Tugas Filsafat. Mohamad Kashuri M

dokumen-dokumen yang mirip
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu

Bahasan Kajian Filsafat

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

DASAR-DASAR FILSAFAT. Sutrisna Wibawa (UNY)

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

NOVIA KENCANA, S.IP, MPA

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

Etika dan profesi humas

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

MAKALAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DAN ETIKA SERTA MORALITAS

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh)

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DA ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2011

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PENDIDIKAN PANCASILA

Dr. Sri Anggraeni, MSi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

A. DESKRIPSI MATA KULIAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

Dosen: Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran

FILSAFAT PENDIDIKAN. Dosen: Rukiyati, M. Hum Jurusan FSP-FIP UNY Telp

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU

BAB 6 PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

BAB II PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

KONSEPSI-KONSEPSI FILSAFAT KOMUNIKASI

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN OLEH LASIYO UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th

FILSAFAT ILMU. Drs. Dede Kosasih, M.Si.

OBJEK MATERIAL DAN FORMAL FILSAFAT ILMU

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DAN FILSAFAT. Alfrida Rezza Nafish ( ) ABSTRAK

M. Hamid Anwar, M. Phil.

IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH

PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP BANGSA INDONESIA

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah

PANCASILA. Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen.

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Pendidikan Pancasila KATA PENGANTAR

Title Rangkuman Filsafat Pancasila. Author Revaldi Fuad Azhar

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU

PENDIDIKAN PANCASILA

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

FILSAFAT PANCASILA. Selly Rahmawati, M.Pd

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI. Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

RUANG LINGKUP FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI OBJEK. Anggota kelompok:

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I. PENGERTIAN FILSAFAT (Bahan Pertemuan Ke-2)

SELINTAS TENTANG FILSAFAT ILMU Oleh : Muhammad Afifuddin, S.HI. sukses yang luar biasa. Karena ilmu melambangkan proses kumulatif

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

Assyari Abdullah, S.Sos., M.I.Kom. AssyariAbdullah

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

9/14/2011. Dosen : Prof. Dr. Abdul Hakim, Drs. MSi FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG. Karakteristik Berpikir Filsafat

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

FILSAFAT ILMU ONTOLOGI EPISTOMOLOGI AKSIOLOGI. Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP. Ontologi Hakikat apa yang dikaji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Peranan Metodologi Dalam Penelitian / Kajian Hukum

FILSAFAT ILMU & LOGIKA. Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto

HUBUNGAN ANTARA ILMU DAN FILSAFAT Oleh: Sugiaryo

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU TATARAN AKSIOLOGI. Mustopa Marli Ramli Batubara

Generasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios

Landasan & Tujuan Pen. Pancasila. Fitri Dwi Lestari

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I

FALSAFAH EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI ISLAM SEBAGAI SISTEM ANALISIS (ILMU) Pertemuan ke-3 Filsafat & Pemikiran Ekonomi Islam PASCASARJANA STEI TAZKIA

Transkripsi:

Tugas Filsafat Mohamad Kashuri 090810530M PROGRAM STUDI ILMU FARMASI FAKULTAS FARMASI PASCA SARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA 2008

1. Pendahuluan Sejalan dengan kemajuan pola berpikir manusia saat ini, ilmu pengetahuan berkembang secara luar biasa. Perkembangan ilmu pengetahuan telah memasuki hampir semua sendi-sendi kehidupan masyarakat. Dewasa ini hampir tidak ada satu masyarakatpun yang tidak menikmati keberhasilan para ilmuwan. Dalam bidang komunikasi misalnya, dari anak-anak sampai orang tua dan dari orang miskin sampai orang kaya pada tidak asing lagi untuk memanfaatkan telepon genggam. Demikian juga dengan adanya internet, semua informasi dapat diakses dengan mudah. Namun demikian, masyarakat selain merasakan manfaat dan keuntungan yang didapat dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri juga merasakan dampak negatif bagi kelestarian hidup mereka sendiri. Manfaat dan dampak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri bagaikan dua sisi mata pisau yang tidak dapat dipisahkan. Pada satu sisi, teknologi dan industri telah membantu cara kerja manusia dan mempercepat transformasi informasi secara global, sehingga dunia terasa menjadi sangat sempit. Di sisi lain, perkembangan industri secara langsung maupun tidak langsung mengancam kelangsungan hidup manusia. Dampak paling nyata dari kemajuan ilmu pengetahuan adalah semakin kompleknya kebutuhan hidup dan kehidupan, manusia berusaha menciptakan berbagai peluang dan sarana agar kehidupannya bisa tetap eksis dan memenuhi segala keinginanya yang terus meningkat. Seiring dengan itu maka ilmu pengetahuan berkembang dan membentuk seseorang yang bertanggung jawab secara moral dan keilmuan untuk mensejahterakan manusia. Sebaliknya, apabila ilmu pengetahuan jatuh ke tangan orang yang serakah dan tidak punya tanggung jawab secara universal terhadap kesejahteraan manusia, maka ilmu pengetahuan akan menjadi bebas nilai dan akan sangat membahayakan kelangsungan keberadaan manusia dan seluruh makhluk di dunia (Suhartono, S., 2008). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemanfaatannya sampai saat ini cenderung semakin menyimpang dari arah pencapaian tujuan ilmu pengetahuan yaitu kesejahteraan hidup dan kelestarian alam. Terbukti dalam kenyataanya hanya beberapa orang saja yang dapat menikmati segala apa yang 1

dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemanfaatan ilmu pengetahuan yang tidak berimbang mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan sumber dayanya., karena dikuras secara habis-habisan hanya untuk kepuasan sementara yang pada akhirnya dunia seolah-olah dipenuhi dengan persoalan yang serius berupa krisis alam yang mengabaikan aspek moral. Agar pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan tujuan semula yaitu untuk mencukupi kebutuhan hidup dan kehidupan manusia diperlukan pendekatan yang dapat memahami, mengolah, dan menghayati dunia beserta isinya berupa filsafat ilmu. 2. Rumusan masalah pengetahuan? Apakah ada hubungan antara filsafat ilmu dalam pengembangan ilmu 3. Tinjauan Pustaka a. Filsafat Istilah filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah (arab), philosophy (Inggris), philosophia (Latin), philosophie (Jerman, Belanda, Perancis). Semua istilah itu bersumber pada istilah Yunani philosophia. Istilah Yunani philein berarti mencintai, sedangkan philos berarti teman. Selanjutnya istilah sophos berarti bijaksana, sedangkan sophia berarti kebijaksanaan. Dari segi etimologik filsafat diartikan mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (mengacu pada asal kata philein dan sophos), dan apabila mengacu pada kata philos dan sophia berarti teman kebijaksanaan. Filsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta yang menumbuhkan sikap ketenangan, keseimbangan pribadi, pengendalian diri, dan tidak emosional. Filsafat berusaha untuk memikirkan seluruh pengalaman manusia secara mendalam dan jelas. Banyak persoalan abadi yang dihadapi manusia berusaha dipikirkan dan dijawab oleh para filsuf. Teori atau sistem pemikiran filsafati didasarkan atas teori-teori yang dikemukkan oleh para filsuf sesuai dengan ajarannya misalkan Socrates, Plato, Aristoteles, Thomas Aquino, Hegel, Karl Mark, August, Compte, dan lain-lain. Kebanyakan filsuf memakai metode analisis untuk menjelaskan arti suatu istilah dan pemakaian bahasa. Menganalisis berarti menetapkan arti secara tepat 2

dan memahami saling hubungan diantara arti-arti tersebut. Kaitannya dengan ilmu maka filsafat mempelajari arti-arti dan menentukan hubungan-hubungan diantara konsep-konsep dasar yang dipakai sebagai ilmu. Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan-kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten. Jenis-jenis persoalan filsafat didasarkan atas cabang-cabang filsafat adalah : a. Metafisika Merupakan studi atau pemikiran tentang sifat yang terdalam dari kenyataan atau keberadaan. Filsafat ini menguraikan sesuatu yang ada dibelakang gejala-gejala fisik seperti bergerak, berubah, hidup, mati. b. Epistemologi Epistimologi disebut juga teori pengetahuan yang didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan validitas pengetahuan. c. Logika Merupakan cabang filsafat berkaitan dengan kegiatan berpikir. Obyek material logika adalah pemikiran sedangkan obyek formalnya adalah kelurusan berpikir. d. Etika Merupakan cabang filsafat mempelajari tentang moral. Obyek materialnya adalah tingkah laku atau perbuatan sedangkan obyek formalnya adalah kebaikan dan keburukan. e. Estetika Merupakan kajian filsafat tentang keindahan dan kejelekan (Mudhofir, A., 2007). b. Filsafat Ilmu Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalanpersoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu (The Liang Gie, 1999). 3

Filsafat ilmu merupakan kajian atau telaah secara mendalam terhadap hakekat ilmu. Oleh sebab itu, filsafat ilmu ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu tersebut, seperti : 1. Obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud hakiki obyek tersebut? Bagaimana hubungan obyek dengan daya tangkap manusia (misalnya berpikir, merasa, mengindera)? 2. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya? Cara, teknik, atau sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? 3. Untuk apa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana hubungan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dan norma-norma moral / profesional? Ketiga kelompok pertanyaan tersebut merupakan landasan-landasan ilmu, yakni : 1. Landasan ontologis adalah tentang obyek yang ditelaah ilmu. Hal ini berarti tiap ilmu harus mempunyai obyek penelaahan yang jelas. Karena diversivikasi ilmu terjadi atas dasar spesifikasi obyek telaahannya maka tiap disiplin ilmu mempunyai landasan ontologi yang berbeda. 2. Landasan epistemologi adalah cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah sehingga diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum, metode ilmiah pada dasarnya untuk semua disiplin ilmu yaitu berupa proses kegiatan induksi-deduksi-verivikasi seperti telah diuraikan diatas. 3. Landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, apa yang dapat disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu serta membagi peningkatan kualitas hidup manusia. 4

