BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari developer Perumahan Cendana

dokumen-dokumen yang mirip
KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III STUDI LITERATUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

BAB III METODE PENELITIAN. Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.. sampai dengan tanggal 25 Desember tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

KONSEPSI PENANGANAN SAMPAH PERKOTAAN SECARA TERPADU BERKELANJUTAN *)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini sering terjadinya global warming dimana-mana yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian yaitu :

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

PENANGANAN SAMPAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI KOTA SURAKARTA

Mulai. Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik. Formulasi Masalah. Menentukan Tujuan sistem. Evaluasi Output dan Aspek

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

VI ANALISIS HASIL STUDI CVM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. sampah. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya, memberi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

Gambar 2.1 organik dan anorganik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. pelik terutama di kota besar maupun kota sedang di Indonesia. Beberapa pengelola

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 4. Kepadatan Populasi Hubungannya dengan LingkunganLatihan Soal 4.2

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan merupakan persoalan yang sangat serius yang dapat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Minggu ke- : 37, 38 & 39

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena sampah merupakan awal dari penyebab berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

Transkripsi:

35 BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Berdasarkan data yang diperoleh dari developer Perumahan Cendana jumlah rumah yang ada di perumahan ini yaitu sebanyak 46 rumah, namun yang telah di tempati oleh masyarakat hanya 28 rumah saja, hal ini dikarenakan perumahan ini masih termasuk perumahan baru yang berada di Kota Gorontalo. Masyarakat yang menempati 28 rumah ini memiliki tingkat pendidikan dan pekerjaan yang berbeda-beda, selain itu hanya terdapat 1 kepala keluarga dalam setiap rumah yang dihuni. Bila ditinjau dari jenis sampah yang dihasilkan oleh masyarakat perumahan kebanyakan merupakan sampah organik yaitu sampah dedaunan dan sampah sampah rumah tangga namun sebagian lainnya merupakan sampah nonorganik yaitu sampah plastik, kaleng bekas, dan kardus. Berikut ini adalah hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti pada 28 rumah yang berada di Perumahan Cendana:

36 4.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Di Perumahan Cendana Tahun 2012 NO Golongan Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%) 1 17-22 6 21 2 23-28 6 21 3 29-34 7 25 4 35-40 7 25 5 41 2 8 Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat di lihat bahwa responden yang mempunyai umur 17-22 tahun ada sebanyak 6 (21%) dengan responden yang berumur 17 dan 22 tahun sebanyak 1 orang dan yang berumur 20 dan 21 tahun sebanyak 2 orang, untuk yang berumur 23-28 tahun sebanyak 6 (21%) dengan jumlah responden yang berumur 25, 27 dan 28 ada sebanyak 1 orang, sedangkan untuk jumlah responden yang mempunyai umur 29-34 tahun sama dengan jumlah responden yang mempunyai umur 35-40 tahun yaitu sebanyak 7 (25%) dengan responden yang berumur 29, 32,dan 33 ada sebanyak 2 orang, yang berumur 35 tahun ada sebanyak 3 orang yang merupakan jumlah responden terbanyak dari seluruh kelompok umur dan untuk yang berumur 34, 37, 38, 39, dan 40 tahun masing-masing berjumlah 1 orang, dan untuk responden yang mempunya umur lebih atau sama dengan 41 tahun ada sebanyak 2 (8%) dengan jumlah masingmasing responden yaitu umur 46 tahun 1 orang dan 48 tahun 1 orang.

