FAKTOR DETERMINAN KELANGSUNGAN PRODUKSI ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M. HAULUSSY AMBON

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

FAKTOR DETERMINAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS TALAGA JAYA KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

FAKTOR DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAYAMANYA KABUPATEN POSO. Nurfatimah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

SIKAP POSITIF IBU DALAM PERAWATAN PAYUDARA MENDUKUNG KELANCARAN PRODUKSI ASI

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

FAKTOR DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

HUBUNGAN JUMLAH KONSUMSI VITAMIN A DENGAN PENGELUARAN AIR SUSU IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS TEGAL REJO YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN PENGELUARAN KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PATEBON 01 KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016 KAITAN POLA MAKAN SEIMBANG DENGAN PRODUKSI ASI IBU MENYUSUI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA BENDAN, KECAMATAN BANYUDONO, KABUPATEN BOYOLALI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PASCA MELAHIRKAN TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RSUD UJUNGBERUNG BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) adalah air susu yang diproduksi oleh ibu untuk

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

1

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH BERSALIN TUTUN SEHATI TANJUNG MORAWA 2013

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

ANALISIS PENGARUH ASPEK HUKUM, PERAN BIDAN DAN HAK ANAK TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

Daftar Pustaka : 44 ( ) Kata Kunci : Perilaku Bidan, Inisiasi Menyusu Dini

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN ONSET LAKTASI PADA IBU POSTPARTUM DI RS PKU MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

PENDAHULUAN. Dwi Rukma Santi STIKES NU TUBAN ABSTRAK

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

Transkripsi:

FAKTOR DETERMINAN KELANGSUNGAN PRODUKSI ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M. HAULUSSY AMBON DETERMINANT FACTORS OF SUSTAINABILITY BREASTFEEDING IN GENERAL HOSPITAL DISTRICT DR. M. HAULUSSY AMBON Maria Lisbeth Amahorseja 1, Masni 2, Burhanuddin Bahar 3 1 Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon 2 Jurusan Biostatistik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin 3 Jurusan Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Maria Lisbeth Amahorseja Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon Jl.Dr.Kayadoe Kuda MatiAmbon 081247115556

Abstract Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh umur kehamilan saat melahirkan, perawatan payudara, frekuensi penyusuan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan berat lahir terhadap kelangsungan produksi ASI. Desain yang digunakan adalah crossectional study (studi potong lintang), dengan mewawancarai 80 ibu yang melahirkan di RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon sebagai responden. Pengambilan sampel dilakukan secara listing dengan memilih ibu melahirkan yang memenuhi kriteria penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square yang dilanjutkan dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan payudara (p= 0,000 dan B = 3,584), frekuensi penyusuan (p = 0,000 dan B = 32,474), berat lahir (p = 0,017 dan B = 16,375) merupakan faktor determinan Kelangsungan Produksi Asi. Sedangkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) (p=0,487) dan umur kehamilan saat melahirkan (0,070) tidak berpengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Dari ketiga variabel, perawatan payudara adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi kelangsungan produksi ASI. Kata kunci : Produksi ASI, umur kehamilan saat melahirkan, perawatan payudara, frekuensi penyusuan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan berat lahir. Abstract The aim of this research was to analyze the factors (gestational age when giving birth, breast care, frequency of breastfeeding, early initiation of breastfeeding (IMD) and birth weight) influence of sustainability breastfeeding. The research was a crossectional study, by observed 80 maternal mothers in General Hospital District Dr. M. Haulussy Ambon as respondents. Sampling was done by listing maternal mother who satisfy with the criteria research. Data was analyzed by using statistical analysis through chi-square test, then using logistic regression test. The result of the research shows that the breast care (p= 0,000 and B = 3,584), frequency of breastfeeding (p = 0,000 and B = 32,474), birth weight (p = 0,017 and B = 16,375) were determinant factors of sustainability breastfeeding. Whereas early initiation of breastfeeding (IMD) (p=0,487) and gestational age when giving birth (0,070) were insignificantly influence on sustainability breastfeeding. Of the three variables, breast care was the most dominant factor influrencing breastfeeding. Keywords: sustainability breastfeeding, gestational age when giving birth, breast care, frequency of breastfeeding, early initiation of breastfeeding (IMD) and birth weight.

