SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

dokumen-dokumen yang mirip
SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAYAM CABUT (AMARANTHUS TRICOLOR) SECARA MONOKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA BUNGA KRISAN PETANI ANGGOTA ASOSIASI TANAMAN HIAS BUNGA DAN DAUN DI KECAMATAN PAKEM, KABUPATEN SLEMAN

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

SOCIETA IV - 1 : 48 53, Juni 2015 ISSN

PROFITABILITAS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

ANALISIS USAHATANI KOMODITAS MELON SEMANGKA CABAI DI LAHAN PASIR. menjadi 2 yaitu biaya ekplisit (biaya yang bener-bener dikelurkan dalam kegitan

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

BAB III METODE PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. π = f (Py; Pxi; ;Pzj)

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. sepanjang tahun dan memiliki potensi komersial yang cenderung semakin

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang tidak mengalami kelangkaan pupuk dilihat berdasarkan produktivitas dan

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

ANALISA USAHATANI KEDELAI VARIETAS WILIS PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI DESA KLOMPANG BARAT KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN ABSTRAK

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pekerjaan sampingan dan pengalaman bertani. Berdasarkan umur, usia antara tahun adalah usia produktif, sementara usia

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

Analisis Usaha Tani Pakchoi Baby yang Ditumpangsarikan dengan Edamame (Mitra Tani)

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA PAGAK KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. curcubitaceae dantermasuk dalam kelas biji berkeping dua. Tanaman melon

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KEDELAI MENGGUNAKAN INOKULAN DI DESA GEDANGAN, KECAMATAN WIROSARI, KABUPATEN GROBOGAN, PROVINSI JAWA TENGAH

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISA USAHATANI BAYAM

ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 1, Pebruari 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

III. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

METODE PENELITIAN. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia,

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

IV. METODE PENELITIAN

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS BREAK EVENT POINT USAHA TANI JAGUNG

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI DESA WINONGSARI KEC KALIWIRO KAB WONOSOBO

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah usaha tani jagung Desa Semedo yang

Transkripsi:

ANALISIS USAHATANI CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN TEGALAN DESA KETAWANGREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Ragil Prastyo Kurniawan 1), Eni Istiyanti 2) dan Uswatun Hasanah 1) 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo 2) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pendapatan usahatani cabai rawit di desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo; (2) keuntungan usahatani cabai rawit di desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo; (3) kelayakan usahatani cabai rawit di desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Populasi penelitian semua petani cabai rawit di desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo berjumlah 56 orang. Pengambilan petani sampel menggunakan metode random sampling. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan pencatatan. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil analisis usahatani cabai rawit menunjukkan rata-rata penerimaan sebesar Rp 5.410.912, pendapatan sebesar Rp 3.126.832, dan keuntungan sebesar Rp 2.226.391 per periode produksi. Hasil analisis menunjukkan R/C rasio 1,69; produtivitas modal > bunga bank (69,9% > 6 %); produktifitas tenaga kerja > tingkat upah (Rp.50.352 < Rp.20.000); penerimaan > BEP penerimaan (Rp.5.410.912 > Rp.430.725,90); produksi > BEP produksi (412,72 kg > 32,85 kg); harga jual > BEP harga (Rp 13.110,37 > Rp 7.715,93). Berdasarkan analisis deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani cabai rawit layak diusahakan. Kata Kunci : Cabai Rawit, Analisis Usahatani, Kelayakan. PENDAHULUAN Pertanian merupakan salah satu sektor mata pencaharian tetap yang mampu bertahan dalam situasi krisis ekonomi, terutama bagi masyarakat pedesaan. Kebijakan pembangunan pertanian, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan untuk penyerapan tenaga kerja. Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 76

Usahatani cabai rawit di desa Ketawangrejo merupakan salah satu bentuk pertanian secara menetap yang menggunakan lahan tegalan. Tanaman lain yang biasa diusahakan adalah tanaman semusim seperti pepaya california, jagung, kacang tanah dan cabai (Amin, 2010). METODE PENELITIAN 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah aktual yang ada pada saat ini (Surakhmad,1987). Kelompok Tani Tri Margo Makmur beranggotakan 413 orang, dimana 56 orang melakukan usahatani cabai rawit. Sampel yang diambil di desa Ketawangrejo sebanyak 25 orang. 2. Analisis Data a. Penerimaan Besarnya penerimaan dapat dihitung menggunakan rumus : TR = Y x Py Keterangan : TR : Penerimaan Y : Jumlah Produksi Py : Harga b. Pendapatan Besarnya pendapatan dapat dihitung menggunakan rumus : NR = TR-TE Keterangan: NR = Pendapatan TR = Total Revenue TEC = Total Eksplisit Cost c. Keuntungan Besarnya keuntungan dapat dihitung menggunakan rumus π = TR TC Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 77

Keterangan : π = Keuntungan TR = Total Revenue (total penerimaan) TC = Total Cost (total biaya) d. Analisis Kelayakan 1) Besarnya R/C ratio dihitung menggunakan rumus : Jika diperoleh : Nilai R/C > 1, maka usaha tersebut layak Nilai R/C 1, maka usaha tersebut belum atau tidak layak 2) Produktifitas Modal (π/c) π/c rasio (produktifitas modal) dihitung menggunakan rumus : Keterangan : π/c = produktifitas tenaga modal π = keuntungan TC = total cost (total biaya) Nilai layak. Nilai tidak layak. > suku bunga bank yang berlaku maka usaha tersebut suku bunga bank yang berlaku maka usaha tersebut 3) Produktifitas Tenaga Kerja Dihitung menggunakan rumus : Nilai produktivitas TK > tingkat upah yang berlaku maka usaha tersebut layak. Nilai produktivitas TK tingkat upah yang berlaku maka usaha tersebut tidak layak. Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 78

4) BEP Penerimaan BEP Penerimaan dapat dihitung dengan mengunakan rumus: BEP Penerimaan (s) = Keterangan : FC = Biaya Tetap Produksi (Rp) VC = Biaya Variabel Produksi (Rp) S = Total Penjualan (Rp) Nilai BEP penerimaan penerimaan yang diterima petani maka usaha tersebut tidak layak. Nilai BEP penerimaan < penerimaan yang diterima petani maka usaha tersebut layak. 5) BEP Produksi (Kg) BEP Produksi dapat dihitung dengan mengunakan rumus: Keterangan : FC = Biaya Tetap Produksi (Rp) AVC = Rata-rata biaya variabel (Rp) P = Harga (Rp) Nilai BEP Produksi produksi yang diterima petani maka usaha tersebut tidak layak. Nilai BEP produksi < produksi yang diterima petani maka usaha tersebut layak. 6) BEP Harga (Rp/Kg) BEP Harga dapat dihitung dengan mengunakan rumus: Keterangan : TC = Biaya Total(Rp) Y = Total Produksi TC Y Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 79

Nilai BEP harga harga jual yang diterima petani maka usaha tersebut tidak layak. Nilai BEP harga < harga jual yang diterima petani maka usaha tersebut layak. A. Analisis Usahatani HASIL DAN PEMBAHASAN Pupuk yang digunakan dalam usahatani cabai rawit di desa Ketawangrejo ada dua jenis yaitu pupuk kandang dan pupuk kimia. Pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran sapi dan kotoran ayam. Pupuk kimia yang digunakan adalah pupuk ZA, KCL, Gandasil B, Gandasil D dan Superflora. Pestisida yang digunakan petani cabai rawit yaitu Konfidor dan Furadan, sedangkan fungisida yang digunakan yaitu Antracol dan Manzate. Rata-rata penggunaan sarana produksi usahatani cabai rawit dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Rata-Rata Penggunaan Sarana Produksi Pada Usahatani Cabai Rawit Di Desa Ketawangrejo Tahun 2012 No Sarana Produksi Jumlah Nilai (Rp) 1 Bibit Cabai Rawit (batang) 3.024 332.640 2 Pupuk kandang (kubik) 2,44 976.000 3 Pupuk kimia a.pupuk ZA (Kg) 46 64.400 b.pupuk KCL (Kg) 42 100.800 c.gandasil B (gram) 700 36.400 d.gandasil D (gram) 300 30.000 e.superflora (liter) 2,04 26.520 4 Pestisida a.konfidor (gram) 204 40.000 b.furadan (gram) 1000 22000 5 Fungisida a.antracol (gram) 600 58.800 b.manzate (gram) 300 48.000 Jumlah 6.220,96 1.735.560 Sumber : Analisis Data Primer (2012) Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 80

Tabel 2 Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Cabai Rawit Di Desa Ketawangrejo Tahun 2012 No Jenis Volume (HKO) Nilai (Rp) Persentase (%) 1 Pengolahan Lahan 5,70 57.000 5,09 2 Penanaman 3,36 23.520 2,10 3 Pemupukan 9,12 63.840 5,70 4 Penyiraman 12,2 85.400 7,62 5 Penyiangan 31,5 220.500 19,69 6 Penyemprotan 3,70 25.900 2,31 7 Pemanenan 41,88 643.200 57,46 Jumlah 107,46 1.119.360 100 Sumber : Analisis Data Primer (2012) Persentase paling banyak adalah tenaga kerja tetap yaitu 57,46 %. Upah tenaga kerja tetap menggunakan sistem borongan yaitu tenaga kerja mendapatkan upah Rp.1000,00/kg dan rata-rata setiap tenaga kerja mampu memanen 15 kg cabai rawit. Tabel 3 Rata-rata Biaya Penyusutan Alat pada Usahatani Cabai Rawit di Lahan Tegalan Desa Ketawangrejo Tahun 2012 No Nama Alat Biaya Penyusutan Alat / Persentase (%) Periode (Rp) 1 Cangkul Besar 12.754,28 15,00 2 Cangkul Kecil 10.912,5 12,83 3 Sabit 3.320 3,90 4 Tangki Semprot 20.700 24,34 5 Ajir Bambu 30.800 36,22 6 Gembor 6.533,33 7,68 Jumlah 85.020,11 100 Sumber : Analisis Data Primer (2012) Besarnya biaya penyusutan alat dalam usahatani cabai rawit Rp. 85.020,11 per musim. Rata-rata biaya alat terbesar adalah penggunaan ajir bambu yaitu Rp. 30.800. Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 81

Tabel 4 Rata-Rata Biaya Eksplisit dan Implisit Usahatani Cabai Rawit Di Lahan Tegalan Dengan Luasan Lahan 0,0546 Ha / Musim di Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Tahun 2012 No Jenis Biaya Biaya Implisit Biaya Eksplisit Total Biaya (Rp/Periode) (Rp/Periode) 1 Sewa Lahan 107.536 107.536 (0,0546 m 2 ) 2 Bunga Modal 137.045 (6% x 2.284.080) 3 Tenaga Kerja 655.860 655.860 Dalam Keluarga 4 Tenaga Kerja 463.500 463.500 Luar Keluarga 4 Biaya Sarana Produksi 1.735.560 1.735.560 5 Biaya Penyusutan 85.020,11 85.020,11 900.441 2.284.080 3.184.521 Sumber : Analisis Data Primer (2012) Biaya produksi dalam usahatani terdiri dari biaya implisit dan biaya eksplisit. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : TC = TIC + TEC = 900.441+ 2.284.080 = 3.184.521 Jadi biaya usahatani cabai rawit dengan luas lahan 0,0546 Ha desa Ketawangrejo sebesar Rp. 3.184.521. Penerimaan yang didapat petani merupakan hasil kali produksi (Y) yang diperoleh petani dengan harga jual (Py) pada waktu panen. Penerimaan dapat dihitung menggunakan rumus : TR = Y x Py TR = 412,72 x 13.110,37 TR = 5.410.912 Jadi penerimaan usahatani cabai rawit dengan luas 0,0546 Ha desa Ketawangrejo sebesar Rp. 5.410.912. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya eksplisit. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : NR = TR-TEC NR = 5.410.912 2.284.080 NR = 3.126.832 Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 82

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pendapatan petani cabai rawit desa Ketawangrejo dengan luas lahan 0,0546 Ha selama 6 bulan sebesar Rp. 3.126.832. Keuntungan merupakan hasil pengurangan penerimaan dengan total biaya dengan rumus sebagai berikut : π = TR (TEC+TIC) π = 5.410.912 3.184.521 π = 2.226.391 Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa keuntungan petani cabai rawit desa Ketawangrejo dengan luas lahan 0,0546 Ha selama 6 bulan sebesar Rp. 2.226.391 Biaya fixed cost dan biaya variable cost digunakan untuk memudahkan dalam perhitungan BEP. Tabel 4 Perincian Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap Usaha Tani Cabai Rawit di Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag No Jenis Biaya Biaya Tetap (Rp/Periode) Biaya Tidak Tetap (Rp/Periode) Total Biaya (Rp) 1 Sewa Lahan 107.536 107.536 (0,0546 m 2 ) 2 Biaya Penyusutan 85.020,11 85.020,11 3 Bunga Modal 137.045 137.044 (6% x 2.284.080) 4 Tenaga Kerja 1.119.360 1.119.360 5 Biaya Sarana Produksi 1.735.560 1.735.560 Jumlah 192.556 2.991.964 3.184.521 Sumber: Analisis Data Primer (2012) B. Kelayakan Usahatani Cabai Rawit 1. R/C rasio R/C rasio adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio atau perbandingan antara penerimaan dan biaya. R/C = = = 1,69 Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 83

Perhitungan nilai R/C diperoleh nilai sebesar 1,69. Artinya setiap biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.1,00 maka petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,69. Jika diperoleh nilai R/C > 1, maka usaha tersebut dapat dikatakan layak. 2. Produktifitas Modal Produktifitas modal (π/c) merupakan perbandingan antara produktifitas modal dengan suku bunga yang berlaku : π/c = = = 69,9 % Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa jika seorang petani memiliki modal sebesar Rp. 3.184.521, maka petani tersebut akan mendapat keuntungan sebesar 69,9 % dari modal yang dia keluarkan. 3. Produktifitas Tenaga Kerja Produktifitas tenaga kerja merupakan tingkat upah yang berlaku / HKO. Dihitung menggunakan rumus : Produktifitas TK = = = Rp. 50.352 Jadi setiap tenaga kerja usahatani cabai rawit desa Ketawangrejo mendapatkan upah sebesar Rp 50.352/HKO, maka dari itu upah dari tenaga kerja usahatani cabai rawit > dari pekerja bangunan yang mendapatkan upah sebesar Rp.20.000/HKO. Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 84

4. BEP Penerimaan BEP Penerimaan dapat dihitung dengan mengunakan rumus: = Rp. 430.725,90 Maka usahatani cabai rawit desa Ketawangrejo tahun 2012 layak untuk diusahakan, karena penerimaan petani lebih besar dari bep penerimaan yaitu 5.410.912 dibanding Rp.430.725,90. 5. BEP Produksi (Kg) BEP Produksi dapat dihitung dengan mengunakan rumus: = = 32,85 kg Maka usahatani cabai rawit desa Ketawangrejo tahun 2012 layak diusahakan karena produksi lebih besar dari BEP Produksi yaitu 412,72 kg dibanding 32,85 kg. 6. BEP Harga (Rp/Kg) BEP Harga dapat dihitung dengan mengunakan rumus: = = Rp 7.715,93 / Kg Maka usahatani cabai rawit desa Ketawangrejo tahun 2012 layak diusahakan karena harga yang diterima petani lebih besar dari BEP Harga yaitu Rp 13.110,37/kg dibanding Rp 7.715,93/kg. Jadi petani cabai rawit tidak untung dan tidak rugi jika petani memproduksi 32,85 kg, harga Rp. 7.715, 93 / kg dan penerimaan sebesar Rp. 430.725,90. Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 85

5.410.912 3.184.521 430.725,90 2.991.964 192.556 32,85 Gambar 1. Bagan Break Event Point (Sumber : Analisis Data Primer, 2012) PENUTUP A. Simpulan 1. Petani cabai rawit memperoleh pendapatan sebesar Rp.3.126.832 dan keuntungan sebesar Rp.2.226.391. 2. Usahatani cabai rawit di desa Ketawangrejo layak diusahakan, berdasarkan R/C rasio sebesar 1,69 > 1, produktifitas tenaga kerja upah yang berlaku lebih besar yaitu 50.352 > 20.000, produktifitas modal lebih besar dari tingkat bunga tabungan bank yang berlaku yaitu 69,9% > 6%, penerimaan lebih besar BEP Penerimaan 5.410.912 > 430.725,90, produksi lebih besar dari BEP Produksi sebesar 412,72 > 32,85, dan harga yang diterima petani lebih besar dari pada BEP harga yaitu 13.110,37 > 7.715,93. Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 86

B. Saran Dilihat pada biaya sarana produksi biaya yang paling banyak adalah biaya pembelian pupuk kandang, hal ini dikarenakan pembelian pupuk kandang menggunakan truck kecil (kubik) sehingga biaya angkut menjadi mahal. Petani bisa membeli pupuk organik granul, karena pupuk organik granul bisa dikemas ke dalam karung sehingga tidak perlu menggunakan truck kecil. DAFTAR PUSTAKA Amin, Husna. 2010. Bercocok tanam Cabai Rawit, Cabai Merah dan Cabai Jawa. CV.Sinar Cemerlang Abadi. Surakhmad. 1987. Pengantar Penelitian ilmiah Dasar dan Metode Teknik. Transito Bandung. Suratiyah, Ken. 2001. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya. Analisis Usahatani Cabai... Ragil Prastyo Kurniawan dkk 87