Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)2 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Aryo Satito dan Hariyanto

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP PEFORMANSI PEMESINAN DRILLING EDM MENGGUNAKAN EDM TIPE RELAKSASI (RC)

A. Pengertian Electrical Discharge Machine

BAB I PENDAHULUAN. machining adalah proses pemotongan bahan dengan memanfaatkan energi

BAB I PENDAHULUAN. Electrical discharge machining (EDM) yang merupakan metode

Analisis Pengaruh Time Buff Terhadap Tingkat Kekasaran dan Kekerasan Permukaan Pada Proses EDM MP-50 Material Stainless Steel SUS 304

OPTIMASI PARAMETER PERMESINAN TERHADAP LAJU PEMBUANGAN MATERIAL DAN KETELITIAN UKURAN (OVERCUT) PADA PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia manufaktur khususnya pada pembuatan tool dalam industri mold

Pengaruh Arus Listrik Terhadap Temperatur Spesimen Dan Laju Pemotongan Pada Edm Drilling

Parkway Street Batam Centre, Batam Jalan Kalimantan No.37, Jember. Jalan Kalimantan No.37, Jember

Studi Pengaruh Besar Arus dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking

TUGAS AKHIR TEKNIK MANUFAKTUR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP MRR, KEKASARAN PERMUKAAN, WEAR RATIO ELEKTRODA HASIL PROSES EDM SINKING

Purna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-03 PROSES NON KONVENSIONAL I

STUDI PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING DENGAN ELEKTRODA TEMBAGA

Pembimbing : Prof. Dr. Ing. Suhardjono MSc. Oleh : Dwi Rahmad F. NRP:

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

SIDANG TUGAS AKHIR METALURGI TEKNIK MESIN - ITS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3. Uraikan & jelaskan perbedaan yang mendasar antara teknik pressing & sintering konvensional dengan teknik pressing & sintering modern.

Optimalisasi Kualitas Pemotongan Sudut Pada Mesin Wire Cutting Electric Discharge Machining (Edm)

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

ANALISA KUALITAS PERMUKAAN BAJA AISI 4340 TERHADAP VARIASI ARUS PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING (EDM)

Pengaruh Besar Arus Listrik Dan Tegangan Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Pada Electrical Discharge Machining (EDM)

PENERAPAN LOGARITMA PADA PARAMETER PERMESINAN UNTUK MENENTUKAN KEMUDAHAN PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING

PENYELIDIKAN KEKUATAN TEKAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT DENGAN FILLER PALM SLAG SEBAGAI BAHAN PENYUSUN KANVAS REM SEPEDA MOTOR

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Prosiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Implementasi Metode Taguchi pada Proses EDM dari Tungsten Carbide

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI

SETING PARAMETER ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE UNTUK MENENTUKANKEKASARAN PERMUKAAN DAN LAJU PEMBUANGAN MATERIAL

Pengaruh Wire Tension Electrode Pada Mesin Wire EDM Terhadap Kepresisian Pemotongan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK ELEKTRODA EDM (ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE) DENGAN TENAGA HIDROLIK DARI BAHAN SERBUK TEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manufaktur berasal dari bahasa latin manu factus yang artinya made by hand yang pertama kali dikenalkan di

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TI-2121: Proses Manufaktur

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-04 PROSES NON KONVENSIONAL II

Tugas Akhir TM

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

ANALISA PEMBUATAN SERBUK TEMBAGA HASIL PROSES ELECTROREFINING METODE LABORATORIUM

Oleh : M. Mushonnif Efendi ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si.

