*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

Zakiyah,et al, Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Cakupan Imunisasi per Antigen...

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado 2) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

Hubungan Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Anak Umur Bulan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT PADA BAYI USIA 0-9 BULAN. Di Posyandu Kelurahan Kadipaten Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

ABSTRAK. Lidia Anestesia Iskandar,2009,Pembimbing I:Donny Pangemanan,drg.,SKM. Pembimbing II:Dani,dr.,M.Kes.

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

Status Imunisasi Campak Bayi dan Balita Umur 1-5 Tahun Pada Keturunan Pengikut Saminime di Kabupaten Blora.

FACTORS RELATED TO THE UTILIZATION OF HEALTH SERVICES BASIC IMMUNIZATION IN REGION PUSKESMAS SP II SEKUTUR JAYA IN TEBO DISTRICT 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN STATUS IMUNISASI PADA BAYI DI DESA SEMOWO KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN TENAGA

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINEGARA TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN PENERAPAN IMUNISASI CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNGGUR TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG EFEK SAMPING DPT DENGAN KETEPATAN IMUNISASI ULANG DPT DI DESA KRAJANKULON WILAYAH PUSKESMAS KALIWUNGU

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

MAULANA WIJAYA NIM. J

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELENGKAPAN IMUNISASI LANJUTAN PADA ANAK BAWAH TIGA TAHUN DI

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU TERHADAP KEPATUHAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI RS SARTIKA ASIH BANDUNG TAHUN 2010

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Status Ekonomi dengan Kelengkapan Imunisasi Wajib pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kampung Sawah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

FACTORS RELATED TO THE ACTION GIVING WOMEN INFANT IMMUNIZATION OF WORKING IN THE PUBLIC HEALTH DISTRICT BAJENG BAJENG DISTRICT GOWA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU. Abstrak

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BAYI DI KELURAHAN JATIREJO GUNUNG PATI DAN DI KELURAHAN KRAPYAK SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA DI DESA BALEGONDO KECAMATAN NGARIBOYO KABUPATEN MAGETAN

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN STATUS IMUNISASI ANAK BALITA DI KAMPUNG FARUSI DISTRIK SWANDIWE KABUPATEN BIAK NUMFOR PROVINSI PAPUA Lefrin Hengkengbala*, Woodfoord B.S.Joseph*, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu dan merupakan upaya efektif untuk pencegahan penyakit. Cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional hanya 53,8% (Riskesdas, 2010). Dari 33 provinsi di Indonesia, Provinsi Papua merupakan daerah dengan cakupan imunisasi dasar lengkap terendah yaitu pada bayi dan anak dengan persentase 28,2%. Status imunisasi anak dipengaruhi antara lain oleh pengetahuan dan sikap ibu terhadap imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dengan status imunisasi balita di Kampung Farusi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Adapun yang menjadi sampel penelitian adalah semua anak balita di Kampung Farusi Distrik Swandiwe Kabupaten Biak Numfor Papua yang berjumlah 41 anak balita (total populasi).data pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi diperoleh dengan menggunakan kuesionar. Status imunisasi ditentukan menggunakan check list berdasarkan Kartu Menuju Sehat (KMS). Analisis bivariat menggunakan ujifisher s exact(ci 95%, α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan sebesar 68,3% responden memiliki pengetahuan baik. Terdapat 78% responden memiliki sikap baik. Sebesar 65,9% balita memiliki status imunisasi lengkap. Nilai probabilitas (p value) hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan status imunisasi sebesar 0,003, sedangkan hubungan sikap ibu tentang imunisasi dengan status imunisasi sebesar 0,004. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang imunisasi.status imunisasi balita sebagian besar lengkap.terdapat hubungan masing-masing antara pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dengan status imunisasi balita.saran bagi intitusi pemerintah adalah agar Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor perlu secara periodik melakukansosialisasi, pemantauan dan evaluasi program imunisasi di Puskesmas.Bagi Puskesmas agar petugas kesehatan perlu secara aktif mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat, kader kesehatan, dan aparat pemerintah desa untuk bersama-sama mengambil peran aktif dengan menyebarluaskan informasi kesehatan khususnya kegiatan imunisasi. Kata kunci: pengetahuan, sikap, status imunisasi ABSTRACT Immunization is an attempt to confer immunity against a specific disease in infants and children and an effective effort to prevent diseases. Compelte basic immunization coverage nationally was only 53,8% (Riskesdas, 2010). From the 33 provinces in Indonesia, the province of Papua was the one that reached the lowest basic immunization coverage that is 28,2%. The immunization status of children is affected among others by mothers knowledge and attitudes towards immunization. This research aimed at finding out the relationship between mothers knowledge and attitudes towards immunization with the immunization status of children under five in Farusi village. The research was an analytical observation study with cross sectional study design. The sample of research was all children under five years at Farusi Village of Swandiwe District in Biak Numfor Regency of Papua Province with amount of 41 children under five years (total population). The data on the mothers knowledge and attitudes towards immunization were obtained from questionnaires. The immunization status was determined using a checklist based on KMS (Cards to Health). Bivariate analysis was peformed using Fisher Exact Test (CI 95% and α=0,05). The research findings showed that 68,3% of the respondents had good knowledge, 78% of the repondents had good attitudes, and 65,9% of children under five years had complete immunization status. The probability value (p value) of the relationship between the mothers knowledge on immunization with the status of immunization was 0,003, whereas the relationship between the mothers attitudes towards immunization with the status of immunization was 0,004. It can be concluded that most of the mothers had good knowledge and attitudes towards immunization. The immunization status of children under five years was mostly complete. There was relationship between the 42