37 4.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Di Perumahan Cendana Tahun 2012 NO Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1 SMA/MA 10 36 2 Akademi/PT 18 64 Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya tingkat pendidikan responden adalah akademi/pt yaitu sebanyak 18 responden (64 %), sedangkan yang terendah yaitu pada SMA/MA yaitu 10 responden (36%). 4.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan di Perumahan Cendana dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Di Perumahan Cendana Tahun 2012 NO Pekerjaan Jumlah Persentase (%) 1 Siswa 1 4 2 Mahasiswa 5 17 3 PNS 18 64 4 wiraswasta/pedagang 3 11 5 IRT 1 4 Sumber : Data Primer 2012

38 Berdasarkan data dari tabel 4.3, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebanyak 18 orang (64%), kemudian yang berprofesi sebagai pedagang/wiraswasta ada sebanyak 3 orang (11%), masih terhitung sebagai mahasiswa ada sebanyak 5 orang (17%), masih terhitung sebagai siswa ada 1 orang (4%), dan sebagai IRT ada 1 orang (4%) 4.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan merupakan sesuatu yang diperoleh berdasarkan dari pengalaman, penglihatan, maupun pendengaran. Pada pengukuran tingkat pengetahuan pengolahan datanya berdasarkan pada pengetahuan responden tentang definisi sampah, pengetahuan responden terhadap penanganan sampah dan pengetahuan responden tentang 3R. Hasil penelitian tentang pengetahuan responden tentang penanganan sampah yang ditinjau dari aspek 3R dapat dilihat pada grafik berikut ini

39 0 6 1 10 7 11 8 0 14 2 2 3 17 6 28 22 27 18 21 17 20 28 14 26 26 25 11 22 Grafik 4.1 Hasil Penelitian Pengetahuan Responden Tentang Penanganan Sampah Yang Ditinjau dari Aspek 3R Di Perumahan Cendana Tahun 2012 Grafik 4.1 diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang definisi dari sampah rumah tangga sangat baik hal ini terlihat dari seluruh responden yaitu 100% menjawab dengan benar tentang definisi tersebut, sementara itu untuk definisi tentang sampah padat ada sebanyak 79% responden yang telah paham tentang definsi tersebut dan ada sebanyak 21% responden yang belum mengetahui apa yang dimaksud dengan sampah padat, dan untuk pertanyaan tentang definisi dari sampah cair ada sebanyak 96% responden yang sudah mengerti dengan definisi tersebut dan masih ada 4% responden yang tidak tahu tentang definisi dari sampah cair. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan didapatkan hasil sebanyak 64% responden yang sudah paham terhadap definisi dari sampah

40 organik dan masih ada sekitar 36% responden yang tidak mengetahui definisi tersebut, selanjutnya ada sekitar 75% responden yang telah mengerti tentang definisi dari sampah non organik dan masih ada sebanyak 25% responden yang tidak mengetahui definisi dari sampah non organik tersebut. Tingkat pengetahuan dengan penanganan sampah ada sebanyak 61% responden yang telah mengetahui pengertian dari penanganan smpah dan ada sebanyak 39% responden yang tidak tahu dengan pengertian dari penanganan sampah tersebut, selanjutnya untuk cara penanganan sampah yang baik ada sebanyak 71% responden yang sudah tahu bagaimana cara menganani sampah yang baik yaitu dengan cara memanfaatkan kembali, meminimalkan produksi sampah dan daur ulang selain itu masih ada sebanyak 29% responden yang tidak mengetahui tentang cara menangani sampah dengan baik, kemudian untuk cara membuang sampah yang benar seluruh responden 100% telah mengetahui dengan pasti bahwa cara membuang sampah yang benar itu dilakukan pemisahan sampah berdasarkan jenis sampahnya terlebih dahulu. Sebagian responden 50% responden sudah mengetahui dengan jelas tentang manfaat dari penanganan sampah yaitu untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan ooleh masyarakat, akan tetapi masih ada 50% responden lagi yang belum mengetahui secara jelas manfaat dari penanganan sampah, dan untuk pertanyaan tentang akibat dari penanganan sampah yang tidak baik ada sekitar 93% responden yang telah mengetahui bahwa akibat yang dapat timbul yaitu dapat menyebabkan penyakit dan menceramri lingkungan dan masih ada