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

11. PROSES PEMESINAN NONTRADISIONAL DAN PEMOTONGAN TERMAL

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

PENGARUH VARIABEL PEMOTONGAN TERHADAP KEAUSAN ELEKTRODA DAN BENDA KERJA PADA PROSES EDM

ANALISA KARAKTERISTIK PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP KEAUSAN ELEKTRODA PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM) PADA PEMBUATAN LUBANG DIES

STUDI KARAKTERISTIK ELEKTROPLATING KUNINGAN (Cu-Zn) PADA BAJA CARBON RENDAH (FeC) SA 516 DENGAN VARIABEL WAKTU

Pengaruh Besar Arus Listrik Pada Proses Wire Edm Terhadap Profile Error Involute Roda Gigi Lurus

BAB I PENDAHULUAN. ( Magnesium ditemukan dalam 60

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EDM (Electical Discharge Machine) Bagus Arlan Prayogo (2A/ ) Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta 2014 PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

PENGARUH ARUS, KANDUNGAN SULFUR, DAN GAS PELINDUNG TERHADAP MORFOLOGI LASAN PADA PENGELASAN GTAW DENGAN BUSUR DIAM.

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

Adanya pengembangan penggunaan gas pelindung pada las TIG. Ditemukannya porositas pada setiap variasi gas dari logam hasil las-lasan.

PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA KECEPATAN TINGGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh : Ridwan Sunarya Pembimbing : Dr. Widyastuti S.Si, M.Si Ir. Lilis Mariani, M.Eng. (LAPAN)

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

PROSES MANUFACTURING

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

sehingga dihasilkan sebuah produk yang solid dengan bentuk seperti Karakteristik yang penting dari partikel adalah: distribusi serbuk dan ukuran

BAB I PENDAHULUAN. di bidang industri mekanik dan elektronik untuk membuat produk dengan

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH

Pembahasan Materi #11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

BAB I PENDAHULUAN. komponen-komponen yang berukuran kecil. Pembuatan komponenkomponen. kecil tersebut hanya dapat dikerjakan dengan proses

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

Transkripsi:

KAJIAN MATERIAL REMOVAL RATE DAN ELECTRODE RELATIVE WEAR PADA ELEKTRODA EDM (ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE) BERBAHAN KOMPOSIT MATRIKS TEMBAGA DENGAN PENGUAT PARTIKEL KARBON Putri Nawangsari 1, Dedy Masnur 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Email : putrinawangsari@gmail.com Abstrak Penelitian ini mengamati pengaruh penambahan partikel karbon di dalam komposit matriks tembaga terhadap Material Removal Rate dan Electrode Relative Wear sebagai elektroda EDM. Partikel karbon digunakan sebagai penguat dengan variasi 0 ; 2,5 ; 5 dan 7,5 % volume dicampur dengan serbuk tembaga selama 2 jam dan ditekan menggunakan uniaxial single action dengan tekanan 350 MPa untuk menghasilkan green body. Green body kemudian disinter dengan variasi temperatur sintering 840 C, 870 C, dan 900 C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan partikel karbon pada 5% volume dengan temperatur sintering 900 C menghasilkan nilai optimum dari Electrode Relative Wear sebesar 11,79%, sedangkan nilai Material Removal Rate tertinggi terjadi pada penambahan karbon 0% volume dengan temperatur sintering 900 C yaitu 0.067gr/min. Kata kunci : elektroda EDM, Electrode Relative Wear, Green body, komposit matriks tembaga,, Material Removal Rate, sintering 1. PENDAHULUAN EDM (Electrical Discharge Machine) adalah proses pengerjaan material yang dikerjakan oleh sejumlah loncatan bunga api listrik (spark) melalui celah kecil yang diisi dengan cairan dielektrik antara elektroda dan benda kerja (Fuller, 1989). Energi listrik dari loncatan bunga api listrik diubah menjadi energi panas sehingga energi panas menimbulkan plasma temperatur tinggi dan mengikis material benda kerja. Elektroda EDM berfungsi untuk menyebarkan electrical discharge dan untuk mengikis benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Secara teoritis setiap material yang dapat menghantarkan listrik dapat digunakan sebagai elektroda pahat dimana elektroda yang terbaik memiliki tahanan listrik rendah, konduktivitas panas yang baik, dan memiliki titik leleh yang tinggi (Amorim dan Weingaertner, 2004). Tembaga banyak digunakan sebagai elektroda EDM (Electrical Discharge Machine) karena memiliki konduktivitas elektrik dan panas yang baik, tahan terhadap korosi, dan mampu terhadap temperatur tinggi, tetapi tembaga murni sangat sukar dikerjakan dengan metode konvensional (dibubut, frais, dan gerinda) karena sifatnya yang ulet sehingga perlu ditambahkan unsur-unsur untuk memperbaiki sifat machinability dan sifat mekanis. Karbon juga digunakan sebagai elektroda EDM karena memiliki sifat tahan terhadap temperatur tinggi dan tidak terpengaruh oleh kejutan panas (thermal-shock) yang terjadi pada waktu proses permesinan EDM berlangsung, harganya lebih murah, dan lebih ringan dibandingkan dengan elektroda dari metal sehingga tidak memberatkan pemegang pahat, tetapi kelemahannya adalah material karbon bersifat abrasive dan getas (Rival, 2005), sehingga menjadi kendala apabila dikendaki bentuk elektroda bersudut tajam pada proses permesinan EDM. Menggabungkan antara material tembaga dengan material karbon untuk mendapatkan sifat yang lebih baik dari material pembentuknya bisa dilakukan dengan membentuk MMCs (Metal Matrix Composites) seperti yang telah dilakukan oleh Tsai dkk (2003) yang menggabungkan tembaga sebagai matriks dengan partikel penguat Cr sebesar 0%, 20%, dan 43% berat untuk membentuk elektroda EDM dengan variasi tekanan kompaksi 10 MPa, 20 MPa, dan 30 MPa. MMCs dengan penguat partikel pembuatannya dapat dilakukan dengan metode metalurgi serbuk. Secara singkat proses metalurgi serbuk meliputi pencampuran serbuk (mixing), pengempaan serbuk (compacting), dan proses sintering (German, 1994). Penelitian ini menggabungkan sifat antara tembaga dan karbon untuk membentuk MMCs (Metal Matrix Composites) dengan metode metalurgi serbuk sehingga hasil penelitian ini diharapkan didapatkan suatu material baru yang dapat digunakan sebagai elektroda EDM yang dapat memberikan efisiensi pada proses machining. M-78

