Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI SUTARDJI Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Jl. Raya Kendalpayak, Kotak Pos 66, Malang 650 RINGKASAN Komunikasi ilmiah dapat dilakukan melalui publikasi. Salah satu di antaranya adalah dengan menerbitkan prosiding dari suatu pertemuan. Puslitbangnak telah menerbitkan prosiding Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti sejak tahun 996. Untuk mengetahui kontribusi dan partisipasi dari unit-unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian terhadap publikasi prosiding tersebut dilakukan suatu kajian tentang sebaran hasil penelitian yang dimuat pada prosiding dua tahun terakhir, yaitu tahun 00 dan 00 berdasarkan subyek, subsektor, instansi penyumbang artikel, pola kepengarangan, jenis dokumen dan jenis bahasa dokumen yang digunakan sebagai referensi dan yang tertera pada daftar bacaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa subyek yang paling banyak adalah nutrisi/pakan, penyakit ternak, subsektor yang dominan adalah peternakan. Instansi penyumbang artikel yang terbesar adalah lingkup Puslitbangnak, terutama Balitnak dan Balitvet. Mayoritas penulis adalah penulis tunggal. Jenis dokumen yang digunakan dalam daftar bacaan adalah buku/monograf, dan jurnal, sedangkan dokumen berbahasa Indonesia paling banyak digunakan sebagai referensi. Kata kunci: Publikasi; Analisis Subyek; Kepengarangan; Rujukan PENDAHULUAN Gagasan dan hasil-hasil penelitian perlu didiskusikan dengan para pakar, peneliti atau pengguna lainnya untuk mendapatkan masukan dan sekaligus dapat memacu perkembangan ilmu dan teknologi. Sulaiman (00) menyatakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan oleh sumbernya akan bermanfaat apabila dapat diakses dengan mudah dan digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan/khalayak penggunanya. Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi dan diseminasi yang efektif dan efisien agar khalayak penggunanya dapat memperoleh informasi yang dibutuhkannya dengan mudah dan cepat. Banyak cara untuk melakukan diseminasi dan akses informasi, misalnya melalui seminar, lokakarya, kongres atau temu teknis. Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti diselenggarakan oleh Puslitbangnak sejak tahun 996, dan dilakukan setiap tahun sebagai wadah pembinaan pejabat fungsional non-peneliti (litkayasa, pustakawan, pranata komputer, arsiparis, statisi) untuk melakukan saling tukar menukar informasi, peningkatan ketrampilan dan mencari solusi berbagai masalah yang dihadapi serta dapat saling berkomunikasi. Melalui komunikasi ilmiah ini para pejabat fungsional non-peneliti dapat menyebarkan informasi dan memperoleh/ akses informasi dari peserta lain. Menurut Sulistyo-Basuki (00) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi antara lain melalui komunikasi informal dan komunikasi formal. Penyampaian informasi melalui publikasi/penerbitan termasuk komunikasi formal, misalnya penerbitan prosiding. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 4
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 Prosiding adalah publikasi yang memuat sejumlah makalah serta hasil pembahasannya yang telah disajikan dalam suatu pertemuan ilmiah maupun ilmiah populer (Badan Litbang Pertanian, 997). Dengan penerbitan prosiding, informasi dan hasil pembahasan yang dilakukan dalam pertemuan dapat disebar-luaskan kepada masyarakat luas. Melalui terbitan prosiding yang dihubungkan dengan sistem nilai angka kredit, yang diakui secara resmi oleh Pejabat Tim Penilai Jabatan Fungsional, merupakan sarana untuk meningkatkan jenjang karir para pejabat fungsional, termasuk fungsional non-peneliti. Hal ini mengisyaratkan pejabat fungsional nonpeneliti diharuskan menghasilkan sejumlah angka kredit dari tulisan, di samping dari tugas utama untuk kenaikan pangkat tertentu. Dalam hal kepengarangan ganda, penulis utama/pertama memperoleh 60% angka kredit dan penulis lainnya mendapat bagian yang sama dari 40% sisanya. Di samping prosiding, ada beberapa jurnal atau buletin yang dapat menampung tulisan para fungsional non-peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian, misalnya Jurnal Perpustakaan Pertanian (Pustakawan), Buletin Teknik Pertanian (Litkayasa) dan Informatika Pertanian (Pranata Komputer dan Statisi), masing-masing diterbitkan oleh PUSTAKA dan Sekretariat Badan Litbang Pertanian. Kebijakan dalam pembinaan tenaga fungsional non-peneliti di masing-masing balai penelitian/pengkajian, beragam, tapi satu tujuan, yaitu meningkatkan karir para pejabat fungsional non-peneliti. Namun demikian, untuk meningkatkan karirnya, masih banyak kendala dan masalah. Hal ini harus disikapi sebagai sebuah tantangan yang harus dihadapi dan dipandang sebagai peluang untuk memperoleh kesempatan. Bagaimana tidak, untuk mengikuti temu teknis diperlukan sebuah makalah beserta dananya (umumnya tenaga fungsional nonpeneliti tidak mempunyai alokasi dana, tidak seperti fungsional peneliti), apalagi untuk presentasi di Puslitbangnak Bogor, pasti membutuhkan perjuangan tersendiri. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kontribusi dan partisipasi unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian terhadap sebaran subyek, subsektor, instansi penyumbang artikel, pola kepengarangan, jenis dokumen dan bahasa dokumen yang dirujuk dalam daftar bacaan yang digunakan pada publikasi Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. BAHAN DAN CARA Metode yang digunakan adalah analisis dokumen, bahan yang dikaji berupa Prosiding Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti tahun 00 dan 00 ( buku). Pengambilan sampel ini didasarkan pada ketersediaan prosiding Temu Teknis yang ada di Perpustakaan Balitkabi. Hal ini berkaitan dengan partisipasi pertama pejabat fungsional non-peneliti (Pranata Komputer) dari Balitkabi pada temu teknis tersebut. Dengan sampel yang sedikit/ kecil diharapkan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya. Data yang dianalis meliputi, subyek, subsektor/ komoditas, unit kerja penyumbang artikel, pola kepengarangan, jenis dokumen dan bahasa dokumen yang dirujuk yang tertera pada daftar bacaan. 4 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis terhadap publikasi Prosiding Temu Teknis Fungsional Non- Peneliti dalam (dua) tahun terakhir ini diperoleh data sebagai berikut: Pola Sebaran Subyek Pola sebaran subyek yang dibahas dalam Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti dalam dua tahun terakhir ini belum berimbang (Tabel ). Subyek yang paling menonjol adalah nutrisi/pakan, dan penyakit ternak. Hal ini seiring dengan usaha peternak, diupayakan semakin ekonomis dan efisien dalam pemanfaatan probiotik bioplus, konsentrat, pemberantasan penyakit, dan pemberian obat cacing. Besarnya artikel yang membahas subyek tersebut (sekitar 6%) berkaitan erat dengan tempat dan penyelenggara temu teknis. Tabel. Proporsi sebaran subyek pada Temu Teknis Fungsional Non Peneliti tahun 00 dan 00. No. Subyek artikel dalam publikasi Jumlah artikel. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0 Peternakan - Budidaya ternak - Pemuliaan ternak - Nutrisi Pakan - Penyakit ternak - Limbah - residu Tanaman industri - Pascapanen tanaman obat - Budidaya tanaman - Hama tanaman Tanaman pangan - Budidaya tanaman - Pascapanen tanaman Tanah Lingkungan Perpustakaan Komputer Arsip Statistik Pembinaan PNS Penulisan populer 7 6 5 6 5 8 Jumlah 76 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 4
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 Tabel menunjukkan bahwa subyek yang berkaitan dengan fungsional litkayasa paling banyak, yaitu mencapai 74%, fungsional pranata komputer 0%, pustakawan 6%, sedangkan fungsional lain relatif kecil. Hal ini sangat wajar sekali mengingat bahwa jumlah fungsional Litkayasa cukup besar, mencapai 975 orang, sedangkan fungsional lainnya relatif sangat kecil, yaitu fungsional Pustakawan 60, fungsional Pranata Komputer, fungsional Arsiparis 5, dan fungsional Statisi orang (Mulyadi, 00). Sebaran Sub Sektor Pada dua tahun terakhir, sebaran artikel berdasarkan subsektor belum seimbang (Tabel ). Artikel dari subsektor peternakan merupakan sub sektor yang paling menonjol, sekitar %, kemudian tanaman obat (%), komputer (0%), perpustakaan (6%). Apabila dikaitkan dengan jumlah fungsional non-peneliti yang ada (00), maka secara persentase subsektor yang paling banyak adalah komputer yang mencapai 6% dari jumlah pejabat fungsional Pranata Komputer. Tabel. Proporsi sebaran subsektor pada Temu Teknis Fungsional Non Peneliti tahun 00 dan 00 No. Sub Sektor Jumlah 4 5 6 7 8 9 0 Peternakan Tanaman Industri (obat) Tanaman pangan Tanah/lingkungan Perpustakaan Komputer Arsip Analisis kepegawaian Statisi Umum 4 9 5 8 Jumlah 76 Minimnya subsektor tanaman pangan disebabkan karena kontribusi litkayasa lingkup Puslitbangtan sangat