BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Pokok LPMD Tugas pokok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) adalah sebagai mitra kerja Pemerintah Desa dalam:

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 4 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DESA KLARI KECAMATAN KLARI KABUPATEN KARAWANG NOMOR. TAHUN Tentang : LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DI KOTA MALANG

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 SERI A NOMOR 24

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyarakatan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

Perda No. 5 / 2002 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Di Desa dan atau Kelurahan. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 3, TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA

Transkripsi:

1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA/KELURAHAN (LPMD/K) KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan Pemerintahan di Desa dan Kelurahan dibentuk suatu Lembaga Kemasyarakatan di tingkat Desa/Kelurahan maka perlu dilaksanakan Penataan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) di Kabupaten Malang; b. bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a konsideran menimbang ini, maka perlu disusun Petunjuk Teknis Penataan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) Kabupaten Malang yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 4. Peraturan Pemerintah Nornor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

2 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42467); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2007 tentang Kerjasama Desa; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 15. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 149 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Penataan dan Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Kelurahan Provinsi Jawa Timur (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 Nomor 149/E1); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2006 Nomor 6/A);

3 17. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2008 Nomor 1/D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2011 (Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2011 Nomor 1/D); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA/KELURAHAN (LPMD/K) KABUPATEN MALANG. Pasal 1 Dengan Peraturan Bupati ini menetapkan Petunjuk Teknis Penataan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) Kabupaten Malang. Pasal 2 Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 agar kegiatan Penataan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) Kabupaten Malang berjalan optimal, maka Pemerintah Kabupaten Malang bersama Pemerintah Desa/Kelurahan perlu mengembangkan kerjasama dan kemitraan meliputi: pemberian pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis, pendidikan dan pelatihan, kerjasama pembiayaan, supervisi, monitoring dan evaluasi maupun bentuk fasilitasi lainnya sesuai kebutuhan. Pasal 3 Petunjuk Teknis Penataan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) Kabupaten Malang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, menjabarkan secara lebih rinci peran serta fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) Kabupaten Malang sekaligus terhadap tugas dan fungsi masing-masing pengurusnya.

4 Pasal 4 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Malang. Ditetapkan di Malang pada tanggal 20 Maret 2012 BUPATI MALANG ttd. H. RENDRA KRESNA Diundangkan di Malang Pada tanggal 22 Maret 2012 SEKRETARIS DAERAH ttd. ABDUL MALIK NIP. 19570830 198209 1 001 BERITA DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2012 NOMOR 1/D

1 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR : 14 TAHUN 2012 TANGGAL : 20 Maret 2012 PETUNJUK TEKNIS PENATAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA/KELURAHAN (LPMD/K) KABUPATEN MALANG BAB I A. LATAR BELAKANG. UMUM Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 98 ayat (1) dan Pasal 99 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Pasal 23 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 149 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Penataan dan Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Kelurahan Provinsi Jawa Timur dan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa, merupakan persiapan terhadap implementasi pelaksanaan terutama berkaitan dengan kesiapan Sumber Daya Manusia dan kesiapan kelembagaan di daerah untuk mengelola segala potensi yang dimiliki yang digunakan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Malang melalui Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing (MADEP MANTEB) dalam Pembangunan Wilayah Kabupaten Malang, antara lain tertuang dalam Misi kebijakan yaitu: Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian dan pemberdayaan masyarakat perdesaan, maka untuk mendukung keberhasilan pembangunan sangat perlu kiranya memberdayakan kelembagaan yang ada di Desa/Kelurahan. Melalui kelembagaan yang ada, akan dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dapat menjadi kader-kader pemberdayaan yang tangguh serta dapat menjadi penggerak ekonomi di Perdesaan/Kelurahan. Sejalan dengan perkembangan yang dikehendaki, untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas sehingga dapat mendorong Peningkatan Profesionalisme kelembagaan yang ada sesuai harapan pemerintah dalam Demokratisasi Pemerintahan untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat dalam segala segi kehidupan masyarakat serta mengayomi masyarakat dengan memberi kesempatan, membimbing dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta menumbuhkan/meningkatkan produktifitas masyarakat, perlu kiranya diterbitkan tentang: Petunjuk Teknis Penataan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) Kabupaten Malang.