The image part with relationship ID rid7 was not found in the file. 1. METODOLOGI PENELITIAN 1. Bahan 2. Serbuk Cu, ukuran +230 mesh ASTM (63µm), sebagai matriks dengan komposisi seperti tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia serbuk tembaga 3. Serbuk Karbon, ukuran +270 mesh ASTM (53µm), sebagai penguat dengan komposisi seperti tabel 2. Tabel 2. Komposisi kimia serbuk karbon Kandungan C Ash Moisture % berat min 85 maks 5 maks 3 4. Stainless Steel AISI 304 sebagai bahan cetakan (die) 5. Amutit S sebagai bahan penekan (punch) 6. Gas Argon, pada saat proses sintering 7. S45C sebagai material benda kerja pada proses EDM 8. Pembuatan Spesimen dan Prosedur Pengujian Serbuk dengan kandungan karbon 0; 2,5; 5; dan 7,5% volume dicampur dengan serbuk tembaga selama 2 jam dengan menggunankan rotating cylindrical pada kecepatan 2 rpm untuk mendapatkan distribusi ukuran partikel yang homogen. Setelah serbuk dicampur selanjutnya serbuk dimasukan ke dalam cetakan dan dikompaksi dengan menggunakan uniaxial single action pada tekanan 350 MPa. Penekanan ditahan selama 5 menit untuk mendapatkan spesimen yang padat sehingga cukup kuat untuk dikeluarkan dari cetakan untuk mendapatkan green body dengan dimensi Ø12 x 10 mm (Gambar 1). Green body selanjutnya disinter pada kondisi vakum yang dialiri gas Argon untuk mencegah oksidasi. Sintering dilakukan pada temperatur 840 C, 870 C, dan 900 C selama 60 menit dengan kenaikan temperatur 5 C/menit yang dimulai dari temperatur ruang. Gambar 1. Spesimen setelah proses sintering pada variasi temperatur 840 C, 870 C, dan 900 C 9. Pengujian EDM Spesimen yang sudah disintering digunakan sebagai elektroda EDM untuk diuji Material Removal Rate (MRR) dan Electrode Relative Wear (ERW) pada material benda kerja S45C. Parameter pengujian Benda Kerja S45C Elektroda Komposit Cu-C (Ø12 x 10 mm) M-79

Fluida dielectric Esso Univolt 64 Polaritas, P Positif (+) Peak Current, Ip Open Circuit Voltage, Vo Pulse On Pulse Off Side Gap Kedalaman pengerjaan benda kerja 12 A 50 V 2,5 detik (discharge) Flushing 2,5 3 detik 0.03 mm 3 mm Gambar 2. Geometri elektroda dan benda kerja proses EDM 2.3.1 Pengukuran Material Removal Rate (MRR) dan Electrode Relative Wear (ERW) Material Removal Rate adalah laju pengerjaan atau pemakanan material terhadap waktu dengan menggunakan elektroda EDM. MRR diukur dengan membagi berat benda kerja sebelum dan setelah proses machining terhadap waktu yang dicapai (Rival, 2005) atau volume material yang telah dikerjakan terhadap waktu (Bagiasna, 1978). Persamaan yang digunakan untuk menentukan nilai Material Removal Rate : = (gr/min) (1) dengan, W b : berat benda kerja sebelum machining (gr) Wa : berat benda kerja setelah machining (gr) t m : waktu yang digunakan untuk proses machining (min) Electrode Relative Wear adalah laju keausan/material removal yang tejadi pada elektroda (pahat), nilai Electrode Relative Wear dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : = 100% (2) dengan, EWW : selisih berat elektroda sebelum dan setelah digunakan (gr) WRW : selisih berat benda kerja sebelum dan setelah dikerjakan (gr) 2. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh kandungan karbon terhadap Material Removal Rate (MRR) Grafik hubungan antara Material Removal Rate (MRR) dengan kandungan karbon pada temperatur sintering 840 C, 870 C, dan 900 C ditunjukkann pada gambar 3. M-80

The image part with relationship ID rid7 was not found in the file. Gambar 3. Material Removal Rate pada variasi kandungan karbon MRR cenderung menurun seiring dengan meningkatnya penambahan kandungan karbon, hal ini disebabkan karena konduktivitas listrik karbon lebih rendah dibandingkan dengan konduktivitas listrik tembaga sehingga dengan penambahan kandungan karbon pada matriks tembaga konduktivitas listrik akan berkurang. Pada saat proses permesinan EDM juga menunjukkan bahwa stabilitas arus yang dilepaskan untuk komposit matriks tembaga 0% vol C sebesar 100%; 2,5% vol C sebesar 80%; 5% vol C sebesar 70% dan 7,5% vol C sebesar 60%, dimana arus listrik yang konstan (stabilitas mesin 100%) akan mempertinggi frekuensi pelepasan bunga api listrik sehingga menghasilkan MRR yang tinggi (Bagiasna, 1978). Rival (2005) juga menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi MRR adalah besarnya arus listrik dari elektroda, arus listrik yang tinggi akan menghasilkan MRR yang tinggi karena dengan besarnya arus akan meningkatkan energi discharge yang menyebabkan pelelehan lokal pada area benda kerja yang dikerjakan. Gambar 4 dan gambar 5 menunjukkan hasil pengamatan SEM untuk permukaan elektroda komposit setelah proses pemesinan EDM terlihat lebih kasar karena permukaan yang kasar/runcing akan mempermudah loncatan elektron yang menghasilkan konduktivitas listrik yang paling tinggi. Miller dkk (2004) juga menyatakan bahwa elektroda dengan permukaan yang kasar setelah proses permesinan EDM menghasilkan MRR yang tinggi. Gambar 4. Pengamatan SEM, elektroda komposit setelah proses permesinan EDM dengan kandungan karbon 5% volume pada temperatur sintering 900 C M-81

Gambar 5. Pengamatan SEM, elektroda komposit setelah proses permesinan EDM dengan kandungan karbon 7,5% volume pada temperatur sintering 840 C 4.2 Pengaruh Kandungan Karbon terhadap Grafik hubungan antara Electrode Relative Wear (ERW) dengan kandungan karbon pada temperatur sintering 840 C, 870 C, dan 900 C ditunjukkann pada gambar 6. Gambar 6. Electrode Relative Wear pada variasi kandungan karbon Secara umum ERW rendah untuk material yang mempunyai titik lebur tinggi (Amorim dan Weingaertner, 2004). ERW komposit menurun dengan meningkatnya kandungan karbon sampai 5 % volume karena nilai porositas komposit menurun sehingga elektroda tidak mudah tererosi akibat panas sedangkan elektroda dengan penambahan karbon 7,5% volume laju keausan elektroda mengalami peningkatan, hal ini disebabkan porositas yang tinggi sehingga kekuatan ikatan antar butiran antar serbuk lemah yang menyebabkan lebih mudah tererosi akibat panas selama proses permesinan EDM berlangsung. Gambar 7 menunjukkan struktur mikro dari komposit matriks tembaga dengan variasi kandungan karbon 2,5 % vol; 5 %vol; dan 7,5 %vol pada temperatur sintering 900 C, dari gambar tersebut terlihat bahwa porositas terendah terlihat pada kandungan karbon 5 %volume. Gambar 7. Struktur mikro komposit matriks tembaga pada temperatur sintering 900 C dengan kandungan karbon (a) 2,5 %; (b) 5 % ; (c) 7,5 % M-82

3. KESIMPULAN 1. Laju pemakanan (MRR) meningkat dengan peningkatan temperatur sintering dan menurun dengan penambahan kandungan karbon sampai 7,5% volume sebesar 7,14 % pada perlakuan temperatur sintering 840 C, 8,06 % pada perlakuan temperatur sintering 870 C, dan 13,43 % pada perlakuan temperatur sintering 900 C. 2. Laju keausan elektroda (ERW) menurun seiring dengan peningkatan temperatur sintering dan penambahan kandungan karbon 5% volume 3. Komposit matriks tembaga dengan penguat karbon yang dapat digunakan sebagai elektroda EDM terbaik adalah penambahan kandungan karbon sebesar 5 % volume pada temperatur sintering 900 C. 4. DAFTAR PUSTAKA ASM International, 1998, ASM Powder Metal Technologies vol.7. Amorim, F.L., dan Weingaertner, W.L., 2004, Die-Sinking Electrical Discharge Machining of a High-Strength Copper-Based Alloy for Injection Molds, Mechanical Science Engineering, vol.26, pp.137-144. Bagiasna, K., 1978, Proses-proses non Konvensionel, Departemen Mesin, Institut Teknologi Bandung. Fuller, E. John, 2002, Electric Discharge Machining, ASM International vol.16, pp. 557 564 German, R.M., 1994, Powder Metallurgy Science 2 nd edition, Metal Powder Industries Federation, Princenton, New Jersey. Miller, S., Shih, A., dan Qu, J., 2004, Investigation of The Spark Cycle on Material Removal Rate in Wire Electrical Discharge Machining of Advanced Material, International Journal of Machined Tool and Manufacture, Science Direct, Elsevier, vol. 44, pp. 391 400. Rival, 2005, Electrical Discharge Machining of Titanium Alloy Using Copper Tungsten Electrode With SiC Powder Suspension Dielectric Fluid, Thesis S2, Fakulti Kejuruteraan Mekanikal, Universiti Teknologi Malayasia. Tsai, H.C., Yan, B. H., dan Huang, F. Y., 2003, EDM Performance of Cu/Cr Based Composite Electrode, International Journal of Machine Tool & Manufacture, vol.43, pp. 245 252. M-83