Sulfanawati Ahmad Esther Hutagaol Reginus Malara. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

e-journal Keperawatan (ekp) volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN KB DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAPITU KECAMATAN AMURANG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PUS TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUANGAN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

STIKES NGUDI WALUYO. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL KB KOMBINASI DENGAN HIPERTENSI PADA AKSEPTOR PIL KB DI PUSKESMAS ENEMAWIRA KABUPATEN SANGIHE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KEBERFUNGSIAN KEKUATAN KELUARGA DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI DESA RAMBIGUNDAM KECAMATAN RAMBIPUJI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA BERENCANA PADA KELOMPOK IBU DI WILAYAH PUSKESMAS I SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN KB HORMONAL DAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN


BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI POLI KIA PUSKESMAS TUMINTING

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pemilihan Kontrasepsi di Puskesmas Padang Pasir Padang

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU USIA REMAJA DAN DEWASA MUDA TENTANG KB DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SETELAH MELAHIRKAN DI PUSKESMAS MABAPURA KABUPATEN HALMAHERA TIMUR Sulfanawati Ahmad Esther Hutagaol Reginus Malara Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Abstract: The success of family planning programs in Indonesia are caused by several factors, one of which factors knowledge. Purpose: to determine the relationship between knowledge teen age mothers and young adults about birth control with the use of contraceptives after childbirth. Technique: The study used a cross-sectional method, sample selection teen age mothers in total sampling and for mothers of young adults with purposive sampling. The sample of 60 respondents. The independent variable was the knowledge teen age mothers and young adults about birth control. Data was collected using a questionnaire. The data analysis using chi-square test with significance level 95% (α 0.05). Results: respondents with the highest yields is age teen mothers (66.7%), secondary education (43.3%), did not use birth control (68.3%), multigravida (53.4%), and lack of knowledge (65 %). The results of the statistical test p value = 1.000> α (0.05), then there is nothing a relationship between mother's knowledge about family planning with the use of contraceptives. Suggestion: It should further improve the quality of the health center in the provision of counseling about contraception, family planning program as well. Keywords: Knowledgemothers, contraception, childbirth Abstrak: Keberhasilan program KB di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya faktor pengetahuan. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu usia remaja dan dewasa muda tentang KB dengan penggunaan alat kontrasepsi setelah melahirkan. Teknik Penelitian: Penelitian menggunakan metode cross sectional, pemilihan sampel ibu usia remaja secara total sampling dan untuk ibu dewasa muda secara purposive sampling. Jumlah sampel 60 responden. Variabel independen adalah pengetahuan ibu usia remaja dan dewasa muda tentang KB. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar kuesioner. Teknik analisa data menggunakan uji chi-square pada tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Hasil: responden dengan hasil tertinggi adalah ibu usia dewasa muda (66,7%), pendidikan SMP (43,3%), tidak menggunakan KB (68,3%), multigravida (53,4%), dan pengetahuan kurang (65%). Hasil uji statistik nilai p value = 1,000 > α (0,05), maka tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang KB dengan penggunaan alat kontrasepsi. Saran: Hendaknya pihak Puskesmas lebih meningkatkan kualitas dalam pemberian penyuluhan mengenai Program KB juga alat kontrasepsi. Kata kunci : Pengetahuan ibu, alat kontrasepsi, melahirkan

