BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB I P E N D A H U L U A N

Rencana Strategis (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB III halaman 45

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB III ISU- ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BOGOR

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PASAR KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

efektivitas dan efisiensi. Dengan modal tersebut diharapkan pemerintahan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

Visi dan Misi Provinsi Sulawesi Selatan Visi Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III Visi dan Misi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BOGOR

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

RANCANGAN AKHIR RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Transkripsi:

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan DPPKAD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Tasikmalaya yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 08 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 15 Tahun 2008 dimana berdasarkan PERDA tersebut DPPKAD mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah mengenai urusan administrasi keuangan dan aset daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok diatas, DPPKAD mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Perumusan kebijakan teknis mengenai urusan administrasi keuangan daerah; b. Penyelenggaraan kegiatan penetapan anggaran daerah; c. Penyelenggaraan penetapan kebijakan pendapatan dan investasi daerah meliputi pajak dan retribusi daerah, investasi dan aset daerah serta pinjaman daerah; d. Pembinaan pelaksanaan tugas mengenai urusan administrasi keuangan daerah; e. Penyelenggaraan urusan tata usaha dinas; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati. Selama periode 2006-2010, pelaksanaan keenam peran tersebut telah diupayakan secara optimal. Namun demikian, upaya tersebut masih menyisakan persoalan yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan, antara lain belum 78

sepenuhnya selaras antara rencana pembangunan (RPJPN, RPJMN, RKP, RPJMD, RKPD) dengan pelaksanaannya. Dengan demikian, permasalahan cenderung terjadi dalam hal inkonsistensi antara aspek perencanaan dengan aspek pelaksanaaan, bukan dalam hal keselarasan antar dokumen perencanaan Pengelolaan Keuangan Daerah secara hirarki. Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh DPPKAD : 1. Kompetensi pegawai masih relatif kurang; 2. Sarana dan prasarana untuk memenuhi standar pelayanan minimal masih kurang memadai; 3. Masih adanya Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tentang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah yang sudah tidak sesuai dengan dinamika perkembangan sosial ekonomi dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi sehingga perlu disempurnakan; 4. Lemahnya data base potensi pajak, retribusi dan aset daerah, misalnya sampai dengan saat ini database mengenai Pajak Penerangan Jalan masih belum ada; 5. Peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan keuangan daerah berkembang sangat cepat kurang bisa diimbangi dengan kecepatan adaptasi pada tahap implementasi bahkan timbul kendala yang disebabkan adanya potensi tumpang tindih/ tidak sinkron antara satu peraturan dengan yang lain, dan adanya multitafsir terhadap satu peraturan perundangundangan; 79

6. Masih banyaknya masyarakat wajib pajak dan retribusi yang kurang menyadari kewajibannya sehingga menimbulkan perilaku tax avoidance dan tax evassion; 7. Masih kurangnya kompentensi dan kualitas sumber daya manusia pengelola pendapatan, keuangan dan aset daerah pada tiap SKPD. Karena kewenangan pengelolaan keuangan daerah tidak hanya berada di DPPKAD sebagai satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD) tetapi juga di SKPD, karena itu kinerja DPPKAD sangat dipengaruhi oleh kinerja aparat pengelola keuangan yang ada di SKPD dari mulai pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, pejabat penatausahaan keuangan (PPK-SKPD) bendahara pengeluaran, bendahara penerimaan, pejabat pelaksana teknis kegiatan dan lain-lain; 8. Adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur pemangkasan sebagian nomor kodering penerimaan dari sektor retribusi daerah, sehingga berkurangnya penerimaan pendapatan daerah; 9. Tersebarluasnya obyek dan subyek Pajak/Retribusi Daerah. Luasnya Wilayah Kabupaten mencapai 2.563,35 Km2 terdiri dari 39 Kecamatan dan 351 Desa menyebabkan lemahnya rentang kendali serta berpengaruh terhadap rasionalitas antara biaya pemungutan dengan pendapatan daerah yang diperoleh; 10. Belum adanya penegakkan hukum (law enforcement) yang tegas berkaitan dengan pajak dan retribusi daerah; 80

