BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. otomatis mengambil alih kontrol ON-OFF pompa sehingga dengan rancangan

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB III RANCANG BANGUN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN ALAT

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain.

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. fitur yang sangat kompleks. GX Developer merupakan software buatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB III PERANCANGAN SOFTWARE. Dalam pengerjaan atau pembuatan suatu alat tahapan awal yang harus

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERANCANGAN 3.1. Deskripsi Sistem Water Treatment Plant Wire Rod Mill

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA MASALAH

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi

BAB IV HASIL DAN ANALISA

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

Materi. Siswa Mampu :

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN

APLIKASI PLC SCHNEIDER PADA MESIN PENGEPAKAN TELUR

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TAMAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Praktikum 2 Pembuatan Program PLC

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM SCADA. Untuk memudahkan penggunaan user maka dibuat beberapa halaman penting

BAB III PERANCANGAN ALAT

MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

2. Prinsip dan aplikasi Relay

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Deskripasi Project Sistem rancangan back-up kontrol peralatan lifting pump ini nantinya akan dirancang agar secara otomatis dapat memback-up sensor utama pompa (ON-OFF pompa) apabila tidak bekerja dengan baik atau normal, dengan begitu saat sensor utama mengalami kerusakan back-up kontrol secara otomatis mengambil alih kontrol ON-OFF pompa sehingga dengan rancangan control ini dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pendistribusian air limbah dari seluruh area Bandara Soekarno-hatta menuju pusat pengolahan air limbah STP 745 (Sewage Treatment Plant) 3.1.1 Proses Operasional Lifting Pump (Pompa distribusi air limbah) Pompa distribusi air limbah operasionalnya diharuskan secara otomatis mengingat lokasi-lokasi pompa tersebar di seluruh area bandara, Langkah awal pada proses operasional Lifting Pump atau pompa distribusi air limbah adalah dimulai dengan masuknya air limbah ke dalam sumur lifting pump, debit air limbah yang masuk ke dalam sumur lifting pump semakin lama semakin bertambah. Di dalam sumur lifting pump sendiri terdapat sensor level air, sensor level air ini terbagi menjadi sensor level air atas dan 35

36 sensor level air bawah, sensor level ini memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing, seperti sensor level air atas digunakan sebagai nyala pompa (ON) sensor level air bawah digunakan sebagai mati pompa (OFF), jarak antara sensor level air atas dan bawah merupakan jarak lamanya operasional pompa dari ON menjadi OFF. Di dalam sumur lifting pump sendiri terdapat dua buah pompa distribusi dimana dalam operasionalnya hidup secara bergantian dan tidak diperkenankan hidup secara bersama-sama ini dikarenakan konstruksi dari instalasi pemipaan yang memang didesain untuk satu jalur distribusi air limbah. Ada beberapa kontrol pada peralatan lifting pump ini diantaranya adalah : 1. Operasi 1 Pompa Manual Kontrol ini digunakan apabila kita menginginkan nyala hanya 1 pompa, baik pompa no 1 ataupun pompa no 2, kondisi ini biasanya digunakan untuk melakukan kegiatan maintanace pompa atau pengecekan kondisi pompa 2. Operasi 1 Pompa Otomatis Kontrol ini digunakan apabila kita menginginkan nyala pompa secara otomatis berdasarkan level air, apabila level air naik dan menyentuh sensor level air atas maka pompa akan bekerja mendistribusikan air, secara otomatis air pun turun hingga sensor level air bawah dan membuat pompa mati dan seperti ini seterusnya dengan operasi pompa yang sama 3. Operasi 2 Pompa Otomatis Kontrol ini digunakan apabila kita menginginkan nyala pompa hidup bergantian prinsipnya sama dengan operasi otomatis 1 pompa

