BAB I PENDAHULUAN. Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di

dokumen-dokumen yang mirip
PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. elektronik yang hampir selalu ada di setiap rumah adalah televisi. Televisi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN. disetiap kalangan umumnya. Sekarang ini banyak kita jumpai warung internet

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB VI PENUTUP. Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

2 orang tua mempunyai pengaruh lebih positif dari pada pengaruh televisi (Wong, 2000) Pada kenyataanya anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk m

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. masa baik cetak maupun eletronik yang salah satunya yaitu televisi.

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan

I. PENDAHULUAN. tayangan yang mistik, tampaknya sudah jadi kewajiban untuk ditonton, siapa pun, tua,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindak kekerasan merupakan hal yang sangat meresahkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. sumber informasi yang sangat penting bagi masyarakat. Di antara berbagai media

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar

BAB I PENDAHULUAN. kelamin manuasia mencapai kematangan. Pada masa remaja, perubahan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komputer sehingga orang tua juga merasa ingin memberikan pembelajaran kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak usia 5-10 tahun Orangtua Bijak

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah normanorma,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan salah satu periode perkembangan yang

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pengaruh Tayangan Kekerasan Dalam Film Kartun Terhadap. Perilaku Agresif Anak Di SDN 108 Bukit Raya Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

PERSPEKTIF ANAK USIA SEKOLAH DASAR TERHADAP PROGRAM SIARAN TELEVISI DALAM MENDUKUNG KONSEP DIRI

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB I PENDAHULAUAN. Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

Pengaruh Intensitas Menonton Sinetron terhadap Perilaku Bullying di Kalangan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa televisi swasta seperti:an-tv,indosiar,transtv,mnc TV, Raja

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

(Studi Kasus Tayangan Talk Show Indonesia Lawyers Club di TvOne)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dan tentunya juga di dalam kehidupan pendidikan. dilakukan penelitian yang mendalam tentang kemanfaatannya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsep acara yang sama namun dengan kemasan yang sedikit berbeda dan

Kata istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal. dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Televisi juga dikenal sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi.

BAB I PENDAHULUAN. membentak, dan berbicara kasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa agresivitas

Pengaruh Tayangan Sinetron Ftv Bagi Perkembangan Psikis Remaja Indonesia Saat Ini

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V HASIL PENELITIAN. hipotesis dengan menggunakan teknik korelari product moment

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Maya sedang dihebohkan dengan fenomena PPAP (Pen Pineaple

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yang paling banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama media televisi yang selalu menayangkan berbagai acara seperti,

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dan menbentuk prilaku anak yang baik (Santrock, 2011). dapat membuat anak-anak rentan terhadap eksplotasi. Kekewatiran banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih senantiasa. jenis permainan audio visual dan komputer yaitu game elektronik, salah

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. perlu berkomunikasi.perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Setelah TVRI sebagai televisi pertama,

BAB I PENDAHULUAN. televisi yang ada sekarang ini, batas-batas negara pun tidak lagi merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini adalah sarana elektronik yang paling digemari dan dicari

BAB 4 METODE PERANCANGAN Masalah yang akan dikomunikasikan

Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Berbagi Pengalaman untuk Literasi Media

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di zaman sekarang ini televisi bukanlah barang yang langka dan hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua orang memiliki televisi. Bahkan saat ini televisi telah menjangkau lebih dari 90% penduduk di negara berkembang. Televisi yang dulu mungkin hanya menjadi konsumsi kalangan dan umur tertentu saja, saat ini dapat dinikmati dan sangat mudah dijangkau oleh semua kalangan (Wiradono, 2006). Televisi dapat mempengaruhi pola hidup manusia. Bagi individu dewasa, mungkin apa yang ditampilkan oleh televisi tidak seluruhnya memberi dampak bagi pola hidupnya, sebab individu dewasa sudah dapat memilih dan memahami apa yang ditayangkan di layar televisi. Namun, bagaimana dengan anak anak? Dengan pola pikir yang belum optimal, belum tentu mereka mampu menginterpretasikan apa yang mereka saksikan di layar televisi dengan tepat dan benar (Simatupang, 2012). Tidak semua isi media elektronik terutama televisi bermanfaat bagi khalayak. Banyak di antaranya yang tidak mendidik dan hanya mengedepankan kepentingan pemilik artau pengelola media untuk mendapatkan keuntungan sebanyakbanyaknya. Fungsi media elektronik televisi setidaknya ada empat, yaitu

menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), membentuk opini atau pendapat (to persuade), dan menghibur (to entertain) (Mayohani; Lim, 2008). Anak adalah individu yang unik, yang bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi kebutuhan dasarnya dan belajar mandiri. Perkembangannya pun wajib untuk terus diawasi oleh orang tua. Secara fisik, perkembangan anak yang belum optimal dapat memicu anak untuk mengadopsi bahkan meniru apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Hal ini cenderung terjadi pada anak usia remaja, dimana pada dasarnya usia remaja atau yang dikenal dengan masa peralihan merupakan usia tanggung dengan emosi anak yang cenderung labil dan pada masa ini anak berpikir kritis dan menerima dengan mentah apa yang ditemuinya (Desiningrum; Prihatsanti, 2011). Pengaruh media televisi terhadap anak makin besar, terutama dampak negatifnya seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih dan intensitasnya yang semakin tinggi, sementara orangtua pada masa kini cederung tidak punya waktu yang cukup untuk memperhatikan, mendampingi dan mengawasi anak, sehingga anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton televisi atau bermain game, dibandingkan melakukan hal lainnya. Mereka akan belajar bahwa kekerasan itu menyelesaikan masalah. Mereka juga belajar untuk duduk di rumah dan menonton, bukannya bermain di luar dan berolahraga. Hal ini menjauhkan mereka dari pelajaran-pelajaran hidup yang penting, seperti bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya, belajar cara berkompromi dan berbagi di dunia yang penuh dengan orang lain (Simatupang, 2012).

Dampak negatif lainnya pada anak yang timbul akibat menonton televisi adalah anak dapat menunjukkan keegoisannya dalam menonton televisi dan ini berpengaruh pada kondisi kesehatan anak, seperti anak jadi malas makan akibat menonton, anak kurang tidur akibat tidak terbatasnya jam menonton, emosional anak tidak stabil akibat tayangan yang tidak tepat untuk ditonton. Bertolak dari dampak negatif yang ada, dampak positif dari tayangan televisi pada anak dapat dilihat apabila anak menunjukkan perilaku positif, mental anak baik dan kesehatan anak terjaga (Mayohani; Lim, 2008). Besarnya dampak negatif media televisi terhadap anak, telah ditinjau oleh beberapa penelitian. Dikutip dari penelitian Toriza (2010), Hidup pada tahun 2008 menyatakan bahwa setengah dari populasi anak di Amerika memiliki televisi pribadi di kamar dan sepertiganya adalah anak usia prasekolah. Hal ini dapat menimbulkan asumsi bahwa dengan kepemilikan televisi di kamar pribadi anak tidak mendapat pengawasan dalam menonton acara televisi yang layak dan pembatasan jam menonton dari keluarga. Menurut Liebert & Paulos, dikutip dari Surbakti (2008), meskipun rata rata anak anak menonton televisi sebanyak dua sampai empat jam perhari, sebetulnya sedikit sekali dorongan intelektual yang mereka dapat dari program yang mereka saksikan. Bahkan anak anak yang menggunakan waktunya lebih banyak menonton televisi, perkembangan intelektualnya lebih lambat dibanding anak anak lain yang tidak menonton televisi karena mereka menggunakan waktunya untuk membaca. Masih dari sumber kutipan yang sama, Schramm berpendapat secara umum anak anak usia tiga tahun menggunakan waktunya

selama 45 menit untuk menonton televisi perhari, anak usia lima tahun dua jam perhari, dan anak usia enam tahun dua setengah jam perhari. Sementara, Hidup pada tahun 2008 dikutip dari Toriza (2010) menyatakan tak sedikit anak menonton 5 6 jam perharinya. Dapat kita lihat pula secara nyata, di hari libur dan akhir pekan waktu menonton anak dapat lebih tinggi lagi dari yang telah disebutkan sebelumnya. Hal ini sekali lagi menimbulkan asumsi bahwa kurangnya perhatian orangtua atau keluarga terhadap pembatasan jam menontona anak. United Nations International Children's Emergency Fund atau dikenal dengan UNICEF, salah satu organisasi resmi PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), pada tahun 2007 melakukan survei mengenai pengaruh televisi terhadap anak. Hasil yang diperoleh menunjukkan data bahwa anak di Indonesia rata rata perharinya menghabiskan waktu menonton selama lima jam dengan total jam pertahunnya 1.560 1.820 jam. Angka ini sendiri melebihi angka rata rata jam belajar pertahunnya 1.000 jam. Ini merupakan salah satu potensi awal dampak negatif dari televisi. Toriza (2010) juga melakukan penelitian mengenai hubungan terpaan media televisi dengan belajar kognitif pada siswa di SDN 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Dari 364 siswa populasi sasaran dengan 70 responden, penelitian yang bersifat korelatif ini menyatakan bahwa ada hubungan terhadap penurunan belajar kognitif anak akibat terpaan media televisi. makin tinggi terpaan media televisi maka makin menurun belajar kognitif pada anak. Berdasarkan usia anak sekolah ini, disimpulkan bahwa anak menonton hanya sebagai alternatif hiburan bukan pemenuhan kebutuhan belajar. Hal ini serupa dengan penelitian oleh Ramadhani

(2010), pada anak anak usia 6 12 tahun di SD Shafiyyatul Amaliyyah, Medan ditemukan adanya hubungan antara lama menonton pada anak dengan penurunan prestasi belajar. Tidak hanya penurunan prestasi yang dapat diukur sebagai dampak negatif anak menonton televisi. Acara di televisi juga dapat mempengaruhi kecerdasan moral seorang anak. Misalkan ketika melihat suatu adegan dalam sebuah sinetron. Anak melihat pemain sinetron berperilaku kasar terhadap lawan bermainnya seperti memukul atau mencaci maki dengan orang yang lebih tua. Ataupun sebaliknya, pemain sinetron berperilaku baik seperti saling membantu terhadap sesama manusia, peduli terhadap orang yang tidak mampu, maupun bertutur kata yang baik terhadap orang yang lebih tua. Berdasarkan pengalaman peneliti sewaktu bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Medan, dijumpai anak anak yang sedang dalam perawatan, agresif dalam menonton televisi sehingga berdampak pada lamanya proses penyembuhan. Pengalaman lain yang peneliti temukan yaitu di wilayah Kampung Baru Kecamatan Bajubang, bahwa anak anak di wilayah ini telah mengalami perubahan yang mencolok seperti penurunan dalam tata krama berkomunikasi dan gaya hidup yang menonjolkan peniruan dari dunia maya. Pengetahuan keluarga terhadap media televisi bagi anak sangatlah penting. Namun, pada kenyataannya tidak sedikit keluarga yang kurang memiliki pengetahuan kurang. Salah satu penelitian terhadap keluarga di Tangerang menyimpulkan bahwa mayoritas keluarga tidak mempunyai cukup pengetahuan tentang dampak program tayangan televisi terhadap perkembangan mental dan

perilaku anaknya baik acara televisi yang ditonton adalah kartun maupun sinetron. Hal inilah yang perlu diperhatikan bagi setiap keluarga yang memiliki anak (Bintarti; Winataputra; Kusuma; Broto; Budiwati, 2011). Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu anak dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga (Setiadi, 2008). Orang tua adalah sepasang individu yang penting bagi anak dalam masa pertumbuhan spiritual dan perkembangan mental mereka. Bagaimana pun, orang tualah yang bertanggung jawab terhadap sistem yang dianut oleh anak, sehingga jika terjadi kesalahan dalam mendidik, maka dapat sulit sekali untuk diperbaiki. Dalam hal tontonan, orang tua seharusnya menetapkan standar ganda di rumah, terutama menyangkut apa yang boleh ditonton. Misalnya, menonton film film tertentu hanya untuk orang tua dan film lain boleh untuk semua keluarga (Surbakti, 2008). Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatur jadwal menonton televisi bagi anak anaknya, yaitu: 1) Buat daftar acara televisi; 2) Pantau tayangan yang ditonton anak; 3) Menuliskan tayangan yang tidak boleh ditonton; 4) Menetapkan bahwa televisi adalah pemakaian bersama (Surbakti, 2008). Kampung Baru adalah salah satu wilayah dari Kelurahan Bajubang yang bertempat di Kecamatan Bajubang, Propinsi Jambi dengan jumlah penduduk

sekitar 800 jiwa. Adapun jumlah keluarga di Kampung Baru yang dilokasikan menjadi 2 RT (RT 002 dan RT 003) yaitu sekitar 232 KK dengan jumlah anak sekitar 118 anak. Berdasarkan jumlah keluarga yang ada di wilayah ini dan masalah yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengetahuan dan Sikap Keluarga tentang Acara Televisi yang Sesuai untuk Anak Di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi. 1.2. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah bagaimanakah pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi. 2. Mengidentifikasi sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat, sebagai bahan bacaan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak. 2. Bagi pendidikan dan praktek keperawatan, sebagai sumber informasi kesehatan dalam meningkatkan peran serta keperawatan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak. 3. Bagi penelitian keperawatan, hasil penelitian ini sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian keperawatan dalam ruang lingkup yang sama.