2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan adalah adanya proses temu kembali informasi, yang secara spesifik

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. maka UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta menerapkan. bahan pustaka perpustakaan. Untuk menunjang sistem automasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

BAB I PENDAHULUAN. oleh perpustakaan. Ketersediaan Online Public Access Catalog (OPAC)

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 DAMPAK INTERNET TERHADAP PENGGUNAAN KOLEKSI TERCETAK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan informasi diiringi dengan perkembangan teknologi yang disebut

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO

PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI. Nanik Arkiyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

MAANFAAT PENDIDIKAN PEMAKAI DALAM PENGGUNAAN KATALOG UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MANADO OLEH MAHASISWA

PEMANFAATAN ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNM UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PENGUNJUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

KETERKAITAN ANTARA KETERSEDIAAN KOLEKSI E-BOOKS 3D DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB II KAJIAN TEORITIS

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

FAKTOR PENGHAMBAT MINAT PEMUSTAKA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN REFERENSI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS RIAU

STRATEGI PENELUSURAN LITERATUR BAGI SIVITAS AKADEMIKA UNS Oleh : Bambang Hermanto ( Pustakawan Madya UNS ) 1

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kembali dan dimanfaatkan oleh penggunanya. mengikuti setiap perkembangan informasi yang mutakhir serta relevan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Pengembangan Koleksi. Presented by Yuni Nurjanah. Pengembangan Koleksi Modul 4 by Yuni Nurjanah

TINJAUAN TERHADAP KEBERADAAN BAHAN PUSTAKA DI RAK DAN DI DALAM DATABASE DIGILIB PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JASA PENELUSURAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. dan misi dari perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan menjadi bagian yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti kumpulan buku-buku (Daryanto, 1986: 1). Dalam bahasa inggris perpustakaan disebut library, istilah ini berasal

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari manusia purba hingga sekarang. Perpustakaan juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya (Sulistyo-Basuki, 1991: 51). Perpustakaan perguruan tinggi mendukung

PROFIL PERPUSTAKAAN IPB

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERMASALAHAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH. Oleh Tyas Aningrum

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perpustakaan merupakan pusat dokumentasi dan informasi yang ada

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015

KUESIONER TEBUKA PENDUKUNG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TEMU KEMBALI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STKIP PGRI SUMBAR

Oleh Nia Hastari Doddy Rusmono Dini Suhardini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti perkembangan teknologi sesuai dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Morality Intellectuality Entrepreneurship

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

PENDIDIKAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN SEBUAH PELUANG ATAU TANTANGAN DI UPT PERPUSTAKAAN UNS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Monika, 2013

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara)

Evaluasi Pemanfaatan Fitur Membership Slims 7 Cendana Dalam Mengelola Data Keanggotaan Perpustakaan Universitas Andalas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan zaman ini. Kemajuan informasi dan teknologi juga mengharuskan seseorang untuk dapat bergerak cepat dalam memenuhi segala kebutuhannya. Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang yaitu kebutuhan akan informasi. Apapun jenis pekerjaan yang dimiliki, semua orang pasti akan membutuhkan informasi. Dengan informasi tersebut maka setiap orang dapat berperan dengan baik di lingkungannya. Hal ini juga turut mempengaruhi perubahan perpustakaan sebagai sumber informasi bagi masyarakat. Pengertian perpustakaan sendiri menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 2007, yaitu, Institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Dari definisi perpustakaan tersebut diketahui ada banyak manfaat yang dapat dirasakan dari sebuah perpustakaan dengan informasi berupa koleksi yang dilayankan. Perpustakaan sebagai sumber informasi kini harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman, karena perpustakaan juga memiliki peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan apa yang tecantum dalam Undang-undang Nomor 43 tahun 2007, yaitu: Bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar membaca melalui pengembangan dan pendayagunaan perpustakaan sebagai sumber informasi yang berupa karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam. Terdapat beberapa jenis perpustakaan yang ada di Indonesia, salah satunya adalah perpustakaan perguruan tinggi yang dalam penyelenggaraannya harus bisa mendukung Tridharma Perguruan Tinggi sesuai yang diterangkan oleh Yusup dan Subekti (2010, hlm. 20) bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi tetap pada

2 hal-hal yang bersifat informatif-akademik (ilmiah), dan penelitian. Oleh karena itu layanan serta fasilitas yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan civitas akademika sebagai pemustakanya dalam pelaksanaan kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan. Perpustakaan perguruan tinggi memiliki fungsi-fungsi yang pastinya berbeda dengan jenis-jenis perpustakaan lainnya, maka perpustakaan perguruan tinggi harus dapat menyediakan informasi-informasi yang dapat memenuhi kebutuhan seluruh civitas akademika dalam mendukung kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan yang sudah pasti mengacu pada Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Tingkatan informasi yang disediakan perpustakaan perguruan tinggipun lebih tinggi dibandingkan dengan perpustakaan sekolah baik dari segi sumber informasinya maupun jenisnya, karena informasi yang disediakan harus bersifat edukatif dan akademik-ilmiah. Secara umum setiap individu memiliki kebutuhan informasi yang berbeda sesuai dengan keadaan psikologis, biologis, dan lingkungannya, namun pada dasarnya mereka membutuhkan informasi untuk pemenuhan kebutuhannya. Jadi secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemustaka yaitu faktor internal yang bersumber dari dalam diri pemustaka, dan faktor eksternal yang disebabkan oleh lingkungan dimana pemustaka berada. Faktorfaktor inilah yang menimbulkan beragamnya kebutuhan informasi permustaka. Perpustakaan harus dapat mengidentifikasi kebutuhan informasi pemustaka dengan baik, bukan hanya mengira-ngira saja. Kegiatan identifikasi ini penting karena perpustakaan sebagai pusat informasi harus dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, walaupun pada kenyataannya perpustakaan tidak mungkin dapat memenuhi seluruh kebutuhan pemustakanya. Kebutuhan informasi seseorang menurut Guha (1978) diantaranya adalah: current need approach everyday need approach exhausting need approach catching up need approach (Puspitadewi, dkk., 2012, hlm. 4). Jadi kebutuhan informasi seseorang diantaranya adalah informasi yang mutakhir, informasi yang

3 dibutuhkan sehari-hari, informasi yang menyeluruh, serta informasi yang cepat dan singkat. Informasi di perpustakaan perguruan tinggi terutama yang tercetak berjumlah relatif lebih banyak dibandingkan perpustakaan sekolah. Hal ini terlihat dari jenis-jenis koleksi yang disediakan oleh perpustakaan perguruan tinggi yang relatif lebih lengkap dibandingkan jenis perpustakaan lain, karena perpustakaan perguruan tinggi menyediakan segala macam informasi dari semua tingkatan dan jenis, hal ini beriringan dengan beragamnya jenis bidang ilmu yang dikelola dan dikembangkan di perguruan tinggi. Dari beragam dan banyaknya koleksi yang ada di perpustakaan perguruan tinggi, maka pemustaka membutuhkan alat telusur untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah. Perpustakaan perguruan tinggi perlu mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini pastinya akan mendukung semua aktivitas yang ada di dalam perpustakaan, dan salah satunya mendukung akses temu balik informasi. Temu balik informasi menurut Baeza- Yates dan Riberio Neto (Pendit, 2007, hlm. 95) yaitu: Information Retrieval (IR) deals with the representation, storage, organization of, and access to information items should provide the user with easy access to information in which he is interested. Jadi information retrieval atau temu balik informasi ini merupakan suatu istilah khusus yang berkaitan dengan persoalan penyimpanan informasi sampai ditemukannya informasi tersebut. Sistem Temu Balik Informasi atau STBI ini merupakan suatu proses yang sangat penting di sebuah perpustakaan. Dimana pengguna diharapkan dapat dengan mudah mendapatkan koleksi sesuai yang diinginkannya. Karena dalam sistem ini tersedia sebuah pangkalan data berupa informasi-informasi mengenai koleksi-koleksi yang disediakan di perpustakaan. Sebuah sistem temu balik informasi (STBI) pada umumnya dibentuk oleh bahasa temu balik informasi dan kriteria pencocokan yang drancangbangun untuk penelusuran informasi pada koleksi informasi tertentu (Sulistyo-Basuki, 2004, hlm. 233). Agar pemustaka bisa menemukan informasi-informasi berupa koleksi perpustakaan maka pemustaka harus menelusur informasi. Penelusuran informasi ini merupakan suatu kegiatan temu balik informasi dimana pemustaka melakukan