41 sebanyak 7% responden yang belum memahami secara jelas tentang akibat yang timbul dari penanganan sampah yang tidak baik tersebut. Terdapat 93% responden telah mengetahui tentang pengertian dari 3R dan masih ada sebanyak 7% responden yang tidak mengetahui tentang pengertian dari 3R tersebut, dan untuk penanganan dengan sistem pemanfaatan kembali ada sebanyak 89% responden yang sudah mengetahui dengan jelas bahwa sistem pemanfaatan kembali itu menggunakan barang yang masih bisa dipakai lagi dan ada sekitar 11% responden yang belum memahami bagaimana penanganan sampah dengan sistem pemanfaatan kembali. Hasil wawancara yang telah dilakukan ternyata hanya sekitar 39% responden yang mengetahui tentang penanganan sampah dengan cara mengurangi produksi sampah yaitu dengan menggunakan barang yang bersifat tahan lama dan dapat digunakan kembali dan ada sebanyak 61% responden yang belum mengetahui bagaimana penanganan sampah dengan cara mengurangi produksi sampah, selanjutya ada sekitar 79% responden yang sudah tahu tentang penanganan sampah dengan cara mendaur ulang yaitu mengolah sampah menjadi barang yang lebih berguna namun masih ada sekitar 21% responden yang tidak mengetahui tentang penangnan sampah dengan cara mendaur ulang tersebut. Berikut ini distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang penanganan sampah yang ditinjau dari aspek 3R di Perumahan Cendana.

42 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Di Perumahan Cendana No Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%) 1 Baik 25 89 2 Cukup 3 11 3 Kurang 0 0 Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.4. di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak dengan tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 89%, responden dengan tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 11%, dan tidak terdapat responden dengan tingkat pengetahuan kurang. 4.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Sikap responden dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap dari masyarakat setempat yang berkaitan dengan kegiatan penanganan sampah yang di tinjau dari aspek 3R, untuk penilaian sikap masyarakat yaitu sikap responden tentang penanganan sampah dan sikap responden terhadap 3R. Hasil jawaban dalam hal sikap responden tentang penanganan sampah yang ditinjau dari aspek 3R dapat dilihat pada grafik berikut.

43 0 0 20 0 0 0 2 1 28 28 28 28 28 26 27 8 Grafik 4.2 Hasil Penelitian Sikap Responden Tentang Penanganan Sampah Yang Ditinjau dari Aspek 3R Di Perumahan Cendana Tahun 2012 Dalam grafik 4.2 di atas dapat dilihat bahwa sikap responden tentang penanganan sampah sangat baik hal ini terlihat bahwa semua responden yaitu sebanyak 100% menjawab setuju bahwa penanganan sampah merupakan cara yang efektif dalam mengatasi masalah sampah, dalam hal pemisahan sampah berdasarkan jenisnya juga dapat dilihat bahwa seluruh responden yaitu 100% mempunyai sikap yang sangat baik, dan selanjutnya ada sekitar 71% responden yang tidak setuju bahwa membakar sampah merupakan cara yang efektif dalam hal penanganan sampah namun masih ada sekitar 29% responden yang setuju bahwa membakar sampah adalah cara yang efektif dalam penanganan sampah. semua responden 100% setuju dengan adanya sistem penanganan sampah dengan 3R, demikian juga dengan pernyataan yang menyatakan bahwa sistem 3R

44 merupakan sistem yang baik dalam hal penanganan sampah seluruh responden 100% menyatakan setuju dengan hal tersebut, selanjutnya semua responden 100% juga setuju bahwa sistem 3R dapat mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan. Hasil wawancara yang dilakukan didapatkan hasil bahwa sekitar 93% responden setuju bahwa dengan adanya sistem 3R maka dapat mencegah timbulnya penyakit akibat dari pencemaran lingkungan namun masih ada 7% responden yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut, dan sekitar 96% responden setuju bahwa sistem 3R efektif dalam mengurangi volume sampah dan masih ada 4% responden yangg tidak menyetujui hal tersebut. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi responden menurut sikap tentang penanganan sampah yang di tinjau dari aspek 3R di lingkungan Perumahan Cendana. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap Di Perumahan Cendana No Sikap Jumlah Persentase (%) 1 Baik 27 96 2 Cukup 1 4 3 Kurang 0 0 Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki sikap baik yaitu 96% responden, dan 4% responden memiliki sikap yang cukup.