37 perbedaanya apabila pompa no 1 selesai operasi nantinya yang akan hidup selanjutnya adalah pompa no 2 Kondisi nyala pompa bergantian dapat berjalan apabila kontrol yang kita pilih adalah otomatis untuk masing-masing pompa, setiap pompa memiliki kontrol dimana dapat hidup secara manual atau secara otomatis, begitu selector switch kita pilih manual maka pompa langsung ON dan apabila kita memilih otomatis, ON pompa berdasarkan ketinggian sensor level air. Rancangan control ini juga akan dibuat apabila operasional pompa adalah 2 buah pompa secara bergantian dan salah satu pompa terjadi masalah maka operasional tetap berjalan menggunakan salah satu pompa yang kondisinya baik sehingga tidak menjadikan system menjadi mati / off semuanya 3.2 Kondisi Saat Ini Bandara Soekarno-hatta sebagai penyedia jasa penerbangan memiliki pusat pengolahan limbah cair yang disebut Sewage Treatment Plant yaitu tempat dimana berkumpulnya limbah cair dari seluruh area Bandara Soekarno-Hatta untuk diolah atau ditreatment sehingga saat air limbah tersebut dibuang menuju sungai harapannya tidak mencemari lingkungan sesuai perturan pemerintah No.5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah. Kondisi ini tentunya ditunjang oleh peralatan-peralatan sebagai sarana distribusi air limbah dari berbagai area di Bandara Soekarno-Hatta menuju ke pusat pengolahan limbah cair (STP 745), peralatan tersebut berupa pompa yang disebut lifting pump atau submersible pump, pompa-pompa dengan

38 kapasitas besar inilah yang mendistribusikan air limbah tersebut menuju ke pusat pengolahan air limbah. Kondisi saat ini backup control atau secondary control belum ada pada control peralatan lifting pump sehingga operasionalnya hanya menggunakan sensor level air sebagai primary control apabila primary control bermasalah maka operasional pompa akan mati atau off, kondisi ini tidak diperkenankan karena selain akan menimbulkan bau juga akan menghambat proses pengolahan air limbah di pusat pengolahan STP (Sewage Treatment Plant) 745 Dampak yang akan terjadi yaitu : 1. apabila pompa kondisi OFF maka distribusi air limbah akan terganggu akibatnya proses treatment tidak maksimal pencemaran lingkungan akan terjadi 2. apabila kondisi ini berlarut-larut dalam jangka waktu yang lama dikhawatrikan distribusi air kotor pada toilet-toilet tidak akan lancar dan mengakibatkan air kotor menggenang di setiap toilet, beberapa wilayah tertentu dikhawatirkan akan banjir Foto-foto kondisi panel control di lapangan akan ditunjukkan pada Gambar 3.1 pada halaman 39, terlihat bahwa kondisi saat ini penel control masih menggunakan control secara mekanis berupa relay-relay dan kontaktor

39 Gambar 3.1. Kondisi peralatan kontrol dilapangan

40 3.3 Kondisi Yang Diinginkan Sebagai penyedia jasa penerbangan bertaraf internasional maka pelayanan maksimal zero complain selalu menjadi pokok utama yang harus selalu diberikan kepada pengguna jasa bandara terlebih permasalahan ini langsung berhubungan dengan aktivitas pengguna jasa bandara seperti penggunaan fasilitas toilet dan fasilitas pembuangan air kotor lainnya. Melihat kondisi yang ada sekarang ini, maka penulis ingin merancang merancang panel kontrol yang nantinya dapat lebih menyempurnakan kondisi sebelumnya dengan cara menambah kontrol backup berupa timer dan upgrade kontrol peralatan yang sebelumnya secara konvensional menjadi system PLC (Programable Logic Controller). Dengan rancangan ini nantinya dapat membawa manfaat antara lain : 1. Pendistribusian air limbah dari seluruh area bandara dapat berjalan baik hingga menuju pusat pengolahan STP 745 (Sewage Treatment Plant) 2. Mempunyai back-up control peralatan (secondary control) sebagai pengganti primary control apabila terjadi masalah 3. Mempermudah kegiatan maintenance dan penyelesaian /pengusutan trouble shooting peralatan 4. Secara estetika lebih baik dan mengikuti perkembangan teknologi / modernisasi 5. Mempermudah apabila kedepan ingin memodifikasi control peralatan Pada penyusunan tugas akhir ini akan disajikan dalam suatu mark-up tanpa merubah sistem kerja atau control dari alat tetapi mewakili kondisi real

