students Performance in Practical Chemistry in Secondary Schools in Osun State Nigeria. Advances in Sosial Sciences Research Journal. Vol. 2 No. 2: 21-30. Khotimah dan Partono. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Metro Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No. 1: 64-72. Kurniawati, Santosa, dan Isnaeni. 2014. Pengaruh Guided Inkuiry Berbasis Proyek Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar. Unnes Journal of Biology Education, Vol. 3 No. 1: 35-43. Olibie & Ezeoba. 2014. Ability and Location Differences in the Effect of Guided Inquiry on Nigerian Students Achievement in Social Studies Curriculum. Journal of Education and Human Development, Vol. 3. No. 4: 335-344. Sears & Zemansky. 1993. Fisika Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Simbolon. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Eksperimen Riil Dan Laboratorium Virtual Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21 No. 3: 299-315. Sirkanti dan Jatmiko. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

252 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 3, Desember 2016, hal 246-252 Terbimbing Untuk Menuntaskan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis Kelas X Di SMAN 1 Gedangan. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 5 No. 2: 40-45. Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada. Ural, E. 2016. The Effect of Guided- Inquiry Laboratory Experiments on Science Education Students Chemistry Laboratory Attitudes, Anxiety and Achievement. Journal of Education and Training Studies, Vol. 4 No. 4: 217-227. Wahyudi, L. E. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Ketermpilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Di SMAN 1 Sumenep. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 02 No. 02: 62-65. Yulian, Suratno, dan Asyiah. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbig (Guided Inquiry) Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA-Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Maesan Bondowoso. Pancaran Pendidikan, Vol. 4 No. 2: 163-172.