HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Kelurahan Pangolombian Kota Tomohon

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

ARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOP DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICES

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP MOTIVASI ISTR DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI RW X WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASESPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING PADA AKSEPTOR KB TERHADAP KETEPATAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

Masyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

ABSTRAK ANNISAH IRMAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KB IMPLAN DI DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI DETERMINAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PACARKELING KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi merupakan salah satu program yang dijadikan sebagai dasar perencanaan

Universitas Muhammadiyah Semarang.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

HUBUNGAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN MOTIVASI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK I YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

SYAFNELI* NURCAHAYA HSB** *Dosen Prodi DIII Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian ** Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian

KARAKTERISTIK AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DI DESA GRINGGING, SAMBUNGMACAN, SRAGEN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

Transkripsi:

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Agustin Putri Pertiwi 201210104275 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB.SEMARANG TAHUN 2013 Agustin Putri Pertiwi & Suesti STIKES Aisyiyah Yogyakarta Abstrak: IUD merupakan alat kontrasepsi yang efektif, angka kegagalan IUD hanya 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama. Peminat IUD yaitu 339.531 akseptor dari sasarannya 513.858. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan IUD diantaranya adalah usia, paritas dan dukungan suami. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan usia, paritas dan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi IUD di Dusun Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan waktu cross sectional. Hasil uji statistik usia memiliki x 2 hitung> x 2 tabel (36,226 > 3,481), hasil uji statistik paritas memiliki x 2 hitung > x 2 tabel (17,448 > 5,991), hasil uji statistik dukungan suami memiliki x 2 hitung > x 2 tabel (43,490 > 5,991). Hasil uji statistik multivariat didapatkan usia memiliki hubungan yang paling signifikan dari ke tiga faktor. Usia memiliki p value paling kecil yaitu 0,009. Kata Kunci : Usia, paritas, dukungan suami, Kontasepsi IUD Abstract: IUDs are effective contraceptives, IUD failure rate of only 0,6 to 0,8 pregnancy/100women in the1st year. Enthusiasts is 339.531 IUD acceptors of the target as many as 513.858. Such factors determine people to choose something that is include age, parity and support of her husband. The purpose of this research is known relationship of age, parityandsupport of her husband with the selection of contraceptive IUD in Getasan village, Semarang regency. This research was an observational study with cross sectional approach. The results of statistical tests have x 2 arithmetic age>x 2 table (36.226>3.481), the results of statistical tests parity has x 2 arithmetic parity >x 2 table(17.448>5.991), the results of statistical tests support the husband has x 2 arithmetic support the husband >x 2 table(43.490>5.991). According to the results of a multivariate statistical test results, age has the most significant relationship of all three factors examined. Age has the smallest p value is 0,009. Key Word : Age, Parity, Husband s Support, IUD contraceptives

PENDAHULUAN Di negara Indonesia pertumbuhan penduduk berkisar (2,15%) sampai (2,49%) pertahun. Tingkat pertumbuhan penduduk itu dapat dipengaruhi oleh 3 hal yaitu kelahiran, perpindahan dan kematian. Hal yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk adalah kelahiran ( Arum, 2009). Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat cepat begitu mengkhawatirkan. Apabila tidak ada usaha-usaha untuk mencegah laju pertumbuhan penduduk maka usaha-usaha lain dibidang ekonomi dan sosial tidak akan bermanfaat (Handayani, 2010). Dalam Al-Quran juga terdapat ayat yang menganjurkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, salah satunya terdapat dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 9 : Artinya: Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mereka mengucapkan perkataan yang benar. Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk memperhatikan kesejahteraan anak-anak kita baik dari kebutuhan jasmani dan rohaninya. Pemerintah mencanangkan program untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, yang dapat dilakukan dengan meningkatkan program keluarga berencana (Handayani, 2010). Program KB juga merupakan salah satu program untuk menurunkan AKI. Program keluarga berencana juga menjadi salah satu

pilar pertama dalam Safe Motherhood dan diharapkan dapat mengurangi resiko kematian ibu saat melahirkan yang disebabkan karena terlalu sering melahirkan dan jarak yang terlalu pendek (Prawirohardjo,2007). IUD merupakan alat kontrasepsi yang efektif, angka kegagalan IUD hanya 0,6-08 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama dan IUD merupakan alat kontrasepsi jangka panjang, yang memiliki keefektifan 10 tahun (Prawirohardjo, 2010). Pada kenyataannya peminat IUD yaitu 339.531 akseptor dari sasarannya sebanyak 513.858 atau (66,08%) (BKKBN, 2012). Menurut Green (dalam Mubarak, 2011) beberapa faktor yang menentukan masyarakat untuk memilih sesuatu yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah usia, paritas dan dukungan suami. Menurut data BKKBN Nasional tahun 2012 akseptor KB IUD adalah 49.385 peserta dari 537.520 peserta KB aktif atau (9,19%). Menurut data BKKBN Jawa Tengah tahun 2012 akseptor KB IUD 7.285 peserta dari 81.822 peserta KB aktif atau (8,90%). Menurut data BKKBN Kabupaten Semarang tahun 2012 akseptor KB IUD adalah 176 peserta dari 2592 peserta KB aktif atau (6,79%). Menurut pendataan di Getasan tahun 2012 (20,75) dari target sebanyak (27%). Menurut hasil penelitian yang sebelumnya penulis lakukan didapatkan hasil bahwa mayoritas pengetahuan PUS tentang IUD di dusun Getasan adalah sedang (12%) dari 50 orang, dan yang berminat menggunakan IUD (11%) dan yang tidak berminat menggunakan IUD (48%).

Dari data diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai hubungan usia, paritas, dan dukungan suami dengan pemilihan Kontrasepsi IUD di Dusun Getasan, Kab.Semarang, tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hubungan usia, paritas dan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi IUD di Dusun Getasan Kabupaten Semarang, (2) Diketahuinya usia pada akseptor kontrasepsi IUD, (3) Diketahuinya paritas pada akseptor kontrasepsi IUD, (4) Diketahuinya dukungan suami pada akseptor kontrasepsi IUD, (5) Diketahuinya akseptor yang drop out dari alat kontrasepsi IUD. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di Dusun Getasan, Kabupaten Semarang. Populasi ibu yang menjadi akseptor KB IUD, baik yang masih menggunakan KB IUD atau yang sudah Drop Out termasuk sebanyak 50 orang adapun jumlah sampel 50 orang, karena dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling total sampling. Variabel penelitian: Usia, paritas dan dukungan suami, variabel terikat pemilihan kontrasepsi IUD. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini dilakukan survey terhadap 50 responden, memiliki karakteristik sebagai berikut

Tabel 1. Karakteritik Responden Karakteristik responden Jumlah % Usia : < 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Paritas : 1 anak 2 anak >3 anak Dukungan Suami : Rendah Sedang Tinggi 0 42 8 7 40 3 7 8 38 0 % 84 % 16 % 14 % 80 % 6 % 14 % 16% 70 % Pemilihan IUD : Akseptor IUD Akseptor IUD Dop Out Sumber : Data Primer 42 8 84% 16% Distribusi umur mayoritas 20-35 tahun sebanyak 42 responden (84%), paritas responden mayoritas memiliki 2 anak sebanyak 40 responden (80%). Dukungan suami responden mayoritas tinggi sebanyak 38 responden (70%). Responden mayoritas masih menggunakan KB IUD yaitu sebanyak 42 responden (84%). Tabel 2. Hubungan Usia Dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Usia (tahun) Akseptor IUD Akseptor IUD Drop Out Total p X 2 C F % F % F % < 20 0 0 0 0 0 0 0,000 36,226 0,648 20-35 41 82 1 2 42 84 >35 1 2 7 14 8 16 Total 42 84 8 16 50 100 Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi square diperoleh x 2 hitung sebesar 36,226. Adapun nilai x 2 tabel 3,481. Oleh karena nilai x 2 hitung > x 2 tabel (36,226 >

3,481) maka hasil uji statistik dihasilkan signifikan (Ho ditolak, Ha diterima), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Usia dengan pemilihan IUD. Menurut WHO (2007) usia seseorang dapat mempengaruhi kecocokan dan aksesbilitas metode-metode kontrasepsi tertentu. Secara umum, seorang remaja kemungkinan memiliki kontra indikasi medis terhadap pemakaian metode IUD. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang (2000 cit Maryatun 2009) yang menyatakan bahwa perempuan yang berusia 20-35 tahun berada pada fase mengatur jarak kehamilan, sehingga kontrasepsi yang sesuai memiliki ciri yang reversibilitas tinggi, efektivitas tinggi karena pada usia ini PUS tersebut berada pada usia hamil dan melahirkan yang baik, dan kontrasepsi yang tidak mengganggu pemberian ASI karena pada wanita usia 20-35 tahun merupakan masa reproduktif sehingga banyak perempuan yang masih menyusui. Pada usia > 35 tahun, perempuan berada pada fase mengakhiri kehamilan, sehingga wanita cenderung menggunakan kontrasepsi jangka panjang misal MOW. Tabel 3. Hubungan Paritas Dengan Pemilihan Kontrasepsi IUD Akseptor Akseptor IUD Total IUD Drop Out Paritas (anak) p X 2 C F % F % F % 1 7 14 0 0 7 14 0,000 17,448 0,509 2-3 35 70 5 10 40 80 > 3 0 0 3 6 3 6 Total 42 84 8 16 50 100 Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi square diperoleh x 2 hitung sebesar 17,448. Adapun nilai x 2 tabel 5,991. Oleh karena nilai x 2 hitung > x 2 tabel (17,448 >

5,991) maka hasil uji statistik dihasilkan signifikan (Ho ditolak, Ha diterima), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Paritas dengan pemilihan IUD. Mayoritas responden yang menggunakan IUD adalah ibu yang mempunyai 2-3 anak. Menurut penelitian (Maryatun,2009) didapatkan hasil dari analisis bivariat antara paritas dan pemilihan KB IUD di peroleh hasil yang signifikan yaitu p value (< 0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Pastuty (2005 cit Maryatun 2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dijelaskan bahwa semakin tinggi anak yang dilahirkan maka akan semakin tinggi pula keinginan ibu untuk membatasi kelahiran. Kondisi ini akan mendorong responden untuk menggunakan IUD sesuai dengan keinginannya. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian dari Wang (2000 cit Maryatun 2009) wanita yang belum mempunyai anak hanya 0,7 % yang memakai IUD. Penggunaan IUD paling tinggi yaitu lebih dari setengah (57%) pada wanita yang mempunyai satu anak, akan tetapi hanya (kurang dari 26%) pada wanita yang mempunyai anak 2 atau lebih. Hal ini disebabkan karena akibat terjadinya peralihan dari IUD ke metode sterilisasi. Hal ini sesuai dengan teori WHO (2007) yang menyatakan bahwa paritas dapat mempengaruhi cocok tidaknya suatu metode secara medis. Secara umum penggunaan IUD tidak dianjurkan bagi wanita nullipara karena pemasangannya lebih sulit dan angka ekspulsi yang tinggi dan ada kemungkinan IUD dapat menganggu kesuburan dimasa depan.

Tabel 4. Hubungan dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi KB IUD Dukung -an Suami Akseptor IUD Akseptor IUD Drop Out Total p X 2 C F % F % F % Rendah 0 0 7 14 7 14 0,000 43,490 0,682 Sedang 7 14 1 2 8 16 Tinggi 35 70 0 0 35 70 Total 42 84 8 16 50 100 Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi square diperoleh x 2 hitung sebesar 43,490. Adapun nilai x 2 tabel 5,991. Oleh karena nilai x 2 hitung > x 2 tabel (43,490 > 5,991) maka hasil uji statistik dihasilkan signifikan (Ho ditolak, Ha diterima), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan suami dengan pemilihan IUD Mayoritas dukungan suami responden adalah tinggi yaitu sebanyak 35 responden (70%) yang mendapatkan dukungan suami tinggi. Dukungan dalam menggunakan alat kontrasepsi dapat dilihat dari 4 hal yaitu dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan emosi, dan dukungan harga diri. Dari hasil penelitian, dukungan instrumental yang diberikan suami kepada akseptor KB IUD mayoritas dengan mendamping istri ketika melakukan konsultasi dengan dokter atau bidan tentang KB IUD. Dukungan informasi yang diberikan suami kepada akseptor mayoritas suami mengetahui bahwa IUD merupakan alat kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi dan memberitahukan serta meyakinkan keefektifitasan IUD kepada istrinya. Dukungan emosi yang diberikan suami kepada akseptor mayoritas dengan memberikan persetujuan kepada istri untuk menggunakan IUD. Dukungan harga diri yang diberikan suami kepada akseptor mayoritas dengan cara suami mengingatkan kepada istrinya untuk segera periksa ketenaga kesehatan apabila

terjadi efek samping. Hal ini dapat menunjukkan bahwa mayoritas suami di dusun Getasan sudah memiliki kesadaran untuk mendukung istrinya menggunakan KB. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Maryatun,2009) di dapatkan hasil p value dukungan suami dengan pemilihan KB IUD adalah 0,0001 sehingga (p < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi IUD. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Kusumaningrum (2009 cit Ermawan 2012) partispasi pria secara tidak langsung salah satunya dengan cara mendukung istri dalam ber-kb. Apabila disepakati istri yang akan ber-kb, peranan suami adalah memberikan dukungan dan kebebasan kepada istri untuk menggunakan kontrasepsi atau cara/metode KB. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori WHO (2007) yang menyatakan bahwa hubungan seorang wanita dengan pasangannya juga dapat menjadi faktor dalam menentukan pemilihan kontrasepsi tertentu. Tabel 5. Faktor yang mempunyai hubungan paling erat dengan pemilihankontrasepsi IUD. Variabel p (value) Exp β Usia 0,009 0,633 Paritas 0,068-0,071 Dukungan Suami 0,010-0,333 Dari tiga variabel yang diteliti, dua variabel memiliki hubungan yang signifikan dengan pemilihan kontrasepsi IUD, karena hanya dua variabel ini yang mempunyai nilai p value < 0,05. Dua variabel tersebut adalah usia dan dukungan suami. Usia memiliki p value 0,009 dan Exp β 0,633, paritas memiliki p value 0,068 dan Exp β -0,071, dukungan suami memiliki p value 0,010 dan Exp β -

0,333. Dari ketiga variabel tersebut didapatkan variabel usia memiliki p value terkecil yaitu 0,009 sehingga dapat disimpulkan bahwa usia adalah variabel yang mempunyai hubungan yang paling signifikan dengan pemilihan kontrasepsi IUD, dan memiliki Exp β 0,633 sehingga ibu yang berusia 20-35 tahun mempunyai peluang 0,663 kali lebih besar untuk memilih kontrasepsi IUD dibandingkan ibu yang berusia > 35 tahun. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hubungan usia, paritas dan dukungan suami yang dilakukan di Dusun Getasan, Kabupaten Semarang pada bulan April 2013 yaitu ketiga variabel yang diteliti mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pemilihan kontrasepsi IUD. Faktor yang mempunyai hubungan paling signifikan dengan pemilihan kontrasepsi IUD adalah umur, karena umur memiliki p value paling kecil diantara tiga faktor yang diteliti, p value 0,009. Saran Berbagai keterbatasan dan kekurangan selama jalannya penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut : bagi responden penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang KB IUD, sehingga dapat menyesuaikan alat kontrasepsi yang digunakan dengan kondisinya. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat mengadakan penelitian dengan topik IUD, sebaiknya memberikan

batasan umur, terutama untuk responden yang drop out dari KB IUD, yaitu menggunakan PUS yang masih reproduktif. Bagi suami diharapkan dapat memberikan dukungan secara menyeluruh dan seimbang yaitu antara dukungan instrumental, informasi, emosi, dan harga diri. DAFTAR PUSTAKA Arum, D. N. S., dan Sujiyatini. (2009) Paduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha Medika. Badan Kependudukan Kelurga Berencana Nasional. (2012) Hasil Pelayanan Kontrsepsi BKKBN Nasional [Internet]. Jakarta: BKKBN Nasional. Tersedia dalam: < www.bkkbn.go.id> [Diakses 1 Februari 2013] Handayani, S. (2010) Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihana. Hidayati, R. (2009) Metode Dan Tehnik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jakarta: Mubarak, I. W, dkk. (2011) Promosi Kesehatan: sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan.yogyakarta: Graha Ilmu. Saifudin, A.B. (2007). Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.