45 4.1.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tindakan responden dalam penelitian ini yaitu bagaimana tindakan mereka mengenai pelaksanaan kegiatan penanganan sampah yang di tinjau dari aspek 3R. Hasil penilaian tindakan di lihat pada tindakan responden tentang penanganan sampah dan tindakan responden terhadap 3R. Hasil jawaban dalam hal tindakan responden tentang penanganan sampah yang ditinjau dari aspek 3R dapat dilihat dari grafik berikut. 4 15 5 20 21 28 24 13 8 7 23 0 Grafik 4.3 Hasil Penelitian Tindakan Responden Tentang Penanganan Sampah Yang Ditinjau dari Aspek 3R Di Perumahan Cendana Tahun 2012 Dari hasil grafik 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 86% responden telah memiliki tempat sampah sendiri di rumah mereka akan tetapi masih ada 14% responden yang tidak memiliki tempat sampah,

46 kemudian hanya ada sekitar 46% responden yang melakukan pemisahan sampah berdasarkan pada jenis sampahnya dan sebanyak 54% responden yang tidak melakukan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya, dan untuk penanganan sampah sendiri sebagian besar responden yaitu sebanyak 71% responden yang tidak melakukan penanganan terhadap sampahnya dan hanya 29% responden yang melakukan penanganan sampah walaupun penanganan sampah yang mereka lakukan hanya sekedar membakar sampah saja. Sebagian besar 75% responden tidak melakukan pemanfaatan kembali sampah yang masih bisa dimanfaatkan lagi, hanya ada 25% responden yang melakukan pemanfaatan kembali terhadap barang yang masih bisa dimanfaatkan lagi, dan tidak ada responden 0% yang melakukan pengolahan atau daur ulang terhadap sampah yang mereka hasilkan, selanjutnya ada sebagian besar 82% responden yang menggunakan barang yang tahan lama atau bisa bertahan lama untuk digunakan hal ini tentunya dapat mengurangi produksi sampah yang dihasilkan dan hanya ada 18% responden yang tidak menggunakan barang yang bersifat tahan lama. Distribusi frekuensi tindakan responden dalam hal penanganan sampah yang ditinjau dari aspek 3Rdi Perumahan Cendana adalah sebagai berikut :

47 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Di Perumahan Cendana No Tindakan Jumlah Persentase (%) 1 Melakukan 3R 1 4 2 Kadang-kadang 13 46 3 Tidak melakukan 14 50 Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa resonden terbanyak dengan tindakan baik yaitu sebanyak 4%, responden dengan tindakan cukup yaitu sebanyak 46%, dan responden dengan tindakan kurang yaitu sebanyak 50%. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Perilaku Masyarakat Tentang Penanganan Sampah Peningkatan status kesehatan masyarakat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bukan hanya sekedar meningkatkan sarana kesehatan lingkungan, tetapi harus diimbangi dengan upaya intervensi perilaku dari masyarakat itu sendiri. Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan yang aktif dalam memelihara dan mencegah resiko terjadinya pencemaran lingkungan dan timbulnya penyakit serta berperan dalam gerakan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Perumahan Cendana didapatkan gambaran tentang penanganan sampah yang ditinjau dari aspek 3R.