4. Sarana Berpikir Ilmiah secara baik untuk melakukan kegiatan ilmiah. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat (Notoatmodjo, S., 2002). Dengan memahami hakekat ilmu itu, menurut Poespoprodjo (dalam Koento Wibisono, 1984), dapatlah dipahami bahwa perspektif-perspektif ilmu, kemungkinan-kemungkinan pengembangannya, keterjalinannya antar ilmu, simplifikasi dan artifisialitas ilmu dan lain sebagainya, yang vital bagi penggarapan ilmu itu sendiri. Lebih dari itu, dikatakan bahwa dengan filsafat ilmu, kita akan didorong untuk memahami kekuatan serta keterbatasan metodenya, prasuposisi ilmunya, logika validasinya, struktur pemikiran ilmiah dalam konteks dengan realitas in conreto sedemikian rupa sehingga seorang ilmuwan dapat terhindar dari kecongkakan serta kerabunan intelektualnya. c. Filsafat Ilmu Pengetahuan Filsafat ilmu pengetahuan adalah suatu bidang studi filsafat yang mempelajari segala jenis macam, bentuk dan sifat ilmu pengetahuan menurut segi yang paling hakikiki. Jenis ilmu pengetahuan menurut obyeknya diklasifikasikan ke dalam ilmu pengetahuan humanoria dengan obyek materi manusia, ilmu pengetahuan sosial sebagai obyek materinya masyarakat, ilmu pengetahuan alam dengan obyek materi badan-badan benda alam, dan ilmu pengetahuan agama dengan obyek materi Tuhan sebagai causa prima. Dari perbedaan pemikiran obyek materi terdapat suatu hubungan sebab akibat yang tidak terpisahkan, jika salah satu ilmu dipelajari maka harus mempertimbangkan yang lain, dan akhirnya dapat ditemukan hakekat ilmu pengetahuan yaitu pluralisme ilmu pengetahuan berada dalam satu sistem hubungan yang integral. Sehingga maksud filsafat ilmu pengetahuan adalah bidang studi filsafat yang kegiatan pokoknya mencari dan menemukan keterkaitan antara berbagai jenis ilmu pengetahuan. Keberadaan ilmu pengetahuan untuk menghasilkan teknologi yang berkemampuan spektakuler ditentukan oleh faktor : 1. Intern yaitu dari dalam ilmu pengetahuan bahwa pengembangan pluralitas ilmu pengetahuan didasarkan pada sifat internal obyek penyelidikan yang terdiri atas bagian-bagian. Setiap bagian, karena khusus, mengandung kebenaran lebih obyektif, pasti dan dapat dipercaya. Atas dorongan internal 5

ilmu itu ilmu pengetahuan lahir dari filsafat dengan obyek, metode, sistem dan kebenaran yang bersifat khusus. 2. Ekstern yaitu dari luar ilmu pengetahuan berupa kenyataan bahwa laju perkembangan penduduk dunia sudah tidak berimbang lagi dengan ketersediaan sumber daya alam. Hal ini mendorong diperlukan pengetahuan khusus yang benar dan pasti dan bersifat praktis teknis. Pengetahuan ini memiliki kemampuan reproduktif untuk mengolah sumber daya alam sehingga dapat bermanfaat bagi usaha mencukupi kebutuhan manusia. Dengan sistem teknologi manusia mengutamakan kebutuhan sekunder dan menomorduakan kebutuhan primer. Akibatnya manusia menjadi lupa akan tugasnya memakmurkan bumi. Oleh kaenanya filsafat hadir di tengah-tengah keanekaragaman ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meluruskan jalan dan menempatkan fungsi ilmu pengetahuan dan teknologi bagi hidup dan kehidupan manusia di dunia. Keberadaan filsafat ilmu pengetahuan berfungsi sebagai filsafat praktis dan normatif yang menekankan pada nilai kebenaran ilmiah dan kegunaannya. Keberadaan kedua nilai ini dibangun dalam satu kesatuan sistem, sehingga keberadaan pluralisme ilmu pengetahuan tetap terikat dalam sikap ilmiah yang bersifat interdisipliner dan multidisipliner. Selain itu ilmu pengetahuan harus bebas dari ilmu artinya ilmu harus didasarkan pada sifat ilmu itu sendiri dan tidak disalahgunakan dan d Didasarkan pada pertanggungjawaban dan etika yaitu tanggung jawab untuk mengusahakan kemungkinan tertib yang terbaik dan bermoral, sehingga jalan dan metode pemberdayaan ilmu pengetahuan dan teknologi secara pragmatis bagi kelangsungan kehidupan yang berkeadilan menjadi jelas dan tepat (Sidharta, B.A., 2008). 4. Kerangka Konseptual Filsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta yang menumbuhkan sikap ketenangan, keseimbangan pribadi, pengendalian diri, dan tidak emosional. Filsafat berusaha untuk memikirkan seluruh pengalaman manusia secara mendalam dan jelas. Kaitannya dengan ilmu maka filsafat mempelajari arti-arti dan menentukan hubungan-hubungan diantara konsep-konsep dasar yang dipakai sebagai ilmu. 6

Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan-kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten. Jika salah satu ilmu dipelajari maka harus mempertimbangkan ilmu yang lain, karena pluralisme ilmu pengetahuan berada dalam satu sistem hubungan yang integral. Dihubungkan dengan filsafat maka filsafat ilmu pengetahuan adalah bidang studi filsafat yang kegiatan pokoknya mencari dan menemukan keterkaitan antara berbagai jenis ilmu pengetahuan. Dari filsafat ilmu pengetahuan ini maka berkembanglah ilmu pengetahuan dan teknologi yang tujuan adalah untuk mencukupi kebutuhan hidup dan kehidupan manusia dan kemaslahatan makhluk di bumi. Karena pada diri manusia ada sisi sifat buruknya, maka pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemanfaatannya sampai saat ini cenderung semakin menyimpang dari arah pencapaian tujuan ilmu pengetahuan yaitu kesejahteraan hidup dan kelestarian alam. Terbukti dalam kenyataanya hanya beberapa orang saja yang dapat menikmati segala apa yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemanfaatan ilmu pengetahuan yang tidak berimbang mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan sumber dayanya., karena dikuras secara habishabisan hanya untuk kepuasan sementara yang pada akhirnya dunia seolah-olah dipenuhi dengan persoalan yang serius berupa krisis alam yang mengabaikan aspek moral. Maka dari itu, dibutuhkan pendekatan yang dapat memahami, mengolah, dan menghayati dunia beserta isinya berupa filsafat. Pada filsafat ilmu pengetahuan, maka pengembangan ilmu pengetahuan harus dilandasi secara : ontologis yaitu obyek yang ditelaah mempunyai obyek penelaahan yang jelas, epistemologi yaitu cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah sehingga diperolehnya ilmu tersebut, aksiologi yaitu berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia terutama dapat menyumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu serta membagi peningkatan kualitas hidup manusia. Selain itu, dalam pengembangan ilmu pengetahuan perlu diperhatikan bahwa : 1. Pengetahuan tidak pernah salah karena selalu ditemukan kebenaran baru yang menggantikan kebenaran yang lama, yang bisa salah atau keliru adalah sikap mental saintis sehingga diperlukan adanya etika. 7

2. Pengetahuan harus bebas nilai dari ilmu yaitu pengembangan ilmu harus didasarkan pada sifat ilmu itu sendiri bukan pada nilai-nilai lain dan tidak disalahgunakan untuk kepentingan tertentu. 3. Pengetahuan harus didasarkan pada pertanggungjawaban dan etika yaitu tanggung jawab untuk mengusahakan kemungkinan tertib sesuai aturan ilmiah yang terbaik disertai moral yaitu selalu memikirkan dampak negatif yang terjadi akibat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Hipotesis Hubungan filsafat ilmu dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah filsafat ilmu sebagai pengendali moral dari pluralitas keberadaan ilmu pengetahuan. 6. Daftar Pustaka Koento Wibisono S., 1984., Filsafat Ilmu Pengetahuan Dan Aktualitasnya Dalam Upaya Pencapaian Perdamaian Dunia Yang Kita Cita-Citakan, Fakultas Pasca Sarjana UGM Yogyakarta. Mudhofir, A., 2007, Pengenalan Filsafat, Filsafat Ilmu sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Cet. Ke-4, Liberty, Yogjakarta. Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Cet. ke-2, Rineka Cipta, Jakarta. Sidharta, B.A., dkk, 2008, Apakah Filsafat dan Fi;safat Ilmu Itu, Cet. Ke-1, Pustaka Sutra, Bandung. Suhartono, S., 2008., Filsafat Ilmu Pengetahuan, Persoalan Eksistensi dan Hakekat Ilmu Pengetahuan, Ar-Ruzz Media, Yogjakarta. The Liang Gie., 1999., Pengantar Filsafat Ilmu, Cet. Ke-4, Penerbit Liberty Yogyakarta. 8