11. Masih kecilnya potensi pendapatan daerah sehingga tingkat ketergantungan terhadap dana perimbangan (grant) dari pemerintah pusat sangat tinggi; 12. Adanya kesenjangan yang sangat tinggi antara keterbatasan anggaran (budget constraint) dengan jumlah program/kegiatan prioritas dan permintaan masyarakat yang harus dibiayai; 13. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar berkarakter pedesaan (rural) dengan mata pencaharian penduduk mayoritas pada sektor pertanian primer tradisional sementara perkembangan aktivitas sektor-sektor ekonomi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya yang terkait dengan potensi PAD seperti sektor jasa, perdagangan, wisata, hotel, restoran masih kurang dibandingkan dengan daerah lain seperti Kota Tasikmalaya dan Garut. 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi Pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2011-2015 akan diprioritaskan kepada pembangunan yang berbasis perdesaan sesuai dengan karakteristik penduduk dan wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Permasalahan yang masih dihadapi Kabupaten Tasikmalaya antara lain kemiskinan, keterbatasan sarana dan prasarana infrastruktur dasar (jalan dan jembatan, listrik, air dan irigasi), keterbatasan untuk mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan, penataan ruang dan lingkungan hidup, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, terbatasnya 81

kesempatan kerja, mitigasi bencana serta kesenjangan sosial. Dalam mengatasi permasalahan tersebut diperlukan penguatan kepemimpinan yang didukung oleh rakyat dan aspek politis. Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, peningkatan ketersediaan infrastruktur perdesaan, perkotaan dan kawasan pusat pemerintahan, peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan untuk penuntasan wajar dikdas 9 tahun dan perintisan wajar dikdas 12 tahun, revitalisasi pertanian dan kelautan untuk meningkatkan ketahanan pangan yang berbasis perdesaan, meningkatkan prasarana dan sarana pertanian serta mensinergitaskan usaha agribisnis dari hulu sampai hilir, pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, peningkatan kinerja aparatur pemerintah daerah dan desa, penanganan aset Pemerintah Kabupaten yang berada di wilayah Pemerintah Kota, serta peningkatan kualitas penataan ruang dan pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan, Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Kabupaten Tasikmalaya serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka Visi Pemerintahan Daerah Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011 2015 adalah: KABUPATEN TASIKMALAYA YANG RELIGIUS ISLAMI, MANDIRI, UNGGUL DI BIDANG AGRIBISNIS DAN BERBASIS PERDESAAN 82

Misi Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada serta tantangan ke depan, dan memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 4 (empat) misi sebagai berikut : 1. Mewujudkan masyarakat yang beriman, bertaqwa, berakhlaqulkarimah, berkualitas dan mandiri; 2. Mewujudkan perekonomian yang tangguh berbasis perdesaan dengan keunggulan agribisnis; 3. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance); 4. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah berbasis tata ruang yang berkelanjutan. Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih, misi yang berkaitan dengan Tupoksi DPPKAD yaitu terdapat pada Misi 3 RPJMD Kabupaten Tasikmalaya Periode 2011-2015. Tugas pokok DPPKAD Merealisasikan target pendapatan daerah secara rasional dan optimal serta melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah sesuai potensi yang dimiliki secara berkala dan berkesinambungan, Mengoptimalkan penganggaran dalam mendukung terwujudnya Kabupaten Tasikmalaya yang unggul dan maju berbasis pedesaan, Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah, Meningkatkan tertib pengelolaan aset daerah sebagai sarana pelayanan publik, Meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi. berkaitan dengan Misi 83

ke 3 adalah Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang Baik (Good Governance). Tabel 3.2. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan DPPKAD terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi : KABUPATEN TASIKMALAYA YANG RELIGIUS ISLAMI, MANDIRI, UNGGUL DI BIDANG AGRIBISNIS DAN BERBASIS PERDESAAN Berdasarkan Misi ke-3 yakni Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) Visi : KABUPATEN TASIKMALAYA YANG RELIGIUS ISLAMI, MANDIRI, UNGGUL DI BIDANG AGRIBISNIS DAN BERBASIS PERDESAAN No. Permasalahan Faktor Misi Pelayanan DPPKAD Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 3. Mewujudkan Belum Belum Upaya untuk tata tersedianya SPM lengkapnya meningkatka kepemerintah dalam mendukung SOP yang n kualitas an yang baik pelayanan harus pelayanan (good administrasi dimiliki governance) keuangan 3.3 Telaahan Renstra DISPENDA Propinsi Jawa Barat Dan Telaahan Renstra Biro Keuangan Setda Propinsi Jawa Barat 3.3.1 Telaahan Renstra DISPENDA Propinsi Jawa Barat Dalam upaya mendukung pencapaian visi dan misi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan sebagai upaya mewujudkan arah, peran dan kewenangan serta tugas pokok dan fungsi DISPENDA Provinsi Jawa Barat yang diharapkan, maka ditetapkan Visi DISPENDA Provinsi Jawa Barat, yaitu: 84

Menjadi Pengelola Pendapatan Daerah yang Amanah dengan Berorientasi kepada Kepuasan Pelayanan Publik, dengan Misi sebagai berikut: a. Meningkatkan Pendapatan Daerah; b. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada Masyarakat; c. Memantapkan kinerja Pelayanan Kepada Masyarakat; d. Menjalin jejaring kerja (networking) dan Koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan Daerah Hasil analisis terhadap Renstra Dispenda Provinsi, DPPKADKabupaten perlu menyusun daftar faktor penghambat dan pendorong pelayanan DPPKAD Kabupaten Taskmalaya yang akan mempengaruhi penanganan permasalahan yang telah diidentifikasi pada Tabel 3.3. 85

Tabel 3.3. Permasalahan Pelayanan DPPKAD Kabupaten Taskmalaya berdasarkan Renstra DISPENDA Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Visi : Menjadi Pengelola Pendapatan Daerah yang Amanah dengan Berorientasi kepada Kepuasan Pelayanan Publik Permasalahan Faktor No. Misi Pelayanan DPPKAD Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1. Meningkatkan Pendapatan Daerah Tersebarluasnya Obyek Pendapatan Daerah Masih belum memadainya Sarana dan Prasarana Pelimpahan sebagian kewenangan pemungunan Pendpatan Daerah kepada kecamatan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada Masyarakat Pelayanan terhadap masyarakat belum optimal Belum adanya SPM (Standar Pelayanan Minimal) SKPD Motivasis yang tinggi untuk melayani masyarakat 3. Memantapkan kinerja Sumber Daya Manusia dan Organisasi Kurangnya Koodinasi dan Evaluasi Kinerja SDM Belum Optimalnya kesadaran dan pemahaman SDM terhadap Tupoksi Tupoksi sudah memadai 4. Menjalin jejaring kerja (networking) dan Koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan Daerah Belum bisa menyajikan Simtem Informasi Manajemen Online Belum mempunyai SIMPEDA (Sistem Informasi Pendapatan Daerah) Spesifikasi Hardware yang memadai 86

3.3.2 Telaahan Renstra Biro Keuangan SETDA Propinsi Jawa Barat Dalam upaya mendukung pencapaian visi dan misi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan sebagai upaya mewujudkan arah, peran dan kewenangan serta tugas pokok dan fungsi Biro Keuangan SETDA Provinsi Jawa Barat yang diharapkan, maka ditetapkan Visi Biro Keuangan SETDA Provinsi Jawa Barat, yaitu: Menjadikan Biro Keuangan Sebagai Pusat Pengendalian dan Pengelolaan Keuangan Yang Profesional serta Sumber Informasi Keuangan Daerah Yang Handal Tahun 2013, dengan Misi sebagai berikut: a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Keuangan; b. Meningkatkan Kualitas Sistem Pengendalian, Pengelolaan dan Informasi Keuangan Daerah Dalam Rangka Mewujudkan Pelayanan Prima; c. Meningkatkan proses penyusunan APBD yang aspiratif, transparan dan akuntabel yang berorientasi kepada anggaran kinerja Hasil analisis terhadap Renstra Biro Keuangan SETDA Provinsi, Bappeda Kabupaten perlu menyusun daftar faktor penghambat dan pendorong pelayanan Bappeda Kabupaten Taskmalaya yang akan mempengaruhi penanganan permasalahan yang telah diidentifikasi pada Tabel 3.4. 87

Tabel 3.4. Permasalahan Pelayanan Biro Keuangan SETDA Kabupaten Taskmalaya berdasarkan Renstra Bappeda Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Visi : Menjadikan Biro Keuangan Sebagai Pusat Pengendalian dan Pengelolaan Keuangan Yang Profesional serta Sumber Informasi Keuangan Daerah Yang Handal Tahun 2013 Permasalahan Faktor No. Misi Pelayanan DPPKAD Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Keuangan Kualitas aparatur Kurang Memadai Kurangnya kompetensi Aparatur dalam Bidang Pengelolaan Keuangan Motivasi yang tinggi dari Aparatur dalam Bidang Pengelolaan Keuangan 2. Meningkatkan Kualitas Sistem Pengendalian, Pengelolaan dan Informasi Keuangan Daerah Dalam Rangka Mewujudkan Pelayanan Prima Belum maksimalnya SIM (Sistem Informasi Manajemen) Terbatasnya format program yang sudah ada Spesifikasi Hardware yang memadai 3. Meningkatkan proses penyusunan APBD yang aspiratif, transparan dan akuntabel yang berorientasi kepada anggaran kinerja Masih Belum optimalnya konsistensi perencanaan dan peanggaran daerah Kemampuan pendapatan Daerah belum bisa memenuhi semua rencana kebutuhan Belanja daerah Penerapan Perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja : 1. Analisis Standar Belanja (ASB) 2. Standar Pelayanan Minimum (SPM) 3. Indikator Kinerja 4. Target Kinerja 5. Standar Satuan Harga 88

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Wilayah Hidup Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Setelah melakukan penelaahan dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan aset daerah tidak terkait erat dengan Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Wilayah Hidup Strategis, sehingga tidak ada penjelasan lebih lanjut. 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis Sesuai dengan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Lampiran IV tentang Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Sebagai respon terhadap dinamika lingkungan strategis baik lokal, regional, nasional maupun global serta memperhatikan perencanaan sebagai alat manajerial untuk memelihara keberlanjutan dan perbaikan kinerja lembaga, maka DPPKAD Kabupaten Tasikmalaya dalam mengemban tugas dan perannya harus memperhatikan isu-isu yang berkembang saat ini dan lima tahun ke depan. Hal tersebut 89

sejalan dengan amanat RPJMD Kabupaten Tasikmalaya, sehingga menuntut terjadinya perubahan peran DPPKAD Kabupaten Tasikmalaya dalam orientasi dan pendekatan yang digunakan dalam Pengelolaan keuangan daerah Berdasarkan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. sebagai upaya mendukung tercapainya visi dan misi pemerintah Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011-2015. Perumusan isu-isu strategis terkait dengan dinamika lingkungan strategis lembaga/institusi DPPKAD Kabupaten Tasikmalaya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 08 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Tasikmalaya serta misi sebagai lembaga Pengeloaan Keuangan Daerah berdasarkan pendekatan seperti diuraikan dalam misi UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Sistem Keuangan Negara. Sebagaimana amanat RPJMD Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011-2015 peran DPPKAD yaitu untuk terwujudnya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan dengan azas-azas pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Permasalahan yang masih dihadapi dalam bidang Keuangan daerah dan Pengelolaan asset daerah antara lain : 1) Capaian laporan kinerja keuangan yang masih pada level Wajar Dengan Pengecualian (WDP) 90

2) pendataan aset yang belum terselesaikan dan adanya aset-aset yang belum tersertifikasi. 3) Masih adanya bantuan keuangan dari pemerintah pusat dan provinsi yang dalam pembagiannya tidak proporsional dan cenderung disamaratakan dengan pemerintah kabupaten/kota lainnya. 4) Belum proporsionalnya belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Penurunan Realisasi Anggaran menunjukkan belum optimalnya strategi dan kebijakan yang dijalankan, serta tingginya ketergantungan daerah terhadap kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi. Hal ini dapat dimengerti karena penerimaan dari PAD Daerah yang belum maksimal karena potensi yang dimiliki relatif kecil sementara untuk meningkatkan potensi melalui berbagai cara telah dilaksanakan baik melalui kegiatan maupun secara tupoksi, dan sumber pendanaan yang berasal dari Pemerintah Pusat juga Pemerintah Propinsi yang masih tidak sebanding dengan kebutuhan daerah. Oleh karena itu, kedepan perlu segera dicari terobosan untuk mendapatkan sumber pendapatan lain yang prospektif dengan tetap berpijak kepada landasan hukum yang berlaku. Perbandingan antara target dengan realisasi penerimaan PAD selama kurun waktu 2006-2010, menunjukkan kenaikan dengan rata-rata sebesar 33,35%. Selain itu, rata-rata realisasi pendapatan yang dicapai melampaui rata-rata target yang telah ditetapkan dengan rasio efektivitas PAD yaitu berkisar dari 100,42% sampai 125,20%. Hal ini menggambarkan bahwa Pemerintah Kabupaten 91

Tasikmalaya sudah berusaha maksimal dalam melakukan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah. Selain itu, sumber-sumber potensi pendapatan daerah masih cukup banyak yang dapat digali dan dikembangkan sebagai sumber pendanaan bagi pembangunan daerah. 92