48 4.2.1.1 Pengetahuan Masyarakat Perumahan Cendana Tentang Penanganan Sampah Yang Ditinjau Dari Aspek 3R Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden 89% yang berada di lingkungan Perumahan Cendana memiliki pengetahuan yang baik sementara untuk responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan kurang masing-masing sebesar 11% dan 0%. Tingginya hasil dari responden untuk tingkat pengetahuan didukung dengan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar memiliki tingkat pendidikan pada taraf perguruan tinggi 64%. Tingginya tingkat pendidikan dapat membuat seseorang lebih menyadari dan memahami tentang keberadaan sampah yang berada di lingkungan tempat tinggal. Masyarakat dengan mudahnya mengerti bahwa keberadaan sampah dapat mencemari lingkungan serta dapat menyebabkan penyakit di daerah tempat tinggal mereka. Pendidikan kesehatan yang mereka ketahui merupakan suatu upaya intervensi yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri untuk dapat menjaga kesehatan lingkungan sekitar tempat tinggal. Pengetahuan tentang penanganan sampah yang dimiliki oleh masyarakat dapat membuat mereka lebih memahami lagi apa yang harus dilakukan agar tidak terjadi penimbunan sampah di area sekitar rumah mereka sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit. Tingkat pendidikan yang tinggi dapat membuat seseorang memiliki kehidupan sosial

49 ekonomi yang layak. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat maka semakin banyak jumlah perkapita sampah yang dihasilkan, selain itu kualitas sampahnya pun semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk (Soemirat, 2011). 4.2.1.2 Sikap Masyarakat Perumahan Cendana Tentang Penanganan Sampah Yang Ditinjau Dari Aspek 3R Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki sikap baik 96%. Sikap masyarakat timbul berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Tingkat pengetahuan yang tinggi dapat mendorong masyarakat untuk bersikap lebih baik sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. 4.2.1.3 Tindakan Masyarakat Perumahan Cendana Tentang Penanganan Sampah Yang Ditinjau Dari Aspek 3R Dalam hal tindakan sebagian besar responden yaitu 50% tidak melakukan penanganan sampah dengan menggunakan sistem 3R. Hal ini terjadi karena tidak adanya keterhubungan yang dilakukan masyarakat antara pengetahuan dan sikap yang mereka miliki dengan tindakan yang mereka lakukan. Sebagian besar masyarakat tahu dan memahami tentang bahaya sampah dan keberadaannya akan tetapi tindakan yang mereka lakukan tidak sesuai dengan apa yang mereka ketahui. Masyakat cenderung acuh tak acuh dalam hal mengurusi masalah sampah, mereka berpikir bahwa sampah yang mereka hasilkan dapat di atasi oleh dinas pemerintahan yang terkait. Tidak tersedianya sarana tempat sampah

50 menjadi masalah besar yang sering dikeluhkan oleh masyarakat setempat, karena tidak adanya sarana untuk membuang sampah sehingga masyarakat dengan mudahnya membuat timbunan sampah dibeberapa tempat. Pengetahuan dan sikap yang baik namun tidak di ikuti oleh tindakan yang baik, hal ini terlihat dari jumlah prosentase yaitu sebanyak 100% responden yang mengetahui tentang cara membuang sampah yang benar akan tetapi dalam hal tindakan hanya terdapat 86% dari 100% responden yang memiliki tempat sampah seperti yyang terdapat dalam grafik 4.1 dan grafik 4.3 Dalam hal penanganan sampah yang dihasilkan, masyarakat setempat hanya melakukan pembakaran pada sampah-sampah tersebut. Mereka hanya mengumpulkan sampah mereka di suatu tempat kemudian mereka membakarnya. Masyarakat sekitar berpikir dengan membakar sampah maka masalah sampah yang mereka hasilkan dapat teratasi. Tindakan masyarakat tentang penanganan sampah yang masih kurang dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung dalam hal penanganan sampah ini. 4.2.2 Penanganan sampah Yang Ditinjau Dari Aspek 3R Di Perumahan Cendana 4.2.2.1 Perilaku Masyarakat Tentang Penanganan Sampah Di Tinjau Dari Aspek Reduce Di Perumahan Cendana Dalam hal perilaku masyarakat tentang penanganan sampah ditinjau dari aspek reduce di Perumahan Cendana Dapat dilihat dalam tabel berikut :