PENDAHULUAN Peristiwa kelahiran disuatu daerah menyebabkan perubahan jumlah dan komposisi penduduk. Perubahan kearah pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi dapat menimbulkan berbagai persoalan (Handayani, 2010). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan bahwa pihak BKKBN sendiri sangat kesulitan menekan angka pertumbuhan penduduk. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 mengatakan angka kelahiran total tetap menunjukkan angka 2,6 anak per-wanita yang menunjukkan tidak ada penurunan tingkat kelahiran dalam kurun 10 tahun terakhir. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih 1,5%. Sementara negara berkembang lain laju pertumbuhan penduduknya di bawah 1% (Tempo, 2013). BKKBN juga menambahkan faktor penyebab masih tingginya angka kelahiran total adalah meningkatnya jumlah pasangan usia muda. Pernikahan di Indonesia 4,8% dari total jumlah pernikahan dilakukan anak usia 10-14 tahun. Sementara itu, persentasi tertinggi adalah perempuan menikah dari kelas usia 15-19 tahun, yaitu 41,9% dari total jumlah pernikahan di Indonesia (Depkes, 2013). Dibanding lima tahun sebelumnya, jumlah pasangan usia muda yang mempunyai anak terus meningkat. Berdasarkan survei SDKI 2012, angka kesuburan wanita usia 15-19 tahun sebesar 48 per 1.000 wanita, disisi lain tingkat penggunaan KB hanya meningkat 5% dalam 5 tahun, ini menunjukkan program KB itu sendiri belum memberikan capaian hasil yang memuaskan (Depkes, 2013). Program KB (Keluarga Berencana) menurut UU No.10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Handayani, 2010). Macam-macam metode kontrasepsi yang ada dalam program KB di Indonesia, antara lain: Metode kontrasepsi sederhana (tanpa alat dan dengan alat), metode kontrasepsi hormonal (kombinasi dan yang hanya berisi progesterone saja), metode dengan alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) (mengandung hormonal dan yang tidak mengandung hormon), metode kontrasepsi Mantap (Metode operatif wanita dan metode operatif pria), metode kontrasepsi darurat (pil dan AKDR) (Handayani, 2010). Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksanaan dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani, 2010). Berdasarkan survei pasangan usia subur di Indonesia menunjukan bahwa 15% PUS langsung merespon ya untuk ber-kb, 15-55% merespon ragu-ragu untuk ber- KB, 30% PUS merespon tidak untuk ber- KB. Angka di atas menjelaskan persentasi bagi PUS yang tidak menggunakan KB lebih tinggi dibandingkan persentasi PUS yang menggunakan KB (Handayani, 2010). Ketidak-berhasilan program KB di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor sosial ekonomi, faktor budaya, juga faktor pengetahuan. Dalam faktor pengetahuan sangat dibutuhkan peran pendidikan sendiri khususnya ditujukan kepada penyediaan pendidikan dasar bagi wanita. Hal ini bukan saja disebabkan oleh jumlah dan peranan wanita yang menentukan di lingkungan pendidikan keluarga, akan tetapi disebabkan pula oleh kenyataan bahwa lebih. dari 50% kaum

wanita di Indonesia menurut sensus penduduk tahun 2007 masih buta huruf. Peningkatan pendidikan kaum wanita tersebut diharapkan akan turut memberikan pengaruh langsung bagi berhasilnya program keluarga berencana dan kebijaksanaan kependudukan nasional pada umumnya (Bappenas, 2010). Data yang diperoleh dari Puskesmas Mabapura Kabupaten Halmahera Timur pada bulan Januari-Maret 2014 tercatat penggunaan alat kontrasepsi setelah melahirkan yaitu ibu usia remaja berjumlah 24 orang dan dewasa muda berjumlah 97 orang, sehingga total ibu yang menggunakan alat kontrasepsi berjumlah 121 orang. Angka ini menunjukkan bahwa hanya terdapat 64% penggunaan alat kontrasepsi pada ibu usia remaja dan dewasa muda di Puskesmas Mabapura, karena angka ini dibandingkan dengan jumlah total ibu remaja dan ibu usia muda yang melahirkan pada bulan Januari-Maret di Puskesmas Mabapura Kabupaten Halmahera Timur yaitu 210 orang. Berarti ada sekitar 89 ibu usia remaja dan dewasa muda yang melahirkan di Puskesmas Mabapura Kabupaten Halmahera Timur tidak menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan. Pada survei awal berupa wawancara yang dilakukan kepada 10 ibu yang menggunakan alat kontrasepsi dan 7 ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Dari 10 ibu yang menggunakan alat kontrasepsi mengatakan belum terlalu memahami mengenai alat kontrasepsi lebih jelas, sedangkan ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi mengungkapkan alasan bahwa tidak menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan kurang mengetahui mengenai fungsi dan peran alat kontrasepsi itu sendiri, selain itu beberapa ibu juga mengatakan bahwa takut dengan jarum suntik dan yang lain beralasan takut menggunakan KB karena tidak mau berat badan naik. Hal ini menunjukkan adanya masalah kurangnya pengetahuan ibu tentang KB dengan penggunaan alat kontrasepsi. Berdasarkan masalah diatas maka peneliti tertarik meneliti Hubungan Pengetahuan Ibu Usia Remaja dan Dewasa Muda tentang KB dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi setelah melahirkan di Puskesmas Mabapura Kabupaten Halmahera Timur. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian telah dilakukan di Puskesmas Mabapura Kabupaten Halmahera Timur dengan alokasi waktu penelitian mulai tanggal 7-21 Juli 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah rata-rata per bulan ibu usia remaja dan dewasa muda yang terdaftar di Puskesmas Mabapura. Sehingga populasi ibu usia remaja adalah 14 orang dan populasi ibu dewasa muda 56 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu usia remaja dan dewasa muda, dimana sampel untuk ibu usia remaja di ambil secara total sampling, sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 14 orang. Sedangkan, sampel untuk ibu dewasa muda diambil secara purposive sampling, dengan jumlah responden 46 orang, sehingga total sampel adalah 60 orang. Kriteria inklusi dari penelitian ini yaitu ibu yang berusia 11-30 tahun yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, ibu remaja dan dewasa muda yang sudah pernah melahirkan dan memiliki anak yang hidup dan remaja yang berusia 11 tahun. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa lembar kuesioner untuk mengukur pengetahuan ibu tentang KB dan penggunaan alat kontrasepsi yang telah diuji validitasnya mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Nilai r tabel dilihat dengan menggunakan tabel r. Rumus : df = n 2 = 20-2 = 18 pada tingkat kemaknaan 5%, didapat nilai r tabel = 0.443. Kuisioner terdiri dari 14 pernyataan positif, jika benar nilainya 1 dan salah nilainya 0. Berikut