4 pencarian informasi melalui alat telusur sehingga dapat membantunya menemukan informasi yang dibutuhkan. Agar mudah ditelusur maka terdapat bahasa temu balik informasi yang menjadi komponen utama dalam STBI. Bahasa ini merupakan bahasa yang dibuat yang khusus dirancang untuk mengungkapkan isi subjek dan dokumen, bahasa ini disebut bahasa pengindeksan. Tujuannya adalah agar penelusur mengetahui lokasi informasi dokumen yang dibutuhkan dari database yang telah dibuat. Oleh sebab itu pengelola STBI harus menggunakan kosakata yang tidak memiliki sifat homonim dan sinonim sehingga mudah ditelusur pemustaka. Dalam hal ini juga perlu adanya kemampuan dari pemustaka dalam memilih kata kunci telusur yang cocok dengan bahasa pengindeksan sistem. Pengaplikasian TI di perpustakaan bisa diterapkan di titik layanan pengguna, yaitu pada sarana untuk mempermudah Sistem Temu Balik Informasi di pepustakaan dengan cara komputerisasi dengan menggunakan OPAC (Online Public Access Catalog). Menurut Kao (1995) OPAC adalah: this catalog is a listing of a library materials on a computer terminal. Jadi OPAC merupakan sebuah terobosan yang sangat membantu dalam sistem temu balik informasi di Perpustakaan, yang semulanya buku didapatkan dengan menggunakan katalog kartu sebagai alat temu baliknya, kini menjadi dipermudah dengan katalog yang bersifat digital yang pastinya akan lebih cepat dan mudah digunakan. Oleh karena itu agar memudahkan penelusuran informasi maka digunakanlah alat telusur yaitu katalog online atau OPAC sehingga diharapkan pemustaka akan memperoleh informasi yang akurat dan relevan dengan kebutuhannya. Walaupun sebuah perpustakaan sudah menerapkan OPAC namun hal yang paling penting lagi adalah bagaimana perpustakaan dapat mengelola sistem OPAC sehingga efektif dalam proses penelusuran informasi di perpustakaan. Selain mengelola sistem, perpustakaan juga harus mengembangkan sistem OPAC agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pemustaka. Pengelolaan dan pengembangan sistem OPAC ini erat kaitannya dengan persoalan basis data atau database, karena OPAC tidak akan ada artinya tanpa database tersebut. Dengan adanya database tersebut maka pemustaka dapat dengan mudah melakukan proses temu balik informasi, karena pada database tersebut terdapat informasi deskripsi bibliografi

5 sehingga pemustaka akan memperoleh informasi mengenai informasi koleksi yang hendak ditelusuri. Salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang sudah menerapkan OPAC sebagai sarana temu balik informasi di perpustakaan adalah UPT Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB). UPT Perpustakaan ITB merupakan salah satu unit pendukung kegiatan akademik di ITB. Oleh karena itu maka UPT Perpustakaan ITB beperan dan bertanggungjawab dalam penyediaan dan peningkatan kualitas penyediaan bahan pustaka yang dapat mendukung kegiatan akademik seluruh civitas akademika ITB dan bahan pustaka yang berisi pengetahuan secara umum. Selain itu, UPT Perpustakaan ITB menyediakan bahan pustaka dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Hal ini dikarenakan, UPT Perpustakaan ITB juga bertanggung jawab dalam membina hubungan baik dengan berbagai pihak, seperti mitra kerja ITB dan masyarakat luas. Koleksi atau bahan pustaka yang disediakan di UPT Perpustakaan ITB diantaranya adalah koleksi kerja, koleksi khusus, koleksi cadang, koleksi pandang dengar, koleksi umum, koleksi CD-Rom, koleksi buku-buku TPB. Koleksikoleksi tercetak dapat ditelusur secara mudah dan cepat dengan menggunakan Webpac atau katalog online yang terbuka untuk umum. Webpac ini merupakan OPAC ITB yang digunakan sebagai alat telusur informasi oleh pemustaka. Komputer Webpac yang dimiliki Perpustakaan ITB ada 12 buah dan tersebar di tiap lantai gedung perpustakaan dan menjadi alat telusur utama di perpustakaan. Selain dapat diakses di dalam perpustakaan, Webpac juga dapat diakses dimanapun dan kapanpun oleh pemustaka melalui website perpustakaan. Webpac merupakan alat telusur utama di Perpustakaan ITB. Webpac atau OPAC Perpustakaan ITB ini mulai digunakan di Perpustakaan ITB sejak tahun 2000 sampai sekarang. Webpac ini pernah beberapa kali mengalami perubahan tampilan yang bertujuan membantu pemustaka dalam melakukan penelusuran informasi dan mendapatkan informasi dengan lebih mudah, cepat, dan praktis. Webpac ini awalnya menggunakan software Otomigen namun sekarang menggunakan software OMS (OPAC Management System).

6 Kebutuhan informasi pemustaka di Perpustakaan ITB cukup beragam dan akan bertambah sesuai perkembangan zaman. Kebutuhan informasi pemustaka Perpustakaan ITB diantaranya adalah informasi yang dapat mendukung aktivitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Selain itu juga mereka membutuhkan informasi yang dapat mendukung kehidupannya sehari-hari agar dapat berperan di lingkungan masyarakat dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu mereka membutuhkan informasi yang mutakhir, menyeluruh, cepat dan singkat. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat telusur informasi yang dapat membantu memenuhi kebutuhan informasi mereka berupa informasi bibliografi koleksi yang lengkap, informasi lokasi dan ketersediaan koleksi yang akurat, informasi koleksi-koleksi yang terdapat di perpustakaan, dan yang paling utama adalah yang dapat dengan mudah dan cepat membantu menemukan koleksi yang mereka butuhkan di rak. Webpac sebagai alat temu balik di Perpustakaan ITB dapat digunakan untuk menelusur informasi, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Yusup dan Subekti (2010, hlm. 224) berikut: Seperti fungsi katalog pada umumnya, OPAC dapat digunakan untuk mencari informasi dengan hanya menyebut dan menulis salah satu dari: subjek, pengarang, judul artikel, atau informasi bibliografis lainnya yang dirancang untuk bahan pencarian. Dari segi fungsi, OPAC sendiri berfungsi sama dengan katalog kartu yang sudah lebih awal dikenal. Dan untuk mengetahui efektif atau tidaknya suatu katalog dapat dilihat dari kemampuan katalog dalam membantu pemustaka dalam menemukan informasi yang dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat mengenai efektivitas katalog berikut ini: Secara teoritis, efektivitas sebuah katalog tidak akan terpengaruh oleh bentuk fisiknya namun dalam praktek tidaklah demikian. Bentuk fisik dapat mempengaruhi masukan, dari titik dokumentalis berimbas terhadap pemutakhiran (updating) katalog dan luarannya, dari segi pemakai berpengaruh terhadap upaya menemukan informasi (Sulistyo Basuki, 2004, hlm. 139). OPAC disediakan agar dapat membantu pemustaka menelusur informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi mereka. Oleh karena itu OPAC menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung pemustaka memenuhi kebutuhan informasinya tersebut, diantaranya adalah menyediakan daftar koleksi

7 yang baru ditambahkan ke perpustakaan secara berkala, menyediakan fasilitas yang dapat mempermudah pemustaka menemukan koleksi yang dicarinya, dan informasi bibliografi koleksi secara lengkap. Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Sankari (2013, hlm. 19) berikut ini: The Online Public Access catalog allows for the access of bibliographic databases of the books, CD-ROMs and journals available in the library Additional features of this catalog are: Periodic list of recent additions to the library Members can find the materials checked out to them Details of the status of the books can be accessed while browsing and searching for Information. Definisi penggunaan menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indoenesia (2008) yaitu: proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu; pemakaian. Jadi penggunaan merupakan suatu akivitas pemakaian sesuatu melalui suatu proses dan cara dengan tujuan tertentu. Penggunaan OPAC sendiri berarti suatu aktivitas pemakaian OPAC melalui suatu proses dan cara menelusur untuk tujuan tertentu. Penelitian mengenai penggunaan OPAC membahas aspek-aspek berikut ini Frequency of OPAC Usage Purpose of Using OPAC Users information search on OPAC Library staff skill and support on information seeking problems (Sankari, 2013, hlm. 21-24). Dari aspek-aspek penelitian tersebut maka penggunaan OPAC merupakan aktivitas memakai OPAC dalam menelusur informasi yang di dalamnya mengandung aspek frekuensi penggunaan OPAC, tujuan penggunaan OPAC, pencarian informasi pada OPAC oleh pengguna, dan bantuan serta keterampilan pustakawan mengatasi persmasalahan penelusuran informasi. Webpac merupakan alat telusur utama di Perpustakaan ITB. fitur pencarian pada Webpac Perpustakaan ITB yang dapat digunakan pemustaka dalam menelusur informasi ada dua, yaitu pencarian biasa dan pencarian lanjut. Melalui pencarian biasa pemustaka dapat memasukan kata kunci atau kalimat berdasarkan judul, pengarang, penerbit, atau subjek dari koleksi yang hendak ditelusur. Sedangkan melalui pencarian lanjut pemustaka dapat membatasi kata kunci judul koleksi yang ingin ditelusur dengan menambahkan formula Boolean Logic yaitu formula and dan or diiringi kata kunci berdasarkan kata kunci lain seperti pengarang, penerbit, seri, tahun, volume, atau judul lain sehingga hasil

8 pencarian akan lebih spesifik dan mudah dalam menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Walaupun terdapat dua fitur pencarian yang disediakan oleh Webpac namun kenyataannya masih jarang ditemukan pemustaka yang menggunakan fitur pencarian lanjut. Pemustaka lebih memilih menggunakan fitur pencarian biasa dalam menelusur Webpac. Selain itu juga ditemukan permasalahan dari pemustaka dalam penggunaan kata kunci penelusuran, terdapat beberapa pemustaka yang harus berkali-kali menggunakan kata kunci yang berbeda saat menelusur menggunakan fitur pencarian biasa karena mereka sulit memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Sehingga pemustaka membutuhkan waktu yang sedikit lama untuk menelusur menggunakan Webpac. Berdasarkan data hasil observasi awal oleh peneliti ke UPT Perpustakaan ITB pada hari Senin tanggal 19 Januari 2015 bahwa dari 5 responden yang dipilih terdapat 3 orang yang memperoleh hasil penelusuran yang relevan, 1 orang tidak memperoleh hasil penelusuran yang relevan, dan 1 orang lagi tidak memperoleh hasil penelusuran sama sekali. Dari data tersebut muncul permasalahan bahwa terkadang walaupun telah menelusur menggunakan Webpac tetapi pemustaka tidak memperoleh informasi yang relevan dengan kebutuhannya bahkan Webpac tidak dapat menemukan informasi yang dibutuhkan sama sekali. Permasalahan-permasalahan mengenai penggunaan Webpac tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah penggunaan Webpac sebagai alat temu balik informasi di Perpustakaan ITB sudah tepat dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka ataukah belum. Karena secara teoritis penggunaan OPAC dari segi pemakai dapat berupaya dalam menemukan informasi di perpustakaan, terlebih lagi OPAC memiliki kelebihan yaitu informasi yang diberikan lebih mutakhir karena informasi yang dimiliki mudah diperbaharui dibandingkan katalog kartu. Penelitian mengenai OPAC pernah dilakukan oleh Nugraha (2008) yang berjudul Tingkat Kemampuan Pengguna Pada Perpustakaan Universitas Syah Kuala dalam Menggunakan Katalog Online. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa: Mayoritas pengguna menyatakan bahwa evektifitas penggunaan OPAC pada Perpustakaan UNSYIAH dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur informasi Pengguna Perpustakaan

