Optimalisasi Kerja Tabung Induksi Menggunakan Mekanisme Katup pada Mesin Dua Langkah Jenis Yamaha Force 1 ZR

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. (induction chamber) yang salah satunya dikenal sebagai tabung YEIS. Yamaha pada produknya RX King yang memiliki siklus pembakaran 2

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Pengaruh Penggunaan Tabung Induksi Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Sepeda Motor Bensin 4 Langkah

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

III. METODE PENELITIAN

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


INOVASI PENINGKATAN EFISIENSI KONSUMSI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN DENGAN PENAMBAHAN TABUNG INDUKSI (Studi Kasus Sepeda Motor Matic 113cc)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II LANDASAN TEORI

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC

Sistem Putaran Stasioner (Idle Speed)

BAB II LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

Sistem Bahan Bakar. Sistem Bahan Bakar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF ALAMI PADA BENSIN TERHADAP PRESTASI SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ANALISA VARIASI BENTUK JET NEEDLE KARBURATOR PADA MOTOR4 TAK 125 CC BERBAHAN BAKAR E 100 DENGAN SISTEM REMAPPING PENGAPIAN CDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB II LANDASAN TEORI

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

PENGARUH VOLUME RUANG BAKAR SEPEDA MOTOR TERHADAP PRESTASI MESIN SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH

BAB II LANDASAN TEORI

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

ABSTRAK Oleh: Aji Pranoto 1. Yogyakarta

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi


BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pengaruh main jet... 65

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Variasi Main Jet Karburator Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Bensin Pada Mesin Grand 4 Tak 100CC

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

Wardoyo. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

Transkripsi:

162 JURNAL SEMESTA TEKNIKA Vol. 11 No. 2 (November 2008): 162-170 Optimalisasi Kerja Tabung Induksi Menggunakan Mekanisme Katup pada Mesin Dua Langkah Jenis Yamaha Force 1 ZR (Optimization of Induction Tube Performance Using Valve Mechanism on Two Strokes Machine of Yamaha Force 1 ZR) MASY ARI ABSTRACT Rapid development of the automotive world, especially in the two-wheel motor vehicles, must also be compensated with fuel efficiency. Many ways has been used to save fuel for vehicles, particularly for two strokes (2t) gasoline motor, that uses YEIS (Yamaha Energy Induction System) technology, or known as tube Induction. This technology in general is used in Yamaha motorcycle engine with cylinder volume ranging from 155 cc, 135 cc, 150 cc to 250 cc. However the application of YEIS tube is not optimal. The goal of this research is to optimize the performance of the system by creating a system with valve mechanism to regulate incoming and outgoing flow of the mixture of fuel-air into the YEIS system. Induction tube acts as a buffer for fuel-air mixture preventing the mixture from returning to the carburetor during process strokes and then dispose of the rinse proceed with steps, so that the remaining fuel is not futile. The research was started with constructing induction tube, valves and valve housing, assembling and testing. The results of this research indicates that two-wheeled vehicles using an induction tube efficiency has better fuel efficiency than two-wheeled vehicle without induction tube and two-wheeled vehicle equipped with induction tube without the valve mechanism. The result also indicates that the acceleration of the vehicle is not reduced. Keywords: motor gasoline two-strokes, YEIS, induction tubes, valve mechanism PENDAHULUAN Motor bakar yang menggunakan bahan bakar sebagai fluida kerja yang menghasilkan energi termal diubah menjadi energi mekanik umumnya mengunakan dua jenis bahan bakar yaitu motor bakar bensin dan motor bakar diesel. Untuk motor bakar yang menggunakan bahan bakar bensin proses pencampuran udara dan bahan bakar di lakukan dalam karburator dan pada motor diesel pencampuran bahan bakar solar dan udara di dalam ruang bakar. Sebelum bahan bakar masuk ke dalam ruang bakar pada motor bensin bahan bakar dan udara dicampur dalam karburator. Sistem karburator pada motor bensin digunakan sebagai alat karburasi sederhana (konvensional) yang memanfaatkan perbedaan tekanan atmosfir di ruang venturi. Sedotan udara terjadi ketika piston bergerak pada waktu langkah isap dari TMA ke TMB. Ketika skep karburator terangkat akibat putaran gas yang diputar, udara dari luar masuk lewat venturi karburator, seperti yang tampak pada Gambar 1 berikut ini. Bahan bakar dari tangki penyimpanan turun melalui slang masuk ke dalam karburtor, skema aliran bahan bakar dapat dilihat pada Gambar 2. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah kinerja aliran bahan bakar pada sistem tabung Induksi tanpa menggunakan mekanisme katup, prinsip kerja sistem tabung Induksi yang menggunakan mekanisme katup dan bagaimana efek dari kerja dari sistem tabung Induksi menggunakan mekanisme katup.

Masy ari/ Semesta Teknika Vol. 11 No. 2 (2008): 162-170 163 optimal, maka untuk lebih mengoptimalkan kerja dari sistem tersebut dibuatkan suatu sistem menggunakan mekanisme katup (valve), yang berfungsi untuk mengatur aliran masuk dan keluar campuran bahan bakar (bensin)- udara ke dalam sistem tabung Induksi. 1. Pipa saluran bensin 2. Pilot jet 3. Main jet 4. Pelampung bahan bakar 5. Tangki bahan bakar bensin 6. Jarum skep 7. Venturi 8. Skep karburator 9. Aliran udara masuk 10. Campuran bahan bakar dan udara GAMBAR 1. Karburator SUMBER: Aong (2002a) GAMBAR 2. Skema aliran bahan bakar pada motor bensin SUMBER: Aong (2002b) KERJA TABUNG INDUKSI MENGGUNAKAN MEKANISME KATUP Mekanisme kerja tabung YEIS yang digunakan pada motor bensin dua langkah sangat membantu dalam memaksimalkan aliran kerja bahan bakar yang menuju saluran hisap pada motor dua langkah. Namun dalam penerapannya kerja tabung YEIS masih belum Mekanisme katup yang dipasang pada tabung Induksi berfungsi untuk mengatur aliran masuk dan keluar campuran bahan bakar-udara ke dalam tabung Induksi, sehingga aliran yang masuk dan keluar dapat berjalan dengan optimal. Campuran bahan bakar-udara terhisap masuk ke dalam saluran hisap karena kompresi dari piston mengakibatkan kevakuman pada ruang poros engkol sehingga tekanan di ruang poros engkol lebih rendah dari tekanan yang berada di luar poros engkol. Hisapan saat kompresi, membuka katup buluh dan udara di luar karburator terhisap masuk kedalam lubang venturi karburator, adanya perubahan tekanan di dalam venturi semakin mempercepat aliran udara yang masuk ke dalam karburator dan bahan bakar di dalam bak karburator ikut terhisap ke ruang venturi yang disebabkan tekanan pada lubang venturi lebih rendah. Campuran udara dan bahan bakar yang tercampur di dalam venturi tadi melewati saluran isap masuk ke dalam ruang poros engkol. Adanya tekanan balik bahan bahan bakar-udara dikarenakan waktu terbukanya katup buluh sangat singkat sehingga aliran bahan bakar yang tadinya terhisap ke dalam ruang poros engkol akan kembali ke saluran hisap. Sementara itu, pada sistem YEIS tanpa menggunakan mekanisme katup terjadi tabrakan antara campuran bahan bakar udara dari tekanan balik dari ruang poros engkol dan campuran bahan bakar dari tabung Induksi, seperti ditunjukan pada Gambar 3. Oleh karena itu perlu ada pengaturan masuk dan keluarnya aliran campuran bahan bakarudara pada tabung Induksi, yaitu dengan membuat suatu mekanisme katup pada tabung Induksi. Mekanisme katup inilah yang akan mengatur aliran masuk dan keluarnya campuran bahan bakar-udara ke dalam tabung Induksi. Pada sistem tabung Induksi yang menggunakan mekanisme katup, campuran bahan bakar-udara yang kembali ke saluran hisap akibat tekanan balik yang terjadi karena waktu terbukanya katup buluh sangat singkat. Campuran bahan bakar-udara tersebut, kemudian mendorong

