ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI TERHADAP PENGGUNAAN LITERATUR UNTUK RUJUKAN KARYA TULIS

LAMPIRAN 19. ANGGARAN BADAN LITBANG PERTANIAN MENURUT UNIT KERJA, TAHUN Lan (Rp. JENIS PENGELUARAN Belanja Pegawai Belanja Barang Modal

Mengikat Mengikat Tak Mengikat Mengikat Tak Mengikat

ANALISIS BIBLIOMETRIK PADA BULETIN PALAWIJA A Bibliometric Analysis on the Buletin Palawija

POLA SITIRAN DAN POLA KEPENGARANGAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan

VI. PENGORGANISASIAN INTERNAL UKP

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PENELITI DENGAN DOKUMEN YANG DISITIR PADA KARYA TULIS ILMIAH

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KAJIAN ARTIKEL TANAMAN PANGAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal

Organisasi Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan. berarti menulis, maka kata bibliografi secara harfiah

Lokakarya Fungsional Non Pentliti 1999 BAHAN DAN CARA KERJA Bahan Sumber informasi yang ditelaah dalam kaitan keperdulian litkayasa kepada perpustakaa

SUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Sumber Data : Simpeg Badan Litbang Pertanian, Oktober 2009.

ANALISIS ARTIKEL HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PADA TABLOID SINAR TANI

SUMBER DAYA MANUSIA 31 (1,22%) 197 (7,76%) 2 (0,08%) 1 (0,04%) 5 (0,20%) 87 (3,43%) (60,71%)

Peraturan Menpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Publikasi ilmiah. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

BULETIN TEKNIK PERTANIAN :

TEKNISI LITKAYASA SIAP TINGGAL LANDAS DENGAN PARADIGMA BARU

Fungsi Tinjauan Pustaka

KEBERADAAN KOLEKSI IPBANA DI PERPUSTAKAAN IPB

Sumber Daya Manusia. dalam jumlah relatif besar yaitu orang. Dari jumlah tersebut,

Tugas-tugas di atas telah dijabarkan dalam butir-butir kegiatan yang lebih rinci di dalam buku panduan masing-masing jabatan fungsional, dimana nilai

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PENELITIAN TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI

STUDI DAN EVALUASI TERHADAP KUNJUNGAN WEB BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang

2017, No Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor 116/M.KT.01/2017, tanggal 7 Maret 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN NOMOR : 517.1/Kpts/KP.340/H/12/2016

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.35/MEN/2011 TENTANG

WEBSITE SEBAGAI MEDIA PENYEBARLUASAN HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN. Gatot Gito Haryanto Pranata Humas Penyelia

KAJIAN MINAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH PADA MAJALAH SAINS DAN TEKNOLOGI DIRGANTARA (MSTD) DAN BERITA DIRGANTARA (BD)

TUGAS DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BPTPYOGYAKARTA DALAMMENUNJANG PENELITIAN, PENGKAJIAN DAN PENYULUHAN BIDANG PERTANIAN

LAPORAN TAHUNAN SUB SEKSI JARINGAN DAN INFORMASI TEKNOLOGI PERPUSTAKAAN

LAYANAN JASA PENGGUNA PERPUSTAKAAN BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

1 Universitas Indonesia

Lokakarya Fungsional Non Pene*di salah satu kegiatan yang berada di bawah Bidang Tata Operasional diharapkan akan dapat berfungsi sebagaimana yang dih

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.09/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR

PUSTAKAWAN MENULIS, APAKAH SUATU KEHARUSAN Purwani Istiana Pustakawan Universitas Gadjah Mada

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.49/MEN/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA BUDIDAYA AIR PAYAU

BERITA DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 12 SERI D NOMOR SERI 2 PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.10/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BUDIDAYA LAUT

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan

Fasilitas dan Keterlibatan Tenaga Analisis Data di Lingkup Balitkabi

BAB I. PENDAHULUAN. pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi

JURNAL REVIEW (TINJAUAN), MEDIA YANG BAIK UNTUK PUBLIKASI PENELITI PETERNAKAN DAN VETERINER

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SISTEM PELAYANAN PERPUSTAKAAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.11/MEN/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA RISET BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

PANDUAN USULAN HIBAH MAGANG MANAJEMEN PADA JURNAL INTERNASIONAL

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PRODUKTIVITAS PUSTAKAWAN KEMENTERIAN PERTANIAN SEBAGAI PENULIS ARTIKEL YANG DIPUBLIKASIKAN DALAM JURNAL

KONTRIBUSI KARYA TULIS HASIL PENELITIAN DALAM BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT. Rushendi

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Tabel 7.1. Keadaan pegawai Badan Litbang Kehutanan berdasarkan jabatan tahun

III. LITERATUR REVIEW

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur* Menurut Sub Sektor Bulan September 2017

A. Judul Pelatihan dan Pembimbingan Penulisan Artikel Jurnal untuk Syarat Kenaikan Pangkat Guru

45 Highlight Balitsereal 2007

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk melakukan penelitian. Dokumen yang banyak digunakan dalam

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.40/MEN/2011 TENTANG

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 2016

IMPACT FACTOR JURNAL PERPUSTAKAAN PERTANIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 ANALISIS PUBLIKASI PROSIDING TEMU TEKNIS FUNGSIONAL NON-PENELITI SUTARDJI Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Jl. Raya Kendalpayak, Kotak Pos 66, Malang 650 RINGKASAN Komunikasi ilmiah dapat dilakukan melalui publikasi. Salah satu di antaranya adalah dengan menerbitkan prosiding dari suatu pertemuan. Puslitbangnak telah menerbitkan prosiding Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti sejak tahun 996. Untuk mengetahui kontribusi dan partisipasi dari unit-unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian terhadap publikasi prosiding tersebut dilakukan suatu kajian tentang sebaran hasil penelitian yang dimuat pada prosiding dua tahun terakhir, yaitu tahun 00 dan 00 berdasarkan subyek, subsektor, instansi penyumbang artikel, pola kepengarangan, jenis dokumen dan jenis bahasa dokumen yang digunakan sebagai referensi dan yang tertera pada daftar bacaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa subyek yang paling banyak adalah nutrisi/pakan, penyakit ternak, subsektor yang dominan adalah peternakan. Instansi penyumbang artikel yang terbesar adalah lingkup Puslitbangnak, terutama Balitnak dan Balitvet. Mayoritas penulis adalah penulis tunggal. Jenis dokumen yang digunakan dalam daftar bacaan adalah buku/monograf, dan jurnal, sedangkan dokumen berbahasa Indonesia paling banyak digunakan sebagai referensi. Kata kunci: Publikasi; Analisis Subyek; Kepengarangan; Rujukan PENDAHULUAN Gagasan dan hasil-hasil penelitian perlu didiskusikan dengan para pakar, peneliti atau pengguna lainnya untuk mendapatkan masukan dan sekaligus dapat memacu perkembangan ilmu dan teknologi. Sulaiman (00) menyatakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan oleh sumbernya akan bermanfaat apabila dapat diakses dengan mudah dan digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan/khalayak penggunanya. Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi dan diseminasi yang efektif dan efisien agar khalayak penggunanya dapat memperoleh informasi yang dibutuhkannya dengan mudah dan cepat. Banyak cara untuk melakukan diseminasi dan akses informasi, misalnya melalui seminar, lokakarya, kongres atau temu teknis. Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti diselenggarakan oleh Puslitbangnak sejak tahun 996, dan dilakukan setiap tahun sebagai wadah pembinaan pejabat fungsional non-peneliti (litkayasa, pustakawan, pranata komputer, arsiparis, statisi) untuk melakukan saling tukar menukar informasi, peningkatan ketrampilan dan mencari solusi berbagai masalah yang dihadapi serta dapat saling berkomunikasi. Melalui komunikasi ilmiah ini para pejabat fungsional non-peneliti dapat menyebarkan informasi dan memperoleh/ akses informasi dari peserta lain. Menurut Sulistyo-Basuki (00) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi antara lain melalui komunikasi informal dan komunikasi formal. Penyampaian informasi melalui publikasi/penerbitan termasuk komunikasi formal, misalnya penerbitan prosiding. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 4

