BAB I PENDAHULUAN. harapan para pesertanya (orang -orang yang sedang berkomunikasi). 1. untuk memperjelas keadaan atau masalah. 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. intelektual. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan eksak ataupun permasalahn-permasalahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi ini maka diperoleh ide-ide baru, serta pemikiran kreatif dan kritis

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dari proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu. batas tertentu perlu menguasai matematika.

BAB I PENDAHULUAN. aspek penalarannya. Risnawati mengutip pendapat Johnson dan Rising yang. logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika.

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat bantu, maupun sebagai ilmu (bagi ilmiyawan) sebagai pembimbing

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya. prestasi matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

BAB I PENDAHULUAN. matematika dikehidupan nyata. Selain itu, prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. atau bukti-bukti baru dalam lapangan pendidikan dan menguji fakta-fakta lama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu ilmu yang berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dhelvita Sari, 2013

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. matematika. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khaeratun Nisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik begitu pula

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia ilmiah, berpikir adalah hal yang biasa digunakan terutama

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pendidikan di sekolah dan mempunyai peranan penting dalam. segala jenis dimensi kehidupan siswa dengan fungsinya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia, dengan mempelajari matematika siswa lebih

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Melalui Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang 1. Oleh karena itu, masyarakat terutama siswa sekolah formal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai. 1. dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang menjadi penyebab yaitu pembelajaran terpusat kepada guru dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang menjadi tujuan utama Pendidikan di Sekolah Dasar yaitu membaca,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pemahaman Kemampuan Komunikasi. pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantaranya. 2 Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

2015 PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari tidak dipungkiri selalu digunakan aplikasi matematika. Saat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam matematika terdapat banyak rumus-rumus

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam menguasai pelajaran matematika. Belajar matematika berarti. bermanfaat jika konsep dasarnya tidak dipahami.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian. Pendidikan sebagai sumber daya insani sepatutnya mendapat

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat komunikasi sangat dibutuhkan untuk beraktivitas. Seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia karena selalu digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. dari zaman dahulu hingga sekarang, manusia akan selalu berhubungan dengan matematika.

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan demi meningkatnya kualitas pendidikan. Objek yang menjadi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang -orang yang sedang berkomunikasi). 1 Pengembangan komunikasi juga menjadi salah satu tujuan dari pembelajaran matematika dan menjadi salah satu standar kompetensi lulusan dalam bidang matematika. Dalam peraturan Menteri Pendidikan nasional RI Nomor 23 tahun 2006, melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 2 Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di dalam proses pembelajaran berlangsung. Dalam peraturan Menteri Pendidikan nasional RI Nomor 22 tahun 2006, dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 3 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterekaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. 1 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.107. 2 Ali Mahmudi, Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika, (Jurnal MIPMIPA UNHALU, Volume 8, Nomor 1, 2009), h. 1 3 Risnawati, Strategi Pembelajaran Matematika, (Pekanbaru: Suska Press. 2008), h. 12

2 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memeprjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam memepelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika yang telah dikemukakan tersebut, jelaslah bahwa matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan komunikasi matematika. Komunikasi matematika merupakan suatu aktivitas baik fisik maupun mental dalam mendengarkan, membaca, menulis, berbicara, merefleksikan dan mendemonstrasikan, serta menggunakan bahasa dan simbol untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika. 4 Kemampuan komunikasi matematika dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsevasi, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di 4 Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP, Algoritma.Vol.1. No.1.Juni, 2006, h. 36.

3 dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis. Dari hasil wawancara dengan Ibu Syafnimar,S.Pd sebagai guru matematika kelas VIII SMP Negeri 3 Pekanbaru, diperoleh informasi bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pekanbaru mengalami kesulitan dalam belajar matematika terutama dalam kemampuan komunikasi matematika. Hal tersebut dapat dilihat dari gejala-gejala sebagai berikut: 5 1. Sebagian besar siswa masih kurang untuk berargumentasi atau mengungkapkan ide-ide dalam pembelajaran matematika dalam bentuk grafik, diagram dan gambar. 2. Sebagian besar siswa kurang dapat membuat jawaban yang tepat dari pertanyaan soal yang disediakan. 3. Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam membuat pertanyaan matematika yang telah dipelajari. 4. Siswa belum dapat membuat kesimpulan terhadap apa yang telah dipelajari pada akhir pembelajaran. Berdasarkan gejala-gejala tersebut, salah satu usaha guru sebagai guru profesional adalah berusaha mencari strategi pembelajaran yang sesuai dan mampu menaikkan kemampuan komunikasi matematika siswa. Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dalam menaikkan kemampuan komunikasi matematika 5 Syafnimar,S.Pd, Wawancara tentang kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII dan kelas VIII SMP Negeri 3 Pekanbaru. Sabtu/18 Mei 2013,jam 09.30 WIB.