2 B. PENGERTIAN. Dalam petunjuk teknis ini, yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Pusat adalah Pemerintah Republik Indonesia; 2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Timur; 3. Daerah adalah Kabupaten Malang; 4. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Malang; 5. Kecamatan adalah Wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten; 6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten; 7. Kelurahan adalah Wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah Kabupaten dalam wilayah kerja Kecamatan; 8. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 9. Peraturan Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa atas persetujuan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam rangka menyelenggarakan Pemerintahan Desa sebagai pelaksanaan dan penjabaran peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi; 10. Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa sebagai bentuk penjabaran dari peraturan desa dan/atau atas kuasa perundang-undangan yang lebih tinggi; 11. Keputusan Kepala Desa adalah Ketetapan sebagai pelaksanaan dari Peraturan Desa dan/atau atas kuasa peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi; 12. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Badan Permusyawaratan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat dan keterwakilan wilayah di Desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 13. Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan adalah merupakan lembaga mitra pemerintah Desa dan Kelurahan dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat yang salah satunya adalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K). C. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI. Untuk menyamakan interpretasi dan persepsi dalam penataan lembaga kemasyarakatan di Desa dan Kelurahan, maka perlu kiranya ditentukan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi dengan tujuan untuk memberikan arah dan haluan dalam Penataan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K).

3 V i s i: Terwujudnya sinergisitas pengelolaan pembangunan secara partisipatif dalam membantu tugas-tugas pemerintah desa maupun kelurahan yang rasional, efektif dan efisien. Misi: a. Mengoptimalkan mekanisme pelaksanaan pembangunan melalui peningkatan proses pelaksanaan pemetaan, perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengendalian, evaluasi dan pelestarian hasil-hasil pembangunan desa maupun kelurahan; b. Meningkatkan koordinasi peran dan fungsi lembaga maupun antar lembaga kemasyarakatan; c. Meningkatkan kemanfaatan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada untuk kepentingan pembangunan desa maupun kelurahan; d. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup bagi kepentingan masyarakat; e. Meningkatkan peran kader kader pemberdayaan masyarakat yang tangguh serta dapat menjadi penggerak pembangunan di Desa dan Kelurahan; Tujuan: Mengoptimalkan aktivitas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) yang mampu menciptakan ketahanan masyarakat dalam mendukung proses pelaksanaan mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Sasaran: Terbentuknya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) yang mampu melaksanakan peran dan fungsinya sesuai kebutuhan dan prakarsa masyarakat; Strategi: Pengembangan kapasitas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dengan Lembaga Pemerintahan Desa, Kelurahan dan Lembaga lainnya; BAB II LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA/KELURAHAN (LPMD/K) A. Azas, maksud dan tujuan: - Dalam upaya memberdayakan masyarakat di Desa/Kelurahan, dibentuk Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam rangka pembangunan Desa/Kelurahan yang menyeluruh dan terpadu untuk mewujudkan kemakmuran Desa/Kelurahan yang mantap; - Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dengan melibatkan unsur-unsur dari tokoh masyarakat Desa/Kelurahan;

4 - Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dengan memperhatikan prakarsa masyarakat Desa; - Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) ditetapkan dengan Keputusan Camat dengan memperhatikan prakarsa masyarakat Kelurahan; - Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) merupakan mitra Pemerintah Desa/Kelurahan dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat. B. Kedudukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan ( LPMD/K): - Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa selanjutnya disingkat LPMD, berkedudukan di Desa, dan merupakan lembaga masyarakat yang bersifat lokal dan secara organisatoris berdiri sendiri; - Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan selanjutnya disingkat LPMK, berkedudukan di Kelurahan dan merupakan lembaga masyarakat yang bersifat lokal dan secara organisatoris berdiri sendiri; - Kedudukan Tugas dan Fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) tidak sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Pemerintahan Desa; - Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Desa/Kelurahan. C. Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K): a. Tugas pokok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) adalah sebagai mitra kerja Pemerintah Desa atau Kelurahan dalam: - Merencanakan pembangunan yang didasarkan atas asas musyawarah; - Menggerakkan dan meningkatkan prakarsa dan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan pembangunan secara terpadu, baik yang berasal dari berbagai kegiatan Pemerintah maupun swadaya gotong royong masyarakat; - Menumbuhkan kondisi dinamis masyarakat untuk mengembangkan, meningkatkan kemakmuran masyarakat Desa atau Kelurahan. Telah ditegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, bahwa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) mempunyai tugas: - Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif; - Menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat; - Melaksanakan dan mengendalikan pembangunan. b. Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) mempunyai fungsi: - Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;