mothers kowledge and attitudes towards immunization with the immunization status of children under five years. It is then recommended for the goverment institution, particularly the Health Office of Biak Numfor Regency, to conduct periodic information dissemination, monitoring, and evaluation of the immunization program at the Community Health Centre. For the Community Health Centre, health workers need to actively engage community leaders, religious leaders, health volunteers, and village officials in order to take an active role in disseminating health information, especially for immunization activities. Key words: Knowledge, attitudes, immnunization status 43

PENDAHULUAN Kegiatan Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan, dan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2010), menunjukkan masih rendahnya cakupan imunisasi secara nasional dimana capaian tertinggi yaitu imunisasi BCG untuk anak usia 12-23 bulan adalah 77,9%, dan terendah adalah DPT-HB 61,9%. Sedangkan persentase imunisasi dasar lengkap secara nasional hanya 53,8%, tidak lengkap 33,5%, dan tidak diimunisasi 12,7%. Dari 33 provinsi yang ada di Indonesia Provinsi Papua merupakan daerah yang paling rendah persentase cakupan imunisasi dasar lengkap yaitu 28,2% dan merupakan daerah yang persentase tertinggi untuk anak yang tidak mendapatkan imunisasi yaitu 35,3%, dimana secara nasional hanya 12,7% anak usia 12-23 bulan yang tidak mendapatkan imunisasi (Kemenkes RI, 2010). Jenis-jenis penyakit yang saat ini masuk dalam program imunisasi adalah tuberkulosis, difteri, pertusis, polio, campak, tetanus, dan hepatitis Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi yaitu pencegahan penyakit secara perorangan dan kelompok, sedangkan tujuan jangka panjang yaitu eradikasi atau eliminasi suatu penyakit. Sampai saat ini baru tujuh jenis penyakit menular yang dapat diupayakan pencegahannya melalui program imunisasi yang disebut dengan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Depkes RI, 2005). Kabupaten Biak Numfor merupakan salah satu bagian dari kabupaten/kota yang ada di Provinsi Papua dimana persentase capaian program imunisasinya juga masih rendah. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Biak Numfor tahun 2011 persentase cakupan imunisasi tertinggi yaitu BCG 79% dan terendah imunisasi HB 41%. Puskesmas Ampombukor merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Biak Numfor dan terletak di wilayah perbatasan antara Biak Numfor dengan Kabupaten Supiori, tepatnya berada di bagian Barat Pulau Biak yang wilayah kerjanya terdiri atas 12 kampung (desa) yang berada di wilayah Distrik (Kecamatan) Swandiwe. METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ialah semua anak Balita di Kampung Farusi Kabupaten Biak Numfor, Sampel penelitian ini adalah sampel total yaitu 41 anak Balita. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat menggunakan uji Fisher s Exact(CI)=95%, α=0,05) dengan bantuan program Statistical Product Service And Solution (SPSS). 44

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan responden.karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik n % Umur Tingkat Pendidikan < 20 tahun 3 7,3 20-29 tahun 20 48,8 30-39 tahun 16 39 40 tahun 2 4,9 SD 15 36,6 SMP 18 43,9 SMA/SMK 8 19,5 PNS 1 2,4 Pekerjaan Petani 14 34,2 Tidak Bekerja 26 63,4 pendidikan SMP yaitu sebesar 43,9% dan Tabel di atas menunjukkan karakteristik jumlah responden berdasarkan tingkat responden. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah responden berdasarkan umur pendidikan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan SMA/SMK yaitu sebesar 19,5%. yang paling banyak adalah umur 20-29 tahun Untuk jumlah responden berdasarkan yaitu sebesar 48,8% dan yang paling sedikit adalah umur di atas 40 tahun yaitu sebesar 4,9%. Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah tingkat pekerjaan yang paling banyak adalah tidak bekerja yaitu sebesar 63,4% dan paling sedikit bekerja sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebesar 2,4%. Pengetahuan Tentang Imunisasi Pengetahuan umumnya didapat dari pendidikan formal dan non formal ditambah lagi dengan adanya informasi yang diperoleh dari media cetak dan media elektronik ataupun dari sumber-sumber lain. Tabel di bawah ini merupakan pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Imunisasi No. Pengetahuan Tentang Imunisasi 1. Tujuan program imunisasi adalah untuk mencegah penyakit tertentu yang berbahaya 2. Saat yang paling baik untuk diberikan imunisasi adalah pada kondisi bayi dalam keadaan yang sehat. 3. Cara pemberian imunisasi polio adalah dengan meneteskan vaksin melalui mulut 4. Imunisasi hepatitis B diberikan agar terbentuk anti bodi kuman penyakit hati 5. Imunisasi dasar lengkap diberikan sebelum bayi berumur 1 tahun Tahu Tidak Tahu 33 80,5 8 19,5 30 73,2 11 26,8 24 58,5 17 41,5 22 53,7 19 46,3 25 61 16 39 6. Imunisasi dasar BCG diberikan 1 kali 27 65,9 14 34,1 7. Imunisasi polio dapat diberikan bersamaan dengan 28 68,3 13 31,7 45

imunisasi BCG, Hepatitis B, dan DPT 8. Campak adalah salah satu imunisasi yang diberikan 29 70,7 12 29,3 pada bayi 9. Penyakit tuberkulosis (TBC) dapat dicegah dengan 27 65,9 14 34,1 imunisasi BCG 10. Imunisasi dasar hepatitis (HB) diberikan 3 kali 23 56,1 18 43,9 11. Imunisasi campak sering menimbulkan efek 26 63,4 15 36,6 samping demam ringan pada bayi 12. Imunisasi dasar yang lengkap dapat mencegah 20 48,8 21 51,2 penyakit tuberkulosis (TBC) 13. Selain di Puskesmas dan Posyandu pelayanan 32 78 9 22 imunisasi dapat diperoleh di Rumah Sakit 14. Sasaran pemberian imunisasi dasar adalah pada bayi 23 56,1 18 43,9 Tabel 2.Menunjukkan 80,5% responden mengetahui bahwa tujuan imunisasi adalah untuk mencegah penyakit tertentu dan sebanyak 19,5% responden lainnya tidak mengetahui. Pengetahuan responden bahwa sebaiknya dalam kondisi sehat bayi diberikan imunisasi sebanyak 73,2% responden mengetahui hal tersebut dan sebesar 26,8% responden tidak tahu atau menjawab salah. Responden yang tahu atau menjawab benar atas pertanyaan imunisasi polio diberikan dengan cara meneteskan vaksin polio melalui mulut sebesar 58,5% sedangkan 41,5% responden menjawab salah atau tidak tahu. Responden yang tahu bahwa imunisasi hepatitis (HB) diberikan agar terbentuk anti bodi untuk kuman penyakit hati adalah sebesar 53,7% sedangkan 46,3% tidak tahu. Responden yang tahu bahwa bayi harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebelum berumur 1 tahun adalah sebesar 61% dan sebesar 39% responden tidak tahu. Responden yang tahu bahwa imunisasi dasar BCG diberikan satu kali adalah sebesar 65,9% dan 34,1% responden tidak tahu. Sebesar 68,3% responden mengetahui bahwa untuk pemberian imunisasi polio dapat dilakukan bersama-sama dengan imunisasi BCG, Hepatitis B, dan DPT sedangkan 31,7% lainnya tidak tahu. Responden yang tahu bahwa salah satu imunisasi yang diberikan pada bayi adalah imunisasi campak adalah sebesar 70,7% sedangkan 29,3% responden tidak tahu.sebesar 65,9% responden tahu bahwa penyakit tuberkulosis (TBC) dapat dicegah dengan imunisasi BCG sedangkan 34,1% responden lainnya tidak tahu. Responden yang tahu atau menjawab benar untuk pertanyaan imunisasi dasar hepatitis (HB) diberikan 3 kali adalah sebesar 56,1% dan sebesar 43,9% responden menjawab salah atau tidak tahu. Responden yang tahu bahwa pemberian imunisasi campak sering menimbulkan efek samping yaitu demam ringan pada bayi adalah sebesar 63,4% dan sebesar 36,6% responden tidak tahu. Responden yang tahu bahwa penyakit TBC pada bayi dapat dicegah dengan imunisasi dasar lengkap adalah sebesar 48,8% sedangkan 51,2% lainnya menjawab salah atau tidak tahu. Diketahui bahwa responden yang menjawab benar atau tahu bahwa selain di Posyandu dan Puskesmas pelayanan imunisasi pada bayi dapat juga diperoleh di Rumah Sakit adalah sebesar 78% dan sebesar 22% responden tdak tahu atau menjawab salah. Sedangkan responden yang tahu atau menjawab benar bahwa imunisasi dasar diberikan pada bayi adalah sebesar 56,1% dan 43,9% responden lainnya menjawab salah atau tidak tahu. 46

Tabel 3. Distribusi Gambaran Umum Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pengetahuan Tentang Imunisasi n % Baik 28 68,3 Tidak Baik 13 31,7 Jumlah 41 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 28 orang (68,3%) responden memiliki pengetahuan baik dan sebesar 13 orang (31,7%) responden memiliki pengetahuan tidak baik. Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Tentang Imunisasi Berdasarkan Karakteristik Responden Umur Tingkat Pendidikan Pekerjaan Karakteristik Baik Pengetahuan Tidak Baik n % < 20 Tahun 2 66,7 1 33,3 3 100 20-29 Tahun 14 70 6 30 20 100 30-39 Tahun 10 62,5 6 37,5 16 100 40Tahun 2 100 0 0 2 100 SD 8 53,3 7 46,7 15 100 SMP 13 72,2 5 27,8 18 100 SMA/SMK 7 87,5 1 12,5 8 100 Tidak Bekerja 16 61,5 10 38,5 26 100 PNS 1 2,4 100 0 1 100 Petani 11 78,6 3 21,4 14 100 pendidikan SMA/SMK memiliki pengetahuan baik sebesar 87,5% dan pengetahuan tidak baik sebesar 12,5%. Berdasarkan pekerjaan diketahui bahwa responden yang tidak bekerja memiliki pengetahuan baik sebesar 61,5% dan memiliki pengetahuan tidak baik sebesar 38,5%. Responden yang bekerja sebagai PNS memiliki pengetahuan baik sebesar 100%.. Responden yang bekerja sebagai petani memiliki pengetahuan baik sebesar 78,6% dan pengetahuan tidak baik sebesar 21,4%. Tabel di atas menunjukkan pengetahuan tentang imunisasi berdasarkan karakteristik responden. Berdasarkan umur dapat diketahui bahwa responden yang berumur< 20 tahun memiliki pengetahuan baik sebesar 66,7% dan pengetahuan tidak baik sebesar 33,3%. Responden yang berumur 20 29 tahun memiliki pengetahuan baik sebesar 70% dan pengetahuan tidak baik sebesar 30%. Responden yang berumur 30 39 tahun memiliki pengetahuan baik sebesar 62,5% dan pengetahuan tidak baik sebesar 37,5%. Responden yang berumur 40 tahun memiliki pengetahuan baik sebesar 100%. Berdasarkan tingkat pendidikan diketahui bahwa responden yang bertingkat pendidikan SD memiliki pengetahuan baik sebesar 53,3% dan memiliki pengetahuan tidak baik 46,7%. Responden yang bertingkat pendidikan SMP memiliki pengetahuan baik sebesar 72,2% dan pengetahuan tidak baik sebesar 27,8% Responden yang bertingkat Sikap Responden Tentang Imunisasi Sikap merupakan kesiapan bertindak dan atau belum terlaksana karena bisa saja berubah sewaktu-waktu atau dapat dikatakan sikap adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap responden tentang imunisasi dapat di lihat pada tabel 5. 47

