KAJIAN POTENSI PENGGUNAAN BY PRODUCT INDUSTRI PERTANIAN DI KABUPATEN JEMBER SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPELLET UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN POTENSI PENGGUNAAN BY PRODUCT INDUSTRI PERTANIAN DI KABUPATEN JEMBER SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPELLET UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF

POTENSI LIMBAH INDUSTRI PERTANIAN TANAMAN PANGAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPELET DI KABUPATEN JEMBER

PENENTUAN LOKASI INDUSTRI BIOMASS PELLET (BIOPELLET) BERDASARKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL DI KABUPATEN JEMBER

KARAKTERISASI LIMBAH INDUSTRI TAPESEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPELLET CHARACTERIZATION OF TAPE INDUSTRY WASTE AS BIO PELLET RAW MATERIAL

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

ANALISA THERMOGRAVIMETRY PADA PIROLISIS LIMBAH PERTANIAN DENGAN VARIASI KOMPOSISI

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

ABSTRACT ANALYSIS OF THE POTENTIAL OF PALM SHELL WASTE WHEN USED AS ACTIVED CHARCOAL IN RIAU PROVINCE BY : EDWARD SITINDAON

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN JAGUNG PADA ROTARY DRYER

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

PENELITIAN BERBAGAI JENIS KAYU LIMBAH PENGOLAHAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN BAKU BRIKET ARANG

ANALISIS FORECASTING KETERSEDIAAN PANGAN 2015 DALAM RANGKA PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGARUH JUMLAH BAHAN PEREKAT TERHADAP KUALITAS BRIKET BIOARANG DARI TONGKOL JAGUNG

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH


LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL DENGAN PROSES HIROLISIS H 2 SO 4 DAN FERMENTASI SACCHAROMYCES CEREVICEAE

KARAKTERISTIK CAMPURAN CANGKANG DAN SERABUT BUAH KELAPA SAWIT TERHADAP NILAI KALOR DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN DAUN PISANG DAN TEMPURUNG KELAPA PADA PEMBUATAN BIOBRIKET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

I. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

KAJIAN ANALISA PERHITUNGAN PEMANFAATAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR TAMBAHAN DI CALCINER PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun

Pengaruh Penambahan Tongkol Jagung Terhadap Performa Pembakaran Bahan Bakar Briket Blotong (Filter Cake)

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

PENGARUH PROPORSI TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BERAS MERAH SKRIPSI

KAJIAN POTENSI LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG DI KOTA PARE-PARE

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

ANALISIS SISTEM PENGERING OPAK SINGKONG TIPE RUANG KABINET DENGAN MENGGUNAKAN BIOMASSA LIMBAH PELEPAH PINANG DAN PELEPAH KELAPA

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

KARAKTERISTIK API SYNGAS PADA GASIFIKASI DOWNDRAFT DENGAN BAHAN BIOMASSA SEKAM PADI. Nasrul Ilminnafik 1, Frenico A.O. 2 ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya

Pengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

Disusun Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

MEKANIKA 21 Volume 14 Nomor 1, September 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

ANALISA THERMOGRAVIMETRY PROSES PEMBAKARAN LIMBAH PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

IDENTIFICATION OF POTENTIAL INVESTMENT COMMODITY FOOD CROPS POTENTIAL IN NORTH SUMATRA

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SITUBONDO

PEMBUATAN BIO-OIL DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT MELALUI PIROLISASI

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

SKRIPSI PERBANDINGAN PERFORMANSI BRIKET SABUT KELAPA MUDA, SERBUK GERGAJI DAN CAMPURANNYA. Oleh : YUDHI SETIAWAN NIM :

ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN INDRAMAYU. Nurhidayati, Sri Marwanti, Nuning Setyowati

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan pasokan energi dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi Energi dan

JAGUNG. Program PROGRAM : NIM NIM NIM NIM NIM : ARFANDY

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

KAJIAN IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN PROVINSI LAMPUNG. Jamhari Hadipurwanta dan Bariot Hafif

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

Konsumsi BB yang meningkat. Biobriket. Pencarian BB alternatif. Yang ramah lingkungan. Jumlahnya Banyak

LAPORAN AKHIR PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN BAHAN BAKU DAUN PISANG DAN TEMPURUNG KELAPA

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI PADA MEMBRAN KERAMIK DARI ZEOLIT ALAM

Potensi Briket Arang Berbahan Sekam Sebagai Energi Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN Judul Penelitian

OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR

2012, No BAB I PENDAHULUAN

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

Analisis Variasi Suhu Tekan Pada Karakteristik Briket Arang Ampas Tebu sebagai Bahan Bakar Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku

Transkripsi:

8 Kajian Potensi Penggunaan (Andrew) KAJIAN POTENSI PENGGUNAAN BY PRODUCT INDUSTRI PERTANIAN DI KABUPATEN JEMBER SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOPELLET UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF Andrew Setiawan Rusdianto Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember Korespondensi : Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail: andrew-sca@hotmail.com ABSTRACT Biopellet is potential alternative fuel sources to be developed that is made from the agricultural industry by product such as cassava, corn, coconut, and rice. The objectives of this study are determine the type of by-product of agricultural industry in Jember which can be used as raw material for making biopellet; know the most potential by-product of agricultural industry in to be a raw material of biopellet. This study consists of three major stages first is preliminary research, identification of agricultural and industrial by-product grading by-product of agricultural industry. The method used in this research is a laboratory analysis and survey.potential waste rice and corn cobs have relatively the same yield as the number of higher rice production from corn, while corn has a yield greater waste than rice. Therefore, when viewed from the potential waste out of the production of rice and corn, the rice and maize are the most potential of agricultural commodities from agricultural waste amount that comes out. Rice is a potential commodity to be used as raw material waste due to the availability of the industry biopellet. When viewed as a whole the results of the characterization of the physicochemical properties and heat content, it can be seen that the waste oil and waste corn is a commodity that has the potential to be used as raw material for making biopellet. Keywords: by product, industry, agriculture, biopellet, combustion heating value PENDAHULUAN Femonena ketergantungan akan satu jenis bahan bakar oleh masyarakat menimbulkan kebutuhan akan perlunya sumber bahan bakar alternatif selain gas. Sumber bahan bakar alternatif yang potensial untuk dikembangkan adalah biopellet yang berbahan baku by product baik yang berasal dari industry pertanian. Kabupaten Jember merupakan daerah basis pertanian dengan luas (teknis) pertanian mencapai 78.019 Ha (BPS, 2011). Industri yang berkembang di Kabupaten Jember yang berbasis pada komoditas pertanian seperti industry tape dan suwar-suwir yang memanfaatkan ubi kayu sebagai bahan baku produksi; unit usaha es degan yang memanfaatkan kelapakelapa sebagai bahan bakunya; industry rice milling unit yang memanfaatkan padi sebagai bahan baku dan industry pembuatan benih jagung (seperti Sygenta dan JHS) yang memanfaatkan jagung sebagai bahan baku produksinya. Masing-maing industry tersebut akan menghasilkan by product biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biopellet. By product yang berasal dari industry pertanian yang selama ini belum banyak termanfaatkan secara maksimal akan menjadi kajian dalam penelitian ini dalam rangka menentukan jenis by product yang paling potensial sebagai bahan baku pembuatan biopellet untuk bahan bakar di pedesaan sehingga dapat menggantikan penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah. Penelitian ini memiliki tujuan antara lain (1) mengetahui by product industry

AGROINTEK Volume 8, No.1 Maret 2014 9 pertanian di Kabupaten Jember yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biopellet (2) mengetahui by product industry pertanian di Kabupaten Jember yang paling potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan biopellet. METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan besar yaitu penelitian pendahuluan, identifikasi by product industry pertanian dan pemeringkatan by product industry pertanian. Tahap pertama berupa penelitian pendahuluan yang berisi kegiatan studi literatur dan kajian pustaka yang berkaitan dengan biopellet. Penelitian pendahuluan ini juga mencakup analisa data-data penelitian pembuatan biopellet kulit ubi kayu yang sekarang ini sedang dijalankan oleh peneliti.hasil dari penelitian pendahuluan adalah berupa datadata. Data-data yang didapatkan pada penelitian pendahuluan ini akan menjadi bank data untuk tahap berikutnya. Tahap kedua penelitian ini adalah melakukan identifikasi by product yang muncul pada industri pertanian yang ada di Kabupaten Jember terutama yang berbahan baku padi, jagung, kelapa dan ubi kayu. Hasil dari tahap kedua dari penelitian ini adalah berupa berbagai jenis by product industry pertanian yang menggunakan bahan baku padi, jagung, kelapa dan ubi kayu. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.pengumpulan data primer dilakukan dengan metode pengisian kuesioner, diskusi dan wawancara dengan para pakar yang berkompeten di bidang industry pertanian.pakar-pakar tersebut berasal dari kalangan pemerintah daerah, pengusaha, konsumen ahli dan akademisi. Data sekunder dikumpulkan dari perpustakaan Universitas Jember, Disperindag Kabupaten Jember, Bappekab Kabupaten Jember, Dinas Pertanian Kabupaten Jember, dan BPS Kabupaten Jember. Data nilai kalor pembakaran disajikan menggunakan metode statistika deskriptif.data yang diperoleh diolah menggunakan metode deskriptif, dimana hasil penelitian dirata-rata dari pengulangan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik atau histogram untuk mempermudah interpretasi data. PEMBAHASAN Potensi Pertanian dan Perkebunan di Kabupaten Jember Komoditas padi, jagung, ubi kayu dan kelapa merupakan beberapa produk agroindustri yang menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Jember.Gambar 1 menunjukkan data produksi komoditas padi, jagung, ubi kayu dan kelapa selama kurun waktu 2008 hingga 2012. Komoditas agroindustry yang menjadi unggulan Kabupaten Jember mempunyai pengertian bahwa komoditas tersebut akan selalu diproduksi untuk memenuhi permintaan pasar. Besar kecilnya permintaan pasar, kondisi lahan tanam, serangan hama dan penyakit akan mempengaruhi jumlah produksi dari komoditas agoindustri. Komoditas jagung mempunyai pola produksi meningkat tiap tahunnya sedangkan komoditas padi mempunyai pola produksi yang fluktuatif tiap tahunnya. Padi Komoditas padi jika dilihat secara keseluruhan akan mempunyai pola peningkatan jumlah produksi. Komoditas padi dan jagung menduduki dua posisi teratas dengan jumlah produksi pada tahun 2012 sebesar 970.096 ton dan 411.853 ton.komoditas ubi kayu merupakan komoditas unggulan yang mempunyai pola kecenderungan stagnan walaupun terdapat sedikit pola penurunan. Ubi kayu dalam kurun waktu 2008 hingga 2010 mempunyai pola produksi yang menurun, sedangkan pada kurun waktu 2010 hingga 2012 mempunyai pola produksi yang rata (flat). Jumlah produksi yang stabil pada tiga tahun terakhir mengindikasikan bahwa komoditas ubi kayu masih mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku pembuatan biopellet. Komoditas kelapa jika dilihat dari jumlah produksi akan menunjukkan pola produksi yang rata (flat). Komoditas kelapa mempunyai jumlah produksi yang hampir sama di tiap tahunnya pada kisaran angka 11.800 ton. Jumlah produksi kelapa yang stagnan dapat diakibatkan oleh umur tanaman yang bersifat menahun, jumlah permintaan yang tetap dan luas areal tanam yang tidak bertambah. Walaupun jumlah produksi kelapa sedikit, pola produksi yang stabil memberikan

Produksi (ton) 10 Kajian Potensi Penggunaan (Andrew) nilai positif jika kelapa digunakan sebagai bahan baku pembuatan biopellet. Data jumlah produksi dan rendemen limbah dapat memberikan gambaran bagaimana ketersediaan bahan baku untuk pembuatan biopellet. Pendirian industri biopelet membutuhkan pasokan bahan baku yang kontinyu, sehingga jumlah pasokan bahan baku akan menentukan keberlanjutan industri tersebut. Berdasarkan Tabel 1, jika dilihat dari rendemen limbah maka padi dan jagung mempunyai potensi yang sama besar untuk dikembangkan menjadi bahan baku pembuatan biopellet. Besaran rendemen limbah dapat dihitung dari nilai BDD (bagian dapat dimakan) dari masing-masing produk. Berdasarkan Tabel 1, komoditas jagung memiliki rendemen limbah yang paling besar. Hal ini diakibatkan karena bagian dari jagung yang dimanfaatkan hanya pada biji jagung, sedangkan tongkol jagung akan dibuang. Tongkol jagung mempunyai persentase sebesar 47% dari buah jagung. Potensi limbah padi dan tongkol jagung memiliki jumlah yang relative sama dikarenakan jumlah produksi padi yang lebih tinggi dari jagung, sedangkan jagung memiliki rendemen limbah yang lebih besar daripada padi. Oleh karena itu jika dilihat dari potensi limbah yang keluar dari produksi padi dan jagung, maka padi dan jagung merupakan komoditas pertanian yang Tabel 2, belum menunjukkan data adanya industri yang menggunakan bahan baku paling potensial dari jumlah limbah pertanian yang keluar. Keberadaan Agroindustri di Kabupaten Jember Kondisi Agroindustri Kabupaten Jember hingga tahun 2013 sebagaimana yang tercatat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jember menunjukkan bahwa industri padi tumbuh dengan baik dengan kapasitas produksi sebesar 3.800 ton perbulan. Industri padi di Kabupaten Jember baru mampu menyerap 4,63% padi yang dihasilkan oleh petani tiap bulannya. Industri berbasis ubi kayu di Kabupaten Jember didominasi oleh industri pembuatan tape diikuti oleh industri keripik, samiler dan lainnya. Potensi limbah yang keluar dari industri berbasis ubi kayu masih tergolong kecil yaitu sebesar 3,6 ton tiap bulannya. Komoditas jagung dan kelapa, berdasarkan data dari Jika dilihat secara keseluruhan dari hasil karakterisasi sifat fisikokimia dan kandungan kalor, maka dapat dilihat bahwa limbah kelapa serta limbah jagung merupakan komoditas yang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan biopellet. Besarnya nilai kalor akan menggambarkan besarnya panas yang dihasilkan sehingga dapat menunjukkan kecepatan memanaskan ketika digunakan sebagai bahan bakar. jagung atau kelapa yang tercatat di Disperindag Kabupaten Jember. 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Padi Ubi Kayu Gambar 1. Produksi padi, jagung, ubi kayu dan kelapa di Kabupaten Jember (Sumber: BPS (2009-2012)) Tabel 1. Potensi limbah berdasarkan jumlah produksi pertanian di Kabupaten Jember Komoditas Rendemen Limbah Potensi Limbah (ton) Padi 20 194.019,20

AGROINTEK Volume 8, No.1 Maret 2014 11 Ubi Kayu 30 14.340,90 Jagung 47 193.570,91 Kelapa 14 984,79 Sumber: Data diolah (2013) Data tersebut menunjukkan bahwa industri yang menggunakan bahan baku jagung dan kelapa di Kabupaten Jember masih dalam skala produksi yang kecil (rumah tangga) atau industri kecil yang masih belum memiliki ijin usaha dari dinas terkait. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa industri berbahan baku jagung dan kelapa sebenarnya ada namun keberadaannya masih tersebar di seluruh Kabupaten Jember. Hal tersebut merupakan salah satu kelemahan dari komoditas jagung dan kelapa untuk digunakan sebagai bahan baku industri pembuatan biopellet. Keberadaan suatu industri membutuhkan pasokan bahan baku untuk Tabel 2, pasokan bahan baku untuk pembuatan biopellet dapat berasal dari limbah padi atau limbah ubi kayu. Komoditas padi merupakan komoditas yang potensial untuk dimanfaatkan limbah sebagai bahan baku pembuatan biopellet karena ketersediaan industri yang telah beroperasi. Potensi Nilai Kalor Penilaian Potensi limbah agroindustry untuk digunakan sebagai bahan bakar dapat dilihat dari sifat fisikokimia seperti kadar air, kadar volatile, kadar abu, kadar karbon terikat, dan nilai kalor. Hasil karakterisasi sifat fisikokimia dan nilai kalor dari sekam, tongkol jagung, serabut kelapa, dan kulit ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 3. Beberapa aspek yang diperhitungkan konsumen ketika menggunakan biopellet sebagai bahan bakar antara lain kecepatan keberlangsungan industri tersebut. Keberadaan industri yang mengolah padi, jagung, kelapa dan ubi kayu dapat mengindikasikan ketersediaan bahan baku bagi pembuatan biopellet. Berdasarkan Jika dilihat secara keseluruhan dari hasil karakterisasi sifat fisikokimia dan kandungan kalor, maka dapat dilihat bahwa limbah kelapa serta limbah jagung merupakan komoditas yang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan biopellet. Besarnya nilai kalor akan menggambarkan besarnya panas yang dihasilkan sehingga dapat menunjukkan kecepatan memanaskan ketika digunakan sebagai bahan bakar. memasak dan tingkat residu yang dihasilkan. Kecepatan memasak menggunakan biopellet akan sangat dipengaruhi oleh nilai kalor yang dimiliki oleh biopellet. Nilai kalor biopellet akan sangat dipengaruhi oleh nilai kalor bahan baku pembuatan biopellet. Semakin tinggi nilai kalor bahan bakunya akan berakibat semakin tinggi nilai kalor biopellet yang dihasilkan. Jika dilihat secara keseluruhan dari hasil karakterisasi sifat fisikokimia dan kandungan kalor, maka dapat dilihat bahwa limbah kelapa serta limbah jagung merupakan komoditas yang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan biopellet. Besarnya nilai kalor akan menggambarkan besarnya panas yang dihasilkan sehingga dapat menunjukkan kecepatan memanaskan ketika digunakan sebagai bahan bakar. Tabel 2. Data industri di Kabupaten Jember dan potensi limbah yang keluar NO Agroindustri Kapasitas Produksi Rendemen Potensi Limbah Berbahan Baku (ton) Limbah (ton) 1 Padi 44.945 20 8.989 2 Jagung Ns 30-3 Buah Kelapa Ns 47-4 Ubi Kayu 304 14 42,56 Sumber: Data primer 2013 Keterangan: Ns: data tidak tercatat di Disperindag

12 Kajian Potensi Penggunaan (Andrew) Tabel 3. Karakterisasi sifat fisikokimia dan nilai kalor BAHAN Kadar Air Kadar Volatile Kadar Abu Kadar Karbon Terikat Nilai Kalor (joule/gram) Sekam Padi 4,34 ± 0,08 57,22 ± 0,29 23,93 ± 0,11 14,51 ± 0,09 14.075,12 ± 140,61 Tongkol jagung 12,80 ± 0,17 68,65 ± 0,12 1,58 ± 0,08 16,96 ± 0,22 16.302,48 ± 254,51 Serabut dan cangkang kelapa 11,08 ± 0,1 61,70 ± 0,01 3,43 ± 0,05 23,79 ± 0,16 20.117,15 ± 183,00 Kulit Ubi Kayu 6,57 ± 0,37 68,83 ± 0,04 4,76 ± 0,13 19,85 ± 0,19 15.188,89 ± 187,25 Sumber: data diolah (2013) KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka akan didapatkan kesimpulan antara lain: 1. By product industry pertanian di Kabupaten Jember yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biopellet antara lain sekam, kulit dan bonggol ubi kayu, tongkol jagung, dan cangkang dan serabut kelapa. 2. Mengetahui by product industry pertanian di Kabupaten Jember yang paling potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan biopellet adalah tongkol jagung dengan melihat potensi jumlah limbah pertanian yang keluar, nilai kalor dan karakterisasi fisikokimia. DAFTAR PUSTAKA BPS [Badan Pusat Statistika].2011. Survei Pertanian Produksi Padi dan Palawija di Jawa Timur Tahun 2011. Badan Pusat Statistika. Surabaya. BPS [Badan Pusat Statistika].2009. BPS [Badan Pusat Statistika].2010. BPS [Badan Pusat Statistika].2011. BPS [Badan Pusat Statistika].2012.