51 Tabel 4.7 Perilaku Masyarakat Tentang Penanganan Sampah Ditinjau Dari Aspek Reduce ( Mengurangi Produksi Sampah) Di Perumahan Cendana Tahun 2012 Pengetahuan Sikap Tindakan Kategori Jumlah Prosentase (%) Baik 11 39 Cukup 17 61 Kurang 0 0 Baik 27 96 Cukup 0 0 Kurang 1 4 Baik 23 82 Cukup 0 0 Kurang 5 18 Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.7 di atas maka dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan masyarakat yang berada di Perumahan Cendana tentang sistem penanganan sampah yang ditinjau dari aspek reduce atau penanganan sampah dengan cara mengurangi produksi sampah termasuk pada kategori cukup karena masih banyak yaitu sekitar 61% masyarakat yang tidak tahu pengertian dari reduce, akan tetapi untuk permasalahan sikap dalam hal penanganan sampah dengan aspek reduce masyarakat di Perumahan Cendana ini termasuk dalam

52 kategori baik yaitu sebanyak 96%, mereka setuju bahwa dengan adanya sistem 3R ini dapat mengurangi volume atau jumlah yang sampah yang dihasilkan, dengan adanya keberadaan sistem 3R maka penanganan amsalah persampahan di perumahan mereka dapat diatasi dengan baik, dan untuk tindakan masyarakat dalam penanganan sampah dengan aspek reduce juga tergolong dalam kategori baik hal ini bisa dilihat bahwa jumlah persentase masyarakat yaitu sebesar 82% masyarakat sudah melakukan reduce atau penanganan sampah dengan cara mengurangi produksi sampah, kebanyakan dari masyarakat telah menggunakan barang-barang yang bersifat tahan lama dan dapat digunakan berkali-kali seperti gelas atau piring yang terbuat dari plastik, hal ini tentu saja dapat mengurangi produksi sampah dibandingkan apabila masyarakat menggunakan gelas atau piring yang bersifat sekali pakai yang terbuat dari kertas tahan panas yang sekarang banyak dijual. Melihat angka prosentase diatas bahwa penanganan sampah dengan aspek reduce di Perumahan cendana ini tergolong dalam keadaan baik, walaupun masyarakat masih banyak yang kurang memahami arti dari reduce itu sendiri tapi mereka sudah merealisasikannya dalam bentuk tindakan yatu berupa dengan menggunakan barang-barang rumah tangga yang dapat mengurangi produksi sampah rumah tangga di lingkungan perumahan tempat tinggal mereka. Untuk melihat perilaku masyarakat tentang penaganan sampah yang ditinjau dari aspek reuse dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

53 Tabel 4.8 Perilaku Masyarakat Tentang Penanganan Sampah Ditinjau Dari Aspek Reuse (Pemanfaatan Kembali) Di Perumahan Cendana Tahun 2012 Pengetahuan Sikap Tindakan Kategori Jumlah Prosentase (%) Baik 25 89 Cukup 0 0 Kurang 3 11 Baik 28 100 Cukup 0 0 Kurang 0 0 Baik 7 25 Cukup 0 0 Kurang 21 75 Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.8 diatas maka dapat dilihat bahwa pengetahuan masyarakat tentang penanganan sampah yang di tinjau dari aspek reuse atau pemanfaatan kembali sudah torgolong baik, hal ini dilihat dari angka persentase yaitu sebanyak 89% masyarakat yang telah mengetahui arti dari reuse atau sistem penanganan sampah dengan cara pemanfaatan kembali, mereka sudah paham bahwa sistem pemanfaat kembali itu adalah suatu sistem penanganan sampah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dengan cara