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap Imunisasi Setuju Tidak setuju No. Pernyataan 1. Jika mendapatkan imunisasi dasar lengkap anak akan terhindar dari penyakit yang berbahaya 2. Imunisasi DPT, Hepatitis B, dan Polio dapat diberikan secara bersama-sama 3. Jika dalam keadaan demam ringan bayi tetap dapat diberikan imunisasi 4. Ibu yang memiliki banyak anak harus tetap membawa anaknya untuk diimunisasi 5. Pemberian imunisasi hanya diberikan pada anak sulung (tertua) 6. Imunisasi hanya untuk mensukseskan program pemerintah saja 7. Jika mendengar laporan mengenai efek samping yang terjadi setelah imunisasi, ibu tetap akan membawa anaknya untuk diimunisasi pada jadwal berikutnya 8. Bilamana ada ketentuan untuk membayarkan sejumlah uang untuk jasa pelayanan imunisasi di Posyandu, ibu tetap akan membawa anaknya untuk diimunisasi 9. Bila tidak menderita campak bayi tidak perlu mendapatkan imunisasi campak 10. Ayah dari bayi tidak perlu mengetahui masalah imunisasi anaknya 11. Tidak perlu bagi seorang ibu untuk mengetahui apakah anaknya sudah memperoleh imunisasi dasar secara lengkap atau belum 37 90,2 4 9,8 31 75,6 10 24,4 27 65.9 14 34.1 31 75,6 10 24,4 30 73,2 11 26,8 24 58,5 17 41,5 31 75,6 10 24,4 22 53,7 19 46,3 16 39 25 61 15 36,6 26 63,4 8 19,5 33 80,5 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebesar 90,2% responden menjawab setuju dengan pernyataan jika mendapatkan imunisasi dasar lengkap anak akan terhindar dari penyakit yang berbahaya dan 9,8% responden yang menjawab tidak setuju. Responden yang menjawab setuju untuk pernyataan imunisasi DPT, Hepatitis B dapat diberikan secara bersama-sama adalah sebesar 75,6% dan responden yang menjawab tidak setuju sebesar 24,4%. Responden yang menjawab setuju atas penyataan bayi dalam keadaan demam ringan tetap dapat diberikan imunisasi adalah sebesar 65,9% dan sebesar 34,1% responden menjawab tidak setuju. Responden yang setuju untuk pernyataan ibu yang memiliki banyak anak harus tetap membawa anaknya untuk diimunisasi adalah sebesar 75,6% dan sebesar 24,4% responden tidak setuju. Diketahui bahwa responden yang menjawab setuju untuk pernyataan pemberian imunisasi hanya diberikan pada anak sulung (tertua) adalah sebesar 73,2% dan sebesar 26,8% menjawab tidak setuju. Responden yang setuju untuk pernyataan imunisasi hanya untuk mensukseskan program pemerintah saja adalah sebesar 58,5% dan sebesar 41,5% responden tidak setuju.responden yang menjawab setuju untuk pernyataan jika mendengar ada efek samping yang diakibatkan karena pemberian imunisasi terhadap anak, ibu masih akan membawa anaknya untuk diimunisasi pada jadwal berikut adalah sebesar 75,6% dan sebesar 24,4% responden menjawab tidak setuju. Diketahui bahwa responden yang 48

menjawab setuju untuk pernyataan bilamana ada ketentuan untuk membayarkan sejumlah uang untuk jasa pelayanan imunisasi di posyandu, ibu tetap akan membawa anaknya untuk diimunisasi adalah sebesar 53,7% dan sebesar 46,3% responden menjawab tidak setuju. Diketahui bahwa responden yang menjawab setuju untuk pernyataan bila bayi tidak menderita campak bayi tidak perlu mendapatkan imunisasi campak adalah sebesar 39% dan sebesar 61% responden menjawab tidak setuju. Responden yang menjawab setuju untuk pernyataan ayah dari bayi tidak perlu mengetahui masalah imunisasi anaknya adalah sebesar 36,6% dan sebesar 63,4% responden menjawab tidak setuju. Sedangkan responden yang menjawab setuju untuk pernyataan tidak perlu bagi seorang ibu untuk mengetahui apakah anaknya sudah memperoleh imunisasi dasar secara lengkap atau belum adalah sebesar 19,5% dan sebesar 80,5% responden menjawab tidak setuju. Tabel 6. Distribusi Gambaran Umum Sikap Responden Tentang Imunisasi Sikap Responden n % Baik 32 78 Tidak Baik 9 22 Jumlah 41 100 Berdasarkan tabel 6. Diketahui bahwa sebanyak 32 orang (78%) responden memiliki sikap baik dan sebanyak 9 orang (22%) responden memiliki sikap tidak baik. Tabel 7. Distribusi Sikap Tentang Imunisasi Berdasarkan Karakteristik Responden Umur Tingkat Pendidikan Pekerjaan Karakteristik Baik Sikap Tidak Baik n % < 20 Tahun 2 66,7 1 33,3 3 100 20-29 Tahun 15 75 5 25 20 100 30-39 Tahun 13 81,3 3 18,7 16 100 40 Tahun 2 100 0 0 2 100 SD 10 66,7 5 33,3 15 100 SMP 15 83,3 3 16,7 18 100 SMA/SMK 7 87,5 1 12,5 8 100 Tidak Bekerja 21 80,8 5 19,2 26 100 PNS 1 100 0 0 1 100 Petani 10 71,4 4 28,6 14 100 Tabel di atas menunjukkan sikap tentang imunisasi berdasarkan karakteristik responden. Berdasarkan umur dapat diketahui bahwa responden yang berumur < 20 tahun memiliki sikap baik sebesar 4,9% dan sikap tidak baik sebesar 2,4%. Responden yang berumur 20 29 tahun memiliki sikap baik sebesar 36,6% dan sikap tidak baik sebesar 12,2%. Responden yang berumur 30 39 tahun memiliki sikap baik sebesar 31,7% dan sikap tidak baik sebesar 7,3%. Responden yang berumur 40 tahun memiliki sikap baik sebesar 4,9% dan tidak ada responden yang memiliki sikap tidak baik. Berdasarkan tingkat pendidikan dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai tingkat pendidikan SD memiliki sikap baik sebesar 24,4% dan memiliki sikap tidak baik sebesar 12,2%. Responden yang bertingkat pendidikan SMP memiliki sikap baik sebesar 49

36,6% dan sikap tidak baik sebesar 7,3%. Responden yang sebagai petani memiliki sikap baik sebesar 24,4% dan sikap tidak baik sebesar 9,8%. mempunyai pendidikan SMA/SMK memiliki sikap baik sebesar 17,1% dan sikap yang tidak baik sebesar 2,4%. Berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa responden yang tidak bekerja memiliki sikap baik sebesar 51,2% dan memiliki sikap tidak baik sebesar 12,2%. Responden yang bekerja sebagai PNS memiliki pengetahuan baik sebesar 2,4% dan tidak ada yang memiliki sikap yang tidak baik. Responden yang bekerja Status Imunisasi Status imunisasi adalah suatu kriteria imunisasi berdasarkan kelengkapan pemberian imunisasi yang dianjurkan.status imunisasi lengkap bila semua jenis imunisasi dasar diberikan dan tidak lengkap bila ada salah satu imunisasi dasar tidak diberikan.gambaran status imunisasi anak Balita di Kampung Farusi dapat dilihat pada tabel 8 berikut. Tabel 8. Distribusi Gambaran Umum Status Imunisasi Anak Balita di Kampung Farusi Status Imunisasi n % Lengkap 27 65,9 Tidak Lengkap 14 34,1 Jumlah 41 100 Tabel di atas menunjukkan gambaran umum status imunisasi anak Balita, yaitu sebanyak 27 anak (65,9%) dari 41 sampel memiliki status imunisasi lengkap dan ada 14 anak (34,1%) yang status imunisasinya tidak lengkap. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi dengan Status Imunisasi Balita di Kampung Farusi Kabupaten Biak Numfor Tabel 9. Tabel Silang Hubungan Antara Pengetahuan dengan Status Imunisasi Anak Balita di Kampung Farusi Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Status Imunisasi Balita Lengkap Tidak Lengkap n % p value Baik 23 82,1 5 17,8 28 100 Tidak Baik 4 30,8 9 69,2 13 100 Jumlah 27 65,9 14 34,1 41 100 0,003 Tabel di atas menunjukkan hasil nilai probabilitas (p value) antara pengetahuan dengan status imunisasi sebesar 0,003. Nilai tersebut diperoleh dengan menggunakan Fisher`s Exact Test dengan bantuan program SPSS versi 17 for Windows. Nilai probabilitas (pvalue) 0,003 < 0,05 (tingkat kesalahan) maka berdasarkan nilai tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan status imunisasi anak Balita di Kampung Farusi Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua. 50

Hubungan Antara Sikap Ibu tentang Imunisasi dengan Status Imunisasi Balita di Kampung Farusi Kabupaten Biak Numfor Tabel 10. Tabel Silang Hubungan Antara Sikap dengan Status Imunisasi Anak Balita di Kampung Farusi Sikap Ibu Tentang Imunisasi Status Imunisasi Balita Lengkap Tidak Lengkap n % p value Baik 25 61 7 17,1 32 78 Tidak Baik 2 4,9 7 17,1 9 22 Jumlah 27 65,9 14 34,2 41 100,0 0,004 Tabel di atas menunjukkan hasil nilai terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan status imunisasi anak Balita di probabilitas (p value) antara pengetahuan dengan status imunisasi sebesar 0,004. Nilai Kampung Farusi Kabupaten Biak Numfor Papua. probabilitas (p value) 0,004 < 0,05 (tingkat kesalahan) maka dapat dinyatakan bahwa KESIMPULAN DAN SARAN Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan status imunisasi Balita dan terdapat hubungan antara sikap ibu dengan status imunisasi anak Balita di Kampung Farusi Kabupaten Biak Numfor Papua. Adapun yang dapat menjadi saran adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor perlu secara periodik melakukan sosialisasi, pemantauan dan evaluasi program imunisasi di Puskesmas, sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada dan diharapkan mendapatkan solusi yang tepat untuk dapat meningkatkan cakupan imunisasi sesuai dengan target program yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2012.Profil Kesehatan Kabupaten Biak Numfor Tahun 2011.Biak Papua. Budioro B. 2002. Pengantar Pendidikan (Penyuluhan) Kesehatan Masyarakat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Depkes RI, 2000. Pedoman Operasional Pelayanan Imunisasi I. Jakarta Depkes RI, 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1611/MENKES/SK/XI/2005 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta. Depkes RI, 2006. Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi Campak Tahun 2006. Subdit Imunisasi Direktorat Epim & Kesma, Direktorat Jenderal PP & PL Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Kemenkes RI, 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta Kemenkes RI, 2010. Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Imunization 2010-2014 (GAIN UCI 2010 2014). Jakarta. Maulana D.J, 2009. Promosi Kesehatan. Komara Yudha. Jakarta. Notoatmodjo S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo S., 2007. Promosi Kesehatan Dan Perilaku. PT. Rineka Cipta. Pangerang S. 2011. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Status Imunisasi Balita di Pusat Kesehatan Masyarakat Motoboi Kecil Kota Mobagu. Tesis. Universitas Sam Ratulangi Program Pasca Sarjana. 51