merupakan penjelasan tentang penggolongan kategori penilaian kuesioner pengetahuan : Jumlah item = 14 Skor tertinggi = 14 Skor terendah = 0 Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) = (14 + 0) : 2 = 7 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi penilaian baik jika skornya 7 dan kurang baik jika skornya <7. Untuk mengetahui penggunaan kontrasepsi setelah melahirkan digunakan lembar observasi. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan melalui tahap editing, koding, processing, dan cleaning. Analisis univariat dilakukan dengan menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dari semua variabel penelitian yaitu umur, pendidikan, penggunaan KB, jenis KB yang digunakan, jumlah anak hidup, dan pengetahuan. Analisis Bivariat untuk mencari ada tidaknya hubungan masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic uji chi-square atau x 2 mengetahui hubungan pengetahuan ibu usia remaja dan dewasa muda tentang KB dengan penggunaan kontrasepsi setelah melahirkan di Puskesmas Mabapura, dengan tingkat kemaknaan 95% (α 0.05). Etika penelitian meliputi Informed consent, Anonimity (tanpa nama), dan Confidentiality. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi responden menurut usia Usia N % Usia remaja (11-21 tahun) 20 33,3 Dewasa muda (22-30 tahun) 40 66,7 Tabel 2. Distribusi responden menurut pendidikan Pendidikan N % SD SMP SMA PERGURUAN TINGGI 2 26 20 12 3,3 43,4 33,3 20 Tabel 3. Distribusi responden menurut jenis KB Jenis KB N % Pil 5 8,3 Suntik Tidak KB 14 41 23,3 68,4 Tabel 4. Distribusi responden menurut jumlah anak hidup. Status Paritas N % Gravida Primigravida 8 20 13,3 33,3 Multigravida 32 53,4 Tabel 5. Distribusi responden menurut penggunaan KB. Penggunaan N % KB Ya Tidak 19 41 31,7 68,3 Tabel 6. Distribusi responden menurut pengetahuan ibu tentang KB Pengetahuan N % Baik Kurang 21 39 35,0 65,0

Pengetahu an Ibu Usia Remaja Tabel 7. Analisis hubungan antara pengetahuan ibu usia remaja tentang KB dengan penggunaan alat kontrasepsi Baik 1 Menggunakan KB Ya Tidak Total n % n % n % 100. 0 Kurang 0 0.0 12 7 36, 8 63, 2 P value Tabel 8. Analisis hubungan antara pengetahuan ibu dewasa muda tentang KB dengan penggunaan alat kontrasepsi Berdasarkan karakteristik dari masingmasing variable independen (pengetahuan ibu usia remaja dan dewasa muda tentang KB) dan variabel dependen (penggunaan alat kontrasepsi setelah melahirkan) didapatkan frekuensi umur ibu di Puskesmas Mabapura Kabupaten Halmahera Timur terbanyak yaitu ibu usia dewasa muda yaitu umur 22-30 tahun berjumlah 40 orang (66,7%). Hasil penelitian ini sama dengan Handayani (2012) yang melakukan penelitian pada ibu di Desa Rambigundam Kabupaten Jember dimana sebagian besar responden terbanyak yaitu ibu dengan usia dewasa muda sebanyak 86%. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa responden paling banyak adalah ibu dengan pendidikan terakhir SMP berjumlah 26 oranag (43%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Putriningrum (2010) di Bidan Praktek Swasta (BPS) Revina Esien Surakarta, dimana responden yang paling 8 12 40. 0 60. 0 Jumlah 1 100 19 100 20 100 Pengetah Menggunakan KB uan Ibu Total Ya Tidak Dewasa Muda n % n % n % Baik 6 33.3 7 31.8 13 32.5 Kurang 12 66.7 15 68.2 27 67.5 Jumlah 18 100 22 100 40 100.400 P value 1.000 banyak adalah ibu dengan pendidikan terakhir SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden yang tidak menggunakan KB berjumlah 41 orang (68,3%). Sedangkan yang menggunakan KB, paling banyak memakai KB suntik. Hasil penelitian ini berbeda dengan Putriningrum (2010) yaitu dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan kontrasepsi KB suntik di BPS Ruvina SURAKARTAdimana dari 34 responden, semuanya sudah menggunakan KB dengan jenis KB yang paling banyak digunakan adalah KB Suntik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden yaitu ibu Multigravida (lebih dari 2 anak) 32 orang (53,4%). Hasil penelitian ini berbeda dengan Handayani (2012) dalam penelitiannya tentang hubungan keberfungsian kekuatan keluarga dengan pemilihan metode kontrasepsi di desa Rambigundam kecamatan Rambipuji kabupaten Jamber, dimana jumlah anak dalam keluarga paling banyak memiliki 2 anak. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak ibu yang tidak menggunakan KB sebanyak 41 ibu (68,3%). Hal ini didukung dengan hasil penelitian berdasarkan pengetahuan ibu dimana menunjukkan bahwa paling banyak ibu yang kurang pengetahuan tentang KB.Hasil penelitian ini juga terkait dengan tingkat pendidikan ibu. Berdasarkan pengetahuan ibu tentang KB sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang dibandingkan pengetahuan baik yaitu sebanyak 39 orang (65%) dan responden dengan pengetahuan kurang ini, terbanyak memiliki latar belakang tingkat pendidikan rendah yaitu (SD, SMP, SMA). Berdasarkan hasil uji statistik chisquarepada ibu usia remaja diperoleh nilai ρ=0,400 dan pada ibu usia dewasa muda diperoleh nilai ρ=1,000. Hal ini menunjukkan nilai ρ lebih besar dari α

(0,05) dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu usia remaja dan dewasa muda tentang KB dengan penggunaan alat kontrasepsi di Puskesmas MabapuraKabupaten Halmahera Timur. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Nasution (2011) bahwa ada faktor-fakotr lain yang mempengaruhi pengetahuan dan penggunaan KB itu sendiri. Adapun faktor lain yang menentukan penggunaan KB di masyarakat menurut Nasution yakni faktor tempat tinggal. Daerah tempat tinggal mempengaruhi KB dan penggunaan alat kontrasepsi.wanita yang tinggal di perkotaan cenderung memakai alat kontrasepsi dibandingkan mereka yang tinggal di pedesaan.kecenderungan wanita di perkotaan menggunakan alat kontrasepsi juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Umumnya wanita yang tinggal di perkotaan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi selain itu wanita diperkotaan lebih mudah mendapatkan fasilitas pelayanan dibandingkan mereka yang tinggal di pedesaan karena kualitas pelayanan di perkotaan lebih baik dari pada pelayanan di pedesaan. Selain faktor daerah tempat tinggal adapun faktor yang berperan lainnya yaitu faktor budaya.indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan beragam kebudayaan. Hal yang menjadikan alasan wanita tidak menggunakan KB dikarenakan budaya Indonesia yang mempercayai bahwa semakin banyak anak akan semakin banyak rezeki. Selain itu pada masyarakat tertentu untuk laki-laki dianggap lebih bernilai dibandingkan anak perempuan (budaya petrilinial), namun pada masyarakat lain justru sebaliknya, anak perempuan dianggap lebih bernilai dibandingkan anak laki-laki (budaya matrilineal) ini pun merupakan faktor budaya lainnya yang menyebabkan suatu pasangan berkeinginan untuk menambah anak terus hingga keinginan untuk memiliki anak tertentu terwujud. Berbeda dengan hasil penelitian serupa yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2013) yang mengatakan ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang KB dan minat pemilihan alat kontrasepsi MOW (Medis Operatif Wanita) dan juga penelitian yang dilakukan oleh Nurul (2012) yang menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan mengenai alat kontrasepsi dengan tingkat partisipasi dalam program KB. KB merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan KB. Untuk mengoptimalkan manfaat keluarga berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang telah tersedia. Berbicara tentang kesehatan reproduksi banyak sekali yang harus dikaji, tidak hanya tentang organ reproduksi saja tetapi ada beberapa aspek, salah satunya adalah alat kontrasepsi (Rachmawati, 2013). Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa, responden dengan pengetahuan baik ada sebanyak 7 orang (36,8%) menggunakan KB, sedangkan yang tidak menggunakan KB ada sebanyak 14 orang (34,1%) dan responden dengan pengetahuan kurang ada sebanyak 12 orang (63,2%) menggunakan KB, dan yang tidak menggunakan KB sebanyak 27 orang (65,9%). Dari data di atas dapat dilihat bahwa tidak semua ibu berpengetahuan baik menggunakan KB dan tidak semua ibu dengan pengetahuan kurang tidak menggunakan KB, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan penggunaan KB. Halmahera merupakan daerah yang masih bisa dibilang tergolong dalam daerah yang masih terisolasi di mana fasilitas dan sarana pendidikan juga kesehatan masih kurang memadai oleh karena itu sebabnya sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai tani dan nelayan dan untuk kaum wanita di sana sebagian besar

adalah ibu rumah tangga. Hal ini pula yang menjadi faktor yang berpengaruh dalam pengetahuan KB dan penggunaan alatkontrasepsi. Di samping itu masyarakat Halmahera masih sangat kental dengan adat istiadat yang mereka anut, di mana agama, etnik, jenis kelamin dan lain sebagainya ikut berperan di dalamnya. Masyarakat Maluku yang sebagian besar beragama Islam yang yakin dan percaya bahwa semakin banyak anak semakin pula banyak rezeki,oleh karena itu banyak dari mereka terus menambah anak. Akan tetapi kurang menyadari bahwa faktor pada batas ini, berarti adagium banyak anak banyak rezeki hanya berlaku bagi orang yang banyak anak serta sungguh-sungguh dan mampu membentuk keturunan mereka dengan pendidikan dan penghidupan yang baik. SIMPULAN Persentasi pengetahuan ibu usia remaja dan dewasa muda di puskesmas Mabapura Kabupaten Halmahera Timur tertinggi adalah ibu berpengetahuan kurang, persentasi penggunaan KB ibu usia remaja dan dewasa muda di puskesmas Mabapura Kabupaten Halmahera Timur tertinggi adalah tidak menggunakan KB, tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu usia remaja dan dewasa muda tentang KB dan penggunaan alat kontrasepsi di Puskesmas Mabapura Kabupaten Halmahera Timur. DAFTAR PUSTAKA Depkes, 2013. Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana 2014-2015. (online), (http:www.gizikia.depkes.go.id/wp- content/uploads/2014/01/ran- PELAYANAN-KB.pdf, diakses tanggal 22 juni 2014, jam 19.00 wita. Handayani, Sri. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Handayani, Tutut. (2012). Hubungan keberfungsian kekuatan keluarga dengan pemilihan metode kontrasepsi di desa rambigundam kecamatan rambipuji kabupaten jamber. (http://repository.unej.ac.id/bitstream/h andle/123456789/3243/tutut%20hand ayani.pdf?sequence=1,. Diaskes tanggal 16 september, jam 14.59). Nasution, Sri lestina. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan MKPJ di enam wilaya Indonesia. (Online), (http:www.bkkbn.com,. Diakses tanggal 30 augustus 2014, jam 08.00 wita). Putriningrum, Rahajeng. 2010. Faktorfaktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan kontrasepsi KB suntik di BPS.Ruvina SURAKARTA. (online). (http://jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/i ndex.php/jk/article/view/63/66,. Diakses tanggal 16 september, jam 14.34). Rahmawati, Tiwit. 2013. Hubungan pengetahuan ibu tentang KB MOW dengan minat pemilihan kontrasepsi MOW di desa merjoyo. (Online), (http:stikesbm-pareac.id/jurnal/fik/jurnalb1.pdf,. Diakses tanggal 30 agustus, jam 21.00 wita).