5 - Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan; - Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat; - Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasilhasil pembangunan secara partisipatif; - Penumbuhkembangkan dan penggerak prakarsa, partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat; dan - Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup. D. Susunan Organisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K). Pada dasarnya susunan Organisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) ditentukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Desa dan Kelurahan berdasarkan musyawarah masyarakat, yaitu: 1. Susunan Organisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) adalah sebagai berikut: - Ketua - Sekretaris - Bendahara - Anggota pengurus lainnya yang terbagi dalam seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan 2. Seksi-seksi dalam Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) berdasarkan kebutuhan masing-masing Desa/Kelurahan, paling tidak terdiri dari 10 (sepuluh) seksi, hal ini diharapkan agar dapat menyentuh seluruh aspek kebutuhan hidup masyarakat. 3. Seksi-seksi dalam Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dapat dikembangkan atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan masing masing desa/kelurahan, misalnya : a. Seksi Agama; b. Seksi Sosial dan Kesadaran Masyarakat; c. Seksi Pembangunan dan Lingkungan Hidup; d. Seksi Ekonomi dan Koperasi; e. Seksi Kesehatan dan Keluarga Berencana; f. Seksi Pemuda dan Olah Raga; g. Seksi Pendidikan dan Penerangan; h. Seksi Keamanan dan ketertiban; i. Seksi Budaya dan Kesenian; j. Seksi Pemberdayaan Perempuan. E. Kepengurusan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K). a. Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) terdiri dari pemuka-pemuka agama, masyarakat dan pimpinan lembagalembaga kemasyarakatan yang ada di Desa atau Kelurahan;

6 b. Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) sedapat mungkin tidak merangkap jabatan pada Lembaga Kemasyarakatan lainnya dan/atau menjadi pengurus salah satu partai politik; c. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) tidak merangkap jabatan pada Lembaga Kemasyarakatan lainnya dan/atau menjadi pengurus salah satu partai politik; d. Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) tidak boleh dirangkap Kepala Desa/Kelurahan, Perangkat Desa/Perangkat Kelurahan dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD); e. Pemilihan pengurus dilakukan secara musyawarah dan dipimpin oleh Kepala Desa atau Lurah; f. Jumlah anggota pengurus atau seksi-seksi disesuaikan kebutuhan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) masing-masing; g. Memasukan unsur Perempuan dalam Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K); h. Syarat-syarat sebagai pengurus, (pada dasarnya adalah anggota masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam upaya pemberdayaan masyarakat) sebagai berikut: - Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia; - Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; - Setia dan Taat kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945; - Berkelakuan baik, jujur, adil, cakap, berwibawa dan penuh pengabdian terhadap masyarakat; - Penduduk setempat dan berdomisili di wilayah Desa/Kelurahan yang bersangkutan; - Mempunyai kemampuan, kemauan dan kepedulian untuk bekerja dan membangun; - Syarat-syarat lain yang ditentukan berdasarkan musyawarah di Desa/Kelurahan (seperti sehat jasmani dan rohani, pernyataan sanggup melaksanakan tugas). F. Masa bakti pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K). a. Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dipilih melalui musyawarah/mufakat dari anggota masyarakat, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa yang didalamnya sudah tercakup masa bakti kepengurusan LPMD, sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Desa tentang Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) yang telah disetujui oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD). b. Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) ditetapkan dengan Keputusan Camat atas usulan Kepala Kelurahan dengan memperhatikan prakarsa masyarakat Kelurahan yang telah disetujui dalam Forum Musyawarah Kelurahan yang didalamnya sudah tercakup masa bakti kepengurusan LPMK.

7 c. Masa bhakti pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya.. d. Masa bhakti pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnya. G. Tata Cara Pembentukan Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K): a. Sebagai tindak lanjut persetujuan pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang dituangkan dalam Peraturan Desa, maka Kepala Desa segera mengadakan rapat khusus tentang pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD); b. Forum Masyarakat Kelurahan (FMK) melakukan musyawarah guna persetujuan terhadap pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) yang dituangkan dalam Keputusan Kepala Kelurahan, maka Kepala Kelurahan segera mengadakan rapat khusus tentang pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK); c. Bakal Calon Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dipilih melalui musyawarah/mufakat masyarakat Desa/Kelurahan yang terdiri dari Pemuka-pemuka masyarakat seperti : Pemuka Agama, pendidik/guru, cendekiawan, tokoh pemuda, tokoh perempuan, Ketua RT, Ketua RW, atau pemimpin-pemimpin Lembaga Kemasyarakatan Desa Lainnya. Sedangkan untuk Desa dihadiri oleh BPD (Badan Permusyawaratan Desa); d. Hasil penunjukkan calon pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dituangkan dalam Berita Acara Pembentukan Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K); e. Nama-nama calon pengurus yang terpilih dalam musyawarah/mufakat di tetapkan sebagai Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K). Untuk Desa: Ditetapkan oleh Kepala Desa dengan Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD). Untuk Kelurahan: Diajukan oleh Kepala Kelurahan kepada Camat dengan memperhatikan prakarsa masyarakat Kelurahan pada Forum Musyawarah Kelurahan (FMK) untuk mendapatkan Keputusan Camat tentang Penetapan Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK). H. Pemberhentian anggota pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K). Anggota pengurus berhenti atau diberhentikan karena: - Berhalangan Tetap; - Melakukan tindak pelanggaran hukum dan perbuatan yang bertentangan dengan kepatutan sosial; - Meninggal dunia;

8 - Mengundurkan diri; - Pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk Desa/Kelurahan lain; - Berakhir masa bhaktinya; - Tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagai anggota pengurus; - Terkena peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Penggantian Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) antar waktu: a. Penggantian antar waktu anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD): Atas prakarsa Kepala Desa dengan memperhatikan aspirasi masyarakat Desa dalam musyawarah/mufakat, maka diadakan perubahan Keputusan Kepala Desa khusus bagi anggota LPMD yang kosong untuk diisi personil/anggota baru; b. Penggantian antar waktu anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK): Atas prakarsa Kepala Kelurahan dengan memperhatikan aspirasi masyarakat Kelurahan diajukan kepada Camat untuk mendapatkan ketetapannya dengan Keputusan Camat tentang perubahan keanggotaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) khusus bagi anggota yang kosong untuk diisi personil yang baru. I. Tugas dan Fungsi pengurus Susunan organisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) adalah sebagai berikut: a. Ketua sebagai pimpinan dan penanggung jawab visi lembaga; b. Sekretaris sebagai pembantu ketua dalam penyelenggaraan administrasi; c. Bendahara sebagai penyelenggara administrasi keuangan; d. Seksi seksi sebagai pembantu Ketua dalam pelaksanaan teknis yang dibebankan sebagaimana pembagian tugasnya. Tugas dan Fungsi Pengurus dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Ketua, mempunyai tugas sebagai pemimpin dan penanggung jawab Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Ketua mempunyai fungsi: a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) sebagaimana visi lembaga; b. Secara khusus melaksanakan koordinasi terhadap seksi-seksi yang ada (sesuai dengan kebutuhan); dan dengan lembaga lainnya; c. Membina Kader Pemberdayaan Masyarakat sebagai tenaga penggerak pembangunan yang dinamis; d. Dapat menunjuk wakil ketua bila diperlukan.

9 2. Sekretaris, mempunyai tugas membantu pimpinan dalam menyelenggarakan administrasi dan pelayanan kebutuhan lembaga. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi: a. Menyelenggarakan administrasi, surat-menyurat, kearsipan, rekapitulasi data pemetaan, hasil kegiatan dan penyusunan laporan; b. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh Ketua; c. Melaksanakan tugas dan fungsi Ketua apabila Ketua berhalangan. 3. Bendahara, mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi keuangan, dan penyimpanan uang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, bendahara mempunyai fungsi : a. Menyelenggarakan pencatatan pembukuan, penyusunan laporan keuangan dan penyimpanan uang; b. Mencatat seluruh keuangan yang masuk kepada lembaga; c. Mencatat pengeluaran keuangan setelah mendapatkan persetujuan ketua. d. Bertanggungjawab kepada ketua. 4. Seksi - seksi, mempunyai tugas mengkoordinasikan, mengendalikan dan menganalisis potensi dan masalah sebagaimana tugas dan perannya masingmasing. Dalam melaksanakan tugas tersebut seksi mempunyai fungsi : a. Menyusun hasil-hasil pemetaan dan menetapkan usulan rencana pembangunan sesuai dengan bidang masing-masing; b. Menyelenggarakan kegiatan pembangunan sesuai dengan rencana didasarkan pada lintas lembaga kemasyarakatan, lintas wilayah dan atau bersifat umum; c. Melakukan koordinasi dengan seksi-seksi lain untuk terwujudnya keserasian / sinergisitas pelaksanaan pembangunan; d. Mengendalikan kader-kader pemberdayaan masyarakat berdasarkan jenis kegiatan; e. Mengadakan pengawasan terhadap kegiatan di bidangnya; f. Mengikuti perkembangan dan mencatat segala kegiatan dalam bidangnya; g. Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan; h. Mengadakan pencatatan swadaya gotong-royong masyarakat dalam pembangunan yang dinilai dengan uang; i. Menyusun laporan secara berkala; j. Memberikan saran dan masukan kepada Ketua; k. Menyelenggarakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh Ketua; 5. Perincian tugas seksi-seksi dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, antara lain: a. Seksi Agama: - membantu usaha-usaha di bidang peningkatan pembinaan dan kerukunan dalam kehidupan antar umat beragama;

10 - bersama Kepala Dusun/Lingkungan setempat melakukan koordinasi dan memetakan kegiatan ke seluruh lembaga-lembaga agama; - analisis potensi dan masalah keagamaan yang terjadi di masyarakat. b. Seksi Sosial dan Kesadaran Masyarakat: - membantu usaha-usaha penumbuhan kesadaran masyarakat di bidang kesadaran ber Bangsa dan ber Negara, membantu usaha-usaha peningkatan penghayatan dan pengamalan Pancasila; - bersama Kepala Dusun/Lingkungan setempat melakukan koordinasi dan memetakan ke RT/RW atau lembaga lainnya; - analisis potensi dan masalah tentang hubungan sosial dan kesadaran masyarakat seperti kesadaran hukum, adat istiadat, disiplin, membayar pajak, gotong royong dan sebagainya. c. Seksi Pembangunan dan Lingkungan hidup: - membantu usaha-usaha di bidang penyediaan sarana/prasarana dan kelestarian serta perbaikan lingkungan hidup; - bersama Kepala Dusun/Lingkungan setempat melakukan koordinasi dan memetakan ke RT/RW, kelompok tani, industri, kesehatan dan lainnya; - analisis potensi dan masalah terhadap kondisi sarana/prasarana yang kurang memenuhi syarat kebutuhan masyarakat dan kerawanan kerusakan lingkungan hidup; d. Seksi Ekonomi dan Koperasi: - membantu perbaikan usaha-usaha ekonomi masyarakat, usaha perkoperasian, peningkatan produksi pangan, industri rumah tangga dan perluasan kesempatan kerja serta kewirausahaan; - bersama Kepala Dusun/Lingkungan setempat melakukan koordinasi dan memetakan ke seluruh lembaga ekonomi maupun RT/RW, seperti kelompok simpan pinjam, industri, kelompok tani, perdagangan dan lainnya; - analisis potensi dan masalah terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi yang berkembang dan rumah tangga miskin (RTM) dengan berbagai kriterianya. e. Seksi Kesehatan dan Keluarga Berencana: - membantu usaha-usaha di bidang pembangunan kesehatan masyarakat, usaha-usaha dibidang keluarga berencana; - bersama Kepala Dusun/Lingkungan setempat melakukan koordinasi dan memetakan ke seluruh lembaga-lembaga kesehatan seperti Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU), Pos Kesehatan Desa (POSKEDES), Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), RT/RW dan lainnya; - analisis potensi dan masalah kerawanan kesehatan yang terjadi; f. Seksi Pemuda dan Olah Raga: - membantu usaha-usaha peningkatan kegiatan generasi muda dalam pembangunan dan kegiatan olah raga;