rendah. Artinya tidak sebanding dengan jumlah fungsional litkayasa lingkup Puslitbangtan, yang mencapai 7 orang (Mulyadi, 00). Masalah ini menimbulkan sebuah pertanyaan, adakah kaitannya antara tingkat partisipasi dalam suatu pertemuan teknis dengan sistem pembinaan pejabat fungsional non-peneliti secara kelembagaan?. Berdasarkan Tabel dan data kepegawaian 00, indikasi kearah itu cenderung menyakinkan. Data kepegawaian menunjukkan bahwa jumlah pejabat fungsional Litkayasa yang mengundurkan diri/ diberhentikan sementara, sampai tahun 00 terbanyak ada di lingkup Puslitbangtan, yaitu mencapai 8 orang atau sekitar 7% (Darmawiredja, 00). Sebaran Instansi Penyumbang Artikel Sebaran instansi yang menulis artikel pada Temu Teknis Fungsional Non Peneliti tahun 00 dan 00 disajikan pada Tabel. Dari hasil analisis diketahui bahwa lingkup Puslitbangnak menyumbang artikel sebesar 6%, Puslit Sosek Pertanian 6% dan Puslitbangtan (Balitkabi) 6%., Sekretariat Badan Litbang Pertanian dan Puslitbangtri (Balittro) masingmasing 4%, sedangkan intansi lainnya relatif kecil. Dilihat dari asal instansi penyumbang artikel 44 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 menunjukkan bahwa secara kewilayahan temu teknis ini merupakan temu teknis secara nasional, yang diikuti oleh sebagian besar wilayah Indonesia. Tabel. Instansi penyumbang artikel pada Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti tahun 00 dan 00. No. Instansi Jumlah artikel.. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0. Badan Penelitian & Pengembangan Pertanian Sekretariat Badan Litbang Pertanian Pusat Penelitian & Pengembangan Peternakan -Balitnak -Balitvet Puslitbang Sosek Ekonomi Pertanian -BPTP Jawa Timur -Loka Penelitian Sapi Potong Grati -BPTP Yogyakarta -BPTP Lampung -BPTP Kalimantan Timur -BPTP Kalimantan Tengah -BPTP Nusa Tenggara Barat -BPTP Sulawesi Selatan Pusat Penelitian & Pengembangan Tanaman Industri -Balittro Pusat Penelitian & Pengembangan Tanaman Pangan -Balitkabi -Loka Penel. Pencemaran Lingkungan Jakenan Balitbio dan Sumber Genetika Pertanian Puslitbangtanak dan Agroklimat Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan Trubus - - 5 Jumlah 76 Secara keseluruhan Tabel menunjukkan bahwa Balitnak dan Balitvet merupakan penyumbang artikel terbesar, masing-masing sebesar 4% dan 6%. Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah fungional non-peneliti lingkup Puslitbanak adalah yang terbanyak, yaitu 78 orang (Mulyadi, 00) dan terdapat hubungan yang signifikan antara tempat & penyelenggara dengan jumlah dan topik yang dibahas. Di samping itu mengindikasikan bahwa kebijakan dalam pembinaan tenaga fungsional non-peneliti di lingkup Puslitbangnak lebih baik. Kolaborasi Penulis Tingkat kolaborsi penulis dapat dilihat rata-rata penulis per artikel, yaitu penulis tunggal, penulis ganda ( orang atau lebih). Dari 76 artikel yang dimuat pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti tahun 00 dan 00, terdapat 99 nama penulis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 45
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 Pengarang Pengarang orang orang 4% % Pengarang tunggal 74% Grafik. Pola kepengarangan pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti tahnun 00 dan 00 Selama dua tahun terakhir jumlah penulis tunggal relatif sama, tidak ada penurunan yang berarti. Secara kumulatif penulis tunggal mencapai 7,68% dan penulis ganda 6,%, persentase penulis tunggal dan penulis ganda disajikan pada Grafik. Banyaknya penulis tunggal pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti mungkin disebabkan karena makalah yang dibahas merupakan makalah teknis dari suatu proses penelitian maupun berupa review dari hasil penelitian. Menurut Soehardjan (994) umumnya prosiding lokakarya, simposium, kongres dan semacam itu tidak dirancang untuk artikel primer. Dan artikel primer yang dimuat dalam prosiding dianggap sebagai hasil penelitian yang belum mantap. Jenis Dokumen Daftar Bacaan Dokumen yang digunakan sebagai sumber referensi pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti terdiri atas terbitan luar dan dalam negeri. Tabel 5 menggambarkan jenis dokumen yang digunakan dalam daftar bacaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis dokumen yang paling banyak dirujuk adalah buku/monograf 4,57%, kemudian majalah/jurnal 9,0%, prosiding,45% dan jenis dokumen lainnya relatif kecil. Hasil analisis ini berbeda dengan jenis dokumen yang digunakan oleh para peneliti bidang tanaman pangan yang lebih banyak mengunakan jurnal/majalah sebagai bahan referensi dalam karya ilmiahnya yang diterbitkan pada jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan (Sutardji, 00). Apabila ditinjau jenis dokumen, maka informasi yang digunakan para fungsional non-peneliti kurang mutakhir. Nanum, hal ini menunjukkan bahwa artikel yang dimuat dalam buku/monograf sangat relevan dengan kebutuhan para pejabat fungsional non-peneliti, sehingga pengembangan koleksi perpustakaan lingkup Badan Litbang Pertanian perlu memperhatikan kebutuhan informasi bagi fungsional non peneliti, di samping tetap mengutamakan koleksi jurnal ilmiah untuk mendukung kegiatan penelitian 46 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004. Tabel 5. Proporsi daftar bacaan pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti tahun 00 dan 00. No. Jenis dokumen Frekuensi Persentase... 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0.. Jurnal Buku/ monograf Prosiding/ risalah Laporan Makalah Undang-undang/ Keputusan Skripsi Tesis Disertasi Leaflet Koran/ surat kabar Komunikasi langsung 60 7 68 8 9 7 4 9,0% 4,57%,45% 5,% 5,%,% 0,54% 0,7% 0,54% 0,54% 0,6% 0,6% Jumlah 546 00% Bahasa Pengantar Literatur Dokumen yang digunakan dalam daftar bacaan oleh penulis Prosiding Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti terdiri atas terbitan dalam dan luar negeri. Hasil analisis menunjukkan bahwa dokumen berbahasa Indonesia paling banyak digunakan, yaitu %, bahasa Indonesia 64% dan bahasa Belanda % (Grafik ). Bahasa Inggris % Bahasa Belanda % Bahasa Indonesia 64% Grafik. Bahasa dokumen daftar bacaan pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non- Peneliti tahun 00 dan 00 Bahasa dokumen yang tertera pada daftar bacaan yang digunakan oleh fungsional nonpeneliti berbeda dengan bahasa dokumen yang digunakan oleh peneliti pada Jurnal Penelitian Tanaman Pangan, penggunaan dokumen berbahasa Inggris mencapai 69% (Sutardji, 00). Oleh karena itu, untuk pengadaan bahan pustaka di samping mengutamakan bahan pustaka yang berbahasa Inggris (untuk peneliti), juga harus diperhatikan bahan pustaka yang berbahasa Indonesia (untuk fungsional non peneliti). Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 47
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis menunjukkan kontribusi dan partisipasi pejabat fungsional non-peneliti di masing-masing unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian terhadap kelangsungan Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti, diketahui bahwa sebaran subyek, subsektor dan unit kerja penyumbang artikel belum seimbang. Subyek yang paling banyak dibahas adalah nutrisi/pakan dan penyakit ternak, subsektor didominasi oleh subsektor peternakan, sedangkan unit kerja penyumbang artikel terbanyak adalah Balitnak dan Balitvet. Informasi bidang lain di luar fungsional Litkayasa cenderung meningkat. Kolaborasi penulis masih rendah, lebih banyak didominasi oleh penulis tunggal dibanding penulis ganda. Jenis dokumen yang digunakan sebagai referensi yang terbesar adalah buku/monograf, sedangkan bahasa dokumen yang digunakan sebagai referensi dan yang tertera pada daftar bacaan adalah berbahasa Indonesia. DAFTAR BACAAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 997. Pedoman penyusunan dan penilaian prosiding Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian. Darmawiredja, Mei Roehjat. 00. Pembinaan jabatan fungsional non peneliti. Makalah disampaikan pada Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. 5 hal. Mulyadi. 00. Jabatan fungsional sebagai alternatif pembinaan dan pengembangan karir pegawai negeri sipil. Dalam: Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti, Bogor: Puslitbangnak, 00: 9- Soehardjan, M. 994. Pengamatan tentang pemanfaatan rujukan dalam artikel primer. Jurnal Perpustakaan Pertanian, (): - Sulaiman, Fawzia. 00. Fungsi informasi yang diperlukan di institusi penelitian pertanian. Agroekonomi (UGM), 9(): 5-64 Sulistyo-Basuki. 00. Kajian jaringan ilmiah di Indonesia dengan menggunakan analisis subyek dan analisis sitiran. Laporan Final Hibah Bersaing VII/ Perguruan Tinggi tahun Anggaran 000/00: 7 hal. Sutardji. 00. Pola sitiran dan pola kepengarangan pada jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Jurnal Perpustakaan Pertanian, (): -9 48 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan