BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. berbuat dan bertingkah laku yang baik agar dapat bermuamalah dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi permasalahan kehidupan, baik yang bersifat material maupun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling


BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan, baik bersifat vertikal maupun horizontal. Hubungan yang sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan modal.

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, nasib seseorang di akhirat nanti

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dalam pembukaan Rakernas Asosiasi Petani cengkeh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil bila petunjuk kehidupan yang lengkap ini dipisah-pisahkan antara

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. banyak pihak yang meyakini bahwa usaha kecil menengah (UKM) mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan untuk mendirikan keberadaan lembaga-lembaga keuangan syari ah,

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali dilakukan di Pakistan dan Malaysia. Bank ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. Islam muncul sebagai sumber kekuatan yang baru pada abad ke tujuh

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan alat pemuas untuk memenuhi kebutuhan manusia terbatas adanya,

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar selalu dapat membantu satu sama lain untuk saling. menyangkut kepentingan hidup masing-masing, baik dengan jalan jual

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. 1 Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

PENDAHULUAN. orang-orang yang melanggar perintahnya, maka amal perbuatan mereka akan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA... 61

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis tidak lepas dari peran bank selaku pelayan sekaligus

BAB II KOMPETENSI DAN PROFESIONALITAS SDM PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dicermati mulai dari tanda-tanda eksplisit untuk melakukan investasi (ajakan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. semenjak kemunculnya pada tahun Walaupun perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. ini. Hal ini tidak terlepas dari keinginan umat Islam di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya dan selalu bekerja sama. Allah berfirman tengan surat Al-Mai dah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan. Dalam melaksanakan kehidupan ini manusia tidak bisa berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TANAH PERHUTANI DI DESA KENDALREJO KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan Undang-Undang perbankan melalui Undang-Undang Nomor 10. produk perbankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah

BAB I PENDAHULUAN. umum dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Agama islam tidak hanya meliputi

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB V PENUTUP. 1. Di Desa Manunggal Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dalam surat al-maidah ayat 2, sebagai berikut: saling tolong menolong dalam hal kebaikan sejalan dengan kenyataan itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ini pun dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bersedia untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekhawatiran manusia yang paling puncak di abad mutakhir ini salah satunya adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius dalam segala aktivitas kehidupan manusia. Terjadinya pergeseran pemikiran manusia telah menghantarkan manusia mengalami dehumanisasi dan erosi dimensi spiritual. Nilai-nilai altruistic (cinta kasih) yang diajarkan agama-agama besar ditanggalkan, diganti dengan berbagai pendekatan non-metafisik-material, rasionalistik. Kenyataan di atas telah memacu tumbuhnya kompetensi hidup yang amat tajam khususnya dalam bidang ekonomi. Individualisme yang merupakan jantung dari gerakan kapitalisme, secara ekonomis telah memunculkan ketergantungan antara negara maju (centre) dan negara berkembang (periphery) dalam sebuah pembagian kerja internasional yang timpang. Ia lebih berpihak pada sekelompok kecil elit masyarakat yang mampu mengaksesnya sehingga alhasil kesenjangan ekonomi semakin melebar dan berupakan sebuah keniscayaan. Sedangkan dari sudut sosial dan budaya, kapitalisme telah menciptakan peradaban pragmatis, konsumtif, dan hedonisme yang merusak sendi-sendi kemanusiaan 1. 1 Muhammad, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 69-70.

Allah Swt. telah menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka tolong menolong, tukar menukar keperluan dalam segala urusan kepentingan hidup masing-masing, baik dengan jalan jual beli, sewa menyewa, bercocok tanam, atau perusahaan yang lain, baik dalam urusan kepentingan sendiri maupun untuk kemaslahatan umum. Dengan cara demikian kehidupan masyarakat menjadi teratur dan subur, pertalian yang satu dengan yang lainpun menjadi teguh. Akan tetapi, sifat loba dan tamak tetap ada pada manusia, suka mementingkan diri sendiri supaya hak masing-masing jangan sampai tersia-sia, dan juga menjaga kemaslahatan umum agar pertukaran dapat berjalan dengan lancar dan teratur. Oleh sebab itu, agama memberi peraturan yang sebaik-baiknya; karena dengan teraturnya mu āmalah, maka penghidupan manusia jadi terjamin pula dengan sebaik-baiknya sehingga perbantahan dan dendam mendendam tidak akan terjadi. Nasihat Luqmanul Hakim kepada anaknya: Wahai anakku! Berusahalah untuk menghilangkan kemiskinan dengan usaha yang halal. Sesungguhnya orang yang berusaha dengan jalan yang halal itu tidaklah akan mendapat kemiskinan, kecuali apabila dia telah dihinggapi oleh tiga macam penyakit: (1) tipis kepercayaan agama, (2) lemah akalnya, (3) hilang kesopanannya. Mu āmalah ialah tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang ditentukan, seperti jual beli, sewa menyewa, upah mengupah, pinjam meminjam, berserikat, urusan bercocok tanam, dan usaha lainnya dalam rangka

bekerjasama atau tolong menolong. Allah Swt. berfirman dalam al-qur ān Surah al- Māidah {5}: 2: sebagai berikut: ❸ ❼ ❽ 9 ❼ 93 9 Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. (Q.S. al-māidah {5}: 2:) 2. Problema sosial di setiap daerah saat ini masih terjadi. Meningkatnya penyandang masalah sosial, seperti pengemis, gelandangan, pengamen, dan pekerja seks, meningkatnya kesenjangan sosial seperti kesenjangan distribusi sosial dan kesenjangan akses terhadap modal, meningkatnya ledakan pedagang kaki lima yang menimbulkan akses penyerobotan secara tidak terkendali terhadap tempat-tempat umum, dan meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK), memaksa kita untuk mencari solusinya 3. 2 Departemen Agama, al-qur ān dan Terjemah (Bandung: CV PENERBIT J-ART, 2005), h. 107. 3 Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 122-125.

Islam adalah suatu pandangan/cara hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusia. Maka, tidak ada satu pun aspek kehidupan manusia yang terlepas dari ajaran Islam, termasuk aspek ekonomi. Ekonomi dalam Islam adalah dunia bisnis atau investasi. Hal ini bisa dicermati mulai dari tanda-tanda eksplisit untuk melakukan investasi (ajakan bisnis dalam al- Qur ān dan Sunnah) hingga tanda-tanda implisit untuk menciptakan sistem yang mendukung iklim investasi (adanya sistem zakat sebagai alat disinsentif atas penumpukan harta, larangan riba untuk mendorong optimalisasi investasi, serta larangan maysir atau judi dan spekulasi untuk mendorong produktivitas atas setiap investasi). Dalam praktiknya, investasi yang dilakukan baik oleh perorangan, kelompok, maupun institusi dapat menggunakan pola nonbagi hasil (ketika investasi dilakukan dengan tidak bekerjasama dengan pihak lain) maupun pola bagi hasil (ketika investasi dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak lain) 4. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar dalam dunia modern sekarang ini. Hampir semua bidang yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan, 4 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 1.

jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial maupun perusahaan 5. Bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan memiliki beberapa macam produk, baik dengan prinsip jual beli, bagi hasil maupun sewa menyewa. Produk pembiayaan untuk bidang pertanian seperti akad muzāra ah atau mukhābarah tidak atau belum diterapkan oleh bank syariah. Selama ini, penerapan akad muzāra ah atau mukhābarah hanya dipraktikkan oleh masyarakat desa (petani dengan penggarap) saja tanpa ada lembaga perbankan syariah yang mengelolanya. Padahal, Indonesia memiliki potensi agrobisnis (khususnya di bidang pertanian) yang besar untuk dikembangkan dan diberdayakan melalui lembaga perbankan syariah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini yang penulis tuangkan dalam sebuah karya tulis dengan judul PROSPEK PENERAPAN AKAD MUZĀRA AH DAN MUKHĀBARAH SEBAGAI SALAH SATU PRODUK BANK SYARIAH. B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji didalam penelitian ini adalah: 1. Apa saja produk perbankan syariah selama ini? 5 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 2.

2. Bagaimana prospek penerapan akad muzāra ah dan mukhābarah menjadi bagian dari produk perbankan syariah untuk meningkatkan ekonomi petani? C. Tujuan Penelitian untuk: Selaras dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini adalah bertujuan 1. Mengetahui apa saja produk perbankan syariah selama ini. 2. Mengetahui bagaimana prospek penerapan akad muzāra ah dan mukhābarah menjadi bagian dari produk perbankan syariah untuk meningkatkan ekonomi petani. D. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai: 1. Bahan kontribusi dalam bentuk karya ilmiah untuk mengisi khazanah pengetahuan. 2. Bahan informasi bagi perbankan syariah yang diharapkan untuk lebih menginovatifkan lagi produk-produknya, khususnya di bidang pertanian. 3. Kontribusi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan pada bidang pertanian untuk meningkatkan ekonomi petani.

4. Bahan informasi bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian lebih mendalam tentang masalah ini dari sudut pandang yang berbeda. E. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menginterprestasikan judul serta permasalahan yang akan diteliti maka perlu adanya batasan-batasan istilah sebagai berikut : 1. Prospek Prospek yaitu kemungkinan, harapan 6. Yang dimaksud dengan prospek dalam penelitian ini adalah peluang atau harapan akad muzāra ah dan mukhābarah dalam bidang pertanian sebagai salah satu produk bank Syariah. 2. Penerapan Proses, cara, perbuatan menerapkan 7. Yang dimaksud dengan penerapan dalam penelitian ini adalah penerapan akad muzāra ah dan mukhābarah. 3. Akad 6 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 899. 7 Ibid, h. 1180.

Akad yaitu janji, perjanjian, kontrak 8. Yang dimaksud dengan akad dalam penelitian ini adalah akad muzāra ah dan mukhābarah. 4. Muzāra ah Muzāra ah yaitu kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen, di mana benih tanaman dari si pemilik lahan. 5. Mukhābarah Mukhābarah yaitu kerjasama antara pemilik sawah atau ladang dengan petani penggarap yang hasilnya akan dibagi menurut kesepakatan kedua belah pihak, di mana benih tanaman dari petani penggarap 9. Yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah peluang atau harapan penerapan kontrak kerjasama muzāra ah dan mukhābarah sebagai salah satu produk bank syariah. F. Kajian Pustaka 8 Ibid, h. 18. 2001), h. 99. 9 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Islam: Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani Press,

Berdasarkan pada penelaahan penelitan terdahulu yang penulis lakukan berkaitan dengan masalah usaha menunjang perekonomian, penulis menemukan beberapa tulisan yang membahas muzāra ah dan mukhābarah seperti: 1. Samiah, Jurusan MUA (0201145099) mengkaji tentang Pembagian Hasil Tanaman Padi pada Lahan Muzāra ah (Studi Kasus di Desa Patih Selera Kecamatan Belawang). Permasalahan yang diteliti meliputi gambaran tentang pembagian hasil, faktor dari pembagian hasil, dan akibat yang ditimbulkan dari pembagian hasil serta tinjauan hukum Islam terhadap pembagian hasil. 2. Rabiatul Adawiah, Jurusan MUA (0501146813) mengkaji tentang Praktik Mukhābarah di Desa Margasari Ulu Kecamatan Candi Laras Selatan Kabupaten Tapin. Penelitian ini bertolak dari terjadinya penyimpangan dan praktik-praktik yang bertentangan dengan hukum Islam dalam kerjasama mukhābarah, baik yang dilakukan oleh pihak pemilik tanah terhadap petani penggarap atau sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik bagi hasil pertanian dalam kerjasama mukhābarah di Desa Margasari Ulu Kecamatan Candi Laras Selatan Kabupaten Tapin, faktor penyebabnya, dan akibat yang ditimbulkannya. 3. Haryadi, Jurusan EI (0701157942) mengkaji tentang Praktik Bagi Dua Tanah Pertanian Padi Kerjasama Mukhābarah di Desa Anjir Seberang Pasar Kecamatan Anjir Pasar. Penelitian ini bertolak dari praktik bagi dua yang telah menimbulkan spekulasi terhadap salah satu pihak, baik itu pemilik tanah

maupun petani penggarap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme praktik bagi dua tanah pertanian padi kerjasama mukhābarah yang dilakukan oleh masyarakat Desa Anjir Seberang Pasar dan tinjauan Ekonomi Islam terhadap mekanisme praktik bagi dua tersebut. Kontribusi yang peneliti dapatkan dari beberapa kajian pustaka di atas adalah bahwa ternyata praktik di lapangan banyak yang menimbulkan spekulasi dan terjadinya penyimpangan dan praktik-praktiknya bertentangan dengan hukum Islam dalam kerjasama muzāra ah dan mukhābarah. Oleh karena itu, dalam menerapkan muzāra ah dan mukhābarah dalam bank syariah harus sesuai dengan hukum Islam. Jadi, penelitian yang akan diteliti oleh penulis ini belum ada yang meneliti. Penelitian yang penulis lakukan ini adalah memfokuskan pada prospek penerapan akad muzāra ah dan mukhābarah sebagai salah satu produk Bank Syariah. G. Sistematika Penulisan Penulis membagi penelitian ini dalam lima bab sebagai berikut : Bab I Pendahuluan merupakan bab yang akan menguraikan mengenai latar belakang masalah yang menguraikan alasan untuk memilih judul dan gambaran masalah yang diteliti. Permasalahan yang sudah tergambarkan dirumuskan dalam rumusan masalah, setelah itu disusun tujuan penelitian yang merupakan hasil yang diinginkan. Signifikasi penelitian merupakan kegunaan hasil penelitian. Definisi operasional untuk membatasi istilah-istilah dalam judul penelitian yang bermakna umum atau luas. Kajian

pustaka ditampilkan sebaga informasi adanya tulisan atau penelitian dari aspek lain. Sistematika penulisan yaitu susunan skripsi secara keseluruhan. Bab II merupakan landasan teoritis yang menjadi acuan untuk menganalisis data yang diperoleh dan berisikan tentang ketentuan umum muzāra ah dan mukhābarah dalam hukum Islam serta sejarah perkembangan bank syariah. Bab III Metode penelitian, yang terdiri atas jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data serta prosedur penelitian. Bab IV merupakan laporan hasil penelitian dan analisis data di mana proses mendiskripsikan dan menganalisis produk bank syariah selama ini dan prospek penerapan akad muzāra ah dan mukhābarah untuk meningkatkan ekonomi petani. Bab V berisi penutup meliputi simpulan dan saran.