KARAKTERISTIK SIKAP MENTAL WIRAUSAHA MAHASISWA DALAM BIDANG OTOMOTIF

dokumen-dokumen yang mirip
SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN HASIL BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PERBENGKELAN OTOMOTIF SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agil Nova Maulida, 2015

HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI TEKNISI DENGAN SIKAPNYA TERHADAP PEKERJAAN TEKNISI OTOMOTIF PADA SISWA SMK

MENINGKATKAN SIKAP ENTERPRENEURSHIP SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA BIDANG OTOMOTIF

HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

EKSPLORASI MINAT BEKERJA, BERWIRAUSAHA, DAN MELANJUTKAN STUDI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN UPI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. 1 Sedangkan

KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK DI KABUPATEN BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

THE BENEFITS OF LEARNING OUTCOMES STUDENTS PRESERVING FOOD AT READINESS PRODUCTS ENTREPRENEURSHIP PRESERVED FOODS

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KETERLAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK UNTUK MENJADI PEKERJA TEKNISI OTOMOTIF BERDASARKAN TUNTUTAN SKKNI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA BIDANG OTOMOTIF

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 88 siswa yang dijadikan sampel penelitian. Adapun skala intensitas melaksanakan Shalat Dhuha terdiri dari 30

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. tersebut, serta penampilan dan hasilnya. Serta kesimpulan akhir dari penelitian

KORELASI KESULITAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN COMPUTER NUMERICAL CONTROL SISWA SMK

Cynthia Dewi Sudarno Putri. Universitas Sebalas Maret Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II DEPOK SLEMAN ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

OPINI TERHADAP PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PRAKTIK BISNIS DALAM MEMBANGUN KARAKTER MAHASISWA FIS, UNY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENYELESAIAN STUDI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK UPI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB III METODE PENELITIAN. Agroindustri FPTK UPI, dengan subjek penelitian Mahasiswa bidang peminatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

Pendidikan Menengah Kejuruan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu kepribadian guru (X) dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PRAKTEK LAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI BIDANG PENGELASAN SISWA SMK

KONTRIBUSI KOMPETENSI MEMBACA GAMBAR TEKNIK TERHADAP KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN BUBUT SISWA SMK

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN BERDASARKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

BAB V KESIMPULAN. 1. Bagaimana Hasil belajar kursus yang diperoleh lulusan, selama. mengikuti kegiatan kursus tata rias rambut dan wajah di lembaga

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk setiap individu dengan adanya pembimbing dan yang dibimbing guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian. atas dua macam, yaitu : penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan suatu peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penulis mengambil data tanggal Januari 2013,sesuai dengan jadwal yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

HUBUNGAN MINAT MEMILIH PRROGRAM KEAHLIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah adalah hasil belajar matematika. Pada umumnya, hasil belajar matematika

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

PERNYATAAN. Bandung, Oktober 2014 Yang Membuat Pernyataan. Yadi Supriyadi NIM

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel bebas : dukungan sosial keluarga. 2. Variabel tegantung : sikap ibu terhadap anak penyandang autisme

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu

DESKRIPSI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DAN FIELD DEPENDENT

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK KASATRIAN SOLO SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI. Oleh : NIKI FEBRIANI F

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

Journal of Social and Industrial Psychology

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Transkripsi:

9 KARAKTERISTIK SIKAP MENTAL WIRAUSAHA MAHASISWA DALAM BIDANG OTOMOTIF Agil N. Maulida 1, Inu H. Kusumah 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154 agil.oto2008@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik sikap mental wirausaha mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung dalam bidang otomotif. Metode penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian diperoleh mahasiswa yang memiliki sikap mental wirausaha sangat rendah dan sangat tinggi jumlahnya paling sedikit. Mahasiswa yang memiliki sikap mental wirausaha tinggi memiliki jumlah paling banyak. Secara umum sikap mental wirausaha dalam bidang otomotif di kalangan mahasiswa prodi otomotif DPTM FPTK UPI Bandung ada pada kategori tinggi. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada kecenderungan mahasiswa yang memiliki sikap mental wirausaha yang tinggi dapat berpotensi menjadi seorang wirausahawan. Kata kunci: karakteristik, sikap mental, wirausaha, mahasiswa, otomotif PENDAHULUAN Pada saat ini ada lebih 600.000 lulusan perguruan tinggi di Indonesia menganggur atau tidak bekerja. Sebagian besar mereka atau 420.000 orang dari jenjang pendidikan S1 dan sisanya diploma. Pengangguran terbuka lulusan universitas di Indonesia berjumlah 398.298 orang atau 4,31% dari total pengangguran terbuka yakni sebanyak 7.147.069 orang (BPS, 2014). Hal inilah yang menjadi acuan bahwa pentingnya bagi mahasiswa menjadi wirausaha, supaya bisa lebih serius memperdalam ilmu kewirausahaan dan sikap mental dirinya untuk menjadi wirausaha. Mengingat pentingnya kewirausahaan bagi kesejahteraan ekonomi dan sosial mahasiswa tertentu, perlu adanya penelitian untuk mengidentifikasi sikap mental mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung khususnya mahasiswa prodi otomotif untuk menjadi wirausaha. Sikap mental wirausaha mahasiswa diharapkan dapat mendorong jiwa mahasiswa untuk lebih memilih berwirausaha sebagai profesinya dalam menunjang kebutuhan ekonomi pribadinya maupun masyarakat sekitarnya. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik sikap mental wirausaha pada mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung dalam bidang otomotif. Wirausaha adalah seseorang yang siap menanggung ketidakpastian untuk terlibat dalam arbitrase beresiko, arbitrase yaitu membeli barang dan jasa dengan harga tertentu 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

10 (tetap) di suatu pasar, supaya dapat dijualnya di tempat lain atau di lain waktu, untuk harga yang tidak pasti di masa depan. Pembentukan karakter wirausaha dapat dibina dengan berbagai cara. Melalui pengalaman hidup seseorang juga dapat secara alami membentuk karakternya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Selain pengalaman hidup, pendidikan juga membantu dalam pembinaan karakter wirausaha. Karakteristik kewirausahaan diantaranya: motivasi berprestasi, orientasi ke depan, menghadapi perubahan, kepemimpinan dan jaringan usaha (Kartib dan Yuyus, 2010). Membangun karakter adalah proses membentuk kebiasaan atau pola pikir seseorang sedemikian rupa sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Pentingnya karakter dalam kewirausahaan yaitu bahwa karakter harus menjadi fondasi bagi kecerdasan dan pengetahuan (brains and learning) seorang wirausaha. Sikap adalah organisasi yang relatif abadi dari sebuah keyakinan, perasaan, dan kecenderungan prilaku terhadap sosial yang signifikan secara objek, kelompok, peristiwa, atau simbol. Tiga komponen sikap yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang (Azwar, 1997). Ketiga komponen yang diuraikan di atas merupakan komponen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, artinya ketiga komponen tersebut secara bersama mengorganisasikan sikap individu. Teori mengatakan bahwa apabila salah satu saja diantara ketiga komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsistensi itu tercapai kembali. Mental adalah hal-hal yang berkaitan dengan psycho atau kejiwaan yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Setiap perilaku dan ekspresi gerak-gerik individu merupakan dorongan dan cerminan dari kondisi (suasana) mental (Abbas, 2014). Sikap mental wirausaha berarti kecenderungan pribadi/jiwa seseorang yang membuahkan tindakan/tingkah laku, baik sebagai wirausaha atau potensi menjadi wirausaha. Kekuatan mental yang membangun kepribadian yang kuat ada enam (Ashidiq, 2013), diantaranya: berkemauan keras, berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi, yang diperlukan adalah pengenalan diri, kepercayaan pada diri sendiri, pemahaman tujuan dan kebutuhan, kejujuran dan tanggung jawab, yang diperlukan adalah moral yang tinggi dan disiplin diri sendiri, ketahanan fisik dan mental, yang diperlukan adalah kesehatan jasmani dan rohani,

11 kesabaran, serta ketabahan, ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras, dan pemikiran yang konstruktif dan kreatif. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Melalui metode penelitian deskriptif dapat diperoleh deskripsi mengenai karakteristik sikap mental wirausaha mahasiswa. Teknik penentuan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik Random Proportional Sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang tiap unsur pembentuk populasi diberi kesempatan yang sama terpilih menjadi sampel. Adapun untuk menentukan jumlah sampel, maka digunakan rumus Slovin. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FPTK UPI Bandung, Departemen Pendidikan Teknik Mesin, Prodi Otomotif, Jenjang Pendidikan S1, mulai angkatan 2010 sampai dengan 2013. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mencari data variabel adalah angket. HASIL PENELITIAN Proses pencarian data mengenai sikap mental wirausaha dalam bidang otomotif, peneliti menggunakan angket sikap mental wirausaha yang terdiri dari 44 item pernyataan kepada 64 mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung, prodi otomotif, instrumen dibagikan kepada responden yang telah ditentukan dalam pengambilan sampel. Hasil penelitian terhadap sikap mental wirausaha dalam bidang otomotif mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung, dilihat dari rentang skor yang telah diklasifikasikan dan diinterpretasikan. Tabel 1. Data sikap mental wirausaha mahasiswa Rentang Skor Kategori Frekuensi Prosentase (%) 127 140 Sangat Rendah 9 14% 140,5 149 Rendah 10 15,5% 149,5 158 Sedang 16 25% 158,5 167 Tinggi 19 30% 167,5 181 Sangat Tinggi 10 15,5% Jumlah 64 100 % Skor rata-rata ideal sikap mental wirausaha mahasiswa dalam bidang otomotif yaitu sebesar 154. Sebanyak 50% mahasiswa tergolong ke dalam kategori memiliki sikap mental wirausaha tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung memiliki sikap mental yang tinggi untuk menjadi wirausaha dalam bidang

12 otomotif. Interpretasi prosentase dari data hasil perolehan skor dari masing-masing responden adalah sebagai berikut: Tabel 2. Koefisien mental wirausaha Interval Koefisien Frekuensi Prosentase (%) Tingkat Kecenderungan 100% - 81% 2 3% Sangat tinggi 80% - 61% 61 95% Tinggi 60% - 41% 1 2% Sedang 40% - 21% 0 0% Rendah 20% - 0% 0 0% Sangat rendah Jumlah 64 100% Data yang diperoleh menunjukkan bahwa 61 orang dari 64 mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung prodi otomotif memiliki tingkat kecenderungan memiliki sikap mental wirausaha tinggi (Tabel 2). Hampir seluruh responden memiliki sikap mental yang tinggi untuk menjadi wirausaha, hampir semua mahasiswa memiliki skor di atas skor rata-rata ideal. Data skor yang diperoleh ternyata lebih besar lagi jumlah mahasiswa yang memiliki sikap mental wirausaha yang tinggi. Semua mahasiswa memenuhi kategori di atas ratarata. PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung prodi otomotif mulai angkatan 2010 sampai dengan angkatan 2013, dimana jumlah responden sebanyak 64 mahasiswa. Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan pemahaman dari hasil yang diperoleh dalam penelitian. Jumlah item soal sebanyak 44 item variabel sikap mental wirausaha dalam bidang otomotif. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa sikap mental wirausaha yang merupakan modal untuk menjadi wirausaha khususnya dalam bidang otomotif di kalangan mahasiswa prodi otomotif DPTM FPTK UPI Bandung, dilihat dari rentan skor, 9 mahasiswa (14%) dari 64 (100%) mahasiswa termasuk kedalam kategori yang memiliki sikap mental wirausaha yang sangat rendah, 10 mahasiswa (15,5%) termasuk kedalam kategori yang memiliki sikap mental wirausaha yang rendah, 16 mahasiswa (25%) termasuk kedalam kategori yang memiliki sikap mental wirausaha yang sedang, 19 mahasiswa (30%) termasuk kedalam kategori yang memiliki sikap mental wirausaha yang tinggi dan 10 mahasiswa (15,5%) termasuk kedalam kategori yang memiliki sikap mental wirausaha yang sangat tinggi.

13 Lain lagi apabila dilihat dari interval koefisien skor tiap responden, 61 mahasiswa (95%) memiliki hasil yang tinggi, 1 mahasiswa memiliki hasil sedang dan 2 orang mahasiswa memiliki hasil yang sangat tinggi. Semua mahasiswa memiliki potensi sikap mental wirausaha di atas rata-rata. Data tersebut merupakan temuan yang menunjukkan gambaran atau tingkatan sikap mental wirausaha dalam bidang otomotif di kalangan mahasiswa prodi otomotif DPTM FPTK UPI Bandung. Hal tersebut berarti bahwa mayoritas dari 64 mahasiswa sebagai sampel, memiliki sikap mental wirausaha yang tinggi khususnya dalam bidang otomotif. Definisi sikap mental wirausaha secara gabungan ketiga kata tersebut, penulis sama sekali belum menemukannya, apabila secara operasionalnya banyak para ahli yang mendefinisikan sikap dan wirausaha sedangkan untuk mental sangat sedikit. Sebagian penulis di dalam blognya mengungkapkan bahwa definisi dari mental belum ada yang pasti. Sikap adalah organisasi yang relatif abadi meliputi keyakinan, perasaan, dan kecenderungan perilaku sosial secara signifikan terhadap objek, kelompok, peristiwa, atau symbol (Adopted Open Textbook, 2011). Sikap adalah suatu reaksi evaluasi atau reaksi perasaan. Perasaan seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut (Berkowitz,1972). Sikap sebagai derajat aspek positif dan aspek negatif terhadap suatu obyek psikologis (Thurstone, 1931). Obyek psikologis yang dimaksud adalah lambang-lambang, kalimat, semboyan, orang, institusi, profesi, dan ide-ide yang dapat dibedakan ke dalam perasaan positif atau negatif. Jelaslah bahwa sikap lebih cenderung kepada aksi atau tingkah laku manusia. Mental yang penulis kutip dari blog definisinya yaitu hal-hal yang berkaitan dengan psycho atau kejiwaan yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Setiap perilaku dan ekspresi gerak-gerik individu merupakan dorongan dan cerminan dari kondisi (suasana) mental. Beberapa ahli sama dalam mengungkapkan mental. Mental lebih cenderung kepada jiwa atau apa yang ada di dalam diri seseorang yang akhirnya akan berpengaruh pada aksi atau tingkah laku manusia. Mental terbagi 2, mental yang sehat dan mental yang tidak sehat. Pembahasan ini tentu lebih mengacu pada mental yang sehat karena secara realita semua responden memiliki mental yang sehat. Kesehatan mental adalah keadaan kesejahteraan dimana individu menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan normal kehidupan, dapat bekerja secara produktif dan baik. Mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitarnya. Wirausaha memiliki banyak definisi dari banyak para ahli (Sarvesh, 2012).

14 Wirausaha adalah seseorang yang siap menanggung ketidakpastian untuk terlibat dalam arbitrase beresiko, arbitrase yaitu membeli barang dan jasa dengan harga tertentu (tetap) di suatu pasar, supaya dapat dijualnya di tempat lain atau di lain waktu, untuk harga yang tidak pasti di masa depan. Banyak sekali pendapat mengenai definisi kewirausahaan. Sikap mental wirausaha berarti kecenderungan pribadi atau jiwa seseorang atau individu yang membuahkan tindakan atau tingkah laku, baik sebagai wirausaha atau berpotensi menjadi wirausaha. Prosentase hasil pengelompokkan dari masing-masing indikator sikap mental wirausaha, antara instrumen yang memiliki pernyataan positif dan negatif, semua pernyataan positif memiliki prosentase lebih besar dari pernyataan negatif. Kecenderungan mahasiswa memiliki sikap mental yang tinggi dan sehat dapat berpotensi menjadikannya wirausaha. Hal tersebut dikarenakan hasil penelitian membuktikan bahwa semua mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung yang dijadikan sampel memiliki nilai pada indikator sikap mental wirausaha diatas rata-rata. Hasil penelitian membuktikan bahwa semua mahasiswa DPTM FPTK UPI Bandung yang dijadikan sampel memiliki nilai pada indikator sikap mental wirausaha diatas rata-rata. Walaupun pada kenyataannya, ada mahasiswa dari masing-masing kategori selain daripada kategori tinggi tersebut. Semua mahasiswa memiliki nilai dari masing-masing indikator diatas rata-rata sehingga pada prosentase interval koefisien mayoritas mahasiswa memiliki sikap mental wirausaha tinggi pula. Tingginya sikap mental wirausaha ini mengacu pada aspek sikap yaitu kognitif, afektif dan konatif yang dipadankan dengan indikator mental yakni berkemauan keras, berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi, kejujuran dan tanggung jawab, ketahanan fisik dan mental, ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras, pemikiran yang konstruktif dan kreatif. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini yaitu sikap mental wirausaha khususnya dalam bidang otomotif di kalangan mahasiswa prodi otomotif mayoritas memiliki sikap mental wirausaha pada kategori tinggi. Ada mahasiswa dari masing-masing kategori selain daripada kategori tinggi tersebut. Semua mahasiswa memiliki nilai dari masing-masing indikator diatas rata-rata sehingga pada prosentase interval koefisien mayoritas mahasiswa memiliki sikap mental wirausaha tinggi pula. Tingginya sikap mental wirausaha ini mengacu pada aspek sikap yaitu kognitif, afektif dan konatif yang dipadankan dengan indikator mental yakni berkemauan keras, berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi,

15 kejujuran dan tanggung jawab, ketahanan fisik dan mental, ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras, pemikiran yang konstruktif dan kreatif. DAFTAR PUSTAKA Abbas, H. (2014). Pengertian Mental. [Online] Tersedia: http://hakamabbas. blogspot.com/2014/01/pengertian-mental.html [27 Mei 2015] Adopted Open Textbook. (2011). Entrepreneurial Behavior: Transforming and Innovative Idea into an Entrepreneurial Product. United Kingdom: Textbook Equiti, Inc. Ashidiq, K. (2013). Materi Kewirausahaan. [Online] Tersedia: http://kholiqashidiq.blogspot.com/2013/06/materi-kewirausahaan.html [27 Mei 2015] Azwar, S. (1997). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Berkowitz, L. (1972). Social Psychology Glenview Scot Fosesman and company. New York: Logman. Hogg, M.A. dan Vaughan, G.M. (2005). Introduction to Social Psychology [4th Ed.]. Australia: Pearson Prentice Hall. Kartib dan Yuyus. (2010). Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Sarvesh, S. (2012). Mental Health Perspectives In Organizations: Issues And Challenges. Rajasthan: International Jurnal of Research Commerce, IT & Management. Thurstone, L. L. (1931). The Measurement of Attitudes. New York: Journal of Abnormal and Social Psychology.