164 Masy ari/ Semesta Teknika Vol. 11 No. 2 (2008): 162-170 katup masuk pada tabung Induksi, sehingga saluran masuk tabung Induksi terbuka dan campuran bahan bakar-udara masuk ke dalam tabung tersebut, seperti ditunjukkan pada Gambar 4. 1. Tabung Induksi 2. Saluran hisap 3. Arah udara masuk dari Venturi 4. Bahan bakar 5. Karburator 6. Katup buluh 7. Arah aliran bahan bakar-udara yang masuk kesaluran bilas akibat tekanan piston yang bergerak dari TMA ke TMB 8. Saluran buang 9. Campuran bahan bakar -udara 10. Tabrakan aliran campuran bahan bakar-udara yang masuk ke tabung dan campuran bahan bakar-udara keluaran tabung Induksi 1. Tabung YEIS 2. Saluran hisap udara masuk ke saluran bilas 3. Aliran udara masuk 4. Tekanan balik yang terjadi 5. Katup buluh 6. Aliran campuran bahan bakar 7. Mekanisme katup pada tabung induksi 8. Saluran buang GAMBAR 4. Aliran campuran bensin-udara yang masuk ke Tabung Induksi SUMBER: Cindian Campanies GAMBAR 3. Sistem aliran bahan bakar yang terjadi pada YEIS SUMBER: Cindian Campanies Pada saat mesin membutuhkan bahan bakar yang banyak, hisapan dari ruang poros engkol membuka katup keluaran dari sistem tabung Induksi, sehingga campuran bahan bakar-udara yang ditampung dalam tabung Induksi ikut terhisap masuk ke dalam ruang poros engkol, seperti ditunjukan pada Gambar 5. 1. Tabung Induksi 2. Saluran hisap 3. Udara 4. Campuran bahan bakar bakar-udara dari tabung Induksi 5. Katup buluh terbuka 6. Saluran bilas 7. Saluran buang GAMBAR 5. Aliran campuran bahan bakar-udara dari tabung Induksi membantu menyuplai ke dalam ruang poros engkol SUMBER: Cindian Campanies

Masy ari/ Semesta Teknika Vol. 11 No. 2 (2008): 162-170 165 PERHITUNGAN TABUNG INDUKSI Di dalam sistem ini ada dua katup sebagai pengarah, yang akan bekerja secara bergantian. Katup pertama atau katup masuk (A) sabagai katup pembuka saluran yang masuk ke dalam tabung, mengakibatkan tekanan campuran bahan bakar-udara yang kembali dari saluran hisap membuka katup masuk (A). Pada saat katup buluh terbuka, akan ada hisapan dari ruang poros engkol, menyebabkan katup ke luar (B) terbuka, sehingga campuran bahan bakarudara dalam tabung Induksi terhisap ke ruang poros engkol, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6. Dari perhitungan program Bimotion, TSR dan Mota (MacDizzy, 1989) diperoleh persamaan perhitungan untuk menentukan volume tabung Induksi sebagaimana ditunjukkan dalam Persamaan 1. Adapun keterangan gambar untuk perhitungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 7. 1. Membran katup masuk (A) 2. Membran katup keluar (B) 3. Saluran masuk 4. Saluran keluar 5. Saluran masuk ke tabung Induksi 6. Saluran keluar ke saluran hisap 7. Lubang laut GAMBAR 6. Mekanisme hasil rancangan katup pada sistem tabung Induksi GAMBAR 7. Cara menentukan parameter untuk menghitung volume tabung Induksi

