Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan rencana implementasi

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan

KOMPETENSI 6 Organisasi dan Managemen Pelayanan. Elise Garmelia

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

U/ meningkatkan hak pasien di rs, harus dimulai dgn mendefinisikan hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut.

PENGEMBANGAN REKAM MEDIS ELEKTRONIS di RSCM

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

RITA PUSPA SARI, MPH Akper Pemprov. Kalimantan Timur Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, menyebabkan setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang barang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Pengembangan sistem..., Fatimah Haniyah, FKM UI, 2009

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 13

REKAM KESEHATAN ELEKTRONIK 1 ALUR & PEMETAAN PROSES YANKES PERTEMUAN 10 LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN,

IMPLEMENTASI E-CRM (ELECTRONIC CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT) PADA PUSKESMAS LIMBA B KOTA GORONTALO. Intisari

BAB III METODE PENELITIAN. rawat inap bangsal anak RSUD Panembahan Senopati Bantul. Data kuantitatif yang diambil

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

PENERAPAN KUALITAS DATA

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Beberapa unit

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS)

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

Dalam upaya memperoleh data, penelitian ini menggunakan wawancara. sebagai salah satu metode untuk melakukan pengkajian data secara mendalam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN KEPERAWATAN EVALUASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas kecamatan X Koto Singkarak adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

M.A.R.O.N PELAYANAN RADIODIAGNOSTIK, IMAGING DAN RADIOLOGI INTERVENSIONAL RUJUKAN. (Media Ajar Radiografer ONline)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. berkarya secara penuh untuk membuahkan hasil yang optimal. Kehadiran

KRITERIA PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT PASIEN

Panduan Identifikasi Pasien

PERANCANGAN APLIKASI PELAPORAN PADA SISTEM INFORMASI DOKTER KELUARGA BERBASIS WEB WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Informasi administrasi dan keuangan sangat penting untuk dukungan

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa

PENGGUNAAN DATA DALAM MENDUKUNG PELAYANAN KESEHATAN. dr. TOGAR SIALLAGAN, MM KEPALA GRUP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang. klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA UNIT REKAM MEDIS RS CAMATHA SAHIDYA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS

Dr. Edhy Sihrahmat, MARS - Bimbingan Program Khusus 4 hari - RSIA Al H

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

Rekam medis bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan, lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN

KELENGKAPAN PENGISIAN INDIKASI MEDIS PADA FORM/BLANGKO PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. Administrasi menurut Hendi Haryadi dalam bukunya Administrasi

Pokok bahasan. Kesehatan

UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN. Law & Regulation MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM 11/22/12 REKAM MEDIS PARAGRAF 3. Pasal 46

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

Transkripsi:

CAPTER 4

Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah untuk melakukan perencanaan dan pengembangan dari sistem yang diusulkan. Komite harus terdiri dari anggota administrasi, manajemen informasi kesehatan, pengguna potensial dari pelayanan medis dan keperawatan, perwakilan dari sevices keuangan dan IT, dan setiap individu lain yang dianggap penting untuk dimsukkan. Tugas pertama Komite Pengarah dadalah untuk menindaklanjuti review Komite Eksekutif dari sistem catatan kesehatan yang ada dan menentukan apakah ada bagian yang membutuhkan penelaahan lebih lanjut seperti identifikasi dokumentasi kesehatan pasien. Yang terpenting bahwa anggota Komite Pengarah memahami: A. Situasi saat ini; B. Kehadiran setiap masalah yang mungkin perlu ditangani sebelum perubahan dapat direncanakan, dan C. Pengkajian sikap staf utama dan medis / keperawatan dengan perubahan yang diajukan.

Dengan informasi yang dikumpulkan dan ditangani, Komite Eksekutif dan Pengarah harus siap untuk: 1. Menentukan jenis dari EHR dipertimbangkan oleh lembaga/negara dan masing-masing pemerintah Jenis dari sistem EHR lembaga/pemerintah ingin memberikan sumber daya yang tersedia yang harus ditetapkansejauh apapun ditentukan, bahwa pengenalan EHR akan menyediakan akses langsung ke data dan memungkinkan pengolahan data dalam berbagai cara untuk mendukung pengambilan keputusan profesional proses kesehatan perawatan pasien klinis dan pelayanan kesehtan penelitian. Jika catatan kesehatan elektronik sederhana itu dipertimbangkan, bisa didefinisikan sebagai berikut: berikut: Catatan kesehtan elektronik yang diusulakan akan mencakup sebagai a. Semua informasi kesehatan pribadi tentang seorang individu dimasukkan secara elektronik oleh penyedia layanan kesehatan di pusat perawatan seumur hidup seseorang b. Kemudahan pengaksesan oleh penyedia layanan kesehatan dan deaprtemen dalam rs dimana pasien telah menerima perawatan c. Organisasi informasi terutama untuk mendukung kesehatan berkelanjutan, efisien dan berkwalitas dalam fasilitas kesehatan

Contoh diagram dari rekam kesehatan elektronik sederhana ditunjukkan dibawah ini yang megindikasikan beberapa wilayah ke dalam catatan dari unit atau departemen dalam institusi. Yang dapat terkandung pada tingkat dan ruang lingkup sistem. Registrasi ID Pasien ATS Data Klinis /Mengunj ungi OPD EHR Lab. Radiologi Klasifikasi Penyakit dan Coding Duplikasi Berkas Rekam Medis

2. Mengidentifikasi manfaat yang dirasakan dari sistem EHR Komite eksekutif dan pengarah, dengan bantuan konsultan, jika seseorang telah ditunjuk, harus mampu mengidentifikasi manfaat apa yang mereka lihat sebagai mungkin dengan pengenalan catatan kesehatan elektronik. misalnya, manfaat bisa dimasukkan, tetapi tidak terbatas pada, yang berikut: a.pasien akan diidentifikasi secara unik setiap saat b. Semua informasi kesehatan yang dihasilkan dalam lembaga akan didokumentasikan pada titik perawatan c. Standar terminologi akan digunakan untuk memastikan informasi secara universal dipahami d. Semua catatan kesehatan akan akurat, dapat diandalkan, dan diselesaikan segera e. Data akan diproses untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik oleh para praktisi kesehatan f. Informasi tentang seorang individu pasien akan segera tersedia setiap saat untuk perawatan sekarang dan masa depan g. Kualitas kesehatan akan ditingkatkan dengan penyediaan informasi yang lebih baik bagi dokter untuk membuat keputusan tentang pengobatan dan perencanaan kesehatan h. Pasien kerahasiaan dan privasi akan dipertahankan i. Dengan dokumentasi klinis yang lebih baik pada titik perawatan, masalah yang terkait dengan pengkodean penyakit dan prosedur akan dihilangkan j. Morbiditas dan mortalitas statistik akan diselesaikan segera dan akurat k. Masalah yang berkaitan dengan pengajuan, lembar loos, dll akan dihilangkan l. Ruang masalah yang terkait dengan penyimpanan kertas catatan medis akan dihilangkan m. Meningkatkan efisiensi lembaga dengan biaya menurun dalam jangka panjang

Menetapkan tujuan hasil dicapai dengan mengubah ke sistem catatan kesehatan elektronik yang sederhana, dalam sebuah instansi bertujuan untuk dapat: Memastikan bahwa semua data kesehatan bersifat komprehensif, tepat waktu, akurat dan tersedia setiap saat untuk perawatan pasien. Meningkatkan comunication antara penyedia pelayanan kesehatan baik pada tingkat entri data dan tingkat pengambilan data. Menyediakan akses yang lebih baik ke informasi kesehatan individu dan meningkatkan pengiriman perawatan kesehatan dengan membagi data mereka sambil mengedepankan praktisi. Memungkinkan individu untuk mengakses informasi kesehatan pribadi mereka. Memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat untuk tujuan medico-legal. Menyediakan informasi yang tepat waktu dan akurat untuk pengumpulan statistik morbiditas dan mortalitas, untuk penelitian klinis, dan pengajaran. Mendukung administrasi dalam pengambil keputusan kebijakan mereka dan pelaporan kesehatan masyarakat.

4. MERANCANG STRATEGI DALAM PERSIAPAN UNTUK EHR Saat menentukan strategi dalam persiapan untuk pengenalan sistem EHR, harus diingat bahwa lembaga / negara adalah proses memperkenalkan perubahan besar dalam sistem pelayanan kesehatan dan mengelola perubahan yang efektif dan efisien akan sangat penting untuk hasil yang sukses. Strategi harus mencakup identifikasi faktor-faktor penting bagi keberhasilan. mereka bisa termasuk, namun tidak terbatas pada, sebuah strategi untuk: Identifikasi pasien Standar Dokumentasi-untuk pertukaran informasi Penggabungan tanda tangan penyedia Pendidikan dan pelatihan dari semua staf medis,keperawatan,administrasi,dan administrasi Menyimpan Catatan kesehatan elektronik Manajemen risiko Jaminan kualitas Riwayat kesehatan pribadi dalam tren saat ini pasien lebih terlibat dalam catatan kesehatan mereka sendiri kesehatan pribadi mempunyai peran lebih besar dalam kesehatan di banyak negara.

SELAIN ITU, KERJA PRAKTEK ISU PERLU DITANGANI SERTA KEMUNGKINAN MASALAH DAN TANTANGAN YANG DAPAT MENYEBABKAN MASALAH DAN KETERLAMBATAN DALAM PELAKSANAAN a. Identifikasi pasien Seperti berkali-kali disebutkan, langkah penting yang harus diambil ketika mempersiapkan untuk pengenalan EHR adalah untuk memastikan bahwa semua pasien secara unik diidentifikasi setiap saat. b. Dokumentasi standar untuk pertukaran informasi Komite Pengaarh perlu untuk memastikan bahwa ada sebuah standar untuk mengatasi definisi dari data yang akan dipertukarkan, waktu pertukaran, manajemen dan integrasi data untuk mendukung perawatan pasien, dan evaluasi pelayanan kesehatan. c. Memasukkan tanda tangan penyedia Dalam suatu sistem elektronik, keaslian sering lebih mudah dengan dokumen otomatis dicap dengan tanggal, waktu, dan identifikasi pengguna. beberapa sistem menggunakan kata sandi penyedia sebagai verifikasi tanda tangan mereka. hal ini dilakukan dengan meminta kata sandi dimasukkan kedua kalinya untuk verifikasi. d. Pendidikan dan pelatihan Perubahan dari sistem rekam medis manual ke sistem rekam medis elektronik adalah sebuah perubahan besar dan banyak orang-profesi kesehetan, administrasi, staff anggota golongan perlu sepenuhnya untuk dilatih jika ingin perubahan tersebut untuk dilatih jika ingin perubahan tersebut menjadi sukses.

e. Penyimpanan rekam medis elektronik. Sebuah strategi sangat dibutuhkan untuk menempatkan penyimpanan rekam medis elektronik.seperti halnya rekam medis manual, rekam medis elektronik perlu dipertahankan media pengaksesannya untuk perawatan pemulihan pasien kedepannya dan penggunaan lainnya seperti penelitian dan pembelajaran. Strategi harus memasuki tipe media apa yang akan digunakan untuk penyimpanan Rekam Medis Elektronik Pertanyaan dan masalah lain pada penyimpanan yang akan ditangani meliputi: Bagaimana dengan kondisi lingkunganya? Apakah ada bahaya/resiko fisik? Apakah ada kontrol untuk peralatan dan media? Siapa saja yang boleh/diijinkan mengakses? Bagaimana kemungkinan rencana yang digunakan jika sistem sedang down - Copy sekunder atau back-up? Berapa lamanya masa penyimpanan untuk setiap jenis catatan itu? -hukum lokal perlu dipertimbangkan, dan -Rencana yang ada untuk mentransfer catatan kesehatan elektronik ke media baru sebelum terjadi degradasi/ penurunan.

f. Manajemen Resiko Unsur-unsur Strategi ini harus mencakup rencana untuk: Memastikan tersedianya dana yang memadai untuk menyediakan sumber aplikasi, perangkat keras, infrastruktur dan implementasi sumber daya dengan pendanaan / rencana pengelolaan keuangan ditempat untuk memenuhi kebutuhan yang sedang berlangsung Memastikan sumber daya terampil yang memadai, baik manusia dan teknis, tersedia untuk menyediakan pengelolaan program selama pelaksanaan, dan memberikan dukungan terusmenerus Mengembangkan dan menerapkan strategi pemasaran untuk mempromosikan manfaat dari EHR kepada konsumen dan penyedia layanan kesehatan seperti brosur atau laporan berkala untuk menjaga bagian-bagian tetap up-to-date dengan perkembanganya. g.jaminan kualitas Strategi ini menetapkan tujuan dari sebuah EHR, yang mencakup peningkatan hasil kesehatan, kesehatan masyarakat, manajemen sumber daya kesehatan dan jasa dengan: Menyediakan informasi yang lebih baik bagi dokter untuk membuat keputusan tentang pengobatan dan perencanaan perawatan Mendukung praktek terbaik, berbasis bukti sistem kesehatan Meningkatkan akses ke informasi untuk tujuan audit medis Menyediakan keputusan pendukung untuk memungkinkan dokter membuat keputusan pengobatan terbaik untuk pasien mereka. Memastikan ketersediaan peringatan medis dan mendukung keputusan resep obat untuk mengurangi kejadian yang memburuk. Menyediakan informasi untuk mendukung suatu pemahaman tentang pola-pola pemanfaatan pelayanan dan perencanaan yang lebih baik.

h. Catatan kesehatan pribadi Di beberapa negara (PHR) disediakan Via kartu pintar seperti kartu kredit plastik. Kartu pintar digunakan untuk menyimpan informasi pasien termasuk identifikasi dan perincian demografi, alergi dan golongan darah serta masalah kesehatan saat ini dan obat-obatan termasuk penemuan terbaru (Hebda et al, 2001). 5. Pengembangan kebijakan untuk digunakan dalam sistem catatan kesehatan elektronik. Pengembangan kebijakan sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang ada telah direvisi dan pembangunan kembali untuk mengatasi implementasi sistem catatan kesehatan elektronik. Beberapa kebijakan yang diperlukan meliputi : a. Arus Informasi Dalam sistem EHR yang sederhana arus informasi untuk pasien rawat inap harus sama seperti untuk sistem manual kecuali bahwa data yang akan dimasukkan pada perawat atau dokter jaga di bangsal melalui perangkat elektronik b. Alur Kerja Alur kerja bervariasi dari satu pengaturan kesehatan lain dan perlu dipahami dengan jelas dan didokumentasikan sebelum pelaksanaan

c. Isi Dan Format Catatan Kesehatan Catatan isi kertas saat ini dan format harus dinilai untuk melihat apakah mereka cocok untuk adaptasi terhadap sistem elektronik. bentuk mungkin perlu dirancang ulang untuk meningkatkan entri data. Penyelesaian catatan kesehatan dengan menghadirkan dokter harus dilakukan pada saat kepulangan d. Jeda waktu kebijakan Kebijakan dan prosedur harus ada untuk masalah yang berhubungan dengan jeda waktu dan cadangan. e. Pencetakan Kebijakan Perlu ada kebijakan pada pencetakan dokumen. harus ditentukan untuk tujuan apa catatn akan dicetak. f. Retensi Kebijakan Informasi perlu diambil dan kebijakan perlu dikembangkan untuk menutupi data apa yang akan dipertahankan dan untuk berapa lama

Selanjutnya langkah dalam proses peencanaan 1. Penunjukan koordinator pelaksanaan dan tim implementasi Lembaga-lembaga atau negara harus menentukan apakah komite pengarah akan diberi tugas implementasi atau tim staff yang berdedikasi didelegasikan untuk tujuan tersebut 2. Membangun sejumlah kelompok kerja untuk tugas-tugas tertentu Sejumlah kelompok kerja perlu diidentifikasi dan ditunjuk untuk setiap pertanggungjawaban tertentu seperti : a. Kelompok keamanan informasi untuk menangani aspek mediko legal termasuk privasi dn kerahasiaan. b. Pendidikan dan pelatihan kelompok. c. Kelompok jaminan kualitas.

Ingat bahwa persyaratan penting untuk keberhasilan pelaksanaan sistem catatan kesehatan elektronik adalah kerjasama dan komitmen dari semua staf ke sistem baru, termasuk administrasi, medis dan staf perawat, profesional kesehatan lainnya, dan komputer, dan staf administrasi. Hal ini juga harus diingat bahwa, hanya memilih sebuah sistem kesehatan catatan elektronik yang telah dilaksanakan di tempat lain, dan mengharapkan untuk bekerja untuk lembaga/negara kita, dapat menyebabkan kekecewaan jika hal tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan perlu atau sesuai dengan sumber daya yang tersedia.