41 dilapangan. Sehingga beberapa komponen pada kondisi sebenarnya akan digantikan dengan nyala indikator - Pompa ON digantikan oleh Lampu dengan indikator warna hijau - Pompa OFF digantikan oleh lampu dengan indikator warna merah - Pompa FAULT digantikan oleh lampu dengan indikator warna kuning - OVERLOAD RELAY dan THERMAL digantikan oleh selector switch Dengan rancangan ini apabila akan diaplikasikan pada kondisi nyata yang harus dipersiapkan hanya rangkaian power untuk pompa sedangkan rangkaian control tinggal mengambil program pada rancangan ini, program dalam bentuk ladder diagram PLC Mitsubishi FX-1S Series 3.4 Perencanaan Hardware ( Perangkat Keras ) Dalam perancangan rangkaian kontrol peralatan lifting pump ini dibutuhkan hardware dan software. Hardware terdiri dari perangkat keras (yang terlihat oleh mata) dan software yang terdiri dari perangkat lunak (tidak terlihat oleh mata). Perangkat keras yang dibutuhkan meliputi peralatan dan bahan penyusun dari penelitian ini, sedang perangkat lunak yang dibutuhkan adalah sebuah software beserta simulator dan downloader untuk PLC tipe MITSUBUSHI FX-1S Series. Beberapa peralatan yang dibutuhkan antara lain: 1. Personal computer (PC) atau laptop 2. AVO meter dan Ampere meter 3. Solder 4. Toolset

42 Sedangkan bahan yang digunakan pada pembuatan rangkaian back-up kontrol peralatan lifting pump diantaranya adalah : 1. PLC Mitsubishi tipe FX-1S 2. Lampu Indikator Warna Merah, Hijau, Kuning 3. Selector Switch 4. Floatlesss 5. Elektroda 6. Power Supply 24 VDC 7. MCB 2 Pole 8. Kabel NYAF 1x1,5mm dan Kabel Power 1x 2,5mm 3.4.1 Test Kondisi Hardware Rancangan Maka sebelum merangkai rancangan menjadi satu kesatuan perlu dilakukan pengecekan pada masing-masing komponen untuk memastikan kondisi komponen dalam keadaan baik dan normal, setelah itu baru dapat dirangkai menjadi kesatuan alat. Pengetesan awal dilakukan pada power supply DC, power supply 24 VDC diambil dari output PLC 24 VDC. Saat dilakukan pengukuran terhadap output keluaran PLC menunjukkan angka nominal sebesar 24.2 VDC dengan catatan sebelumnya melakukan pengecekan pada input tegangan PLC yaitu 220 VAC apabila tegangan input untuk PLC normal maka output keluaran juga akan normal, sehingga pengetesan input awal untuk PLC menjadi penting karena input tegangan yang tidak sesuai dengan range yang dipersyaratkan sebagai tegangan kerja PLC dikhawatirkan akan merusak PLC itu sendiri.

43 Pengetesan selanjutnya dilakukan pada komponen lampu sebagai indicator nyala pompa, kebetulan lampu yang digunakan dalam rancangan yaitu menggunakan lampu dengan tegangan kerja 220 VAC, pengetesan lampu ini untuk menghindari adanya kesalahpahaman system yang sebenarnya sudah benar hanya saja karena indicator lampu itu sendiri yang rusak, menjadikan system dinyatakan kurang benar. Saat dilakukan pengetesan dengan diberi tegangan kerja 220 VAC pada masing-masing lampu, ditunjukkan semua komponen dalam kondisi baik dan menyala terang Selanjutnya selector switch sebagai input PLC juga merupakan salah satu komponen penting dalam rancanga. Pengetesan selector switch dapat menggunakan AVO meter dengan memanfaatkan fungsi continuitas hambatan, apabila kontak sesuai dengan fungsinya dimana NC saat dilakukan pengetesan menunjukkan hambatan sebesar 0 maka kondisi selector switch baik, apabila kontak NO menunjukkan hambatan tak terhingga saat pengetesan maka kondisi selector switch baik. MCB sebagai pengaman utama sebelum masuk ke dalam PLC juga perlu dilakukan pengetesan apakah kontak dalam kondisi normal tidak short antara kontak line dengan netral maka saat dilakukan pengetesan dengan AVO pada kontak NO menunjukkan angka hambatan tak terhingga, sebaliknya dengan kontak NC hambatannya adalah 0, dan menjadi sebaliknya apabila tuas MCB dirubah dari OFF menuju ON maka fungsi kontak-kontak tersebut menjadi kebalikannya.

44 Terakhir melakukan pengetesan pada Floatless apakah kondisi normal atau tidak, cara kerja floatless untuk hidup matinya dipengaruhi oleh elektroda, apabila elektroda bawah dan atas berhubungan dengan perantara air sebagai media penghantar maka pada floatless lampuindikator kontak floatless akan menyala merah dan perubahan kontak terjadi kontak yang sebelumnya NC menjadi NO dan NO menjadi NC, tetapi apabila elektroda atas dan bawah terp-utus kaena media air habis atau tidak ada media perantara maka floatless indicator akan mati dan kontak-kontak floatless kembali seperti fungsi semula. 3.5 Perencanaan Software ( Perangkat Lunak ) Untuk software yang digunakan adalah Software PLC bawaan dari Mitubishi yang compatible dengan PLC Mitsubishi type FX-1S beserta dowloadernya atau kabel komunikasi antar PLC dengan PC. Software bawaan melsoft tersebut adalah MITSUBISHI GX Developer. Software ini keunggulannya memiliki pelengkap untuk simulasi ladder sebelum didownload ke dalam PLC sehingga tanpa harus mendownload program terlebih dahulu ke PLC maka kita dapat coba menjalankan program kita, seperti aplikasi simulator. Setelah kondisi program benar sesuai keinginan baru dilakukan download program ke PLC 3.5.1 Pemrograman PLC dengan Mitsubishi GX Developer Pada dasarnya semua software pendukung PLC memiliki operasional dan cara kerja yang sama, tetapi fitur di dalamnya yang berbeda antara software PLC satu dengan lainnya, khususnya untuk Mitsubishi GX Developer sendiri memiliki keunggulan salah satunya

45 memiliki fitur untuk test running sehingga tanpa harus melakukan download program PLC atau leader PLC ke dalam PLC itu sendiri, kita dapat coba melakukan test pada program atau leader yang sudah kita buat, sehingga uji coba dapat dilakukan terlebih dahulu di PC atau laptop kita masing-masing sebelum kita masukkan ke dalam perangkat keras PLC. Mitsubishi GX Developer memliki enam symbol dasar yang digunakan pada programnya, setiap symbol memiliki tugas dan fungsi masing-masing, symbol tersebut antara lain : X Y T C : Digunakan sebagai symbol input PLC : Digunkan sebagai symbol output PLC : Digunakan sebagai symbol timer pada PLC : Digunakan sebagai symbol counter (pencacah) pada PLC M dan S : Digunakan sebagai internal relay yang ada di dalam PLC Semua program nantinya kan diwakili oleh symbol-simbol tersebut dan symbol tersebut hanya memilki dua keadaan saat bekerja yaitu ON atau OFF, logika 1 atau logika 0, Energize atau tidak energize, beberapa tata cara penggunaan dan pengoperasian dari software Mitsubishi GX Developer akan dibahas secara singkat 1. Proses Instalasi software Mitsubishi GX Developer Proses instalasi dimulai dengan mengistal Envmel-nya terlebih dahulu, setelah menginstal Envmel-nya maka baru dapat melanjutkan proses instalasi melalui ikon setup di folder utama, dapat dilihat prosesnya pada Gambar 3.3 pada halaman 46

46 Gambar 3.3. Menu tampilan saat proses instalasi software PLC 2. Pada saat membuka program Mitsubishi GX Developer pertama kali, akan terdapat dua pilihan menu yaitu pilihan menu new project atau open project, jika ingin membuat project baru maka pilih new project apabila ingin membuka project yang sudah ada atau tersimpan dapat menggunakan menu open project seperti pada gambar Gambar 3.4. Menu tampilan awal saat membuka software PLC 3. Apabila kita memilih new project maka akan terlihat tampilan new project seperti gambar, kemudian kita pilih tipe PLC yang

47 akan kita gunakan, misalnya dengan seri FXCPU dengan tipe FX0(S). setelah itu berikan nama pada project rancangan 4. Gambar 3.5. Menu tampilah untuk memilih tipe dan seri dari PLC 5. Untuk memulai membuat program atau leader PLC kita dapat menggunakan symbol-simbol pada menu bar seperti gambar Symbol Symbol Symbol Symbol merupakan kontak NO (Normally open) merupakan kontak NC (Normally Close) merupakan kontak Aplikasi Instruksi merupakan kontak Internal Relay (AUX Contact) Apabila ingin membuat kontak NO, maka klik symbol kemudian isikan kode input misalkan X0 kemudian klik Ok, begitu juga

48 untuk kontak NC maupun kode output misalkan Y0 dan kontak internal relay misalkan M0 seperti pada gambar Gambar 3.6. Tampilan input, output dan internal relay 6. Pada akhir program software PLC lainnya harus diberikan instruksi END tetapi untuk software bawaan Mitsubishi ini tidak perlu lagi memberi perintah END karena saat membuat project baru instruksi END secara otomatis sudah ada, selanjutnya untuk cek program atau leader kita maka klik menu CONVERT sebelum program ditransfer ke PLC, dapat dilihat pada gambar Gambar3.7. Menu tampilan program CONVERT

49 7. Selanjutnya untuk komunikasi dengan PLC pilih menu Online pilih write to PLC jika program tersebut hendak ditransfer dari computer ke PLC, jika ingin mengambil program yang sudah ada di dalam PLC untuk kita tampilkan ke dalam PC pilih menu read from PLC, dapat dilihat pada gambar Gambar 3.8. Menu tampilan untuk proses transfer program ke PLC 3.6 Parameter Input dan Ouput Rancangan Dalam rancangan kontrol peralatan lifting pump ini ada beberapa parameter yang menjadi input dan ouput diantaranya Input peralatan : 1. Sensor level air yang dalam penelitian ini menggunakan sensor Elektroda, dan nantinya input dari sensor ini akan digantikan oleh kerja timer apabila elektroda terjadi masalah atau trouble, timer disini merupakan timer dari bawaan PLC 2. Selector Switch Auto/Manual pompa saat beroperasi 3. Selector Switch sebagai pengganti pengaman pompa

50 4. Elektroda sebagai inputan floatless sebelum memberi perintah pada PLC Output peralatan : Dalam tugas akhir ini tanpa merubah prinsip dan cara kerja alat, penulis menuangkan rancangan tugas akhir dalam bentuk markup sehingga output peralatan ini adalah indikator nyala lampu sebagai pengganti operasional pompa ( ON, OFF dan FAULT ) indikator pompa ON warna hijau, pompa OFF warna Merah dan pompa FAULT warna kuning Rangkaian kontrol peralatan yang nantinya digunakan sebagai markup pengganti rancangan sesungguhnya akan ditunjukkan seperti pada gambar 3.9 pada halaman 51, pada gambar tersebut dijelaskan juga tentang perancangan control level air dengan menggunakan elektroda pada floatless level

51 POMPA NO.1 POMPA NO.2 ON OFF ON OFF FAULT FAULT SELECTOR SWITCH AUTO / MANUAL OVERLOAD RELAY THERMAL RELAY FLOATLESS ELEKTRODA ATAS ELEKTRODA BAWAH ARDE / GROUND AIR DALAM SUMUR Gambar 3.9. Rancangan alat yang akan dibuat dan rancangan sensor level air