9 UNSYIAH memiliki kemampuan melakukan penelusuran buku/dokumen melalui OPAC (Nugraha, 2008). Hal ini berarti bahwa OPAC di Perpustakaan UNSYIAH telah dimanfaatkan oleh pengguna. Berdasarkan hasil penelitian, kendala yang dihadapi pengguna dalam menelusur OPAC pada umumnya menyatakan hasil penelusuran menggunakan OPAC kurang relevan dengan hasil yang diterima. Penelitian Nugraha ini memfokuskan pada tingkat kemampuan pemustaka dalam menelusur. Selain itu terdapat penelitian dari Nurani (2011, hlm. 66) yang berjudul Penelusuran Informasi Menggunakan OPAC Dosen Jurusan Tarbiyah Prodi PAI STAIN Palangka Raya. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa kebutuhan informasi dosen dapat diwujudkan dan terpenuhi melalui penelusuran informasi Semakin tepat penelusuran informasi yang digunakan dosen maka semakin cepat dan tepat/relevan pula kebutuhan informasi terpenuhi. Penelitian ini terfokus pada kegiatan penelusuran informasi oleh dosen dengan menggunakan OPAC dalam memenuhi kebutuhan informasi. Berdasarkan hasil observasi awal ke Perpustakaan ITB dan hasil penelitian dari Nugraha tersebut dapat terlihat bahwa di Perpustakaan ITB memiliki persoalan yaitu besarnya hubungan penggunaan OPAC dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka masih dipertanyakan. Baik itu dari segi relevansi atau kesesuaian, kemudahan, dan kecepatan. Padahal dari segi penggunaan, Webpac sudah menjadi alat telusur utama di perpustakaan tersebut. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis bermaksud memfokuskan pengkajian mengenai hubungan antara penggunaan Webpac dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di UPT Perpustakaan ITB. Adapun aspek-aspek yang akan dikaji diantaranya adalah frekuensi penggunaan Webpac, tujuan penggunaan Webpac, persiapan pernggunaan Webpac, cara penggunaan Webpac, penggunaan fitur pencarian pada Webpac, penggunaan hasil penelusuran, permasalahan penggunaan Webpac lalu dihubungkan dengan teori kebutuhan informasi menurut Guha (1978).

10 B. Identifikasi Masalah Untuk merumuskan permasalahan apa yang akan dikaji maka penulis melakukan identifikasi masalah yang terjadi di UPT Perpustakaan ITB terlebih dahulu. Hambatan atau kendala yang terjadi saat penggunaan Webpac di UPT Perpustakaan ITB diantaranya adalah: 1. Masih ada pemustaka yang kesulitan menelusur dengan penggunaan Webpac. 2. Masih ada pemustaka yang tidak menemukan koleksi yang dibutuhkan walupun telah menelusur menggunakan Webpac. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, selanjutnya dirumuskan masalah umum untuk penelitian ini adalah Bagaimana hubungan antara penggunaan Webpac dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di UPT Perpustakaan ITB?. Berdasarkan rumusan masalah umum tersebut, selanjutnya dirumuskan masalah khusus dalam penelitian ini: 1. Bagaimana deskripsi penggunaan Webpac di UPT Perpustakaan ITB? 2. Bagaimana deskripsi kebutuhan informasi pemustaka UPT Perpustakaan ITB? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini disesuaikan dengan masalah yang akan dikaji yakni tujuan umum untuk mengetahui hubungan antara penggunaan Webpac dengan pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di UPT Perpustakaan ITB. Tujuan khusus dari masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui deskripsi penggunaan Webpac di UPT Perpustakaan ITB.

11 2. Untuk mengetahui deskripsi kebutuhan informasi pemustaka UPT Perpustakaan ITB. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat penelitian ini secara teori diharapkan dapat menambah kajian dalam ilmu perpustakaan dan informasi khususnya dalam bidang temu balik informasi di perpustakaan dan kebutuhan informasi pemustaka. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, sebagai salah satu bentuk peningkatan wawasan berpikir peneliti dan melatih peneliti untuk berfikir secara utuh. b. Bagi pustakawan, sebagai salah satu media yang dapat menunjang peningkatan kemampuan mereka untuk memberikan layanan yang lebih baik. c. Bagi UPT Perpustakaan ITB, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan Webpac di perpustakaan, sehingga dapat dijadikan dasar evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan di perpustakaan. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi ini berisi urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi. Bertujuan memberikan petunjuk mengenai rangkaian pembahasan yang disusun secara sistematis sehingga akan tampak jelas mengenai kerangka skripsi yang disusun. BAB I yakni pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. BAB II berupa kajian teori, kerangka pemikiran, asumsi, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting, kajian teori menunjukkan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoretik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis. BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk lokasi, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

12 instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV berisi hasil penelitian serta pembahasan yakni berupa pemaparan data dan pembahasan data. BAB V berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta rekomendasi atau saran dari kekurangan yang ditemukan berdasarkan hasil penelitian.