54 menggunakan kembali barang-barang bekas yang masih layak untuk digunakan misalnya saja kantong plastik, kantong plastik adalah barang yang sulit diolah oleh tanah oleh sebab itu agara tidak menjadi sampah sebaiknya kantong platisk yang masih bisa digunakan jangan dibuang tetapi digunakan kembali untuk keperluan lain sesuai denggan fungsi dari kanong plastik itu sendiri. Dalam hal permasalahan sikap masyarakat tentang penanganan sampah dengan aspek reuse ini masyarakat yang berada di Perumahan Cendana tergolong dalam kategori baik yaitu sebanyak 100%. Seluruh masyarakat yang berada di perumahan ini menhatakan setuju bahwa dengan keberadaan sistem 3R ini dapat mengurangi kejadian pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh keberadaan sampah, dengan menggunakan aspek reuse maka tingkat pencemaran lingkungan dapat diminimalisir karena sampah yang tidak bisa diuraikan oleh unsur hara dalam tanah bisa dimanfaatkan kembali seperti kantong plastik tadi, selain kantong plastik kaleng bekas juga dapat dimanfaatkan kembali misalnya dengan memanfaatkan kaleng bekas ini menjadi pot bunga, hal ini tentu saja lebih berguna bagi masyarakat dibandingkan kaleng bekas tersebut harus dibuang begitu saja sehingga sulit untuk diuraikan oleh tanah dan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Tindakan masyarakat dalam hal penanganan sampah dengan aspek reuse di Perumahan cendana ini tergolong dalam kategori kurang baik yaitu sebesar 75% masyarakat tidak melakukan penanganan sampah dengan aspek ini, walaupun pada dasarnya dalam hal ini masyarakat sudah memahami arti dari reuse itu sendiri dan sudah menunjukan sikap setuju dengan keberadaan

55 penanganan sampah dengan aspek 3R akan tetapi masih banyak masyarakat yang tidak melakukannya, kurangnya kesadaran dalam diri masyarakat membuat keberdaan tingkat pengetahuan dan sikap bertolak belakang dengan tindakan yang di lakukan. Kurangnya realisasi masyarakat terhadap penanganan sampah dengan aspek ini membuat keberadaan sistem penanganan sampah menjadi kurang optimal. Untuk melihat perilaku masyarakat tentang penanganan sampah yang ditinjau dari aspek recycle dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.9 Perilaku Masyarakat Tentang Penanganan Sampah Ditinjau Dari Aspek Recycle (Daur Ulang) Di Perumahan Cendana Tahun 2012 Pengetahuan Sikap Kategori Jumlah Prosentase (%) Baik 22 79 Cukup 0 0 Kurang 6 21 Baik 28 100 Cukup 0 0 Kurang 0 0 Baik 0 0 Tindakan Cukup 0 0 Kurang 28 100 Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.9 diatas maka dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang penanganan sampah dengan aspek recycle di Perumahan Cendana tergolong dalam kategori baik, karena sudah sebanyak 79%

56 masyarakat tahu arti dari recycle atau daur ulang. Masyarakat sudah tahu bahwa sebenarnya sampah-sampah yang mereka hasilkan sesungguhnya dapat di daur ulang kembali dan dapat digunakan menjadi barang yang lebih berguna bahkan dapat bernilai jual. Dalam masalah sikap masyarakat tentang penanganan sampah yang ditinjau dari aspek recycle juga tergolong baikkarena seluruh masyarakat yaitu sebesar 100 % menyatakan setuju bahwa sistem 3R merupakan suatu sistem yang efektif untuk mengatasi masalah sampah, masyarakat berpikir dengan mendaur ulang sampah maka keberadaan jumlah sampah dapat dikurangi sehingga tingkat pencemaran lingkungan pun akan ikut berkurang. Masalah tindakan masyarakat tentang penanganan sampah dari aspek recycle di Perumahan Cendana ini tergolong buruk karena seluruh masyarakat (100%) tidak melakukan daur ulang atau recycle, hal ini tentu saja sangat bertolak belakang dengan keberadaan tingkat pengetahuan maupun sikap masyarakat tersebut, pola pikir masyarakat yang tidak sejalan dengan realisasi yang ada. Masyarakat pada umumnya sudah mengetahui arti dari recycle sudah menyatakan setuju dengan adanya sistem 3R ini akan tetapi realisasi akan hal tersebut tidak terlihat sama sekali di lingkungan perumahan ini. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran yang ada di masyarakat, mereka lebih berpikir praktis dengan hanya sekedar mengumpulkan sampah mereka dan mengaharapkan diangkut oleh mobil sampah. Selain itu keadaan pekerjaan masyarakat yang berada di Perumahan Cendana yang rata-rata hampir seluruhnya berstatus sebagai

57 pegawai negeri sipil membuat mereka tidak punya waktu yang lebih untuk melakukan kegiatan ini. Melalui penjelasan dan nilai persentase diatas maka dapat dilihat bahwa penanganan sampah dengan aspek reduce merupakan penanganan sampah yang paling menonjol atau yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat yang berada di Perumahan Cendana, walaupun untuk angka pengetahuan masih tergolong cukup tetapi sudah hampir semua masyarakat melakukan kegiatan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa walaupun untuk nilai pengetahuan dan sikap baik tidak dapat menjamin seseorang untuk melakukan tindakan atau bentuk realisasi yang baik pula dan nilai pengetahuan yang kurang baik tidak dapat menjamin pula realisasinya akan buruk. Secara umum perbandingan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan di tinjau dari aspek 3R dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10 Perbandingan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Di Tinjau Dari Aspek 3R Kategori 3R Baik (%) Cukup (%) Kurang (%) Pengetahuan 89 11 0 Sikap 96 4 0 Tindakan 4 46 50 Sumber : Data Primer 2012 Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dari masyarakat yang ada di Perumahan Cendana sudah tergolong baik hal ini bisa dilihat dari tingkat prosentase yaitu sebesar 89%, dan untuk masalah sikap dari masyarakat yang berada di Perumahan cendana juga sudah tergolong baik dapat

58 dilihat dengan nilai prosentasinya yaitu 96%. Selanjutnya untuk tindakan masyarakat yang berada di Perumahhan Cendana masih tergolong pada tindakan yang buruk hal ini terlihat pada angka prosentasinya yaitu sebanyak 50% dari masyarakat yang berada di Perumahan Cendana ini tidak melakukan penanganan sampah dengan 3R, hanya ada sebagian kecil dari masyarakat yang melakukan pemanfaatn kembali terhadap sampah yang mereka hasilkan juga untuk mengurangi produksi sampah sudah sebagian masyarakat yang melakukannya yaitu dengan cara menggunakan barang-barang yang tidak hanya dipakai sekali dan dapat bertaha lama, dan untuk penanganan sampah dengan cara mendaur ulang tidak ada masyarakat Perumahan Cendana yang melakukan daur ulang sampah. Hal tersebut dapat dilihat dari persepsi yang ada dimasyarakat misalnya saja dalam hal kepemilikan tempat sampah dari 100% responden hanya ada sekitar 86% responden yang memiliki tempat sampah, namun keselurah dari responden tersebut mengetahui cara membaung sampah dengan benar. Persepsi masyarakat dibangun oleh komponen persepsi terhadap dampak pencemaran, pengaruh gangguan, kepedulian terhadap sistem manajemen dan perencanaan serta manfaat dari fasilitas pengolahan sampah (Pratama dan Soleh, 2011). Sama halnya dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Riswan dkk (2011) mengenai pengelolaan sampah rumah tangga di Kecamatan Daha Selatan menunjukan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga di Kecamatan Daha Selatan belum dilaksanakan secara optimal, selain itu tingkat pendidikan,

59 pendapatan, perilaku terhadap kebersihan lingkungan, pengetahuan tentang peraturan persampahan dan ketersediaan membayar retribusi sampah berkorelasi positif dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga.