EVALUASI PENGGUNAAN SNI SEBAGAI STANDAR RUJUKAN DALAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR JALAN

dokumen-dokumen yang mirip
MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL JALAN RAYA

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

MODEL PERANGKAT LUNAK MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR MUTU JALAN DAERAH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Makasar

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMM PETUNJUK PELAKSANAAN PELAYANAN PELANGGAN DOKUMEN STANDAR, PEDOMAN, MANUAL (SPM)

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Surabaya

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN JALAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROSIDING. Kota Bandung Tahun 2014 Volume 2 : Transportasi - Geoteknik Material - Sumber Daya Air

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

NOTULENSI RAPAT PENGURUS JPII/UNIID Universitas Hasanuddin, Makassar 23 Maret 2017

PENGGUNAAN STANDAR, PEDOMAN DAN MANUAL DALAM PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KONSTRUKSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

NAMA & JABATAN. M. Mulya Permana, ST, MT Kasubag Pemasyarakatan Standar. Dra. Enny Kusnaty, M.Si Kepala Bagian Standardisasi

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur adalah sangat penting mengingat fungsi keberadaan sarana

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Nomor : 07 /PRT/M/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN DI BIDANG JALAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

PENDAMPINGAN TEKNIS PEMERINTAH DAERAH TINGKAT II KAB. KLATEN DALAM PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DAN REGULASI MIKROHIDRO Tanggal : 1 3 Desember 2008

- 2 - Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

3.3.1 Diseminasi/sosialisasi di Kota Batam

KEPALA BADAN PENGAW ASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RISIKO KETERLAMBATAN PROGRES FISIK TERHADAP MUTU PELAKSANAAN JALAN NASIONAL DI PROVINSI SULAWESI UTARA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

JURUSAN/PRODI TEKNIK SIPIL

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER TAHUN 2016

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG KOMISI KEAMANAN HAYATI PRODUK REKAYASA GENETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pekerjaan proyek konstruksi, waktu (time) adalah salah satu

IDENTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN JALAN NASIONAL BERBASIS INDIKATOR SIDLACOM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG KOMISI KEAMANAN HAYATI PRODUK REKAYASA GENETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air

INDIKATOR KINERJA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

BekerjaKeras,BergerakCepat, BertindakTepat Menuju Lombok Barat Bangkit

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU TEKNIK SUMBER DAYA AIR TAHUN

INSTRUKSI KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : IK. 04/BPSDMP-2017 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Keduduka

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SECARA SWAKELOLA DI KABUPATEN PAMEKASAN

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU TEKNIK SUMBER DAYA AIR TAHUN

IDENTIFIKASI KOMPETENSI SARJANA TEKNIK SIPIL BERDASARKAN PERSEPSI SUPERVISOR PADA BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI

JURNAL TRANSPORTASI FORUM STUDI TRANSPORTASI ANTAR-PERGURUAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 58/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

EVALUASI KINERJA PENELITIAN PERGURUAN TINGGI TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN AGUSTUS 2017

Spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan air

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

Dalam rangka pengembangan kapasitas pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara tahun 2015, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

ANALISIS BIAYA TENAGA KERJA DENGAN PROGRAM DINAMIK

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Unsur-unsur Pembangunan)

KEBIJAKAN PENERAPAN STANDAR BIDANG BIDANG PEKERJAAN UMUM KHUSUSNYA BIDANG KE-CIPTA KARYA-AN

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR DINAS PU BINA MARGA JALAN ADI SUCIPTA NO.2 CIANJUR 43211, TELP (0263) FAX PROPOSAL USULAN

LAPORAN PELAKSANAAN ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI TAHUN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

b Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS BINA MARGA DAN PSDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PENERAPAN KONSEP OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL PADA PROYEK PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPPRES 79/2001, KOMITE STANDAR NASIONAL UNTUK SATUAN UKURAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN

LAPORAN AKHIR B. Uji Instrumen Pengukuran Outcome Pembangunan Infrastruktur Jalan

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 53,833,824, BELANJA LANGSUNG 668,877,348,000.00

Transkripsi:

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 EVALUASI PENGGUNAAN SNI SEBAGAI STANDAR RUJUKAN DALAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR JALAN Agus Taufik Mulyono 1, Wimpy Santosa 2, Muslich Zainal Asikin 3, dan Rizky Ardhiarini 4 1 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, FT Universitas Gadjah Mada Ketua FSTPT, Majelis Profesi MTI, Peneliti Pustral UGM Email: atm8002@yahoo.com 2 Guru Besar Jurusan Teknik Sipil, FT Universitas Katolik Parahyangan Wakil Ketua FSTPT dan Majelis Profesi MTI Email: wimpy.santosa@yahoo.com 3 Praktisi bidang transportasi Pustral UGM, Ketua MTI Email: muslich_za@yahoo.com 4 Konsultan Bidang Transportasi Studio Mudal 32, Yogyakarta Email: rizkya_86@yahoo.com ABSTRAK Capaian perumusan SNI (Standar Nasional Indonesia) bidang infrastruktur jalan telah menerbitkan 436 SNI umum yang berkaitan dengan mutu bahan bangunan jalan dan 70 SNI khusus yang berkaitan dengan rekayasa teknik jalan (ke-binamarga-an). Sampai saat ini penerapan SNI bidang jalan di lapangan masih bersifat voluntary (sukarela) karena aspek legalitas pemberlakuannya belum tegas dan program sosialisasinya belum mencapai sasaran pengguna pada tingkatan pelaksana lapangan. Makalah ini menjelaskan sejauhmana tingkat penggunaan SNI tersebut sebagai standar rujukan mutu dalam dokumen kontrak penyelenggaraan infrastruktur jalan, yang dikaitkan dengan keseragaman dan penjaminan mutu konstruksi jalan yang ingin dicapai di semua wilayah provinsi/kabupaten/kota di Indonesia. Analisis penelitian dilakukan terhadap dokumen kontrak penyelenggaraan infrastruktur jalan provinsi/kabupaten/kota periode 2005-2009 masing-masing 60 dokumen. Kompilasi data dilakukan di dinas teknis, kontraktor, dan konsultan, yang mewakili beberapa wilayah kepulauan di Indonesia. Evaluasi penggunaan SNI tersebut diukur dari hasil perbandingan jumlah SNI yang digunakan sebagai standar rujukan mutu dalam dokumen kontrak pekerjaan jalan terhadap jumlah SNI yang diterbitkan BSN (Badan Standardisasi Nasional) bidang bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil infrastruktur jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penggunaan SNI umum jenis metode uji, tata cara, dan spesifikasi umum, masing-masing 25,00%; 15,58%; dan 22,57% dalam dokumen kontrak pekerjaan infrastruktur jalan provinsi/kabupaten/kota. Demikian juga tingkat penggunaan SNI khusus jenis metode uji, tata cara, dan spesifikasi umum, masing-masing 37,54%; 35,76%; dan 36,46% dalam dokumen kontrak pekerjaan jalan provinsi/kabupaten/kota. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa capaian keseragaman mutu konstruksi jalan jauh dari standar mutu yang ditargetkan, sehingga berdampak terjadi indikasi potensi kerusakan struktural dini sebelum umur pelayanan jalan tercapai, yang pada akhirnya berdampak pemborosan biaya pemeliharaan rutin dan berkala. Kata kunci: dokumen, jalan, kontrak, penggunaan, SNI 1. LATAR BELAKANG Infrastruktur bidang jalan didefinisikan sebagai bangunan beserta fasilitas pendukungnya yang berkaitan dengan fasilitas ke-binamarga-an, antara lain: jalan, jembatan, dan bangunan pelengkapnya. Penyelenggaraan infrastruktur jalan ke depan tidak harus menjadi tanggung jawab utama Kementrian Pekerjaan Umum, dapat juga diselenggarakan oleh lembaga swasta. Paradigma ke depan, penyelenggaraan infrastruktur jalan dapat dilaksanakan secara KPS (kerjasama pemerintah swasta) dengan penerapan performance base contract beserta penilaian indikator outcome dan impact. Pola penanganan tersebut menggambarkan bahwa aspek kesadaran dan keseragaman merupakan kunci terpenting untuk mencapai penjaminan mutu infrastruktur jalan. Program aksi yang harus segera dilakukan pemerintah adalah melakukan monitoring dan evaluasi yang ketat terhadap penggunaan 436 SNI umum yang berkaitan dengan mutu bahan jalan dan 70 SNI khusus yang berkaitan dengan rekayasa teknik jalan (kebinamarga-an) sebagai standar rujukan dalam dokumen kontrak penyelenggaraan infrastruktur ke-pu-an. Penelitian ini menggunakan analisa data yang berkaitan dengan penggunaan SNI dalam dokumen kontrak pada periode 5 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 391

Agus Taufik Mulyono, Wimpy Santosa, Muslich Zainal Asikin, dan Rizky Ardhiarini (lima) tahun sebelumnya (2005-2009) agar dapat memberikan informasi tingkat penggunaannya dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran sejauhmana tingkat penggunaan SNI bidang bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil sebagai standar rujukan dalam dokumen kontrak penyelenggaraan infrastruktur ke-pu-an. 2. TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2000 menyebutkan bahwa penerapan standar mutu dalam pekerjaan infrastruktur merupakan salah satu bagian penting dari program standardisasi untuk mencapai keseragaman dan penjaminan mutu, yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama dengan semua pihak. Balitbang Dep.PU (2008;2009) dan BSN (2008) dalam Mulyono (2009) telah memberlakukan 752 SNI bidang infrastruktur ke-pu-an yang terdiri atas: (1) bidang umum atau bahan konstruksi bangunan sejumlah 436 standar (58,0%); dan (2) bidang khusus atau rekayasa sipil sejumlah 316 standar (42,0%). Dari 316 SNI khusus, diuraikan dalam: (1) bidang sumber daya air sejumlah 73 standar (23,0%); (2) bidang ke-binamarga-an sejumlah 70 standar (22,0%); dan (4) bidang ke-ciptakarya-an sejumlah 173 standar (55,0%). Sementara ini Kementrian Pekerjaan Umum telah memberlakukan 272 Pedoman Teknis, yang terdiri atas: (1) bidang umum sejumlah 56 pedoman (20,5%); dan (2) bidang khusus sejumlah 216 pedoman (79,5%). Dari 216 Pedoman Teknis, diuraikan dalam: (1) bidang sumber daya air sejumlah 53 pedoman (24,5%); (2) bidang ke-binamarga-an sejumlah 56 pedoman (26,0%); (3) bidang ke-ciptakarya-an sejumlah 102 pedoman (47,2%); dan (4) bidang penataan ruang sejumlah 5 (lima) pedoman (2,3%). Mulyono, dkk (2009) dan Mulyono (2009) menyatakan bahwa SNI dan Pedoman Teknis merupakan dua standar yang tidak sama tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai barometer mutu bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil, perbedaannya hanya terletak pada wewenang legalitasnya dan aspek wilayah penerapannya. SNI ditetapkan dan dipublikasikan oleh BSN setelah melalui proses usulan, konsensus, rapat teknis, jajak pendapat, dan penetapan, yang pemberlakuannya bersifat nasional untuk semua sektor. Pedoman Teknis ditetapkan dan dipublikasikan oleh direktorat jenderal teknis dari suatu kementrian teknis, yang pemberlakuannya bersifat nasional untuk sektor tertentu saja. Balitbang Dep.PU (2008;2009) dalam Mulyono (2009) menyebutkan bahwa substansi SNI terdiri atas SNI umum dan SNI khusus, masing-masing dirinci dalam Metode Uji, Tata Cara, dan Spesifikasi. SNI umum merupakan standar untuk bahan konstruksi bangunan, SNI khusus untuk rekayasa sipil infrastruktur. BSN telah memberlakukan 752 SNI bidang bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil, terdiri atas: 424 (56,4%) SNI jenis Metode Uji, 184 (24,5%) SNI jenis Tata Cara, dan 144 (19,1%) SNI jenis Spesifikasi. Mulyono (2009) dalam Mulyono, dkk (2009) menyatakan bahwa tingkat penggunaan SNI dalam dokumen kontrak penyelenggaraan infrastruktur ke-pu-an dapat diukur dari hasil perbandingan jumlah SNI yang digunakan sebagai standar rujukan pekerjaan dalam dokumen kontrak terhadap jumlah SNI tersedia yang terkait langsung dengan pekerjaan yang sama. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat capaian penggunaan SNI bidang infrastruktur ke-pu-an sebagai standar rujukan dalam dokumen kontrak masih jauh di bawah 50,0% sehingga perlu solusi tepat untuk meningkatkannya. Hasil penelitian tersebut sangat relevan dengan hasil implementasi model MESTAM- JALAN yang dikembangkan Mulyono (2007) yang menyatakan bahwa tingkat penerapan standar mutu jalan di bawah 62,5% memerlukan cermatan yang tepat untuk mengatasi indikasi adanya penyimpangan implementasi standar mutu jalan di lapangan. Sementara hasil survai inspeksi mendadak terhadap yang dilakukan Balitbang Dep.PU (2008) menyebutkan bahwa hasil pemantauan SNI metode uji menunjukkan hampir 50,0% jenis pengujian mutu belum uji profisiensi KAN (Komite Akreditasi Nasional) pada laboratorium mutu di daerah; dan metode pengujian mutu di daerah hampir 25,0% masih menggunakan SNI metode uji versi lama. Hasil penelitian yang dilakukan Mulyono (2009) dalam Balitbang Dep.PU (2009) menunjukkan infrastruktur ke-binamarga-an sudah mampu menerapkan SNI khusus tata cara yang lebih baik jika dibandingkan infrastruktur ke-ciptakarya-an dan sumber daya air, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 1. I - 392 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Evaluasi Penggunaan Sni Sebagai Standar Rujukan Dalam Penyelenggaraan Infrastruktur Jalan 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% SDA Bina Marga Cipta Karya SNI Umum Metode Uji SNI Umum Tata Cara SNI Umum Spesifikasi SNI Khusus Metode Uji SNI Khusus Tata Cara SNI Khusus Spesifikasi Pedoman Umum Pedoman Khusus 3. DATA ANALISIS Sumber: Mulyono (2009) dalam Balitbang Dep.PU (2009) Gambar 1. Capaian penerapan SNI dan Pedoman Teknis bidang infrastruktur ke-pu-an Penelitian dilakukan terhadap 60 dokumen kontrak pekerjaan infrastruktur jalan daerah (jalan provinsi/kabupaten/kota) periode 2005-2009. Kompilasi data dan informasi dilakukan di beberapa dinas teknis dan kontraktor yang mewakili wilayah Indonesia, antara lain: Medan, Riau, Palembang, Banten, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Pontianak, Samarinda, Makasar, Manado, Ambon, Manokwari, dan Jayapura. Pengumpulan informasi penggunaan SNI dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan para penyelenggara jalan yang berkaitan dengan penggunaan SNI bidang bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SNI umum bidang bahan konstruksi bangunan dan SNI khusus bidang rekayasa sipil jalan harus dapat diimplementasikan sebagai standar rujukan dalam dokumen kontrak pekerjaan penyelenggaraan infrastruktur jalan sesuai mata pembayaran yang dikerjasamakan, sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 40 Ayat 3 Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003. Tingkat capaian penggunaan SNI dalam dokumen kontrak penyelenggaraan infrastruktur jalan dihitung dari perbandingan antara jumlah SNI yang digunakan dalam dokumen kontrak dan jumlah SNI bidang jalan yang tersedia pada jenis mata pembayaran pekerjaan jalan yang sama. Jumlah SNI yang digunakan dalam dokumen kontrak pekerjaan jalan dievaluasi dari sejumlah 60 dokumen kontrak pekerjaan jalan provinsi/kabupaten/kota dari tahun 2005 hingga 2009. Hasil capaian tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1. Pada umumnya tingkat capaian penggunaan SNI baik SNI umum maupun SNI khusus dokumen kontrak pekerjaan jalan provinsi/kabupaten/kota jika dibandingkan dengan jumlah SNI yang telah diterbitkan BSN (Badan Standardisasi Nasional) rata-rata masih jauh di bawah 40,0%. Kondisi demikian mengindikasikan penerapan SNI masih bersifat sukarela (voluntary), sehingga belum terbentuk kesadaran dan keseragaman dalam penjaminan mutu secara komprehensif. Secara detail hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penggunaan SNI umum jenis metode uji, tata cara, dan spesifikasi umum, masing-masing 25,00%; 15,58%; dan 22,57% dalam dokumen kontrak pekerjaan infrastruktur jalan. Demikian juga tingkat penggunaan SNI khusus jenis metode uji, tata cara, dan spesifikasi umum, masing-masing 37,54%; 35,76%; dan 36,46% dalam dokumen kontrak pekerjaan jalan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa capaian keseragaman mutu konstruksi jalan masih jauh dari standar mutu yang ditargetkan, sehingga berdampak terjadi indikasi potensi kerusakan struktural dini sebelum umur pelayanan jalan tercapai, yang pada akhirnya berdampak pemborosan biaya pemeliharaan rutin dan berkala. Selain itu, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kegagalan konstruksi lebih disebabkan kurang cermat dalam memahami substansi SNI umum seperti SNI tanah dasar dan bahan dasar konstruksi jalan yang disertai rendahnya kualitas SDM pengendali mutu dan dorongan kearifan lokal untuk menggunakan material lokal, sehingga dengan rekayasa teknologi baru kadang-kadang tidak mampu diterapkan dengan baik sehingga ada indikasi potensi terjadi Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 393

Agus Taufik Mulyono, Wimpy Santosa, Muslich Zainal Asikin, dan Rizky Ardhiarini kerusakan struktural di awal umur rencana dari yang ditargetkan. Beberapa faktor yang mendorong rendahnya tingkat capaian penggunaan SNI sebagai standar rujukan dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan, adalah : (1) rendahnya kualitas SDM pengendali dan penyelenggara mutu jalan dalam menyadari dampak penyimpangan mutu terhadap kinerja kemantapan dan kenyamanan jalan; (2) rendahnya tingkat sosialisasi SNI di masyarakat; (3) belum adanya sistem penyeragaman penyusunan dokumen kontrak penyelenggaraan jalan daerah (jalan provinsi/kabupaten/kota/pedesaan); (4) rendahnya regulasi yang belum tegas untuk mewajibkan penggunaan SNI di dalam dokumen kontrak dan implementasi pengendalian mutu jalan di lapangan; dan (5) keragaman fisiografi dan cuaca yang tidak kondusif ketika pekerjaan jalan dilaksanakan sehingga memberikan potensi penyimpangan standar mutu di lapangan. Tabel 1. Evaluasi penggunaan jenis SNI sebagai standar rujukan dalam penyelenggaraan jalan Metode Uji Umum Tata Cara 1 Pembangunan/Peningkatan/ Pemeliharaan Jalan Metode Uji Khusus Tata Cara Spesifikasi Spesifikasi a. SPM tersedia 136 32 15 22 15 15 b. SPM terpakai 30 5 5 9 6 5 c. Capaian 22.06% 15.63% 33.33% 40.91% 40.00% 33.33% 2 Pembangunan/Peningkatan/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan a. SPM tersedia 187 45 32 14 20 26 b. SPM terpakai 45 7 5 5 8 14 c. Capaian 24.06% 15.56% 15.63% 35.71% 40.00% 53.85% 3 Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan a. SPM tersedia 187 45 32 25 22 36 b. SPM terpakai 54 7 6 9 6 8 c. Capaian 28.88% 15.56% 18.75% 36.00% 27.27% 22.22% Rata-rata penggunaan 25.00% 15,58% 22,57% 37,54% 35,76% 36,46% Selain itu, data yang dievaluasi oleh Balitbang Dep.PU (2009) dalam Mulyono (2009) menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penggunaan SNI umum (bidang bahan konstruksi bangunan) dalam dokumen kontrak infrastruktur ke-pu-an tidak lebih dari 28,02%; demikian juga rata-rata tingkat penggunaan SNI khusus (bidang rekayasa sipil) tidak lebih dari 29,78%; sebagaimana disajikan dalam Tabel 2. Infrastruktur ke-binamarga-an sudah cukup baik dalam menggunakan SNI sebagai standar rujukan mutu jika dibandingkan infrastruktur ke-ciptakarya-an dan sumber daya air. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat capaian keseragaman mutu infrastruktur ke-pu-an harus menjadi perhatian semua stakeholder terkait (khususnya Pemerintah) agar diperoleh umur pelayanan yang optimal. Tabel 2. Evaluasi penggunaan SNI dalam dokumen kontrak penyelenggaraan infrastruktur ke-pu-an 5. KESIMPULAN Bidang SNI Infrastruktur Umum Khusus SDA 39,78 % 20,02 % Bina Marga 21,05 % 36,59 % Cipta Karya 23,23 % 32,73 % Rata-rata 28,02 % 29,78 % Sumber : Balitbang Dep.PU (2009) dalam Mulyono (2009) Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penggunaan SNI umum jenis metode uji, tata cara, dan spesifikasi umum, masing-masing 25,00%; 15,58%; dan 22,57% dalam dokumen kontrak pekerjaan infrastruktur jalan provinsi/kabupaten/kota. Demikian juga tingkat penggunaan SNI khusus jenis metode uji, tata cara, dan spesifikasi umum, masing-masing 37,54%; 35,76%; dan 36,46% dalam dokumen kontrak pekerjaan jalan provinsi/kabupaten/kota. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa capaian keseragaman mutu konstruksi jalan jauh I - 394 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Evaluasi Penggunaan Sni Sebagai Standar Rujukan Dalam Penyelenggaraan Infrastruktur Jalan dari standar mutu yang ditargetkan, sehingga berdampak terjadi indikasi potensi kerusakan struktural dini sebelum umur pelayanan jalan tercapai, yang pada akhirnya berdampak pemborosan biaya pemeliharaan rutin dan berkala. 6. SARAN TEKNIS Hasil evaluasi penggunaan SNI sebagai standar rujukan dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan daerah masih jauh di bawah 50,0%, sehingga perlu upaya-upaya untuk mempercepat beberapa program aksi, antara lain: a. Meningkatkan sosialisasi SNI bidang jalan kepada stakeholder terkait, melalui mitra perguruan tinggi, asosiasi profesi dan praktisi, dan dinas teknis di daerah; b. Mempertegas legalitas untuk melaksanakan wajib SNI sebagai standar rujukan dalam dokumen kontrak penyelenggaraan jalan; c. Monitoring dan evaluasi penerapan SNI pada tiap tahap perencanaan, pembangunan, pemeliharaan, dan peningkatan kinerja infrastruktur jalan dengan metode teknis yang yang mudah diimplementasikan; 7. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Balitbang Kementrian Pekerjaan Umum (Ir. Supardi, Ir. Ali As adi, CES, Ir. Dwi Kristianto, M.Eng, Dra. Enny Kusnaty, MSi., Ir. Riana Suwardi, MT, Ani Nuraini, ST.,MT) dan Asisten Studio Mudal 32 (Dian Rusmanawati, Teguh Prasetyo, Ahmad Arief TB, Putra Abu Sandra, ST; Wahyu Purnomo, ST; Andri Rahmanda L, Andika Okayana, dan Yudho Wibowo, Agus Ubaidilah,ST) serta Dr. Ir. Pamekas, M.Sc. 8. DAFTAR PUSTAKA Balitbang Dep. PU, 2009, Penajaman Program Standardisasi Bidang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil 2010-2014, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Balitbang Dep. PU, 2009, Daftar SNI Bidang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Balitbang Dep. PU, 2008, Pengkajian Efektivitas Penerapan Standar dalam Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. BSN (Badan Standardisasi Nasional), 2008, Sistem Standardisasi Nasional, Jakarta. Mulyono, A.T., 2009, Capaian Program Standardisasi Bidang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil dalam Penyelenggaraan Infrastruktur ke-pu-an (2004-2008), Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Standardisasi, ISSN 0853-9677, BSN, Jakarta. Mulyono, A.T., Saputra, A., Kurniawan, A., dan Santosa, W., 2009, Evaluasi Penggunaan SNI Bidang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil dalam Dokumen Kontrak Penyelenggaraan Infrastruktur ke-puan, Prosiding Seminar Nasional Kerjasama Tiga Universitas UI-ITB-UGM: Pembangunan Infrastruktur untuk Semua, ISBN 978-602-96396-0-5, Bandung. Mulyono, A.T., 2007, Variabel Pengaruh yang Dominan terhadap Subsistem Input Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Jalan, Media Komunikasi Teknik Sipil, Tahun 15, No. 2, hal. 117-136, BMPTTSSI-PII, Semarang. Mulyono, A.T., 2007, Model Monitoring dan Evaluasi Pemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Jalan Berbasis Pendekatan Sistemik, Disertasi Doktor. Sekretariat Negara, 2000, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4020, Jakarta. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 395

Agus Taufik Mulyono, Wimpy Santosa, Muslich Zainal Asikin, dan Rizky Ardhiarini I - 396 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta