Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
ISSN hal

Pengaruh Natural dan Artificial Aging Pada Velg Bahan A356.0 Centrifugal Casting Dengan Variasi Putaran Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

BAB I PENDAHULUAN. walaupun harga produk luar jauh lebih mahal dari pada produk lokal. yang menjadi bahan baku utama dari komponen otomotif.

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

VARIASI PUTARAN DAN PRE HEATING CETAKAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAHAN VELG SEPEDA MOTOR DENGANMETODE CENTRIFUGAL CASTING

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ALUMINIUM A356.0

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA VELG MERK STOMP YANG MEMENUHI STANDART ASTM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PENGARUH PERBEDAAN LAJU WAKTU PROSES PEMBEKUAN HASIL COR ALUMINIUM 319 DENGAN CETAKAN LOGAM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

Pengaruh Putaran Centrifugal Casting Velg dari bahan Aluminium Scrap terhadap Karakteristik Perambatan Retak Fatik

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

Peningkatan Sifat Mekanik Paduan Aluminium A356.2 dengan Penambahan Manganese (Mn) dan Perlakuan Panas T6

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

BAB III METODE PENELITIAN

Waluyo M Bintoro, Undiana B,, Duddy Y P Staf Pengajar Jurusan Teknik mesin Politeknik Negeri Bandung

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

PENGARUH PERLAKUAN PANAS T6 TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL PROPELLER SHAFT BERBAHAN DASAR ALUMINIUM SERI 6063 HASIL PENGECORAN HPDC

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

PENGARUH VARIASI PUTARAN RENDAH DAN PUTARAN SEDANG PADA CENTRIFUGAL CASTING TERHADAP SIFAT FATIK PADUAN A 356 UNTUK VELG SEPEDA MOTOR

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

HASIL PENGUJIAN KOMPOSISI

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN LOGAM TERHADAP KEKERASAN PADA BAHAN ALUMINIUM BEKAS

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

PADUAN VARIASI PUTARAN 0, 250, 550 RPM CENTRIFUGAL CASTING SIFAT FATIK PADUAN A 356 UNTUK VELG SEPEDA MOTOR

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membuat suatu produk, bahan teknik merupakan komponen. yang penting disamping komponen lainnya. Para perancang, para

ANALISA PENGARUH VARIASI MEDIA QUENCHING DAN PENAMBAHAN SILIKON PADA PADUAN Al-Si REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PERBAIKAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM A356.0 DENGAN CARA MENAMBAHKAN Cu DAN PERLAKUAN PANAS T5

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

Transkripsi:

PENGARUH VARIASI WAKTU SOLUTION HEAT TREATMENT DAN SUHU AGING PERLAKUAN PANAS T6 PADA CENTRIFUGAL CASTING 400 rpm DENGAN GRAIN REFINER Al-TiB 7,5% TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADUAN ALUMINIUM COR A356 VELG SEPEDA MOTOR Yulfitra 1, Priyo Tri Iswanto 2, 1 Jurusan Teknik Mesin Institut Teknilogi Medan Jl gedung Arca no.52 Medan 2 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Jalan Grafika 2, Yogyakarta 55281, Indonesia. Telepon & Fax 0274-581855 yuvitura@yahoo.com, priyotri@yahoo.com Abstrak Penelitian ini memfokuskan pengaruh variasi waktu solution heat treatment T6 dan artificial aging terhadap mikrostruktur dan sifat mekanis paduan aluminium cor A356.0 pada velg sepeda motor dengan proses vertical centrifugal casting, temperatur pouring 750 C, pre-heating cetakan 250 C dengan penambahan 7,5 % Al-TiB kedalam 5 kg aluminium pada 400 rpm. Specimen dengan standar ASTM. temperatur 540 C ditahan selama 30, 60 menit. Kemudian dilakukan proses artificial aging 100 C, 125 C, 150 C, 175 C, 200 C dan natural aging ditahan selama 3 jam. Hasil penelitian menunjukkan kekerasan, kekuatan tarik, ketangguhan, densitas hasil coran secara umum mengalami peningkatan dan menurun setelah melewati waktu 120 menit perlakuan panas T6. Semakin lama waktu dan besar suhu aging tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap sifat mekanis hasil coran. Setelah perlakuan panas T6 dan aging terlihat adanya perbedaan morfologi pada batas butir matrik aluminium, yaitu terbentuknya presipitat yang diduga adalah senyawa Mg 2 Si. Sehingga dalam pemanasan T6 tidak perlu lama dalam untuk mendapatkan sifat yang diinginkan. Hasil pengamatan struktur mikro menunjukkan adanya perubahan bentuk dan ukuran butir akibat perlakuan panas T6 dan suhu aging maupun natural aging. Kata kunci : Velg, Centrifugal Casting, Heat Treatment T6, natural aging, artificial aging. Pendahuluan Dalam rangka peningkatan teknologi pengecoran khususnya yang berkaitan dengan produk coran velg kendaraan roda dua, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis pada bahan yang digunakan untuk velg kendaraan roda dua tersebut. Pengujian-pengujian tersebut antara lain: pengujian tarik, pengujian kekerasan, pengujian struktur mikro, pengujian komposisi, dan pengujian impak. Material yang digunakan pada penelitian kali ini adalah alumunium dengan penambahan inokulan Al-TiB 7,5%, diharapkan dapat memperbaiki kualitas velg lokal.beberapa penelitian sudah dilakukan diantaranya adalah Kashyap, dkk (2001)dalam penelitiannya tentang efek dan mekanisme penghalusan butir pada paduan aluminium.hasil penelitian menunjukkan bahwa, penghalusan butir paduan aluminum oleh pengintian heterogen dan pertumbuhan butir paduan aluminium. Penghalusan butir penting namun efek zat/unsur terlarut lebih penting dalam proses penghalusan. Adapun penelitian ini menggunakan bahan ingot aluminium untuk pengecoran velg sepeda motor dengan mesin sentrifugal casting. Penelitian inimemfokuskan tentang pengaruh variasi waktu solution heat treatment T6 dan memvariasikan suhu artificial aging. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode vertical centrifugal casting. Bila dibandingkan antara gravity casting dengan centrifugal casting maka centrifugal casting reliability nya lebih baik serta akan terbebas dari porositas gas dan penyusutan. Gaya sentrifugal pada pengecoran akan meningkatkan sifat-sifat fisik hasil coran pada kekuatan tarik, modulus young serta nilai regangan (Chirita, 2006). Santoso (2010) meneliti pengaruh variasi temperatur cetakan dan inokulan Al-TiB terhadap sifat mekanik hasil coran aluminium menggunakan centrifugal casting. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi temperatur cetakan dapat menghambat laju pendinginan, yang akan memperbesar ukuran butir hasil coran. Sehingga semakin besar ukuran butir, sifat mekanik hasil coran akan semakin turun. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Bambang (2010). Penelitian ini mengamati pengaruh kecepatan putar terhadap sifat fisis dan mekanis hasil coran. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu dari hasil penelitian yang telah M-48

dilakukan oleh Santoso (2010), dengan variasi putaran yang digunakan 400, 450, 500, 550, 600, 650, 700 rpm, preheating pada mould 250 o C dan temperatur penuangan 700 o C. Hasil penelitian menunjukkan adanya kenaikan sifat mekanik dibandingkan dengan produk lokal, namun masih di bawah sifat mekanik produk pabrikan. Waluyo (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh penambahan inokulan Al-Ti-B pada pengecoran velg dengan vertical centrifugal casting pada putaran 1000 rpm. Dari penelitian initerjadi peningkatan ketangguhan velg yang dicetak dengan temperatur 250 o C disebabkan karena penambahan inokulan Al-Ti-B 7,5% kedalam 5 kg aluminium skrap. Masy ari (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh kecepatan putar dan proses perlakukan panas T6 terhadap hasil coran. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa angkakekerasan, kekuatan tarik dan ketangguhan serta densitas hasil coran secara umum mengalami peningkatan dengan kenaikan kecepatan putar moldvelg sepeda motor.semakin tinggi kecepatan putar bentuk dan ukuran butir terlihat semakin kecil dan spheroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu solution heat treatment dan variasi suhu aging terhadap sifat fisis dan mekanis hasil coran Metode penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah paduan aluminium cor A356 dengan komposisi kimia ditunjukkan pada Tabel 1. Berikut adalah tahapan yang dilakukan dalam proses pengecoran, yaitu sebagai berikut : a. beberapa bagian. bahan baku tersebut dilebur pada temperatur 750 0 C di dalam dapur listrik. b. Melakukan pre-heating pada cetakan dengan temperatur 250 0 C (Bambang, 2010). Proses pre-heating menggunakan liquefied petroleum gas (LPG), yaitu dengan menempatkan burner diantara cetakan atas dan bawah sampai temperatur cetakan mencapai 250 0 C, seperti yang terlihat pada Gambar 1. Selama pre- Heating pengukuran temperature dilakukabeberapa sisi cetakan menggunakan thermocouple tipe K. c. Gambar 1. d. Tahap terakhir dari proses pengecoran adalah penuangan logam cair ke dalam cetakan yang berputar, yaitu dengan mengatur inverter sesuai dengan frekuensi yang telah ditentukan. Pengecoran dilakukan pada kecepatan putar 400 rpm saja. e. Proses selanjutnya adalah pembuatan benda uji tarik dengan standar ASTM E-8M, uji impak dengan standar ASTM E-23,, uji kekerasan, uji struktur mikro dan uji densitas. Dalam penelitian ini benda uji diambil dari bagian terluar velg dengan pertimbangan bahwa pada bagian ini velg akan lebih banyak mendapatkan beban saat digunakan. Benda uji ini kemudian di bagi menjadi 2 kelompok, kelompok pertama adalah kelompok tanpa perlakuan panas, kelompok kedua dengan perlakuan panas T6. Proses perlakuan panas T6 dilakukan dalam tiga langkah, langkah pertama perlakuan panas pelarutan (solution heat treatment). Pada langkah ini benda uji dipanaskan di dalam furnace sampai temperatur ± 540 0 C, kemudian waktu penahanan (holding time) di variasikan 30, 60 menit dan natural aging. Langkah kedua pendinginan cepat (quenching) untuk mendapatkan larutan lewat jenuh (supersaturated). Langkah ini dilakukan setelah benda uji dipanaskan menurut variasi waktu, kemudian dicelupkan ke dalam air. Langkah terakhir adalah proses penuaan buatan (artificial aging), benda uji dipanaskan kembali di dalam furnace dengan variasi temperatur ± 100, 125, 150, 175 dan 200 0 C selama 3 jam, kemudian didinginkan di udara terbuka. Semua pelaksanaan pengujian dilaksanakan di Lab. Material Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Khusus pengujian densitas menggunakan metode Archimedes dengan menimbang berat benda di air dan di udara. Tabel 1. Komposisi kimia paduan aluminium cor A356. Al Cd Cu Fe Mg Ni Pb Si Ti Zn 92.756 <0.002 <0.001 0.220 0.400 <0.002 0.001 6.550 0.006 0.004 M-49

Hasil dan pembahasan Setelah dilakukan pembuatan benda uji (spesimen) hasil pengecoran centrifugal casting dengan beberapa variasi waktu pelaksanaan perlakuan panas T6 dengan siklus solution heat treatment suhu 540 0 C, water quenching, natural aging dan variasi suhu artificial aging, selanjutnya dilakukan uji sifat fisis dan mekanis meliputi uji kekerasan, kekuatan tarik, kekuatan impak dan densitas maupun struktur mikro. Kekerasan Pengujian kekerasan dilaksanakan dengan uji kekerasan Brinell sesuai standar ASTM E-10. Data kekerasan akibat pengaruh suhu artificial aging pada siklus perlakuan panas T6 dengan kondisi waktu dan suhu aging yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Pengaruh variasi waktu T6 dan suhu aging terhadap kekerasan Brinell Hasil pengujian menunjukkan kekerasan tertinggi pada T6 60 menit pada natural aging dan 200 0 C sebesar 104.208 kg/mm 2. Angka kekerasan yang terendah pada waktu T6 30 menit dengan dengan suhu aging 125 0 C sebesar 55.7129 kg/mm 2 dari semua variasi waktu dan suhu. Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan kekerasan diantaranya lama heat treatment, aging, pendinginan cepat (quenching), suhu mould dan metode pengecoran. Pada pengujian ini terlihat bahwa terjadi fluktuasi pada suhu aging. Dalam proses aging diduga paduan A356 (Al-Mg-Si) membentuk presipitat Mg 2 Si yang terdispersi secara merata di batas butir, sehingga gaya yang diperlukan untuk mendeformasi semakin besar, yang berarti kekerasannya tinggi. Tarik Nilai kekuatan tarik maksimum yang dapat ditahan benda uji dihitung berdasarkan pada beban maksimum yang dapat ditahan oleh benda uji tarik. Hubungan ultimate tensile strength (UTS) dengan variasi waktu tahan T6 dengan suhu aging dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini Gambar 3. Pengaruh waktu T6 dan suhu aging terhadap UTS Secara umum nilai UTS mengalami fluktuasi dan cenderung menurun setelah terjadi kenaikan. Berbeda dengan material natural aging yang mana setiap variasi waktu T6 mengalami kenaikan dibandingkan dengan suhu aging disetiap variasi suhu yang lain. Hal ini kemungkinan selama waktu T6 proses aging atau natural aging unsur paduan Si dan Mg berubah menjadi presipitat Mg 2 Si yang terdispersi secara merata disekitar batas butir, sehingga menyebabkan susunan antar atom aluminium menjadi lebih rapat dan menimbulkan ikata antar atom menjadi lebih kuat. Berdasarkan data hasil pengujian juga menunjukkan bahwa material natural aging mempunyai nilai UTS yang tinggi untuk semua variasi suhu aging, namun fluktuasi setelah terjadi peningkatan. Kekuatan Impak Pengujian ini menggunakan metode charpy dengan beban 8.5 kg. Hasil pengujian impak ditunjukkan pada Gambar 4 di bawah ini. Secara umum ketangguhan material cenderung mengalami penurunan dengan lama waktu proses T6. M-50

Gambar 4. Pengaruh variasi waktu T6 dan suhu aging terhadap ketangguhan Secara umum nilai ketangguhan material yang di perlakukan panas 30 maupun 60 menit mengalami fluktuasi. Nilai ketangguhan tertinggi pada suhu aging 100 0 C dengan waktu T6 30 menit nilai ketangguhannya sebesar 0.834 J/mm, 2 merupakan nilai ketangguhan terbesar dari semua variasi suhu aging. Densitas dan Porositas Hasil pengujian densitas benda ditunjukkan pada Gambar 5. Densitas aktual benda makin besar menunjukkan pori-pori yang terdapat pada benda hasil cor semakin sedikit. Secara umum densitas aktual mengalami fluktuasi dan kencenderungan menurun. Pada waktu T6 60 menit dengan suhu aging 100,125 dan 150C nilai densitas mengalami kenaikan yang merata dibandingkan variasi suhu aging dibanding dengan waktu T6 dan suhu aging yang lain. Struktur Mikro Gambar 5. Hubungan variasi waktu T6 dan suhu aging dengan densitas aktual Hasil pengamatan struktur mikro menunjukkan adanya perb (a) (b) (c) (d) (e) (a1) (b1) (c1) (d1) (e1) (f) Gambar 5. Foto struktur mikro hasil centrifugal casting dengan perlakuan panas T6 (a & a1) Natural aging, (b & b1) suhu aging 100 0 C, (c & c1) 125, (d & d1) 150, (e & e1) 175, (f ) 200 o C Hasil pengamatan struktur mikro menunjukkan adanya perbedaan bentuk variasi waktu T6 dan variasi aging. Pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop pembesaran 160 x hinggal terlihat butiran dan batas butiran Hasil mikro struktur untuk centrifugal casting dengan kecepatan putar 400 dapat dilihat pada gambar4.5. Pada hasil seluruh mikro struktur terlihat garis ukuran dengan jarak antara satu garis dengan garis lainnya sebesar 0,005 mm M-51

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh variasi waktu perlakuan panas T6 dan suhu aging pada centrifugal casting terhadap sifat fisis dan mekanis paduan aluminium cor A356 velg sepeda motor, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kekerasan, kekuatan tarik dan ketangguhan serta densitas hasil coran secara umum mengalami peningkatan dan kecenderungan menurun setelah melewati waktu 120 menit perlakuan panas T6. 2. Semakin lama waktu dan besar suhu aging tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap sifat mekanis hasil coran. 3. Setelah perlakuan panas T6 dan aging terlihat adanya perbedaan morfologi pada batas butir matrik aluminium, yaitu terbentuknya presipitat yang diduga adalah senyawa Mg 2 Si. Referensi ASM Handbook, 2008, Volume 15 Casting, ASM International. ASM Handbook, 2000, Introduction to Aluminum Alloys and Tempers, ASM International. ASTM Standard, 2004, Standard Practice for Heat Treatment of Aluminum-Alloy Castings from All Processes. ASTM Standard, 2004, Standard Test Methods for Notched Bar Impact Testing of Metallic Materials. ASTM Standard, 2004, Standard Test Methods for Tension Testing of Metallic Abdulwahab M., Madugu I.A., Yaro S.A., 2012 Effects of Temper Conditions and Step-Quenching Ageing on the Hardness Characteristics and Yield Strength of A356.0-type Al-Si-Mg Alloy.Springer Science-Business Media B.V. 2012. Abdulwahab M., Madugu I.A., Yaro S.A., 2012 Effects of Temper Conditions and Step-Quenching Ageing on the Hardness Characteristics and Yield Strength of A356.0-type Al-Si-Mg Alloy.Springer Science-Business Media B.V. Bambang, U., 2010 Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis pada Centrifugal Casting Aluminium Alloy Velg Sepeda Motor.Tesis S2 Teknik Mesin Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Bintoro, B.M., 2010 Pengaruh Temperatur Cetakan, Bentuk Produk dan Inokulan Ti-B pada Proses Pengecoran Sentrifugal Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Paduan Aluminium.Tesis S2 Teknik Mesin Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. M-52