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 Prosiding adalah publikasi yang memuat sejumlah makalah serta hasil pembahasannya yang telah disajikan dalam suatu pertemuan ilmiah maupun ilmiah populer (Badan Litbang Pertanian, 997). Dengan penerbitan prosiding, informasi dan hasil pembahasan yang dilakukan dalam pertemuan dapat disebar-luaskan kepada masyarakat luas. Melalui terbitan prosiding yang dihubungkan dengan sistem nilai angka kredit, yang diakui secara resmi oleh Pejabat Tim Penilai Jabatan Fungsional, merupakan sarana untuk meningkatkan jenjang karir para pejabat fungsional, termasuk fungsional non-peneliti. Hal ini mengisyaratkan pejabat fungsional nonpeneliti diharuskan menghasilkan sejumlah angka kredit dari tulisan, di samping dari tugas utama untuk kenaikan pangkat tertentu. Dalam hal kepengarangan ganda, penulis utama/pertama memperoleh 60% angka kredit dan penulis lainnya mendapat bagian yang sama dari 40% sisanya. Di samping prosiding, ada beberapa jurnal atau buletin yang dapat menampung tulisan para fungsional non-peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian, misalnya Jurnal Perpustakaan Pertanian (Pustakawan), Buletin Teknik Pertanian (Litkayasa) dan Informatika Pertanian (Pranata Komputer dan Statisi), masing-masing diterbitkan oleh PUSTAKA dan Sekretariat Badan Litbang Pertanian. Kebijakan dalam pembinaan tenaga fungsional non-peneliti di masing-masing balai penelitian/pengkajian, beragam, tapi satu tujuan, yaitu meningkatkan karir para pejabat fungsional non-peneliti. Namun demikian, untuk meningkatkan karirnya, masih banyak kendala dan masalah. Hal ini harus disikapi sebagai sebuah tantangan yang harus dihadapi dan dipandang sebagai peluang untuk memperoleh kesempatan. Bagaimana tidak, untuk mengikuti temu teknis diperlukan sebuah makalah beserta dananya (umumnya tenaga fungsional nonpeneliti tidak mempunyai alokasi dana, tidak seperti fungsional peneliti), apalagi untuk presentasi di Puslitbangnak Bogor, pasti membutuhkan perjuangan tersendiri. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kontribusi dan partisipasi unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian terhadap sebaran subyek, subsektor, instansi penyumbang artikel, pola kepengarangan, jenis dokumen dan bahasa dokumen yang dirujuk dalam daftar bacaan yang digunakan pada publikasi Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. BAHAN DAN CARA Metode yang digunakan adalah analisis dokumen, bahan yang dikaji berupa Prosiding Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti tahun 00 dan 00 ( buku). Pengambilan sampel ini didasarkan pada ketersediaan prosiding Temu Teknis yang ada di Perpustakaan Balitkabi. Hal ini berkaitan dengan partisipasi pertama pejabat fungsional non-peneliti (Pranata Komputer) dari Balitkabi pada temu teknis tersebut. Dengan sampel yang sedikit/ kecil diharapkan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya. Data yang dianalis meliputi, subyek, subsektor/ komoditas, unit kerja penyumbang artikel, pola kepengarangan, jenis dokumen dan bahasa dokumen yang dirujuk yang tertera pada daftar bacaan. 4 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis terhadap publikasi Prosiding Temu Teknis Fungsional Non- Peneliti dalam (dua) tahun terakhir ini diperoleh data sebagai berikut: Pola Sebaran Subyek Pola sebaran subyek yang dibahas dalam Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti dalam dua tahun terakhir ini belum berimbang (Tabel ). Subyek yang paling menonjol adalah nutrisi/pakan, dan penyakit ternak. Hal ini seiring dengan usaha peternak, diupayakan semakin ekonomis dan efisien dalam pemanfaatan probiotik bioplus, konsentrat, pemberantasan penyakit, dan pemberian obat cacing. Besarnya artikel yang membahas subyek tersebut (sekitar 6%) berkaitan erat dengan tempat dan penyelenggara temu teknis. Tabel. Proporsi sebaran subyek pada Temu Teknis Fungsional Non Peneliti tahun 00 dan 00. No. Subyek artikel dalam publikasi Jumlah artikel. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0 Peternakan - Budidaya ternak - Pemuliaan ternak - Nutrisi Pakan - Penyakit ternak - Limbah - residu Tanaman industri - Pascapanen tanaman obat - Budidaya tanaman - Hama tanaman Tanaman pangan - Budidaya tanaman - Pascapanen tanaman Tanah Lingkungan Perpustakaan Komputer Arsip Statistik Pembinaan PNS Penulisan populer 7 6 5 6 5 8 Jumlah 76 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 4

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 Tabel menunjukkan bahwa subyek yang berkaitan dengan fungsional litkayasa paling banyak, yaitu mencapai 74%, fungsional pranata komputer 0%, pustakawan 6%, sedangkan fungsional lain relatif kecil. Hal ini sangat wajar sekali mengingat bahwa jumlah fungsional Litkayasa cukup besar, mencapai 975 orang, sedangkan fungsional lainnya relatif sangat kecil, yaitu fungsional Pustakawan 60, fungsional Pranata Komputer, fungsional Arsiparis 5, dan fungsional Statisi orang (Mulyadi, 00). Sebaran Sub Sektor Pada dua tahun terakhir, sebaran artikel berdasarkan subsektor belum seimbang (Tabel ). Artikel dari subsektor peternakan merupakan sub sektor yang paling menonjol, sekitar %, kemudian tanaman obat (%), komputer (0%), perpustakaan (6%). Apabila dikaitkan dengan jumlah fungsional non-peneliti yang ada (00), maka secara persentase subsektor yang paling banyak adalah komputer yang mencapai 6% dari jumlah pejabat fungsional Pranata Komputer. Tabel. Proporsi sebaran subsektor pada Temu Teknis Fungsional Non Peneliti tahun 00 dan 00 No. Sub Sektor Jumlah 4 5 6 7 8 9 0 Peternakan Tanaman Industri (obat) Tanaman pangan Tanah/lingkungan Perpustakaan Komputer Arsip Analisis kepegawaian Statisi Umum 4 9 5 8 Jumlah 76 Minimnya subsektor tanaman pangan disebabkan karena kontribusi litkayasa lingkup Puslitbangtan sangat rendah. Artinya tidak sebanding dengan jumlah fungsional litkayasa lingkup Puslitbangtan, yang mencapai 7 orang (Mulyadi, 00). Masalah ini menimbulkan sebuah pertanyaan, adakah kaitannya antara tingkat partisipasi dalam suatu pertemuan teknis dengan sistem pembinaan pejabat fungsional non-peneliti secara kelembagaan?. Berdasarkan Tabel dan data kepegawaian 00, indikasi kearah itu cenderung menyakinkan. Data kepegawaian menunjukkan bahwa jumlah pejabat fungsional Litkayasa yang mengundurkan diri/ diberhentikan sementara, sampai tahun 00 terbanyak ada di lingkup Puslitbangtan, yaitu mencapai 8 orang atau sekitar 7% (Darmawiredja, 00). Sebaran Instansi Penyumbang Artikel Sebaran instansi yang menulis artikel pada Temu Teknis Fungsional Non Peneliti tahun 00 dan 00 disajikan pada Tabel. Dari hasil analisis diketahui bahwa lingkup Puslitbangnak menyumbang artikel sebesar 6%, Puslit Sosek Pertanian 6% dan Puslitbangtan (Balitkabi) 6%., Sekretariat Badan Litbang Pertanian dan Puslitbangtri (Balittro) masingmasing 4%, sedangkan intansi lainnya relatif kecil. Dilihat dari asal instansi penyumbang artikel 44 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 menunjukkan bahwa secara kewilayahan temu teknis ini merupakan temu teknis secara nasional, yang diikuti oleh sebagian besar wilayah Indonesia. Tabel. Instansi penyumbang artikel pada Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti tahun 00 dan 00. No. Instansi Jumlah artikel.. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0. Badan Penelitian & Pengembangan Pertanian Sekretariat Badan Litbang Pertanian Pusat Penelitian & Pengembangan Peternakan -Balitnak -Balitvet Puslitbang Sosek Ekonomi Pertanian -BPTP Jawa Timur -Loka Penelitian Sapi Potong Grati -BPTP Yogyakarta -BPTP Lampung -BPTP Kalimantan Timur -BPTP Kalimantan Tengah -BPTP Nusa Tenggara Barat -BPTP Sulawesi Selatan Pusat Penelitian & Pengembangan Tanaman Industri -Balittro Pusat Penelitian & Pengembangan Tanaman Pangan -Balitkabi -Loka Penel. Pencemaran Lingkungan Jakenan Balitbio dan Sumber Genetika Pertanian Puslitbangtanak dan Agroklimat Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan Trubus - - 5 Jumlah 76 Secara keseluruhan Tabel menunjukkan bahwa Balitnak dan Balitvet merupakan penyumbang artikel terbesar, masing-masing sebesar 4% dan 6%. Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah fungional non-peneliti lingkup Puslitbanak adalah yang terbanyak, yaitu 78 orang (Mulyadi, 00) dan terdapat hubungan yang signifikan antara tempat & penyelenggara dengan jumlah dan topik yang dibahas. Di samping itu mengindikasikan bahwa kebijakan dalam pembinaan tenaga fungsional non-peneliti di lingkup Puslitbangnak lebih baik. Kolaborasi Penulis Tingkat kolaborsi penulis dapat dilihat rata-rata penulis per artikel, yaitu penulis tunggal, penulis ganda ( orang atau lebih). Dari 76 artikel yang dimuat pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti tahun 00 dan 00, terdapat 99 nama penulis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 45

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 Pengarang Pengarang orang orang 4% % Pengarang tunggal 74% Grafik. Pola kepengarangan pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti tahnun 00 dan 00 Selama dua tahun terakhir jumlah penulis tunggal relatif sama, tidak ada penurunan yang berarti. Secara kumulatif penulis tunggal mencapai 7,68% dan penulis ganda 6,%, persentase penulis tunggal dan penulis ganda disajikan pada Grafik. Banyaknya penulis tunggal pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti mungkin disebabkan karena makalah yang dibahas merupakan makalah teknis dari suatu proses penelitian maupun berupa review dari hasil penelitian. Menurut Soehardjan (994) umumnya prosiding lokakarya, simposium, kongres dan semacam itu tidak dirancang untuk artikel primer. Dan artikel primer yang dimuat dalam prosiding dianggap sebagai hasil penelitian yang belum mantap. Jenis Dokumen Daftar Bacaan Dokumen yang digunakan sebagai sumber referensi pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti terdiri atas terbitan luar dan dalam negeri. Tabel 5 menggambarkan jenis dokumen yang digunakan dalam daftar bacaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis dokumen yang paling banyak dirujuk adalah buku/monograf 4,57%, kemudian majalah/jurnal 9,0%, prosiding,45% dan jenis dokumen lainnya relatif kecil. Hasil analisis ini berbeda dengan jenis dokumen yang digunakan oleh para peneliti bidang tanaman pangan yang lebih banyak mengunakan jurnal/majalah sebagai bahan referensi dalam karya ilmiahnya yang diterbitkan pada jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan (Sutardji, 00). Apabila ditinjau jenis dokumen, maka informasi yang digunakan para fungsional non-peneliti kurang mutakhir. Nanum, hal ini menunjukkan bahwa artikel yang dimuat dalam buku/monograf sangat relevan dengan kebutuhan para pejabat fungsional non-peneliti, sehingga pengembangan koleksi perpustakaan lingkup Badan Litbang Pertanian perlu memperhatikan kebutuhan informasi bagi fungsional non peneliti, di samping tetap mengutamakan koleksi jurnal ilmiah untuk mendukung kegiatan penelitian 46 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004. Tabel 5. Proporsi daftar bacaan pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti tahun 00 dan 00. No. Jenis dokumen Frekuensi Persentase... 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0.. Jurnal Buku/ monograf Prosiding/ risalah Laporan Makalah Undang-undang/ Keputusan Skripsi Tesis Disertasi Leaflet Koran/ surat kabar Komunikasi langsung 60 7 68 8 9 7 4 9,0% 4,57%,45% 5,% 5,%,% 0,54% 0,7% 0,54% 0,54% 0,6% 0,6% Jumlah 546 00% Bahasa Pengantar Literatur Dokumen yang digunakan dalam daftar bacaan oleh penulis Prosiding Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti terdiri atas terbitan dalam dan luar negeri. Hasil analisis menunjukkan bahwa dokumen berbahasa Indonesia paling banyak digunakan, yaitu %, bahasa Indonesia 64% dan bahasa Belanda % (Grafik ). Bahasa Inggris % Bahasa Belanda % Bahasa Indonesia 64% Grafik. Bahasa dokumen daftar bacaan pada Prosiding Temu Teknis Fungsional Non- Peneliti tahun 00 dan 00 Bahasa dokumen yang tertera pada daftar bacaan yang digunakan oleh fungsional nonpeneliti berbeda dengan bahasa dokumen yang digunakan oleh peneliti pada Jurnal Penelitian Tanaman Pangan, penggunaan dokumen berbahasa Inggris mencapai 69% (Sutardji, 00). Oleh karena itu, untuk pengadaan bahan pustaka di samping mengutamakan bahan pustaka yang berbahasa Inggris (untuk peneliti), juga harus diperhatikan bahan pustaka yang berbahasa Indonesia (untuk fungsional non peneliti). Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 47

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun 004 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis menunjukkan kontribusi dan partisipasi pejabat fungsional non-peneliti di masing-masing unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian terhadap kelangsungan Temu Teknis Fungsional Non-Peneliti, diketahui bahwa sebaran subyek, subsektor dan unit kerja penyumbang artikel belum seimbang. Subyek yang paling banyak dibahas adalah nutrisi/pakan dan penyakit ternak, subsektor didominasi oleh subsektor peternakan, sedangkan unit kerja penyumbang artikel terbanyak adalah Balitnak dan Balitvet. Informasi bidang lain di luar fungsional Litkayasa cenderung meningkat. Kolaborasi penulis masih rendah, lebih banyak didominasi oleh penulis tunggal dibanding penulis ganda. Jenis dokumen yang digunakan sebagai referensi yang terbesar adalah buku/monograf, sedangkan bahasa dokumen yang digunakan sebagai referensi dan yang tertera pada daftar bacaan adalah berbahasa Indonesia. DAFTAR BACAAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 997. Pedoman penyusunan dan penilaian prosiding Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian. Darmawiredja, Mei Roehjat. 00. Pembinaan jabatan fungsional non peneliti. Makalah disampaikan pada Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. 5 hal. Mulyadi. 00. Jabatan fungsional sebagai alternatif pembinaan dan pengembangan karir pegawai negeri sipil. Dalam: Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti, Bogor: Puslitbangnak, 00: 9- Soehardjan, M. 994. Pengamatan tentang pemanfaatan rujukan dalam artikel primer. Jurnal Perpustakaan Pertanian, (): - Sulaiman, Fawzia. 00. Fungsi informasi yang diperlukan di institusi penelitian pertanian. Agroekonomi (UGM), 9(): 5-64 Sulistyo-Basuki. 00. Kajian jaringan ilmiah di Indonesia dengan menggunakan analisis subyek dan analisis sitiran. Laporan Final Hibah Bersaing VII/ Perguruan Tinggi tahun Anggaran 000/00: 7 hal. Sutardji. 00. Pola sitiran dan pola kepengarangan pada jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Jurnal Perpustakaan Pertanian, (): -9 48 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan