BAB V METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan pencegahan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Perancangan sistem..., Septiawati, FKM UI, Univerasitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Senja Tiarfadinda Dosen Pembimbing Tati Harihayati M., S.T., M.T.

BAB I PENDAHULUAN. apabila prasyarat keadaan gizi yang baik terpenuhi. Masalah gizi yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

DATA POSYANDU DESA Jumlah seluruh balita di wilayah Jumlah seluruh balita di posyandu. Jumlah balita yang ditimbang bulan ini di wilayah kerja

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. gizi buruk. Untuk menanggulangi masalah tersebut kementerian. kesehatan (kemenkes) menyediakan anggaran hingga Rp 700 miliar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

Pengelolaan Program Gizi Di Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program yang akan diimplementasikan, yaitu berupa kebutuhan perangkat lunak

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA Jl. JEMURSARI 197 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan. kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang

BAB 1 PENDAHULUAN. ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada

BAB I PENDAHULUAN. ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Bukti empiris

Status Gizi. Sumber: Hasil PSG Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUJUAN. DYAH UMIYARNI PURNAMASARI,SKM,M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (Ocbrianto, 2012). Tiga pilar yang mempengaruhi kualitas hidup sumber daya

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data cross section. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. kurang berfungsinya lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat, seperti posyandu

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR DETERMINAN KINERJA PETUGAS GIZI DALAM PENANGANAN GIZI BURUK DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DI KELURAHAN JEMAWAN, KECAMATAN JATINOM, KABUPATEN KLATEN

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

BAB I PENDAHULUAN. anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin. Program Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program promosi

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BANJARANGKAN II PROTAP PELAYANAN PENINGKATAN GIZI DI PUSKESMAS BANJARANGKAN II

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN KOTA UPTD PUSKESMAS SEMEMI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah observasional karena hanya melihat

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /14/ /2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Respati, Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2012: 1 5 1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernafasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang strategis serta

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan yang selalu menimpa anak taman kanakkanak,

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEBO

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun

BAB 4 PERUMUSAN STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA SURABAYA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Transkripsi:

BAB V METODE PENELITIAN V.1 Jenis Rancang Bangun Berdasarkan jenisnya penelitian ini termasuk penelitian evaluatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan pencegahan penanggulangan balita di Puskesmas wilayah Surabaya barat. Rancang bangun penelitian ini bersifat observasional, karena dalam pengumpulan data atau informasi tanpa dilakukan intervensi atau perlakuan pada populasi. V.2 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah semua Puskesmas di wilayah Surabaya barat yang berjumlah 10 Puskesmas. V.3 Sasaran Objek penelitian adalah dokumen pencegahan penanggulangan di Puskesmas wilayah Surabaya barat yang meliputi dokumen, pelaksanaan, evaluasi hasil cakupan kegiatan. Responden dalam penelitian ini adalah kepala Puskesmas petugas pelaksana gizi yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang, pelaksanaan, penghambat pelaksanaan, evaluasi pencegahan penanggulangan di Puskesmas wilayah Surabaya barat. 59

60 V.4 Lokasi waktu penelitian 1. Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas wilayah Surabaya barat yaitu Puskesmas Tanjungsari, Puskesmas Simomulyo, Puskesmas Manukan kulon, Puskesmas Balongsari, Puskesmas Asemrowo, Puskesmas Sememi, Puskesmas Benowo, Puskesmas Lontar, Puskesmas Jeruk Puskesmas Lidah kulon. Alasan pengambilan lokasi di Puskesmas wilayah Surabaya Barat yaitu : a. Merupakan wilayah dengan jumlah dari kurun waktu 2006-2007 mengalami peningkatan persentase sebesar 1,42 % b. Merupakan kawasan yang menarik untuk diteliti karena merupakan daerah pinggiran industri 2. Waktu pengambilan data Pengambilan data selama 1 bulan yaitu bulan Desember 2008

61 V.5 Kerangka Operasional PROSES Seharusnya Mempelajari pencegahan penanggulangan di wilayah Puskesmas Surabaya barat meliputi : 1. Penyusunan 2. Pelaksanaan kegiatan a. Revitalisasi Posyandu b. Revitalisasi Puskesmas c. Intervensi gizi kesehatan d. Promosi Keluarga Sadar Gizi e. Revitalisasi SKPG 3. Jumlah kegiatan yang direncanakan dalam Riil Mempelajari pencegahan penanggulangan di wilayah Puskesmas Surabaya barat meliputi : 1. Penyusunan 2. Pelaksanaan kegiatan a. Revitalisasi Posyandu b. Revitalisasi Puskesmas c. Intervensi gizi kesehatan d. Promosi Keluarga Sadar Gizi e. Revitalisasi SKPG 3. Jumlah kegiatan yang dilaksanakan dalam Bandingkan OUTPUT Seharusnya Mempelajari pencapaian hasil kegiatan pencegahan penanggulangan yang direncanakan (Berdasarkan Pedoman Rencana Aksi Nasional Pencegahan Penanggulangan 2005-2009) Riil Mempelajari pencapaian hasil kegiatan pencegahan penanggulangan gizi buruk yang dilaksanakan (Berdasarkan Pedoman Rencana Aksi Nasional Pencegahan Penanggulangan 2005-2009) Bandingkan Gambar V.1. Bagan Kerangka Operasional Semua variabel pada proses output dalam pendekatan sistem manajemen merupakan variabel yang akan diteliti. Variabel yang terdapat pada proses dalam pendekatan manajemen yaitu variabel fungsi manajemen yang meliputi, pelaksanaan evaluasi pencegahan

62 penganggulangan. Variabel tersebut terdiri dari dua bagian yaitu fungsi manajemen yang seharusnya dilaksanakan dalam kegiatan fungsi manajemen yang riil atau yang sebenarnya dilakukan dalam kegiatan diperoleh pada saat penelitian. Fungsi manajemen yang seharusnya akan dipakai sebagai acuan untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan fungsi manajemen yang sebenarnya dilaksanakan dalam pencegahan penanggulangan pada saat penelitian. Begitu juga dengan variabel yang terdapat pada output dalam pendekatan proses manajemen, dimana variabel pertama menerangkan tentang pencapaian hasil kegiatan yang direncanakan (Berdasarkan Pedoman Rencana Aksi Nasional Pencegahan Penanggulangan Gizi Buruk 2005-2009). Segkan variabel kedua menerangkan pencapaian hasil kegiatan yang dilaksanakan (Berdasarkan Pedoman Rencana Aksi Nasional Pencegahan Penanggulangan Gizi Buruk 2005-2009) yang sebenarnya dicapai oleh pencegahan penanggulangan pada saat penelitian. V.6 Variabel, Definisi Operasional, Indikator Cara Pengukuran Tabel V.1. Definisi Operasional No. Variabel 1. Perencanaan Suatu kegiatan yang Harus SMART Wawancara dengan dilakukan oleh pelaksana 1. Spesific kuesioner pencegahan pencegahan artinya hasil list. Kriteria penanggulangan penanggulangan gizi yang ingin diperoleh dengan burukdalam upaya dicapai membandingkan menyusun kerangka konsep memang hasil list Tabel dilanjutkan ke halaman 63

63 Lanjutan dari halaman 62 No. Variabel atau pedoman kegiatan penaggulangan gizi buruk pada akhir tahun sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan pada tahun berikutnya 2. Measurable artinya dapat diukur 3. Attainable artinya hasil tersebut bisa dicapai 4. Realistic artinya hasil bisa dicapai dengan sumber daya yang dimiliki saat ini 5. Time bound artinya ada batas waktu yang jelas 1.Bila sebanyak 80 % responden melakukan ada benar, maka sebagai Baik 2.Bila sebanyak 80 % responden melakukan tidak ada, maka 3. Bila sebanyak 79 % responden tidak melakukan ada benar maka 4. Bila sebanyak 79 % responden tidak melakukan Lanjutan tabel dari halaman 64

64 Lanjutan dari halaman 63 No. Variabel 2. Pelaksanaan kegiatan pencegahan penanggulangan 3. Evaluasi pelaksanaan kegiatan pencegahan penanggulangan Mengaplikasikan rencana pencegahan penanggulangan gizi burukdalam bentuk kegiatan pencegahan penanggulangan gizi burukyang dilaksanakan oleh pelaksana pencegahan penanggulangan di Puskesmas meliputi : a. Revitalisasi Posyandu b. Revitalisasi Puskesmas c. Intervensi Gizi kesehatan d. Promosi keluarga sadar gizi e. Revitalisasi Sistem Kewaspadaan Pangan Gizi (SKPG) Suatu kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana pencegahan penanggulangan untuk menilai bagaimana pelaksanaan kegiatan pencegahan penanggulangan gizi burukdi Puskesmas, baik selama kegiatan seg berjalan maupun pada saat kegiatan pencegahan penanggulangan selesai dilaksanakan Rencana pencegahan penanggulanga n terlaksana indikator dalam Rencana Aksi Nasional 2005-2009 Output dari Adequacy of effort dapat mengatasi masalah pencegahan penanggulanga n gizi buruksaat ini maupun pada saat kegiatan selesai dilakukan dengan tidak ada maka di kategorikan Wawancara dengan lembar kuesioner Wawancara dengan kuesioner list. Kriteria diperoleh dengan membandingkan hasil list pendapat responden dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Bila sebanyak 80 % responden melakukan ada benar, maka sebagai Baik Tabel dilanjutkan ke halaman 65

65 Lanjutan tabel dari halaman 64 No. Variabel tidak ada, maka 3. Bila sebanyak 79 % responden tidak melakukan ada benar maka 4. Bila sebanyak 79 % responden tidak melakukan tidak ada maka di kategorikan 4. Hasil pencapaian kegiatan pencegahan penanggulangan Angka pencapaian pencegahan penanggulangan setelah dilaksanakan kegiatan pencegahan penanggulangan setiap di Puskesmas yang meliputi : a. Adequacy of effort b. Total adequacy of performance (berdasarkan data SKDN bulan Desember 2008) Angka prevalensi gizi buruk turun (setinggitingginya 5 %) 1. Jumlah kegiatan yang dilaksanakan dibandingkan kegiatan yang direncanakan dikalikan 100 % 2.Adequacy of effort mencapai 100 % dengan ketentuan jika hasilnya 80 % maka dikatakan baik jika 79 % maka dikatakan Kurang Tabel dilanjutkan ke halaman 66

66 Lanjutan tabel dari halaman 65 No. Variabel c. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2008 3. Total adequacy of performance diperoleh dengan menjumlahkan nilai K/S, D/S, N/D, N/S, D/K dibagi 5 dikalikan 100 %. 4.Adequacy of performance mencapai 100 % dengan ketentuan jika hasilnya 80 % maka dikatakan baik jika 79 % maka dikatakan kurang 5. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) mencapai target 5 % (Berdasarkan pedoman Rencana Aksi Nasional Pencegahan Penanggulangan Gizi Buruk 2005-2009) V.7 Teknik Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang dipergunakan adalah wawancara (kuesioner) list. Segkan pengumpulan data diperoleh melalui : 1. Data primer yaitu diperoleh dengan melakukan wawancara (kuesioner) dengan kepala Puskesmas petugas pelaksana gizi mengenai bagaimana melakukan penyusunan, pelaksanaan, hambatan, peluang evaluasi evaluasi terhadap dokumen 2. Data sekunder yaitu diperoleh dengan melakukan observasi langsung terhadap obyek penelitian dengan menggunakan list.

67 V.8 Teknik Pengolahan Analisis Data Data yang diperoleh melalui pengumpulan data, diteliti dikoreksi kebenarannya, kemudian diolah menggunakan komputer disajikan dalam bentuk tabel narasi. Kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan kejadian yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti.