OPTIMALISASI PERAN SPI DALAM PENGAWASAN DI PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEKDIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS

PEMERIKSAAN KEUANGAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI) DI PERGURUAN TINGGI

PEMERIKSAAN KEUANGAN

Disampaikan Dalam Forum Diskusi Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan ITS Menjadi PTNBH INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

Curiculum Vitae. Pekerjaan : - Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti

PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DALAM PENGELOAAN KEUANGAN SNMPTN- SBMPTN

PERAN PENGAWASAN INTERN DALAM RANGKA PTN BLU

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

1/28/2012. Menurut Warren Reeve & Fees (1999) Pengendalian

H. JAMAL WIWOHO, S.H., : : : 1/ : S1 FH UNS, S2 PPS UNDIP, S3 DOKTOR ILMU HUKUM UNDIP : BERKELUARGA, 1 ISTRI, 3 ANAK

PENGUATAN MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

PENGENDALIAN INTERN 1

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

Mengenal dan Menaksir Resiko

Sistem Pengendalian Intern

DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO BAGI SPI PTN

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI LHKPN, GRATIFIKASI DAN WHISTLEBLOWER MEMBANGUN PERINGATAN DINI DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO PENGAWASAN INTERNAL

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

RISIKO DALAM PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk:

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

ANALISIS EFEKTIFITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN KARYAWAN (Studi Kasus PT CHERIA ALAM MANDIRI) Mita Kurniasih EB10

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

Topik ini akan mengulas tentang:

Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

Checklist Pengujian Pengendalian Intern. Apakah pejabat Negara membuat pakta integritas untuk melaksanakan PNBP dengan bersih, adil, dan transparan?

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL NAMA :ADRINUS NOLA PALI NIM : PRODI :SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN

Transkripsi:

OPTIMALISASI PERAN SPI DALAM PENGAWASAN DI PERGURUAN TINGGI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH. M.Hum. Inspektur Jenderal Kemristekdikti 1 Disampaikan Dalam Forum SPI PTN Seluruh Indonesia Palangkaraya 15 16 September 2015

Pengertian SPI Sistem pengendalian intern merupakan suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. 2

TUJUAN SPI Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern: 1. Menjaga kekayaan organisasi. 2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. 3. Mendorong efisiensi. 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen 3

JENIS SPI Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. 2. Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls). Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan. 4

PERAN PENTING SPI 1. Membantu manajemen dalam mengendalikan dan memastikan keberhasilan kegiatan organisasi. 2. Menciptakan pengawasan melekat, menutupi nkelemahan dan keterbatasan personel, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan. 3. Membantu auditor dalam menentukan ukuran sampel dan pendekatan audit yang akan diterapkan. 4. Membantu auditor dalam memastikan efektifitas 5. Audit, dengan keterbatasan waktu dan biaya audit 5

KETERBATASAN SPI 1. Kekeliruan pengoperasian sistem (mistake in judgement) karena terbatasnya informasi dan waktu, karena tekanan lingkungan, atau karena terbatasnya kemampuan, meskipun SPI sudah dilengkapi dengan pedoman penyelesaian masalah. 2. Pelanggaran sistem (breakdowns), baik disengaja atau tidak, misalnya karena kesalahan interpretasi, kecerobohan, gangguan lingkungan, perubahan personalia, atau perubahan sistem dan prosedur. 3. Kolusi, atau kerjasama negatif sekelompok orang. 4. Pelanggaran dengan sengaja oleh manajemen (management override) 5. Dilema biaya-manfaat (costs versus benefits) 6

LINGKUNGAN PENGENDALIAN Adalah kondisi lingkungan organisasi yang sehat untuk mendukung penerapan SPI, yang komponennya terdiri dari: 1. Integritas dan nilai-nilai etika yang tertanam dalam budaya organisasi, 2. Komitmen terhadap kompetensi, 3. Peran dan pengaruh dewan komisaris serta komite audit, 4. Filosofi manajemen dan gaya operasi organisasi, 5. Struktur organisasi yang mampu memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dengan baik, 6. Budaya dan aturan yang sehat dalam mekanisme penetapan otoritas dan tanggungjawab, 7. Kebijakan dan praktik yang sehat di bidang sumber daya manusia. 8. Pengaruh faktor-faktor eksteren organisasi 7

PROSEDUR PEMAHAMAN SPI Pemahaman SPI mencakup: 1. Memahami lingkungan pengendalian. 2. Memahami disain kebijakan dan prosedur masing-masing komponen SPI 3. Mengevaluasi penerapan nkebijakan dan prosedur. Pemahaman dilakukan dengan cara: 1. Review pengalaman dengan klien dalam penugasan audit sebelumnya. 2. Wawancara dengan manajemen, staff, serta personel pelaksana. 3. Inspeksi dokumen dan catatan. 4. Observasi aktivitas dan operasi perusahaan 8

ELEMEN SPI 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian 2. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan saja, tetapi juga menghasilkan pengendalian manajemen. 3. Prosedur Pengendalian Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendali-an manajemen dapat tercapai. 9

SECARA UMUM PROSEDUR PENGENDALIAN YANG BAIK TERDIRI DARI 1. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi. 2. Pembagian tugas. 3. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai. 10

INFORMASI YANG DIDAPAT DARI SPI Sistem pengendalian intern klien dalam setiap siklus transaksi harus cukup memberikan kepastian yang layak bahwa: 1. Transaksi yang tercatat adalah wajar. 2. Transaksi yang tercatat adalah sah 3. Transaksi diotorisasi sebagaimana mestinya 4. Transaksi yang ada sudah di catat 5. Transaksi dinilai sebagaimana mestinya 6. Transaksi diklasifikasikan sebagaimana mestinya 7. Transaksi dicatat pada waktu yang tepat 8. Transaksi dimasukkan dengan tepat ke dalam catatan pembantu dan diikhtisarkan dengan benar. 11

ARTI PENTING SPI Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen sudah lama diakui dalam profesi akuntansi, dan pengakuan tersebut makin meluas dengan alasan : 1. Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam banyak hal manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya perusahaan. 2. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpangan yang akan terjadi 3. Di lain pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hampir semu transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas. 12

13

LINGKUP PENGAWASAN ITJEN KEMRISTEKDIKTI 11 5 14 Audit Universe PTN Unit Utama 35 Program Nasional 118 Kegiatan Mandatori Satker non PTN Kopertis 38 Dari data lingkup audit tersebut, disusun Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan menggunakan pendekatan Audit Berbasis Risiko Hibah dan PHLN termasuk dalam data Program Nasional yang menjadi salah satu lingkup pengawasan Itjen Kemristekdikti 14

STRATEGI PENGAWASAN ITJEN KEMRISTEKDIKTI 1. Membangun komitmen seluruh jajaran Kemristekdikti, mulai dari pimpinan sampai staf terbawah. 2. Membangun sinergitas dengan pihak-pihak terkait (BPKP, Auditi, dan pihak ekternal lainnya) 3. Mengoptimalkan Kapasitas Inspektorat Jenderal: a. Mengoptimalkan peran dan layanan Inspektorat Jenderal audit kinerja, pemberian peringatan dini, dan konsultasi. b. Mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia Inspektorat Jenderal dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. c. Menerapkan praktik-praktik pemeriksaan intern yang profesional. d. Meningkatkan akuntabilitas dan manajemen kinerja Inspektorat Jenderal secara baik. e. Membangun hubungan dan budaya organisasi yang baik dengan pihak-pihak lain yang terkait. f. Menerapkan struktur tata kelola yang baik. 4. Mengoptimalkan Kapasitas dan Peran Satuan Pengawas Intern (SPI) PTN: a. Meningkatkan peran dan fungsi SPI sebagai pengawal PTN b. Mengupayakan penegasan struktur organisasi SPI PTN c. Meningkatkan kapabilitas SDM SPI PTN 15

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TUGAS ITJEN KEMRISTEKDIKTI TUGAS ITJEN: Menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kemristek dan Dikti PERPRES NO. 13 TAHUN 2015 PENGAWALAN TUGAS DAN FUNGSI KEMENRISTEK DAN DIKTI KEGIATAN 1. AUDIT 2. REVIU 3. EVALUASI 4. PEMANTAUAN 5. PENGAWASAN LAINNYA PERAN DAN POSISI ITJEN 1. PEMBERI PERINGATAN DINI 2. KATALISATOR 3. KONSULTAN Mencegah Mencegah dan melindungi sesuatu Dari ketidaknyamanan dan kehancuran MengarahkanMenghentikan Mendorong 16

TEMUAN SPI (1) Pengendalian internal perjalanan dinas, seperti kelemahan penyusunan SOP, TOR dan RAB, pengawasan penerbitan surat tugas, pengawasan pertanggung jawaban pelaksanaan perjalanan dinas. (2) Aturan internal yang mengatur narasumber FGD, rapat koordinasi. (3) Kejelasan output untuk membedakan narasumber dan peserta. (4) Koordinator Kegiatan seringkali tdk mencatat dan membukukan pengelolaan dana yang diterimanya (5) Belum adanya SOP baku mengenai mekanisme pembayaran UP dan TUP. (6) SOP pengadaan barang (7) Up dating inventarisasi aset (8) Lemahnya catatan pendistribusian barang habis pakai (9) Dokumentasi dan pelaporan kegiatan 17

TEMUAN KEPATUHAN (1) Perjalanan Dinas a. tidak melakukan perjalanan dinas b. tidak menerima lumpsum sesuai standard biaya c. tandatangan tidak sesuai d. pejabat penandatangan lembar SPPD tidak sesuai e. pelaksana perjalanan dinas melakukan absensi di kantor f. tidak ada surat penugasan g. salah penjumlahan sehingga terdapat lebih bayar h. pelaksana perjalanan dinas tidak jelas lembaganya (2) Pengadaan Barang a. tidak diketahui berapa unit barang yg diadakan dan berapa harga per unit barang b. kelebihan pembayaran atas pelaksanaan kegiatan yg dilaksanakan oleh EO c. pengadaan tidak didukung bukti yg sah d. pengadaan tidak didukung dokumen penawaran e. pengadaan tidak ada bukti penerimaan barang (3) Pembayaran Narasumber a. tandatangan berbeda; di daftar hadir, form honor dan lembar pertanggung jawaban b. narasumber tidak jelas instansinya c. ketidaksesuaian jumlah narasumber dan peserta rapat 18

PERAN ITJEN KEMRISTEKDIKTI Jangan Sampai Seperti ini!!! Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Mantan Menteri Agama 19