Arim Nasim, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI

dokumen-dokumen yang mirip
Gagasan lahirnya UU BPJS itu karena keinginan asing mengambil alih pangsa pasar industri asuransi sosial.

Namanya saja Sistem Jaminan Sosial Nasional, padahal isinya adalah menarik iuran wajib tiap bulan dari masyarakat tanpa pandang bulu.

Arim Nasim, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI

PERNYATAAN SIKAP PERHIMPUNAN RAKYAT PEKERJA

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyatakan isi UU ini jelas membebani rakyat dan tidak sesuai konstitusi.

Bambang Wirahyoso, Ketua DPP Serikat Pekerja Nasional

Karena banyak kalangan yang protes atas kebijakan perpanjangan kontrak tambang gas Blok

Terjadinya jual beli pasal di DPR itu salah satu bukti buruknya moralitas oknum atau bobroknya sistem?

Rezim Neolib Bergaya Merakyat Wednesday, 26 November :40

Bagaimana tanggapan Anda dengan UU Kesehatan yang disahkan DPR 14 September lalu?

Tanggapan Anda dengan pernyataan Rektor UGM yang menyebut persen aset

Kondisi umat Islam pada Ramadhan ini sepertinya tak berubah. Pandangan Anda?

Pengantar Diskusi EuroCham

Indonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia?

Ratu Erma Rahmayanti, Ketua DPP Muslimah HTI

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

Hubungan Industrial Mengenal BPJS Tujuan dan Manfaat BPJS Mekanisme BPJS Fakultas Psikologi

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sejak awal pengelolaan panas bumi memang diberikan kepada Chevron. Proses tender yang dilakukan hanya dagelan biar terkesan transparan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengapa Amerika menyebarkan demokrasi ke negeri-negeri Muslim termasuk Indonesia?

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan

Pemerintah tak mau dikatakan neolib, tapi fakta menunjukkan Indonesia menerapkan kapitalisme

2014, No Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor

Muhammad Rahmat Kurnia, Ketua Lajnah Fa aliyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

No peserta harus dapat dipenuhi dari Iuran tersebut. Untuk itu, badan penyelenggara harus dapat mengelola dan mengembangkan secara terarah dan

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI INDONESIA. bisa datang ketika kita masih produktif, berpenghasilan cukup,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONSEP PENGAWASAN OJK TERHADAP BPJS Disampaikan dalam Workshop Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Medik

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dampak terbesar dari jual beli undang-undang adalah tergadaikannya negeri ini dan kembali bercokolnya penjajah di bawah lindungan bangsa sendiri.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 5/POJK.05/2013

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir Hizbut Tahrir Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya. Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumbersumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEWAJIBAN PERUSAHAAN MENDAFTARKAN TENAGA KERJANYA DALAM KEANGGOTAAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PERAN PEMERINTAH PADA SEKTOR PERASURANSIAN

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

Lahirnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Pengatur dan Pengawas Sektor Jasa Keuangan di Indonesia

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

LEMBARAN NEGARA. EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482)

BAB I PENDAHULUAN. antara satu negara dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang selalu dilakukan

HAK PEKERJA ATAS JAMINAN SOSIAL PASCA TRANSFORMASI EMPAT LEMBAGA JAMINAN SOSIAL. Oleh : Ida Ayu Putu Widhiantini Desak Putu Dewi Kasih

OPSI ALTERNATIF: PERCEPATAN CAKUPAN SEMESTA ASURANSI KESEHATAN SOSIAL DI INDONESIA*

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

Analisa Media Edisi Januari 2014

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang yang sudah dapat dikatakan kaya (wealthy), tidak hanya akan

"Pemilu bukan lagi menjadi variabel yang menentukan asing semakin mencengkeram Indonesia atau tidak, katanya.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

Departemen Hukum Otoritas Jasa Keuangan

PUNGUTAN OJK TERHADAP BPJS

INDEPENDENSI OJK TERUSIK? Oleh: Wiwin Sri Rahyani *

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.03/2017 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI

Pokok-Pokok Pikiran Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Tentang Amandemen UU No. 3 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesehatan dan dalam Pasal 28 H Ayat (3) Undang-Undang Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

PENGELOLAAN, MONITORING DAN EVALUASI ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN PADA BPJS KESEHATAN. bpjs-kesehatan.go.id

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional

41 Penyelenggara Jaminan Sosial mempunyai tujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan sosial kesehatan guna terpenuhinya kebutuhan dasa

Transkripsi:

Arim Nasim, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI Hizbut Tahrir Indonesia merupakan salah satu elemen bangsa ini yang secara konsisten menolak Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS) dan Undang Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) sejak masih dalam bentuk rancangan undang-undang (RUU). Timbul pertanyaan dari sebagian publik, mengapa regulasi yang menjamin kesejahteraan nasional kok ditolak? Lantas konsep apa yang ditawarkan HTI untuk menyejahterakan seluruh komponen bangsa? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Media Umat Joko Prasetyo dengan Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI Arim Nasim. Berikut petikannya. UU yang dibuat untuk terwujudnya sistem jaminan sosial nasional kok ditolak? Karena hanya namanya saja yang bagus tapi ternyata isinya asuransi nasional, yaitu mewajibkan setiap rakyat membayar premi untuk mendapatkan fasilitas jaminan sosial. Jadi ini adalah pemalakan kepada semua rakyat dengan dalih jaminan sosial. Penipuan dong? Betul, ini adalah penipuan kesekian kalinya yang dilakukan oleh pemerintah dan DPR terhadap rakyat. 1 / 5

Pasal mana saja yang mengindikasikan pemalakan itu? Pasal 1 ayat 3, UU SJSN disebutkan yang dimaksud dengan jaminan sosial adalah asuransi sosial yaitu: suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya. Pasal 4 Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip (a.) kegoto ng - ro yongan. Pasal 17 ayat 1: Setiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah atau suatu jumlah nominal tertentu. Pasal 47 ayat 1: Dana Jaminan Sosial wajib dikelola dan dikembangkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) secara optimal dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai. Implikasinya? Dari pasal-pasal tersebut sangat jelas implikasinya. Pertama, rakyat dipalak oleh suatu lembaga yang disebut BPJS yang disetujui oleh negara. Rakyat akan mendapat pelayan sosial kalau dia membayar premi asuransi. Ini jelas akan memberatkan rakyat bahkan lebih jahat dari pungutan pajak yang selama ini dilakukan pemerintah karena setiap jiwa akan diwajibkan membayar antara Rp 20.500-50.000 per orang per bulan. Kedua, Pasal 4 walaupun istilahnya gotong royong tapi esensinya adalah semakin mengokohkan prinsip neoliberalisme yaitu menyerahkan layanan publik kepada swasta atau dengan kata lain negara lepas tangan dari mengurus rakyat. Jadi mereka yang akan mendapat 2 / 5

pelayanan sosial adalah yang membayar premi asuransi kepada BPJS yang dibentuk oleh pemerintah dan dikelola oleh swasta. Ketiga, dana yang terkumpul akan dikelola dan dikembangkan oleh BPJS atau di investasikan, ini memungkinkan terjadinya kerugian, kalau rugi siapa yang akan mengganti dana sosial ketika rakyat membutuhkan? Siapa? Ada dua kemungkinan. Pertama, rumah sakit bisa menolak layanan kesehatan dengan alasan dana dari BPJS tidak turun atau macet, maka bagi yang tidak memiliki uang dia tidak akan mendapat layanan kesehatan.sedangkan bagi yang punya uang, akan merogoh dari kantongnya sendiri walaupun sudah membayar premi asuransi. Kedua, negara harus atau dipaksa mengganti kerugian tersebut yang diambil dari dana APBN seperti kasus bailout untuk lembaga perbankan. Jadi memunculkan bailout gaya baru. Jelas semuanya yang dirugikan adalah rakyat. Pantas, Anda katakan lebih jahat dari pajak... Ya, saya katakan lebih jahat dari pajak, karena kalau pajak masih ada obyek pajaknya sehingga tidak semua kena. Tapi premi asuransi ini semua wajib bayar dan kalau tidak membayar akan mendapat hukuman sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 17 ayat 2 bagi mereka yang tidak membayar akan dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis; denda; dan/atau tidak mendapat pelayanan publik tertentu. Dalam penjelasan UU BPJS dijelaskan yang dimaksud dengan pelayanan publik tertentu antara lain pemprosesan izin usaha, izin mendirikan bangunan, bukti kepemilikan hak tanah dan bangunan. Ini adalah bentuk pemaksaan yang luar biasa terhadap rakyat. 3 / 5

Lantas siapa yang menikmati implementasi dari UU yang menipu ini? Tentu saja pengelola BPJS yang di dalamnya ada asing yang membiayai proses penyusunan UU dari mulai draft sampai pengesahan. Dalam dokumen Asia Development Bank (ADB) tahun 2006 yang bertajuk Financial Governance and Social Security Reform Program (FGSSR) disebutkan: ADB Technical Assistance was provided to help develop the SJSN in line with key policies and priorities established by the drafting team and other agencies. (Bantuan Teknis dari ADB telah disiapkan untuk membantu mengembangkan SJSN yang sejalan dengan sejumlah kebijakan kunci dan prioritas yang dibuat oleh tim penyusun dan lembaga lain). Nilai bantuan program FGSSR ini sendiri sebesar US$ 250 juta atau Rp 2,25 trilyun (kurs 9.000/US$). Bahkan World Bank juga terlibat, sebagaimana terungkap dari pertemuan ILO (organisasi buruh internasional) di Jakarta pada 2011 lalu, menyebutkan bahwa World Bank Jakarta tengah mempersiapkan skenario implementasi program jaminan pensiun SJSN. Mitchell Winner, pakar jaminan pensiun World Bank Jakarta, menyampaikan desain reformasi program jaminan pensiun dan perluasan kepesertaan jaminan pensiun. Bantuan Rp 2,25 trilyun, besar sekali? Proyeksi keuntungan yang akan didapat mereka jauh lebih besar lagi. Bayangkan, kalau seluruh rakyat Indonesia diwajibkan membayar premi asuransi dengan jumlah yang minimal. Misalnya Rp 20.000 per orang. Setiap bulannya akan terkumpul dana kurang lebih sebesar Rp 5 trilyun. Wajar kalau mereka berani membiayai UU SJSN dan BPJS ini karena dana yang akan mereka terima sangat besar. Itu belum termasuk aset BUMN, seperti Jamsostek dan Askes yang selama ini mengelola dana jaminan sosial yang harus diserahkan kepada BPJS yang jumlahnya ratusan trilyun itu. Berarti pemerintah dan DPR itu menipu rakyat untuk kepentingan asing? 4 / 5

Iya, mereka memang pengkhianat. Siapa saja akan menjadi pengkhianat selama sistem yang diterapkannya demokrasi mahal yang kapitalistik ini. Menurut Anda, sebenarnya bisa tidak negara menjamin kesejahteraan publik tanpa harus memungut biaya atau premi dari publik? Bisa! Kalau sistem yang digunakannya adalah sistem yang benar yaitu sistem ekonomi Islam dalam bingkai khilafah Islam. Karena dalam sistem ekonomi Islam yang dijalankan oleh khilafah (negara Islam global, red) jaminan kesejahteraan khususnya pendidikan, kesehatan dan keamanan rakyat baik buruh maupun bukan, Muslim ataupun non Muslim, berada di tangan pemerintah secara langsung. Sumber pembiayaannya? Salah satunya berasal dari harta milik umum (milkiyah ammah) yang wajib dikelola oleh khilafah seperti tambang minyak dan gas, tambang mineral dan batu bara (minerba), tambang emas dan perak. Sebagai contoh untuk kasus tambang gas Blok Mahakam saja, potensi pendapatan yang masih tersisa setelah dirampok asing dan para pengkhianat itu adalah sekitar Rp 1.700 trilyun. Bayangkan ada ratusan blok yang sekarang ini dikelola oleh swasta, belum potensi lainnya dari tambang emas dan perak atau tambang batu bara maupun tambang mineral lainnya. Jadi dari satu sumber saja yaitu harta milik umum yang dikelola negara lebih dari cukup untuk menjamin kesehatan, pendidikan dan keamanan. Sementara ada banyak sumber pemasukan APBN Khilafah dalam sistem ekonomi Islam. Itulah salah satu relevansinya mengapa Hizbut Tahrir selalu konsisten mengajak semua pihak untuk menegakkan kembali syariah dalam bingkai khilafah. Di samping karena tuntutan keimanan, memang hanya itulah sistem dan negara yang memberikan kesejahteraan hakiki.[] 5 / 5