52 3.7 Flow Chart Kondisi yang diinginkan START/MULAI MANUAL SELECTOR SWITCH OTOMATIS INPUT SELEKTOR SWITCH INPUT SELEKTOR SWITCH SWITCH ON YA TIDAK SWITCH ON TIDAK YA YA BACA SENSOR YA PELAMPUNG BAWAH YA TIDAK YA PELAMPUNG ATAS TIDAK TIMER (ENERGIZE) YA TIDAK KONTAKTOR ON END/SELESAI

53 Prinsip Kerja Dari Flowchart Rangkaian Penjelasan awal dimulai saat pertama kali memilih selector switch sebagai suatu perintah kerja, apabila selector switch dipilih manual dengan kondisi normal maka begitu ON secara otomatis akan langsung menghidupkan pompa dan pompa akan langsung bekerja, tetapi apabila selector switch yang terpilih pada posisi automatis maka kerja pompa berdasarkan sensor level air, sensor level air ini memiliki dua parameter indikator yang harus dipenuhi agar dapat menghidupkan pompa yaitu pertama kondisi sensor level air posisi bawah harus energize, yang kedua sensor level air atas harus juga energize menyusul kondisi sensor level air bawah, apabila dua parameter indikator tersebut terpenuhi maka pompa akan bekerja secara otomatis, kendala atau masalah akan timbul apabila salah satu parameter tersebut tidak terpenuhi, apakah sensor air level atas tidak mau energize atau mungkin sensor air level bawah tidak mau energize yang terjadi pompa tidak akan mau bekerja, hal ini secara tidak langsung memutus distribusi air limbah menuju STP atau tempat treatment air limbah. Disinilah peran backup timer dibutuhkan apabila salah satu parameter diatas tidak terpenuhi salah satunya atau salah duanya maka secara otomatis settng waktu timer akan mengambil alih kerja sensor level air dan distribusi air limbah tidak akan terganggu atau terputus.

54 3.8 BLOK DIAGRAM POWER SUPPLY INPUT SENSOR BERMASALAH PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER BACKUP TIMER PLC OPERASIONAL ON/OFF POMPA BERDASARKAN TIMER Prinsip kerja dari Blok Diagram: 1. INPUT : Input disini merupakan input saat sensor level air saat mengalami masalah, dimana input ini memberikan instruksi kepada peralatan selanjutnya yang disebut PLC atau Programable Logic Controller 2. PLC : Merupakan alat kontrol sebagai penerima input dan selanjutnya akan meneruskan sebagai suatu tindakan 3. BACKUP TIMER PLC : Saat input yang diterima PLC merupakan input dengan indikasi sensor level air bermasalah maka PLC akan memerintahkan suatu tindakan berupa kontrol timer otomatis sebagai pengganti peran sensor level air 4. POMPA ON/OFF : Merupakan suatu keluaran atau hasil proses dari PLC, Output berupa operasi motor pompa berdasarkan timer atau pewaktu yang peranannya digantikan oleh lampu indikator 5. POWER SUPPLY : Merupakan rangkaian penyuplai tegangan yang akan digunakan untuk menyuplai PLC dan kontak-kontak PLC, supply disini ada dua yaitu 220 VAC dan 24 VDC

55 FLOWCHART KONTROL BACKUP TIMER START/MULAI INISIALISASI SENSOR LEVEL AIR KONDISI NORMAL YA PLC TIDAK OPERASIONAL MENGGUNAKAN BACKUP TIMER OPERASIONAL MENGGUNAKAN SENSOR LEVEL AIR END/SELESAI PENJELASAN FLOW CHART : Kontrol Back-upp timer bekerja dimulai dari posisi awal start system bekerja, dilanjutkan pada proses inisialisasi sensor level air, apabila sensor dalam kondisi normal maka operasional pompa tetap berjalan dengan menggunakan sensor level air (kondisi normal), apabila saat inisialisasi sensor level air diindikasikan sensor bermasalah maka PLC sebqgai penerima input akan

56 memproses dan memberikan instruksi kepada timer back-up untuk mengambil alih peranan sensor level air sehingga pompa tetap bekerja dan distribusi air limbah tidak terputus menuju STP (sewage treatment plant) untuk diolah. 3.9 Perancangan dan Aplikasi Sistem Dalam perancangan aplikasi sistem akan diperlukan input output yang nantinya akan digunakan untuk pemrograman pada leader PLC, daftar input output tersebut antara lain diperlihatkan dalam bentuk table di bawah ini Tabel 3.1. Input Output Rancangan FUNGSI INPUT XO X1 X2 X3 KETERANGAN SS MANUAL POMPA 1 SS OTOMATIS POMPA 1 SS MANUAL POMPA 2 SS OTOMATIS POMPA 2 FUNGSI OUTPUT Y2 Y3 Y4 Y7 X6 PENGAMAN Y10 X7 PENGAMAN Y11 X10 X11 INPUT NO FLOATLESS INPUT NC FLOATLESS KETERANGAN INDIKATOR ON POMPA 1 INDIKATOR OFF POMPA 1 INDIKATOR FAULT POMPA 1 INDIKATOR ON POMPA 2 INDIKATOR OFF POMPA 2 INDIKATOR FAULT POMPA 2 Setelah input output ke PLC di tentukan maka proses selanjutnya merangkai alat menjadi sebuah mark-up sesuai dengan rancangan yang diinginkan, untuk selalu menjadi catatan karena PLC merupakan kontrol yang sifatnya sensitif maka pastikan selalu yang menjadi input PLC tegangan 220 VAC tidak terlalu berlebih atau kurang dari arus nominal, setidaknya

57 ±5 VAC karena tegangan input ini jiga akan mempengaruhi power supply 24 VDC yamg dimiliki oleh PLC, sedangkan tegangan 24 VDC output PLC bisa kita gunakan untuk power di inputan PLC (a) (b) Gambar 3.10. Menunjukkan hasil pengukuran power input PLC dan Output DC PLC terlihat (a) power input 221 VAC (b) output Dc PLC 24 VDC Gambar diatas menunjukkan pengukuran power untuk sumber PLC, diketahui bahwa PLC membutuhkan tegangan kerja sebesar 220 VAC untuk dapat bekerja sehingga sumber tegangan yang diizinkan tidak boleh terlalu jauh dari nominal 220 karena angka yang tertampil pada multimeter sebesar 221 VAC maka besaran tersebut masih masuk dalam range tegangan yang diizinkan ±5 dari 220 VAC, sehingga tegangan output DC yang dihasilkan PLC tidak terlalu jauh dari besaran yang ditentukan, bahkan dalam

58 pengukuran di atas menunjukkan angka yang tepat yaitu sebesar 24 VDC. Selanjutnya rancangan siap dirangkai sesuai dengan rangkaian schematic system yang akan dijelaskan pada Gambar 3.12. Setelah kita merancang hardware sesuai dengan schematic langakah selanjutnya melakukan download ledder atau program ke dalam PLC melalui aplikasi atau software Mitsubishi GX Developer, setelah download ke PLC selesai rancangan dapat coba dijalankan apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau apakah hasil rancangan sudah dapat menjawab apa yang menjadi pokok permasalahan. Gambar 3.11. Proses download program / leadder diagram ke dalam PLC

59 RANCANGAN SCHEMATIC SYSTEM MCB 2 PHASA SP1 SP2 SPA SPC SPB SPD FLO ELEKTRODA ON OFF FAULT ON OFF FAULT Gambar 3.12. Rancangan Schematik System

60 SIMBOL SCHEMATIK SYSTEM SP1 : Selektor Switch Pompa 1 SP2 : Selektor Switch Pompa 2 SPA : Selektor Pengaman Pompa 1 ( Thermal ) SPB : Selektor Pengaman Pompa 1 ( Overload ) SPC : Selektor Pengaman Pompa 2 ( Thermal ) SPD : Selektor Pengaman Pompa 2 ( Overload ) ON ON Pompa 1 ON ON Pompa 2 OFF OFF Pompa 1 OFF OFF Pompa 2 FAULT FAULT Pompa 1 FAULT FAULT Pompa 2 FLO FLOATLESS LEVEL AIR ELEKTRODA

61

62