BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak memberikan kontribusi sebesar 80% (delapan puluh persen) dari seluruh penerimaan negara (Fika, 2009). Sistem pemungutan pajak yang digunakan di Indonesia adalah self assisment system, dimana wajib pajak diberi wewenang untuk menghitung, membayar dan melaporkan pajak yang terutang atau yang harus dibayar (Setyawan, 2009:9). Sistem ini memungkinkan wajib pajak melakukan upaya-upaya untuk memperkecil jumlah pajak terutangnya. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun melanggar peraturan (unlawful) (Kusumaningrum, 2010).Wajib pajak dapat melakukan efisiensi pajak tanpa harus melanggar peraturan perpajakan, salah satunya dapat dilakukan dengan perencanaan pajak (tax planning). Secara umum perencanaan merupakan langkah awal dalam menentukan tujuan perusahaan dan membuat strategi, serta cara pelaksanaan yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang diinginkan suatu perusahaan (Librata, 2009). Dengan demikian perencanaan pajak (tax planning) merupakan suatu langkah awal dalam memanajemen pajak. Suatu sistem manajemen pajak yang efektif adalah hal yang penting bagi suatu perusahaan. Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan yang benar tetapi jumlah pajak yang 1
dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk laba dan likuiditas yang diharapkan, Lumbatorium (Ratna, 2007). Perencanaan pajak (tax planning) dapat diartikan sebagai proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah yang minimal tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan (Suandy, 2011:1). Melalui perencanaan pajak (tax planning), wajib pajak dapat mengefisiensi beban pajak atau pajak terutang dan dilain pihak dapat membantu wajib pajak dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan dan investasi dimasa yang akan datang, tanpa harus melanggar peraturan perpajakan. Sesuai dengan hasil riset Ratna (2007), setiap perusahaan dapat mengadakan suatu perencanaan pajak (tax planning) dengan mengacu pada manfaat keterbukaan dalam tata cara dan perundang-undangan perpajakan yang berlaku saat ini. Perencanaan pajak (tax planning) bagi suatu perusahaan dimaksudkan untuk mengefisiensikan pajak yang akan diserahkan kepada pemerintah melalui penghindaran pajak (tax avoidance) dan bukan penggelapan pajak (tax evasion). Penghindaran pajak merupakan suatu tindakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan tetap berlandaskan pada peraturan perpajakan yang berlaku (lawful), sedangkan penggelapan pajak merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan melanggar peraturan perpajakan yang berlaku (unlawful), seperti menyembunyikan data atau memberikan laporan keuangan palsu. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar 2
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Besarnya pajak penghasilan adalah sama dengan penghasilan kena pajak dikalikan tarif pajak. Aspek penghasilan kena pajak merupakan variabel yang dapat dipengaruhi jumlahnya sehingga dapat diupayakan jumlah pajak yang terutang lebih kecil dari yang seharusnya (Ratna, 2007). Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Biaya (cost) adalah semua pengurang terhadap penghasilan (Suandy, 2011:82). Untuk tujuan perpajakan, yaitu atas dasar perhitungan penerimaan dan pengaruh sosial ekonomi, tidak seluruh biaya dapat dikurangkan terhadap penghasilan sehingga apabila dibandingkan komponen biaya menurut akuntansi komersial dapat dikoreksi biaya mana yang mempengaruhi penghasilan (Waluyo, 2010:243). Penelitian ini tidak hanya difokuskan untuk meminimalkan pajak penghasilan yang dibayarkan oleh perusahaan, namun juga kesesuaian laporan keuangan dengan undang-undang perpajakan yang berlaku. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian pada perusahaan PT. Surya Beton Indonesia, industri yang bergerak dalam bidang ready mix. Alasan peneliti menganalisis perencanaan pajak (tax planning) pada perusahaan tersebut dikarenakan pembayaran pajak penghasilan yang dilakukan oleh perusahaan belum efisien. Dikatakan belum efisien karena biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan masih ada yang dianggap bukan sebagai biaya oleh fiskus atau secara 3
fiskal sehingga harus dikoreksi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti memilih judul Analisis Penghematan Pajak Penghasilan Melalui Tax Planning Pada PT. Surya Beton Indonesia. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti menyimpulkan rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pajak (tax planning) yang seharusnya dilakukan sebagai upaya penghematan pajak penghasilan pada PT. Surya Beton Indonesia? 2. Berapakah besarnya pajak penghasilan yang dapat dihemat setelah dilakukan perencanaan pajak (tax planning)? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Melakukan perencanaan pajak (tax planning) pada PT. Surya Beton Indonesia sebagai upaya penghematan pajak penghasilan. 2. Menghitung besarnya pajak penghasilan yang dapat dihemat setelah dilakukan perencanaan pajak (tax planning). D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan sehubungan dengan 4
masalah perpajakan yang dihadapi perusahaan, sehingga perusahaan dapat mencapai efisiensi dalam pembayaran pajak pada tahun-tahun berikutnya. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna bagi penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan untuk memperkuat asumsi dan argumen bahwa perencanaan pajak (tax planning) turut berperan aktif memberikan kontribusi didalam pengembangan undangundang perpajakan. 5