11 - bersama Kepala Dusun/Lingkungan setempat melakukan koordinasi dan memetakan ke masing-masing RT/RW serta seluruh organisasi kepemudaan dan olah raga seperti karang taruna, organisasi sepak bola, bola voly dan lainnya; - analisis potensi dan masalah kepemudaan dan ke olah ragaan. g. Seksi Pendidikan dan Penerangan: - membantu usaha-usaha peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat, serta usaha-usaha dibidang penerangan dan penyuluhan; - bersama Kepala Dusun/Lingkungan setempat berkoordinasi dan memetakan ke seluruh lembaga-lembaga pendidikan dan penerangan; - analisis potensi dan masalah pendidikan dan kecepatan seluruh informasi yang masuk ke desa. h. Seksi Keamanan dan Ketertiban: - membantu usaha-usaha mewujudkan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat; - bersama Kepala Dusun/Lingkungan setempat berkoordinasi dan memetakan kegiatan keamanan dan ketertiban dengan seluruh lembaga keamanan seperti ke masing-masing RT/RW, poskamling, LINMAS dan lainnya; - analisis potensi dan masalah yang terjadi dalam kerawanan keamanan dan ketertiban. i. Seksi Budaya dan Kesenian: - membantu usaha-usaha dalam kegiatan dibidang budaya, dan kesenian; - bersama Kepala Dusun/Lingkungan setempat berkoordinasi dan memetakan kegiatan budaya dan seni ke lembaga-lembaga adat dan kesenian; - analisis potensi dan masalah untuk melestarikan/mempertahankan budaya dan seni yang positif serta mengembangkannya. j. Seksi Pemberdayaan Perempuan: - membantu usaha-usaha pemberdayaan perempuan dalam rangka ikut untuk meningkatkan taraf hidup keluarga guna mewujudkan keluarga sejahtera; - bersama Kepala Dusun/Lingkungan setempat berkoordinasi dan memetakan kegiatan pemberdayaan perempuan ke RT/RW maupun seluruh kelompok perempuan dalam mendukung proses pembangunan; - analisis potensi dan masalah kegiatan kelompok perempuan. J. Pertanggung jawaban. - Dalam melaksanakan tugasnya anggota pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) mengutamakan asas musyawarah untuk mufakat dengan memperhatikan prinsip keterpaduan;

12 - Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dalam rangka evaluasi kinerjanya agar menyampaikan laporan kegiatan secara periodik melalui rapat dengan Kepala Desa/Kelurahan dan Perangkat Desa/Aparat Kelurahan setiap 3 (tiga) bulan atau 6 (enam) bulan dalam 1 (satu) tahun; - Dalam melaksanakan tugasnya, maka: a. Ketua bertanggung jawab kepada Kepala Desa/Kelurahan; b. Sekretaris dan Bendahara bertanggung jawab kepada Ketua; c. Seksi bertanggung jawab kepada Ketua. K. Buku buku administrasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K). Guna tertib administrasi, maka setiap kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai anggota pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) diadministrasikan secara tertib dan teratur serta dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Desa atau Kelurahan. Untuk keperluan tersebut Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) wajib memiliki: 1. Buku Daftar Pengurus; 2. Buku Tamu; 3. Buku Register; 4. Buku Ekspedisi; 5. Buku Daftar Hadir Rapat; 6. Buku Notulen Rapat; 7. Buku Berita Acara Keputusan Rapat; 8. Buku Program Kerja tahunan; 9. Buku Kegiatan Umum; 10. Buku Realisasi Kegiatan; 11. Buku Inventaris Proyek; 12. Buku Inventarisasi Barang; 13. Buku Kegiatan Seksi-seksi; 14. Buku Administrasi Keuangan; 15. Dokumentasi. L. Tata kerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K). - Hubungan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dengan Pemerintah Desa atau Kelurahan: a. Sebagai mitra dalam rangka pemberdayaan masyarakat Desa/Kelurahan; b. Sebagai mitra dalam aspek perencanaan, pelaksanaan pengendalian, evaluasi dan pelestarian hasil-hasil kegiatan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat; c. Hubungan dalam bentuk kerja sama menggerakkan swadaya masyarakat dalam melaksanakan pembangunan partisipatif.

13 - Hubungan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dengan Lembaga atau Organisasi kemasyarakatan lainnya. a. Bersifat koordinatif dan kemitraan untuk mempercepat proses pembangunan; b. Segala kegiatan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa atau Kelurahan, terpadu perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi yang meliputi sasaran dan lokasi serta pelestarian dari hasil-hasil pembangunan. - Hubungan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) antar Desa atau Kelurahan : a. Bersifat kerja sama dan saling membantu setelah mendapat persetujuan dari Pemerintah Desa atau Kelurahan; b. Hubungan bersifat kerjasama dan saling membantu yang diwujudkan dalam koordinasi Camat dalam lingkup Kecamatan untuk meningkatkan peran dan fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan. M. Mekanisme kerja. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) melaksanakan kegiatan sebagai berikut : - Menyusun rencana pembangunan setiap tahun berdasarkan musyawarah mufakat; - Membuat agenda kerja dan jadwal rencana kegiatan tahunan setiap seksi; - Menggerakkan dan melaksanakan pembangunan atas dasar rencana yang sudah ditetapkan; - Menyusun laporan hasil pembangunan/kegiatan setiap 6 (enam) bulan dan 1 (satu) tahun sekali, dan disampaikan kepada Pemerintah Desa/Kelurahan; N. Sumber Dana. Sumber dana Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dapat diperoleh dari : 1. Swadaya masyarakat; 2. Bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa/Kelurahan (Bantuan Pemerintah Desa/Kelurahan ); 3. Bantuan Pemerintah Kabupaten; 4. Bantuan Pemerintah Provinsi; 5. Bantuan Pemerintah; 6. Bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat. O. Pembinaan. Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervise. Berkaitan dengan pembinaan maka:

14 a. Pemerintah Daerah melakukan fungsi bimbingan, pembinaan, pengarahan, pengembangan dan pengawasan terhadap Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan ( LPMD/K); b. Pemerintah Daerah melalui Camat melakukan pembinaan terhadap kegiatankegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dan bertanggung jawab atas berfungsinya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan; c. Kementerian-kementerian dan lembaga non kementerian yang secara sektoral mempunyai bidang kegiatan dalam tugas pembangunan di Desa atau Kelurahan berkoordinasi dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing; d. Segala kegiatan pembangunan di masyarakat baik yang tergabung dalam Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) maupun yang tidak, yang ada di Desa atau Kelurahan dipadukan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K). P. Struktur Organisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K). Berdasarkan kebutuhan masing-masing Desa/Kelurahan yang telah tersusun dalam kepengurusan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan ( LPMD/K ), dituangkan dalam Struktur Bagan Organisasi LPMD/K, namun diharapkan bisa terpadu dengan kedudukan, tugas dan fungsi masing-masing. KETUA SEKRETARIS BENDAHARA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

15 BAB III P E N U T U P Penataan dan Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan membutuhkan komitmen, kerjasama dan kesungguhan dari berbagai pihak dalam memberikan fasilitasi yang mendukung dan melengkapi terhadap prakarsa yang telah diambil masyarakat Desa dan Kelurahan sesuai dengan karakteristik kebutuhannya. Petunjuk Teknis tentang Penataan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan disusun dengan maksud dan tujuan: 1. Peningkatan Profesionalisme kelembagaan yang ada sesuai dengan harapan pemerintah dalam Demokratisasi Pemerintahan ; 2. Melalui kelembagaan yang ada akan dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dapat menjadi kader-kader pembangunan yang tangguh serta dapat menjadi penggerak ekonomi di perdesaan/kelurahan; 3. Mendorong para anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) untuk lebih berperan sebagai Mitra Pemerintah Desa dan Pemerintah Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi kebutuhan masyarakat dibidang pembangunan. Dengan demikian diharapkan para anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) dapat memahami tugas-tugas yang diembannya, sehingga peranan LPMD/K dalam mewujudkan Demokratisasi Pemerintahan di Tingkat Desa/Kelurahan dapat terwujud. Dan petunjuk teknis ini agar bermanfaat bagi para anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K) sehingga dapat melaksanakan pengelolaan pembangunan secara partisipatif demi mewujudkan peningkatan kesejahteraan, kemandirian, harkat dan martabat bangsa. BUPATI MALANG ttd. H. RENDRA KRESNA