166 Masy ari/ Semesta Teknika Vol. 11 No. 2 (2008): 162-170 V = dengan, V = volume tabung induksi (cm 3 ) (1) n = putaran yang diinginkan, yaitu batas pengisisan bahan bakar terhadap tabung Induksi (rpm) = diameter karburator yang digunakan (mm) = panjang langkah piston (stroke) dari TMA ke TMB dibagi 2 (mm) Jika diketahui putaran yang diinginkan 7000 rpm, diameter karburator 22 mm dan stroke 43 mm, maka untuk mengetahui berapa volume tabung induksi untuk menampung campuran bahan bakar-udara, dapat dilakukan langkah perhitungan sebagai berikut : n = 7000 rpm = 22 mm = 43 mm / 2 = 21,5 mm Volume tabung induksi diperoleh menggunakan Persamaan 1: V = 7000 22 +, = 170 cm 3 Dari hasil perhitungan yang didapat volume tabung 170 cc dengan batas pengisian pada putaran di atas 7000 rpm. Dari referensi yang diperoleh (Bily, 2001), putaran mesin maksimal bisa diatas 10.000 rpm, berarti dari hasil perhitungan menyatakan dengan batas putaran tersebut tabung Induksi dengan volume 170 cc dapat membantu penyuplaian campuran bahan bakar-udara ke dalam ruang bakar. 1. Tahapan penelitian METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan penelitian yang dijalankan dalam studi ini diberikan secara ringkas dalam Gambar 8. 2. Data teknis Yamaha Force 1 ZR Berikut data teknis dari kendaraan yang digunakan dalam pengujian yaitu sebagai berikut (Yamaha, 2007): Mesin : 2 langkah dengan satu silinder Transmisi : 4 percepatan Kopling : manual Panjang langkah : 43 mm Diameter piston : 52 mm Jarak saluran buang : 27 mm Jarak saluran bilas : 40 mm Karburator : Mikuni diameter 22 mm Pilot jet : 17,5 Main jet : 130 Tinggi pelampung : 27 mm Pengapian : AC Coil : standar pabrik Busi : NGK BP 8 HVX Ukuran pelek : 17 inch x 1.40 Ukuran ban : ban depan IRC 80/90, ban belakang Swallow Tunder 80/90 Jarak sumbu roda : 120 cm Spoket : 14 40 Panjang rantai : 84 cm 3. Cara pengujian Untuk mengetahui keberhasilan dari penggunaan mekanisme katup pada tabung Induksi perlu diadakan pengujian terhadap Yamaha F 1 ZR yang telah dipasang sistem ini sebelum dan sesudah sistem ini dipasang, yaitu: 1. Pengujian efisiensi bahan bakar 2. Pengujian akselerasi 3. Pengujian kecepatan maksimum 4. Pengujian efisiensi bahan bakar Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tabung Indusi dengan mekanisme katup yang bekerja terhadap efisiensi bahan bakar. Adapun cara untuk melakukan pengujian adalah dengan memperhatikan berapa lama jarak dan waktu mesin mengkonsumsi tiap 100 ml bahan bakar pada putaran 1000 rpm dengan beban pengendara 61 kg.

Masy ari/ Semesta Teknika Vol. 11 No. 2 (2008): 162-170 167 MULAI PENYEDIAAN ALAT DAN BAHAN PEMBUATAN TABUNG INDUKSI PEMBUATAN RUMAH KATUP PEMBUATAN KATUP PERAKITAN PENGUJIAN (Efisiensi Bahan Bakar, Akselerasi, Kec. Maksimum) V (Persamaan 1) SELESAI GAMBAR 1. Tahapan penelitian 5. Pengujian akselerasi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ini dapat meninggkatkan akselerasi kendaraan atau tidak. Cara untuk melakukan pengujian ini dengan melihat berapa lama waktu yang diperlukan kendaraan menempuh jarak 500 meter. Setiap pengujian dilakukan data sebanyak tiga kali untuk mencari rata-rata waktu yang diperlukan.

168 Masy ari/ Semesta Teknika Vol. 11 No. 2 (2008): 162-170 6. Pengujian kecepatan maksimum Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kecepatan atau tidak dari penggunaan tabung Induksi menggunakan mekanisme katup pada mesin kendaraan sepeda motor Yamaha F 1 ZR. Cara pengujian dengan memacu kendaraan sampai putaran tinggi pada perseneling 4 dengan jarah tempuh 1 kilometer, yang dilakukan sebanyak tiga kali pengujian. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil pengujian efisiensi bahan bakar Pengujian efisiensi bahan bakar ditunjukan pada Tabel 1 yang dilaksanakan pada: Tanggal pengujian : 19 Juli 2007 Waktu : 15.00 17.00 WIB Tempat : Jalan Ahmad Yani II Pontianak 2. Hasil pengujian akselerasi Dari hasil pengujian didapatkan hasil sebagaimana diberikan dalam Tabel 2. Pengujian akselerasi dilaksanakan pada: Tanggal pengujian : 20 Juli 2007 Waktu : 20.05 22.00 WIB Tempat : Jalan Ahmad Yani II Pontianak 3. Hasil pengujian kecepatan maksimum Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian kecepatan maksimum yang telah dilakukan pada: Tanggal pengujian : 21 Juli 2007 Waktu : 15.12 17.05 WIB Tempat : Jalan Ahmad Yani II Pontianak TABEL 1. Hasil pengujian efisiensi bahan bakar No Kondisi 1 Motor tanpa YEIS 2 Motor menggunakan YEIS tanpa mekanisme katup 3 Motor menggunakan YEIS dengan mekanisme katup Kecepatan (km/jam) 46 46 46 Jarak (km) 1. 4,20 2. 4,19 3. 4,21 1. 4,29 2. 4,30 3. 4,29 1. 5 2. 5,10 3. 5 Ratarata (km) 4,2 4,29 5,03 Waktu (menit) 5,75 5,71 5,75 5,76 5,8 5,76 6 6,98 6 Rata-rata (menit) 5,73 5,77 6,32 TABEL 2. Hasil pengujian efisiensi bahan bakar No Kondisi 1 Motor tanpa tabung Induksi Jarak (meter) 500 2 Motor menggunakan tabung Induksi tanpa mekanisme katup 500 3 Motor menggunakan tabung Induksi dengan mekanisme katup 500 Waktu (detik) 1. 20,93 2. 20,91 3. 20,90 1. 19,68 2. 19,93 3. 19,67 1. 17,45 2. 17,44 3. 17,40 Rata-rata 20,91 detik 19,76 detik 17,43 detik

Masy ari/ Semesta Teknika Vol. 11 No. 2 (2008): 162-170 169 TABEL 3. Data pengujian kecepatan maksimum No Keterangan 1 Motor tanpa tabung Induksi 2 Motor menggunakan tabung Induksi tanpa mekanisme katup Kecepatan (km/jam) 1. 100 2. 110 3. 105 1. 110 2. 114 3. 114 Rata-rata (km/jam) Jarak (km) 105 1 112 1 Waktu (detik) 36 32,72 34,28 32,72 31,57 31,52 Rata-rata (detik) 34,33 31,93 3 Motor menggunakan tabung Induksi dengan mekanisme katup 1. 117 2. 117 3. 118 117 1 30,76 30,75 30,50 30,67 4. Pengujian efisiensi bahan bakar Pengujian efisiesi bahan bakar dilakukan di jalan Ahmad Yani II Pontianak. Dari pengujian itu teryata konsumsi bahan bakar setelah pemasangan tabung Induksi dengan mekanisme katup pada kendaraan lebih irit dari pada penggunaan tabung Induksi tanpa mekanisme katup, yaitu sebesar 9,53 %. Dari hasil percobaan membuktikan bahwa tabung Induksi dengan mekanisme katup lebih efisiensi dalam komsunsi bahan bakar walaupun hasilnya tidak terlalu besar. Dari hasil pehitungan volume tabung menyatakan bahwa tabung Induksi dengan volume 170 cc baru bekerja membantu menyuplai bahan bakar pada putaran diatas 7000 rpm, ternyata dengan penggunaan mekanisme katup yang dipasang pada tabung Induksi sudah dapat bekerja pada putaran 1000 rpm. Dengan adanya mekanisme katup yang bekerja mengatur aliran bahan bakar pada tabung Induksi tersebut menyebabkan aliran campuran bahan bakar-udara yang ditampung lebih terkonsentrasi untuk membantu proses pembakaran, serta meminimalkan terjadinya tabrakan pada aliran campuran bahan bakarudara pada saluran hisap, sehingga hasil dari pembakaran lebih sempurna dan tenaga yang dihasilkan lebih maksimal. 5. Pengujian akselerasi Pengujian akselerasi juga dilakukan di jalan Ahmad Yani II Pontianak. Kendaraan dipacu secepat mungkin dimulai garis start dan finish yang berjarak 500 meter, dan pengambilan data waktu sebanyak tiga kali untuk tiap-tiap percobaan yang dilakukan. Dari rata-rata kecepatan hasil pengujian, sebelum pemasangan tabung Induksi pada kendaraan memakan waktu selama 20,91 detik sedangkan setelah pemasangan tabung Induksi selama 19,76 detik dan setelah dipasang mekanisme katup pada tabung Induksi selama 17,43 detik. Hal ini menunjukan telah terjadi peningkatan akselerasi dengan selisih sekitar 2,33 detik dari hasil menggunakan mekanisme katup. Dengan adanya mekanisme katup pada tabung Induksi campuran bahan bakar-udara yang ditampung dalam tabung Induksi selalu siap menyuplai campuran bahan bakar-udara yang telah ditampung dalam tabung Induksi, dan hal ini tidak terpengaruh oleh banyaknya campuran bahan bakar-udara dalam tabung. Oleh itu, pada saat mesin lebih dominan untuk membutuhkan campuran bahan bakar-udara yang banyak maka dari tabung akan membantu dalam penyuplaian tersebut, dan hasilnya bahan bakar yang masuk ke dalam ruang poros engkol lebih banyak dan lebih terkonsentrasi. Sehingga hasil dari pembakaran dan tenaga yang dihasilkan lebih maksimal, dan hal ini membuktikan bahwa mekanisme katup yang dipasang pada tabung Induksi dapat meningkatkan akselerasi kendaraan. 6. Pengujian kecepatan maksimum Pengujian kecepatan maksimum dilakukan di jalan Ahmad Yani II Pontianak. Percobaan ini dilakukan dengan memacu kendaraan semaksimal mungkin pada lintasan sejauh 1 km dan dicatat waktunya, percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk masingmasing pecobaan. Dari hasil pengujian diperoleh waktu rata-rata yaitu untuk mesin tanpa tabung Induksi

170 Masy ari/ Semesta Teknika Vol. 11 No. 2 (2008): 162-170 sebesar 31,93 detik dengan kecepatan 104 km/jam, untuk mesin yang menggunakan tabung Induksi sebesar 31,13 detik dengan kecepatan 112 km/jam dan untuk mesin yang menggunakan tabung Induksi dengan mekanisme katup sebesar 30,67 detik dengan kecepatan 117 km/jam. Hasil pengujian akselerasi tersebut didapatkan aselerasi yang cepat sehingga akan membantu dalam mencapai kecepatan maksismum. Dari hasil data yang didapat diketahuai bahwa pengguanan mekanisme katup pada tabung Induksi dapat menambah kecepatan maksimum kendaraan, walaupun hasil peningkatan tersebut tidak terlalu besar dibandingkan tanpa pengunaan tabung Induksi dan tanpa mekanisme katup. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Aong (2002a). Mematok Tinggi Lubang Buang, Motor Plus No.192/IV. Jakarta: PT. Penerbit Media Motorindo. Aong (2002b). Karburator, Motor Plus N0.176/IV. Jakarta: PT. Penerbit Media Motorindo. MacDizzy (1989). Blaster engine rebuild, twostroke software review. Retrieved from http://www.macdizzy.com/1989hopup.h tm. Cindian Campanies (diakses 19 Juli 2007). Retrieved from http://www.cindian campanies.com/images/resonator.htm. Yamaha (2007). Retrieved from http://www.yamaha-motor.co.id. Berdasar uraian pada pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan akhir sebagai berikut : 1. Hasil efisiesi bahan bakar setelah pemasangan tabung Induksi dengan mekanisme katup yaitu sebesar 9,53 %. 2. Hasil pengujian akselerasi dengan menggunakan tabung Induksi dengan mekanisne katup diperoleh selisih waktu sekitar 2,33 detik. 3. Hasil dari pengujian kecepatan maksimum, tabung Induksi dengan mekanisme katup waktu yang diperoleh sebesar 30,67 detik dengan kecepatan 117 km/jam. 4. Kelebihan tabung Induksi dengan mekanisme katup adalah pada kondisi campuran bahan bakar udara di saluran hisap, bahan bakar sisa langsung masuk ke tabung Induksi, kemudian suplai campuran bahan bakar-udara yang masuk ke ruang poros engkol juga lebih maksimal. Pada tabung Induksi tanpa mekanisme katup terjadi tabrakan antara campuran bahan bakar-udara yang masuk dan keluar ke dalam tabung Induksi. Selain itu, saat terjadi proses pembakaran, kendaraan yang tidak menggunakan tabung Induksi proses pembakaran kurang maksimal, sedangkan dengan tabung Induksi tanpa mekanisme katup suplai tambahan campuran bahan bakar udara hanya terjadi pada putaran tinggi. PENULIS: Masy ari Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Pontianak, Jl. Akhmad Yani Pontianak. Email: masy_ari@yahoo.com Diskusi untuk makalah ini dibuka hingga 1 Oktober 2009 dan akan diterbitkan dalam jurnal edisi November 2009.