4 siswa adalah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe point counterpoint dengan pendekatan keterampilan proses. Suatu model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan prestasi dan menuntut siswa untuk terlibat aktif didalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu metode diskusi Point Counterpoint, karena dalam metode ini siswa dilatih dan dipantau dalam memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditentukan. Dalam metode pembelajaran Point Counterpoint, guru adalah sebagai fasilitator, motivator dan informator dalam pembelajaran matematika. Siswa juga dituntut untuk memahami betul materi pelajaran yang diberikan. Karena siswa dituntut untuk memahami maka siswa diminta untuk menemukan sendiri kaidah-kaidah matematika yang ada, dan untuk menemukan maka siswa memerlukan bimbingan dari guru. Sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal begitu juga dengan pemahaman siswa akan optimal pula. Keterampilan proses dalam pembelajaran matematika berarti guru memandang siswa adalah subyek belajar yang diharapkan dapat mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan baik. Dengan menggunakan keterampilan proses dalam pembelajaran, siswa berpeluang untuk dapat memperoleh konsep-konsep baru atau informasi-informasi baru. Memberi aktivitas keterampilan proses matematika berdampak positif bagi siswa. Siswa dapat berminat dalam mempelajari matematika apabila diberi kesempatan melakukan aktivitas proses matematika melalui mengamati secara

5 nyata atau dengan mencobakan proses matematika yang telah disiapkan dari pada diberi pengajaran secara verbal. Pembelajaran aktif pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi pembelajaran aktif pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. 6 Pada penerapan strategi pembelajaran aktif tipe point-couterpoint dengan pendekatan keterampilan proses, keaktifan siswa diutamakan, dalam hal aktif bergerak dalam berbuat, serta mengapreasikan segala keingintahuan siswa yang dilakukan dalam suatu penemuan, berargumentasi dan mendengarkan. Penerapan ini dirancang untuk membantu siswa memperbaiki kemampuan komunikasi matematika. Berkaitan dengan uraian yang telah dikemukakan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Point Counterpoint Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP Negeri 3 Pekanbaru. 6 Hartono, Strategi Pembelajaran Active Learning, Tersedia dalam: http://sditalqalam.wordpress.com/2008/01/09/strategi-pembelajaran-active-learning/, Diakses, 9 Januari 2008.

6 B. Definisi Istilah 1. Strategi Pembelajaran Aktif ( Active Learning) adalah perencanaan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, segala bentuk pembelajaran yag memungkinkan siswa berpera secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar siswa ataupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. 7 2. Point Counterpoint adalah suatu metode diskusi untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan lebih cepat. 8 3. Pendekatan Keterampilan Proses adalah strategi yang dipakai oleh guru dalam proses belajar mengajar yang lebih menitik beratkan kepada siswa keterampilan materik dan fisik untuk dapat mengamati, mengklasifikasi, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan, dan mengkomunikasikan hasil belajarnya. 9 4. Kemampuan komunikasi matematika adalah suatu aktivitas baik fisik maupun mental dalam mendengarkan, membaca, menulis, berbicara, merefleksikan 7 Suyadi, M.Pd.I, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 36 8 Mel Silberman, Active Learning, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), h. 137 9 Isjoni, Mengajar Efektif, (Pekanbaru: Cendikia Insani, 2010), h. 15

7 dan mendemonstrasikan serta menggunakan bahasa dan simbol untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika. 10 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang ditemukan pada latar belakang masalah diatas, muncul beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Siswa belum dapat membuat model matematika seperti grafik, diagram, tabel dan gambar. b. Kurangnya ketetapan jawaban soal siswa yang diharapkan saat diberikan tugas oleh guru. c. Siswa belum dapat menarik kesimpulan saat diakhir pertemuan pembelajaran. 2. Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat terarah dan mendalam, maka dalam penelitian ini dibatasi pada kajian Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Tipe Point Counterpoint dengan Pendekatan Keterampilan Proses Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP Negeri 3 Pekanbaru. 10 Gusni Satriawati, Loc.cit.

8 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa menggunakan penerapan strategi pembelajaran aktif (active learning) tipe point counterpoint dengan pendekatan keterampilan proses di SMP Negeri 3 Pekanbaru?. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa menggunakan penerapan strategi pembelajaran aktif (active learning) tipe point-counterpoint dengan pendekatan keterampilan proses di SMP Negeri 3 Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Sebagai pengembangan strategi-strategi pembelajaran dan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang ada. b. Manfaat Praktis Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

9 1) Bagi Sekolah, Strategi Pembelajaran Active Learning tipe Point- Counterpoint dengan Pendekatan Keterampilan Proses ini dapat berpeluang mendorong siswa bekerjasama untuk meraih hasil belajar matematika yang lebih dari cukup, merangsang siswa melakukan ekspolarasi berbagai kemampuan berpikir dan mengkonstruksi kemampuan komunikasi matematika. 2) Bagi Guru, sebagai salah satu alternatif dalam mengembangkan pemahaman materi dan pelaksanaan tugas mengajar guru di sekolah. 3) Bagi Peneliti, hasil penelitian ini menjadi bahan rujukan dalam rangka menindaklanjuti penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas sekaligus sebagai sumbangan pada dunia pendidikan.