BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeluknya. Namun, manusia dengan segala kelemahan yang ada padanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

Oleh: NINIK ASROFIN Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd. 2. Drs. Darsono, M.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu media untuk mendapatkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI KATA DAN ISTILAH. Daryuni

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan sangat cepat yang mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi perkembangan IPTEK tersebut pemerintah telah menetapkan suatu kebijaksanaan untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi setiap warganya. Pencapaian kualitas pendidikan merupakan langkah yang harus dilakukan dengan usaha peningkatan kemampuan profesional yang dimiliki oleh guru. Utamanya guru pendidikan agama Islam. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISKDIKNAS, 2003) pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, ilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut statemen diatas bahwa tujuan Pendidikan Nasional Indonesia yang merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh seluruh bangsa 1

2 Indonesia, dan merupakan kualifikasi terbentuknya setiap warga Negara yang dicita-citakan bersama. Pendidikan dari waktu ke waktu mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan keadaan. Berbagai komponen mempengaruhi perkembangan tersebut. Perkembangan yang terjadi tidak hanya menyangkut materi ajarnya saja, tetapi juga menyangkut pengajaran maupun pembelajaran. 1 Proses pengajaran ditentukan oleh pendidikan dalam menggunakan pendekatan yang sesuai materi dan minat peserta didik akan memberikan hasil belajar yang maksimal. Tak diragukan lagi bahwa pendidik yang baik terus mencari berbagai metode yang lebih efektif dalam mempersiapkan anak didik secara mental, moral, spiritual, dan sosial sehingga anak dapat menerima ilmu pengetahuan yang mudah dan dapat mencapai kematangan yang sempurna. 2 Pendidikan juga memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena itu, manusia merupakan kekuatan sentral dalam pembangunan, sehingga mutu dan sistem pendidikan akan dapat ditentukan keberhasilannya melalui pencapaian ketuntasan belajar siswa. Tantangan yang di hadapi dalam pendidikan, khususnya pendidikan agama islam sesuai dengan mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan agama islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama tetapi bagaimana 1 Erman, Pembaharuan Paradigma Pembelajaran Dalam Kurikulm Berbasis Kompetensi (KBK), Dinas P&K Kabupaten Pasuruan, Makalah tidak dipublikasikan 2 Abu Ahmadi & Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 1995), h. 36

3 membentuk kepribadian siswa agar memiliki imtaq yang kuat dan kehidupanya senantiasa bertakwa kepada Allah di manapun berada. 3 Pendidikan agama islam khususnya bidang studi Fiqih merupakan bidang studi yang wajib diberikan kepada peserta didik dan harus diajarkan di tiap jenjang sekolah. Hal ini mengandung pengertian bahwa pendidikan agama sangat penting bagi kehidupan manusia. Namun kenyataannya dalam pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah masih banyak ditemukan masalah seperti rendahnya hasil belajar siswa, hal ini menyebabkan tidak tercapainya ketuntasan hasil belajar siswa, sehingga suatu pembelajaran tidak terlaksana dengan efektif. 4 Rendahnya hasil belajar siswa bukan semata-mata karena materi yang dianggap sulit tetapi dapat juga disebabkan pada proses pembelajaran yang dilakukan. Padahal salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Gambaran permasalahan diatas menunjukkan pembelajaran agama islam khususnya bidang studi Fiqih perlu diperbaiki untuk mencapai ketuntasan hasil belajar siswa, sehingga pembelajaran dapat terlaksana secara efektif. Untuk itu diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut sehingga diharapkan dapat membantu dan mempermudah siswa dalam memahami materi. Salah satu strategi pembelajaran yang efektif dalam mencapai ketuntasan 3 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah Pusat Pengembangn Penataran Guru Terulis, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL). 4 Ida Sriyanti, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Konsep Interaktif, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, (Pelembamg: Universitas Sriwijaya, 2009), h. 6

4 belajar siswa adalah strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning, karena strategi pembelajaran ini merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang di kaitkan dengan kontek kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama sosial, ekonomi, maupun kultural. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dapat di aplikasikan dan di transfer dari satu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan yang lain. 5 Melalui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor. 6 Pembelajaran Contextual Teaching And Learning ini memusatkan diri pada pengembangan seluruh kompetensi siswa. Siswa dibantu agar kompetensinya muncul dan dikembangkan semaksimal mungkin. Dengan pembelajaran Contextual Teaching And Learning siswa akan dibawah memasuki kawasan pengetahuan maupun penerapan pengetahuan yang dihadapkan melalui pembelajaran. Dengan demikian, kompetensi siswa akan berkembang melalui proses belajar mengajar. Selama ini hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal fakta fakta. Walaupun banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka seringkali tidak memahami materi secara mendalam. 5 Nanang Hanafiah Dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), h. 67 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,(Bandung: Kencana, 2008), h. 255

5 "Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau dimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan, yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Mereka sangat butuh untuk memahami konsep konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerja. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul Efektifitas Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Dalam Mencapai Ketuntasan Belajar Pada Bidang Studi Fiqih Siswa Kelas VII MTs Salafiyah Syafi iyah Mojokerto B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Bagaimana implementasi strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning dalam pembelajaran bidang study Fiqih di MTs Salafiyah Syafi iyah Mojokerto? 2. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa pada bidang study Fiqih di MTs Salafiyah Syafi iyah Mojokerto? 3. Apakah strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning efektif dalam mencapai ketuntasan belajar siswa pada bidang studi Fiqih di MTs Salafiyah Syafi iyah Mojokerto?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:: 1. Untuk mendeskripsikan implementasi strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning dalam pembelajaran bidang study Fiqih di MTs Salafiyah Syafi iyah Mojokerto? 2. Untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa pada bidang study Fiqih di MTs Salafiyah Syafi iyah Mojokerto? 3. Untuk mendeskripsikan efektifitas strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning efektif dalam mencapai ketuntasan belajar pada bidang studi Fiqih di MTs Salafiyah Syafi iyah Mojokerto? D. Definisi Oprasional Untuk menghindari perbedaan penafsiran, maka perlu diberikan definisi oprasional. Definisi oprasional yang di maksud adalah sebagai berikut: 1. Implementasi dalam penelitian ini artinya melaksanakan langkah-langkah pembelajaran pada bidang study Fiqih melalui strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning pada materi sholat. 2. Contextual Teaching And Learning adalah konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia

7 nyata siswa serta membantu siswa mengaitkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan sehari-hari. 7 3. Ketuntasan hasil belajar adalah tingkat penguasaan dan pemahaman yang dicapai oleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Adapun kriteria ketuntasan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: a. Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM). Besarnya nilai KKM ditentukan oleh pihak sekolah MTs Salafiyah Syafi iyah Mojokerto yaitu sebesar 70. b. Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika kelas tersebut 85% siswanya telah tuntas belajar secara individu. 8 4. Efektifitas berasal dari kata efektif yang artinya tepat, tepat guna, mujarab, berhasil. 9 Dalam skripsi ini yang dimaksud keberhasilan atau efeknya strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Sedangkan menurut muhaimin bahwa efektifitas pembelajaran terdiri dari 7 indikator yaitu: (1) kecermatan penguasaan perilaku, (2) kecepatan untuk kerja, (3) sesuai dengan prosedur, (4) kuantitas unjuk kerja, (5) kualitas hasil akhir, (6) tingkat alih belajar, (7) tingkat retensi. 10 7 Umaedi pendekatan kontekstual(ctl), Direktorat SMP, Disdakmen, Depdiknas, 2002 8 Kurikulum 1994 suplement 1999 dan Kurikulum 2004 9 Pius A partanto, Kamus Ilmiah Popular, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 128 10 Erman, at.al, Pembaharuan Paradigma Pembelajaran., h. 224

8 5. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran pokok dari sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh oleh siswa. Namun dalam skripsi ini penulis hanya meneliti mata pelajaran Fiqih materi shalat. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pengembangan strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning yang dapat mencapai ketuntasan hasil belajar siswa. b. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran bidang studi Fiqih pada marteri shalat. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya bidang studi Fiqih, strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning adalah salah satu alternatif memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan bidang study Fiqih. Sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna serta dapat mencapai dan meningkatkan hasil belajar siswa.

9 b. Bagi Sekolah Dengan penelitian ini, diharapkan bahwa implementasi strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning dapat meningkatkan kualitas sekolah dalam proses pembelajaran dan akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa di sekolah tersebut. c. Bagi Siswa Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat membantu mencapai dan meningkatkan hasil belajar siswa. F. Variabel Penelitian 1. Variabel Sutrisno hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. 11 Secara garis besar variabel terbagi menjadi dua yaitu variabel bebas (Independent Variable) yang dilambangkan dengan X dan variabel terikat (Dependent Variable) yang dilambangkan dengan Y. a. Independent Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent X adalah Strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning. 11 Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: rineka cipta 1996), h. 116

10 b. Dependent Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah pencapaian ketuntasan belajar pada bidang studi fiqih. Penulis prioritaskan pada kelas VII-A MTs Salafiah syafi iyah Mojokerto. 2. Definisi Variabel X Definisi oprasional pada variabel X adalah strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning di definisikan sebagai berikut: Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai keluarga dan masyarakat, sehingga hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dengan melibatakan 7 komponen utama pembelajaran CTL yaitu: kontrukstivisme (Contructivism), bertanya, (Questioning), menemukan, (Inquiry), masyarakat belajar, (Learning Community), pemodelan, (Modeling) refleksi, (Reflection) dan penilaian sebenarnya, (Autenthic Assesment). 12 Pada penelitian ini pembelajaran CTL yang dimaksud adalah siswa di ajak untuk mengaitkan materi-materi yang di ajarkan dengan kehidupan sehari-hari mereka, sehingga terjadi 12 Depdiknas, Pendekatan Kontekstual, h. 5

11 internalisasi pengetahuan agama siswa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebuah pemahaman tentang pengetahuan agama. Proses belajar siswa dilakukan secara aktif oleh siswa sendiri untuk menemukan dan mengkonstruksi pengetahuan mereka yang melibatkan 7 komponen utama pembelajaran CTL. Peran guru disini hanya sebagai fasilitator dan manager di kelas. 3. Definisi Variabel Y Definisi oprasional pada variabel Y adalah efektifitas strategi pembelajaran CTL dalam pencapaian ketuntasan belajar siswa pada bidang studi Fiqih kelas VII MTs. a. Ketuntasan hasil belajar adalah tingkat penguasaan dan pemahaman yang dicapai oleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. b. Efektifitas adalah keberhasilan atau efeknya strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning terhadap pencapaian hasil belajar siswa. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode kuantitatif. Menggunakan penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini menggambarkan suatu keadaan dalam

12 penerapan dan hasil pembelajaran. Dan menggunakan metode kuantitatif karena data yang terkumpul akan dianalisis dengan cara menghitung nilai rata-rata kemudian dikonversikan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan. 2. Subyek Penelitian a. Populasi Populasi pada dasarnya adalah suatu elemen atau individu yang ada dalam wilayah penelitian atau keseluruhan subyek penelitian. 13 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa: Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian apabila seseorang ingin meneliti semua subyek, maka penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. Maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Salafiyah Syafi iyah Mojokerto. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut pendapat lain adalah seluruh penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. 14 13 Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: rineka cipta 1996), h. 246 14 Ibid, h. 220

13 Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara berdiskusi dengan Kepala MTs Salafiyah Syafi iyah Mojokerto dan guru bidang studi Fiqih kelas VII, maka ditetapkan kelas VII-A sebagai sampel dalam penelitian ini, karena di kelas VII-A siswanya memiliki kemampuan yang heterogen yaitu tinggi, sedang, dan rendah. 3. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada rancangan penelitian yang menggunakan One-Shoot Case Study, yaitu penelitian dengan menggunakan satu kelas dengan memberi perlakuan (treatment) tertentu pada subjek penelitian. Dan diikuti dengan pengukuran terhadap akibat dari perlakuan tersebut. 15 4. Prosedur Penelitian Penelitian ini memiliki prosedur penelitian tertentu. Adapun Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Persiapan penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan persiapan sebagai berikut: 1) Menentukan sekolah untuk penelitian. 2) Melakukan kesepakatan dengan guru Bidang Studi Fiqih tentang materi yang akan diteliti dan lamanya waktu penelitian. 15 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 110

14 3) Menyusun dan menyiapkan perangkat pembelajaran. 4) Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian. b. Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1) Mengimplementasikan strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning dan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran tersebut. 2) Memberikan tes untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. 3) Menganalisis hasil belajar siswa untuk mengetahui efektifitasnya strategi Contextual Teaching And Learning dalam pencapaian ketuntasan belajar siswa. 5. Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang digunakan penelitian ini, terdiri dari: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, serta kunci jawaban lembar kerja siswa. 6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari: a. Lembar observasi (pengamatan) terhadap implementasi strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning.

15 b. Lembar tes hasil belajar c. Lembar angket efektifitas strategi Contextual Teaching And Learning dalam pencapaian ketuntasan belajar siswa. 7. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode: a. Metode Observasi Metode observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru selama penerapan pembelajaran Contextual Teaching And Learning. Dalam melaksanakan observasi peneliti berpegangan pada lembar pengamatan.. b. Metode Tes Metode tes dalam penelitian ini adalah digunakan untuk memperoleh data ketuntasan belajar siswa, dimana data ini diambil dari tes hasil belajar siswa. Tes hasil belajar siswa diberikan pada akhir proses pembelajaran. Setelah itu data akan dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. c. Metode Angket Metode Angket adalah cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh siswa sebagai alat mengumpulkan informasi. Metode angket dalam penelitian ini adalah digunakan untuk memperoleh data efektifitas strategi Contextual Teaching And Learning dalam

16 pencapaian ketuntasan belajar siswa, dimana data ini diambil dari pendapat siswa setelah pembelajaran selesai pada akhir pertemuan. 8. Teknik Analisis Data Setelah proses pengumpulan data, tahap selanjutnya adalah menganalisis data yang terkumpul dari hasil penelitian, yaitu: a. Analisis data hasil implementasi strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning pada bidang study Fiqih. b. Analisis data ketuntasan hasil belajar siswa. c. Analisis data efektifitas strategi pembelajaran Contextual Teaching And Learning dalam pencapaian ketuntasan belajar siswa. H. Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai isi penelitian ini, maka pembahasan dibagi menjadi enam bab. Uraian masing-masing bab disusun sebagai berikut: Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang berfungsi sebagai pengantar informasi penelitian yang tediri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi opersional, manfaat penelitian, variable penelitian, metode penelitian, sistematika pembahasan, dan batas penelitian.

17 Bab kedua, berisikan tentang kajian pustaka yang terdiri dari: Pembahasan strategi CTL (Contextual Teaching and Learning) dan ruang lingkupnya yang terdiri dari: pengertian CTL, hakikat strategi pembelajaran CTL, teori yang melandasi pembelajaran CTL, karakteristik pembelajaran CTL, prinsip-prinsip pembelajaran CTL, perbedaan pembelajaran CTL dengan pembelajaran konvensional, komponen-komponen pokok dalam strategi pembelajaran CTL, dan implementasi strategi pembelajaran CTL. Pembahasan tentang belajar tuntas, antara lain: pengertian belajar tuntas, dasar-dasar belajar tuntas, dan ketuntasan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal. Pembahasan tentang efektifitas pembelajaran yang meliputi: pengertian efektifitas, pengertian pembelajaran, dan efektifitas strategi pembelajaran CTL dalam mencapai ketuntasan belajar. Bab ketiga, berisikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari: jenis penelitian, subyek penelitian yaitu populasi dan sampel, rancangan penelitian, prosedur penelitian, perangkat pembelajaran, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data. Bab keempat, merupakan pembahasan tentang laporan hasil penelitian yang terdiri dari: implementasi strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning, pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan strategi Contextual Teaching and Learning, dan angket efektifitas terhadap strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

18 Bab Kelima, merupakan bab penutup pembahasan dan penelitian dalam penulisan skripsi ini yang berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian ini secara keseluruhan, dan kemudian dilanjutkan dengan memberi saran-saran sebagai perbaikan dari segala kekurangan, dan disertai dengan lampiran-lampiran. I. Batasan Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti mengadakan pembatasan masalah diantaranya: a. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu kelas, yaitu di kelas VII-A MTs Salafiyah Syafi iyah Mojoerto. b. Tidak semua materi Fiqih diteliti, tetapi terbatas pada sub pokok bahasan shalat.