PENDAHULUAN Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi yang komposisinya tidaklah sama selama priode menyusui dan pada akhir menyusui. Selain itu ASI juga mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi atau anak. ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya mempunyai nilai biologis tertentu, dan mempunyai substansia yang spesifik. Ketiga sifat itulah yang membedakan ASI dengan susu formula. Pengeluaran ASI tergantung dari umur kehamilan sehingga ASI yang keluar dari ibu dengan kelahiran prematur akan berbeda dengan ibu yang bayinya cukup bulan. (Manuaba, 1998). Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas. Adapun produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi. Faktor-faktor spesifik lainnya yang mempengaruhi produksi ASI antara lain : frekuensi penyusuan, berat lahir, umur kehamilan saat melahirkan, umur dan paritas, stres dan penyakit akut, konsumsi rokok, konsumsi alkohol dan pil kontrasepsi (Proverawati, 2009). Produksi ASI juga sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu (nutrisi), karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8 12 gelas/air (Kristiyanasari, W., 2009). Produksi ASI yang rendah adalah karena 1) kurang sering menyusui atau memerah payudara; 2) apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat : struktur mulut dan rahang yang kurang baik; 3) teknik perlekatan yang salah; 4) kelainan endokrin ibu (jarang terjadi); 5) jaringan payudara hipoplastik; 6) kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI dan Kurangnya gizi ibu (Judarwanto, 2010). Dari Hasil penelitian yang dilakukan oleh susanti (2006) di Ponorogo Jawa Timur menunjukkan bahwa sejumlah ibu postpartum primipara yang menyusui bayi usia 3 hari 2 bulan, masih memiliki produksi ASI yang buruk sebanyak 19 orang (59,38 %) dan yang mempunyai produksi ASI baik yaitu 13 orang (40,62 %). Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain Frekuensi pemberian ASI, Berat bayi saat lahir, Usia kehamilan saat melahirkan, Usia ibu dan paritas, Stress dan penyakit akut, Mengkonsumsi rokok, Mengkonsumsi

alkohol dan Memakai kontarsepsi yang menghambat ASI (Winarni, 2011). Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor determinan kelangsungan produksi ASI di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon pada tahun 2012. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Studi potong lintang (Crossectional Study) yang merupakan salah satu jenis rancangan penelitian yang sifatnya analitik dan termasuk dalam jenis rancangan penelitian observasional. Desain ini dimaksudkan untuk mempelajari dinamika dan variasi variabel yang termuat dalam judul penelitian Faktor Determinan Kelangsungan Produksi ASI di RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon", selanjutnya dilakukan analisis mengenai hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon. Sampel yang ditarik dari populasi penelitian ialah ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon yang dirawat maksimal 6 hari. Waktu dan lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012 dan lamanya penelitian adalah berdasarkan terpenuhinya jumlah sampel yang akan diteliti, di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon. Analisis dan Penyajian Data Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (crossectional study), sedangkan analisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya menggunakan uji regressi logistik berganda dengan rumus : P ln ( ------------ ) = B o + B 1 x 1 + B 2 x 2 +. B n x n 1 - p

Dilakukan dalam bentuk distribusi frekuensi persentase variabel tunggal khususnya variabel karakteristik umum ibu menyusui yang dianggap terkait dengan variabel yang ada didalam tujuan khusus penelitian. Dilakukan tabulasi silang antara faktor deteminan dengan kelangsungan produksi ASI, dengan penyajian dalam bentuk distribusi frekuensi baris untuk menjelaskan nilai prediksi faktor determinan dengan kelangsungan produksi ASI. Analisis multivariate dimaksudkan untuk menilai pengaruh variabel independen secara simultan terhadap kelangsungan produksi ASI, serta menilai pengaruh secara parsial untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel kelangsungan produksi ASI. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruh variabel kelangsungan produksi ASI terhadap umur kehamilan saat melahirkan, perawatan payudara, frekuensi penyusuan, inisiasi menyusu dini dan berat lahir. HASIL PENELITIAN Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan. Pendidikan dapat diperoleh secara formal maupun non formal. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin mudah ibu untuk memperoleh informasi. Dari hasil distribusi terlihat bahwa mayoritas ibu menyusui yang termasuk dalam sampel berpendidikan SLTA 72,5% dan minoritas berpendidikan SD 1,3%. Dengan tingkat pendidikan seperti tersebut diharapkan ibu menyusui berkemampuan memberikan jawaban yang baik terhadap pertanyaan yang diberikan kepadanya serta memahami masalah kelangsungan produksi ASI yang menjadi program pemerintah (Depkes RI). Pekerjaan Responden Pekerjaan merupakan alasan yang sering digunakan oleh sebagian ibu untuk berhenti menyusui bayinya. Di daerah perkotaan, banyak ibu yang turut bekerja mencari nafkah sehingga tidak dapat menyusui bayinya secara teratur. Sebagian besar responden (ibu menyusui) bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebesar 66,3 %. Jenis Kelamin Bayi Jenis kelamin dapat melihat perbedaan kemampuan atau daya isap putting antara bayi laki-laki atau perempuan. Distribusi jenis kelamin bayi sebagian besar responden (ibu menyusui) melahirkan anak laki-laki yaitu sebesar 56,3 %.

Umur Kehamilan Saat Melahirkan dan Perawatan Payudara Umur kehamilan saat melahirkan memiliki pengaruh dalam kemampuan menyusunya. Bayi yang lahir dengan usia kandungan kurang (belum mencukupi untuk dilahirkan), biasanya belum mampu menyusu dengan segera. 80 responden mayoritas usia kehamilannya adalah lahir normal yaitu sebesar 92,5% responden. Payudara adalah salah satu bagian tubuh yang mengalami banyak perubahan dan membutuhkan perawatan khusus selama kehamilan agar ibu dapat memproduksi ASI secara maksimal dan tetap dapat menjaga keindahan bentuk payudaranya setelah melahirkan dan menyusui. Perawatan payudara selama hamil sangat penting untuk kelancaran air susu kelak setelah melahirkan (Anonim, 2012). Persentase responden yang kurang merawat payudara lebih tinggi yaitu sebanyak 57,5%, sedangkan yang melakukan perawatan payudara maksimal hanya 42,5%. Frekuensi Penyusuan dan Inisiasi Menyusui Dini Frekuensi penyusuan berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara. Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak (Lusa, 2009b). Responden yang frekuensi penyusuannya kurang baik lebih tinggi yaitu sebesar 58,8%. Sedangkan responden yang frekuensi penyusuannya baik hanya 41,3% saja. Inisiasi dini juga berlaku untuk bayi yang lahir dengan cara sesar, vakum, kelahiran tidak sakit atau episiotomi. Hanya peluang untuk menemukan sendiri putting ibu akan berkurang sampai 50%. Ini juga berlaku untuk bayi yang begitu lahir dipisahkan untuk ditimbang, disinar dan lain-lain (Healthy life Magazine Indonesia, 2007).Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi menyusu sendiri segera setelah lahir. IMD dilakukan langsung setelah bayi lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. IMD tidak hanya diperuntukkan bagi ibu yang melahirkan secara normal tetapi juga untuk ibu yang melahirkan melalui operasi caesar. Persentase responden yang melaksanakan IMD lebih tinggi yaitu sebesar 68,8%. Sedangkan responden yang tidak melaksanakan IMD hanya 31,3% saja. Berat Lahir Berat lahir bayi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelangsungan produksi ASI. Berat bayi yang lahir rendah hanya memiliki kemampuan daya hisap yang rendah. Persentase bayi responden yang memiliki berat lahir normal lebih tinggi yaitu sebesar 90,0%. Sedangkan bayi responden yang memiliki berat lahir rendah hanya 10,0% saja.

Analisis tabulasi silang variabel yang termasuk faktor determinan terhadap pemberian ASI Eksklusif Pada tahap ini dilakukan analisis tabulasi silang variabel yang termasuk faktor determinan pemberian ASI Eksklusif ( tabel 1). Tabel 1 memperlihatkan bahwa ibu yang memiliki bayi prematur, sangat tidak lancar kelangsungan produksi ASI nya yaitu 83,3%. Sedangkan yang lancar kelangsungan produksi ASI nya sangat rendah yaitu 16,7%. Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan hasil yang tidak bermakna (p>0,05), ini berarti variabel umur kehamilan saat melahirkan tidak memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Tabel 2 memperlihatkan hasil analisis bahwa ibu yang merawat payudaranya, sangat lancar kelangsugan produksi ASI nya yaitu 91,2 %. Sedangkan yang tidak lancar kelangsungan produksi ASI nya sangat rendah yaitu 8,8%. Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan hasil yang bermakna (p<0,05), ini berarti perawatan payudara memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Tabel 3 memperlihatkan hasil analisis bahwa ibu yang memberikan ASI dengan frekuensi penyusuan baik, 100,0% kelangsungan produksi ASI nya lancar. Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan hasil yang bermakna (p<0,05), ini berarti frekuensi penyusuan memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Tabel 4 memperlihatkan hasil analisis bahwa ibu yang melaksanakan IMD, lebih lancar kelangsungan produksi ASI nya yaitu 56,4%. Sedangkan yang tidak lancar yaitu 43,6%. Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan hasil yang tidak bermakna (p>0,05), ini berarti variabel pelaksanaan IMD tidak memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Tabel 5 memperlihatkan hasil analisis bahwa ibu melahirkan dengan berat bayi lahir rendah, persentase kelangsungan produksi ASI yang tidak lancar lebih tinggi yaitu 87,5%. Sedangkan yang lancar hanya 12,5% saja.hasil uji statistik Chi-square menunjukkan hasil yang bermakna (p<0,05), ini berarti berat lahir bayi memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Analisis Multivariat faktor determinan terhadap Kelangsungan Produksi ASI Pada tahap ini dilakukan analisis pengaruh faktor determinan (perawatan payudara, frekuensi penyusuan, berat lahir) terhadap variabel kelangsungan produksi ASI, dengan menggunakan analisis regresi logistik yang disajikan sebagai berikut ini. Dari nilai exp(b) pada tabel 6 memperlihatkan bahwa kebiasaan melakukan perawatan payudara bagi ibu menyusui dapat mengakibatkan lancarnya produksi ASI sebesar 36 kali lebih besar dibandingkan dengan

ibu menyusui yang tidak memiliki kebiasaan melakukan perawatan payudara. Perawatan payudara, dengan nilai B = 3,584 memberikan arti bahwa perawatan payudara yang dilakukan oleh seorang ibu berpengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Berat lahir bayi juga memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI sebesar 16,375. Jika dilihat dari variabel frekuensi penyusuan dengan nilai B = 32,474 memberikan arti bahwa semakin sering ibu menyusui bayinya maka kelangsungan produksi ASInya juga semakin lancar. Dari ketiga faktor determinan, frekuensi penyusuan merupakan faktor yang dominan mempengaruhi kelangsungan produksi ASI. PEMBAHASAN Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. M. Haulussy sebagai rumah sakit kelas B non Pendidikan merupakan rumah sakit rujukan Provinsi Maluku yang merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 632 pulau besar dan kecil. Luas daratan Provinsi Maluku yang hanya 7,6 % dari luas Wilayah 712.479,69 km2 dihuni oleh 1.200.000 jiwa. Sebagai leader dalam pelayanan juga telah mengembangkan pelayanan baik untuk rawat inap maupun rawat jalan baik fasilitas dan mutu. Pelayanan untuk rawat inap sebanyak 353 tempat tidur dengan tingkat pemanfaatan ratarata sebanyak 65,97% yang didukung oleh pelayanan rawat jalan yang rata-rata perhari sebanyak 176 Pasien. Faktor sumber daya manusia, utamanya petugas kesehatan (perawat, bidan, maupun dokter), yang secara langsung berhubungan dengan proses pelayanan ibu menyusui/ibu hamil dan pasca persalinan/menyusui, memegang peranan yang sangat penting untuk menghasilkan dampak positif terhadap pelayanan yang diberikan oleh institusi pelayanan kesehatan RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai petugas kesehatan, pada RSUD. Dr. M. Haulussy Kota Ambon, yang merupakan sumber daya manusia pemberi pelayanan, dituntut kemampuan yang optimal untuk menghasilkan kinerja berupa pelayanan kesehatan pada ibu menyusui. khususnya dalam melakukan pelayanan yang sifatnya profesional, maka petugas kesehatan dituntut untuk mampu mengajak masyarakat (ibu menyusui) untuk menegakkan motto kesehatan yakni Memberi ASI Eksklusif lebih baik dari pada memberi susu formula. Penelitian ini terfokus pada penilaian pengaruh faktor determinan (umur kehamilan saat melahirkan, perawatan payudara, frekuensi penyusuan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), serta berat lahir) terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD. Dr. M. Haulussy Kota Ambon, Propinsi

Maluku Tahun 2012. RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon sebagai sebuah institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan, dituntut untuk selalu memperhatikan prinsip pelayanan prima, yang merupakan bagian integral dari suatu pelayanan kesehatan. Dengan demikian diharapkan pelayanan kesehatan yang diberikan memenuhi kriteria pelayanan standar dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang dapat diterima dengan mudah oleh pasien. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor determinan yang mempengaruhi, hanya tiga variabel yang berpengaruh secara bermakna terhadap kelangsungan produksi ASI. Hal ini dibuktikan melalui analisis statistik dengan menggunakan uji regresi logistik yang diuraikan sebagai berikut ini. Pengaruh Perawatan Payudara terhadap Kelangsungan Produksi ASI. Secara teoritis diketahui bahwa Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam pemberian ASI. Kenapa ASI ekslusif penting tak lain karena pada usia tersebut bayi belum mampu mencerna makanan lain selain ASI. Menurut Maria (2012), Payudara adalah bagian tubuh yang memerlukan perhatian khusus ketika seorang ibu sedang hamil, karena selama masa kehamilan payudara mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk memberikan ASI pada si kecil. Perawatan tepat yang dilakukan selama kehamilan tidak hanya berfungsi untuk memperlancar produksi ASI tapi juga untuk mempertahankan keindahanbentuknya setelah selesai menyusui. Yang paling riskan ialah bahwa banyak ibu hamil yang mengabaikan perawatan payudara. Hal ini bisa saja disebabkan karena ibu tersebut malas atau belum mengetahui akan manfaatnya. Padahal perawatan payudara selama hamil sangat penting untuk kelancaran air susu kelak setelah melahirkan. Berbagai hasil penelitian seperti : Scholichah (2011) menemukan Adanya hubungan antara perawatan payudara pada ibu post partum dengan kelancaran pengeluaran ASI di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan p = 0,007. Hasil penelitian ini menemukan bahwa responden yang kelangsungan produksi ASI nya lancar 91,2% diantaranya melakukan perawatan payudara maksimal, 26,1% kurang merawat payudaranya sedangkan responden yang kelangsungan produksi ASI nya tidak lancar, 8,8% responden merawat payudaranya dan 73,9% kurang merawat payudaranya.hasil uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara perawatan payudara terhadap kelangsungan produksi ASI (p=0,000).

Pengaruh Frekuensi Penyusuan terhadap Kelangsungan Produksi ASI Frekuensi penyusuan berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara. Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak (Lusa, 2009). Sering menyusui sangat baik untuk produksi ASI. Menyusui bayi setidaknya setiap dua jam adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan pasokan susu rendah. Namun, bagi kebanyakan ibu, menyusui setiap kali bayi lapar adalah frekuensi yang cukup untuk membangun dan menjaga pasokan yang baik. Hasil penelitian ini menemukan bahwa responden yang termasuk dalam kelangsungan produksi ASI lancar sebesar 100,0% dengan frekuensi penyusuan yang baik dan 21,3% kurang baik. Sedangkan responden yang termasuk dalam kelangsungan produksi ASI tidak lancar sebesar 78,7% responden dengan frekuensi penyusuan yang kurang baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara frekuensi penyusuan terhadap kelangsungan produksi ASI (p= 0,000). Pengaruh Berat Lahir terhadap Kelangsungan Produksi ASI. Berat lahir bayi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelangsungan produksi ASI. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan menghisap yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat formula. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI (Proverawati, 2009). Hasil penelitian ini menemukan bahwa responden yang kelangsungan produksi ASI nya lancar 58,3% diantaranya menyusui bayi dengan berat lahir normal dan 12,5% dengan berat lahir rendah. Sedangkan responden yang kelangsungan produksi ASI nya tidak lancar sebanyak 41,7% menyusui bayi dengan berat lahir normal dan 87,5% menyusui bayi dengan berat lahir rendah. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara berat lahir terhadap kelangsungan produksi ASI (p=0,017).

KESIMPULAN DAN SARAN Umur kehamilan saat melahirkan berpengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI namun tidak signifikan. Ibu melahirkan yang lebih sering melakukan perawatan payudara maka kelangsungan produksi ASI nya juga lancar. Ibu yang lebih sering menyusui bayinya (Frekuensi penyusuannya baik) maka kelangsungan produksi ASI juga lancar. Inisiasi Menyusui Dini memberikan berpengaruh terhadap lancar tidaknya produksi ASI namun tidak signifikan. Kelangsungan produksi ASI dipengaruhi oleh berat lahir bayi. Analisis multivariat memperlihatkan bahwa variabel perawatan payudara merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kelangsungan produksi ASI. Sangat perlu memberikan pemahaman pada ibu menyusui mengenai pentingnya perawatan payudara serta semua hal yang dapat meningkatkan produksi ASI melalui semua jenis media, termasuk penyuluhan intensif bagi ibu menyusui waktu hamil, agar ibu produksi ASI ibu lancar sehingga bayi dapat memperoleh ASI Eksklusif. Perlu dilakukan sosialisasi secara intensif mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif, terutama pada saat 6 bulan pertama kehidupan bayi. Perlu adanya upaya secara intensif untuk merubah persepsi dan respon ibu menyusui tentang pentingnya melakukan hal-hal yang terkait dengan kelangsungan produksi ASI serta efeknya bila bayi tidak diberikan ASI. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2012, Pentingnya Merawata Payudara Saat Hamil, (http://www.anakibu.com/ibu/pentingnya-merawat-payudara-saat-hamil/), diakses 01 Juli 2012. Healthy Life Magazine Indonesia, 2007, Inisiasi Menyusui Dini, Manfaatnya Seumur Hidup, (http://www.ibudananak.com/index.php?option=com_news&task=view&id=340&itemid =1), diakses 25 Januari 2012. Judarwanto Widodo, Dr., 2010, "Proses Mekanisme Produksi ASI dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya", (http://supportbreastfeeding.wordpress.com), diakses 16 Agustus 2011. Kristiyanasari, W., 2009, ASI, Menyusui dan Sadari, Nuha Medika: Yogyakarta. Lusa, 2009a, Anatomi dan Fisiologi Payudara, (http://www.lusa.web.id/anatomi-dan-fisiologipayudara/), diakses 12 Februari 2012. Lusa, 2009b, Upaya Memperbanyak ASI, (http://www.lusa.web.id/upaya-memperbanyak-asi/), diakses 01 Juli 2012.

Manuaba, Ida Bagus Gde., 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Maria, 2012, Cara Mudah Merawat Payudara Selama Kehamilan. (http://www.beritaterkinionline.com/2012/04/cara-mudah-merawat-payudara-selamakehamilan.html), diakses 01 Juli 2012. Proverawati, A., Asfuah, S., 2009, Buku Ajar Gizi dan Kebidanan, Nuha Medika: Yogyakarta. Scholichah, N., 2011, Hubungan Perawatan Payudara Pada Ibu Post Partum dengan Kelancaran Pengeluaran ASI di Desa Karang Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, Jurnal Akbid Purworejo Vol. 2 No. 2 Tahun 2011, (http://e-journal.akbidpurworejo.ac.id/index.php/jkk3/article/view/s2), diakses 02 Juli 2012. Winarni L.M., 2011, Materi Kebidanan: Proses Laktasi, (http://materikebidanan.wordpress.com/), diakses 11 Desember 2011.

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi umur kehamilan saat melahirkan terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012 Umur Kehamilan Saat Melahirkan p = 0,070 Kelangsungan Produksi ASI Lancar Tidak Lancar Total n % N % n % Normal 42 56,8 32 43,2 74 100.0 Prematur 1 16,7 5 83,3 6 100.0 JUMLAH 43 53,8 37 46,3 80 100.0 Tabel 2. Distribusi perawatan payudara terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012 Perawatan Payudara Kelangsungan Produksi ASI Lancar Tidak Lancar Total n % N % n % Terawat 31 91,2 3 8,8 34 100.0 Kurang Terawat 12 26,1 34 73,9 45 100.0 p = 0,000 JUMLAH 43 53,8 37 46,3 80 100.0 Tabel.3 Distribusi frekuensi penyusuan terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012 Frekuensi Penyusuan Kelangsungan Produksi ASI Lancar Tidak Lancar Total n % n % n % Baik 33 100.0 0 0,0 33 100.0 Kurang Baik 10 21,3 37 78,7 47 100.0 JUMLAH 43 53,8 37 46,3 80 100.0 p = 0,000

Tabel. 4 Distribusi pelaksanaan IMD terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012 Pelaksanaan IMD Kelangsungan Produksi ASI Lancar Tidak Lancar Total n % n % n % Melaksanakan IMD 31 56,4 24 43,6 55 100,0 Tidak Melaksanakan IMD p = 0,487 12 48,0 13 52,0 25 100,0 JUMLAH 43 53,8 37 46,3 80 100,0 Tabel 5. Distribusi Berat Lahir terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012 Berat Lahir Kelangsungan Produksi ASI Lancar Tidak Lancar Total n % n % n % Lahir Normal 42 58,3 30 41,7 72 100.0 Lahir Rendah 1 12,5 7 87,5 8 100.0 JUMLAH 43 53,8 37 46,3 80 100.0 p = 0,017 Tabel 6. Analisis Pengaruh faktor determinan terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Kota Ambon Provinsi Maluku Tahun 2012 B SE Wald Exp(B) Step 1 Perawatan payudara 3,584 0,998 12,901 36,000 Frekuensi penyusuan 32,474 7148,923 0,000 1,269E14 Berat lahir 16,375 4993,774 0,000 1,293E7 Regresi Logistik