BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan

I. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBERIAN EKSTRAK TOMAT

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. jenuh dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan terjadinya dislipidemia.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko yang membahayakan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan akhirnya mengalami proses penuaan. Jumlah penduduk lanjut usia di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RINGKASAN. melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Proses penuaan bukan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tomat atau dalam bahasa latin disebut Lycopersicum esculentum

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. Distribusi jenis kelamin pada penelitian ini laki-laki lebih banyak daripada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. (sedentary lifestyle) dan kurangnya aktivitas olahraga (Tsujii, 2004). Salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Kemajuan jaman dewasa ini telah membuat sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

I. PENDAHULUAN. kadar kolesterol total terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dan diikuti

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anti Aging Medicine (AAM) adalah ilmu yang berupaya memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang akan terjadi pada setiap manusia, akan tetapi proses itu dapat diperlambat atau dicegah dengan berbagai macam upaya untuk menjadi panjang umur, tetap dalam kondisi sehat dan kualitas hidup yang baik. Saat ini gaya hidup dan pola makan yang dianggap modern justru menimbulkan berbagai macam penyakit yang menyebabkan proses penuaan semakin cepat. Banyak faktor yang menyebabkan proses penuaan ini cepat terjadi. Secara garis besar faktor-faktor ini dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal ialah radikal bebas, hormon yang berkurang, proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun, dan genetik. Faktor eskternal yang utama ialah gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaan hidup yang salah, polusi lingkungan, stres, dan kemiskinan. Faktor internal dan faktor eksternal ini, bila dapat dikendalikan dan dihindari maka proses penuaan pun tentu dapat dicegah, diperlambat, bahkan mungkin dihambat dan kualitas hidup dapat dipertahankan (Pangkahila, 2007). Salah satu faktor eksternal yaitu diet yang tidak sehat, misalnya mengkonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak jenuh, makanan tinggi lemak seperti gorengan, kuning telur, otak, daging yang bila dikonsumsi 1

2 secara berlebihan akan mengakibatkan masalah kesehatan seperti dislipidemia, hipertensi dan penyakit jantung koroner (PJK) (Sesso et al., 2004). Lemak darah terdiri dari low density lipoprotein (LDL), trigliserida (TG), dan high density lipoprotein (HDL). Kadar TG yang tinggi >250 mg/dl, kadar kolesterol LDL yang tinggi diatas 130 mg/dl dalam jangka waktu lama bersifat aterogenik, yaitu berisiko terbentuknya ateroskleroris pada pembuluh darah terutama aorta yang dapat menimbulkan penyakit jantung koroner. Sedangkan kadar kolesterol HDL tinggi di atas 45 mg/dl memiliki efek protektif karena berperan mengeluarkan kolesterol dari jaringan dan mengembalikannnya ke hati (Kersshaw dan Flier, 2004 ). Tingginya konsumsi lemak jenuh secara terus menerus akan mengakibatkan metabolisme lemak yang berlebihan, dan hal ini berpotensi untuk terbentuknya radikal bebas dalam tubuh. Seperti diketahui bahwa radikal bebas endogen dapat terbentuk dari proses enzimatik dan non-enzimatik. Proses enzimatik antara lain: proses respirasi sel, proses pencernaan dan proses metabolisme. Sedangkan proses non-enzimatik terjadi pada proses inflamasi dan iskemia (Pham-Huy et al., 2008). Isoprostan adalah prostaglandin like compound yang diproduksi dari esterifikasi asam arakidonat di jaringan oleh reaksi katalis non enzimatik radikal bebas in vivo, sebagai respon dari radikal bebas dan reactive oxygen species (ROS) (Janssen, 2001). Peranan isoprostan penting untuk pengukuran peroksidasi lipid dan stres oksidatif. Lipid adalah target utama serangan radikal bebas, yang menyababkan peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid berhubungan dengan

3 aterosklerosis, yang prosesnya bisa dihentikan dengan antioksidan (Jay dan Heinecke, 2001). Aterosklerosis adalah penebalan dinding pembuluh darah besar pada lapisan intima. Mekanisme aterosklerosis bermula dari peningkatan radikal bebas (ROS dan nitric oxide) yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas endotel pembuluh darah. Peningkatan permeabilitas endotel pembuluh darah diikuti dengan masuknya LDL teroksidasi yang kemudian dimakan oleh makrofag dan terbentuklah sel busa (foam cells) (Rader dan Hobbs, 2005). Sel busa yang terbentuk akan saling berikatan dan merangsang proliferasi sel otot polos lapisan media pembuluh darah menuju lapisan intima. Proses terbentuknya aterosklerosis ini mengakibatkan lumen pembuluh darah menyempit dan aliran darah terganggu (Mitchell dan Schoen, 2010). Dislipidemia merupakan salah satu penyebab aterosklerosis, hal ini terbukti bahwa: 1. Atheroma mengandung kolesterol plasma dan kolesterol ester. 2. Beratnya aterosklerosis berhubungan dengan tingginya kolesterol plasma dan rendahnya HDL darah. 3. Oksidasi LDL dapat dicegah dengan memberikan antioksidan. Antioksidan merupakan agen protektif yang mampu menonaktifkan reactive oxygen species (ROS), sehingga dapat mencegah kerusakan oksidatif. Antioksidan secara alami berada di dalam sel manusia (endogen) diantaranya adalah super oxide dismutase (SOD), catalase (CAT) dan gluthathion peroxidase (GPx). Selain antioksidan endogen, adapula antioksidan eksogen yang berasal dari makanan

4 sehari-hari yang juga diperlukan untuk meminimalkan stres oksidatif, seperti vitamin C, vitamin E, β-karoten, dan senyawa fitokimia (karotenoid, isoflavon, saponin, polifenol) (Swastika et al., 2013). Tomat (Solanum lycopersicum) kaya akan vitamin C dan beberapa antioksidan seperti vitamin E dan likopen. Selain itu tomat juga mengandung serat makanan alami yang sangat baik bagi pencernaan manusia. Tomat juga mengandung protein, maka dari itu tomat merupakan buah yang sangat sarat gizi. Dalam 180 g buah tomat ranum mengandung sekitar 34,38 mg (57,3%) vitamin C, kandungan serat mencapai 1,98 g, dan protein sekitar 1,58 g. Menurut Regina dkk. (2008) kandungan likopen dalam 1 kg tomat ranum adalah 14,725 mg. Likopen dari tumbuhan alami berada secara dominan dalam bentuk all- trans, bentuk paling stabil secara termodinamika. Likopen mengalami isomerisasi cis-trans yang dipengaruhi oleh energi, cahaya, suhu, dan reaksi kimia (Sumardiono et al., 2008). Hasil analisis Laboratorium Pangan Universitas Udayana menyatakan bahwa kandungan likopen dalam 1 kg ekstrak tomat adalah 10,0174 mg. Argawal dan Rao (2000) menyatakan bahwa aktivitas antiaterosklerosis likopen pada buah tomat didasarkan pada efek stimulan yang terjadi, baik secara oksidatif maupun non oksidatif. Pada mekanisme oksidatif likopen diduga mencegah aterosklerosis dengan memproteksi biomolekul seluler penting, antara lain lipid dan lipoprotein. Dalam mekanisme non oksidatif, efek antiaterosklerosis likopen bekerja sebagai agen hipokolesterolemik dengan menghambat laju HMG- CoA (3- Hydroxy - 3- Methylgutaryl coenzim A) reduktase yang berperan penting pada sintesis kolesterol, serta mengaktifkan reseptor LDL. Disamping itu pula

5 likopen berperan sebagai antioksidan dengan mengikat radikal bebas superoksid (O2*-) sehingga membentuk ikatan yang tidak reaktif dan reaksi berantai radikal bebas akan terputus (Antocomp, 2009). Studi lain menyatakan bahwa likopen juga bekerja dengan cara menghilangkan singlet oxygen dengan kecepatan 2 kali lebih besar dibandingkan β-karoten (Campbell et al., 2007). Penelitian Sulistyowati (2006) menunjukan peningkatan status antioksidan pada pemberian ekstrak tomat yang mengandung likopen pada dosis 1,08 mg/ekor per hari pada tikus jantan galur Wistar. Selamet dkk. (2013) membuktikan ekstrak tomat dosis 20-40 mg/kg bb mampu mencegah pembentukan plak pada arteri koronaria. Dari pemaparan diatas, perlu dibuktikan keterkaitan antara pemberian ekstrak tomat dengan pencegahan dislipidemia dan sebagai antioksidan dalam upaya pencegahan terjadinya aterosklerosis. Atas dasar kedua penelitian tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat ekstrak tomat dalam mencegah peningkatan kadar TG dan LDL, mencegah penurunan kadar HDL dan sebagai antioksidan dalam upaya pencegahan terjadinya aterosklerosis. 1.2 Rumusan Masalah Memperhatikan latar belakang tersebut, maka disusunlah perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ekstrak tomat dapat mencegah peningkatan kadar TG darah tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol?

6 2. Apakah ekstrak tomat dapat mencegah peningkatan kadar LDL darah tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol? 3. Apakah ekstrak tomat dapat mencegah penurunan kadar HDL darah tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol? 4. Apakah ekstrak tomat dapat mencegah peningkatan kadar F2 isoprostan pada urin tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui pengaruh ekstrak tomat terhadap kadar TG, LDL, HDL, dan sebagai antioksidan dalam upaya pencegahan aterosklerosis. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pemberian ekstrak tomat dapat mencegah peningkatan kadar TG darah tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol. 2. Untuk mengetahui pemberian ekstrak tomat dapat mencegah peningkatan kadar LDL darah tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol. 3. Untuk mengetahui pemberian ekstrak tomat dapat mencegah penurunan kadar HDL darah tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol.

7 4. Untuk mengetahui pemberian ekstrak tomat dapat mencegah peningkatan kadar F2 isoprostan pada urin tikus Wistar yang diberikan pakan tinggi lemak dan tinggi kolesterol. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat ilmiah 1. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dalam metode penurunan TG, LDL darah, peningkatan kadar HDL darah dan sumber antioksidan dalam upaya pencegahan terjadinya aterosklesrosis. 2. Hasil penelitian ini melengkapi temuan tentang manfaat buah tomat sebelumnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Ekstrak tomat dapat dipergunakan sebagai salah satu cara mencegah peningkatan kadar TG dan kadar LDL darah, mencegah penurunan kadar HDL darah, serta sebagai antioksidan dalam upaya pencegahan terjadinya aterosklerosis.