HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1 5 TAHUN DI POSYANDU BUAH HATI KETELAN BANJARSARI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan anak dan menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Jika

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental,

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1 5 TAHUN DI POSYANDU BUAH HATI KETELAN BANJARSARI SURAKARTA

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia Pra Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kembang berhubungan dengan aspek diferensiesi bentuk atau fungsi,

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan anak saat ini. Akan tetapi pelaksanaan untuk meningkatkan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK DI BAWAH 5 TAHUN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUSUKAN SURAKARTA

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

Key word: motorik development, nutrition status, children age 1-3 years old. Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Status Gizi, Anak usia 1-3 tahun

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi


HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI STUNTING DAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA 3-5 TAHUN DI KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

Keywords: Mother Rearing System, Nutritional Status, 1-3 Years Old Children. *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN PERILAKU HIGIENE SANITASI TERHADAP KEJADIAN STUNTED PADA BALITA USIA 7-24 BULAN DI DESA HARGOREJO KULON PROGO

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

PERKEMBANGAN BALITA USIA 6-60 BULAN BERDASARKAN KEJADIAN ANEMIA DAN PEMBERIAN STIMULASI MELALUI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. spesifik, kekurangan gizi dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). personal social (kepribadian dan tingkah laku),

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

BAB I PENDAHULUAN. Motorik halus adalah pergerakan yang melibatkan otot-otot halus pada tangan

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 4. Nomor 01 Edisi Maret Tahun 2016 halaman 77-81

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BATITA DI DESA BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA. Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kembang. Semarang. : Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada. bulan April-Mei 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA BALITA

HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI BARU LAHIR DI BPM R JATISRONO KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh TITANIA DWI SARTIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

1 Universitas Indonesia

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1 5 TAHUN DI POSYANDU BUAH HATI KETELAN BANJARSARI SURAKARTA Desmika Wantika Sari a, Endang Nur W a, dan Setyo Purwanto b a Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta b Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, Surakarta Abstract Children who are healthy, intelligent and consistent with the growth require all of physical, psychological, social, and spiritual fullfilment. Optimal growth and development aim to make children not only growing physically but also have a good quality of life. Good nutrition is very important for optimal growth and development. Good nutritional status plays a role in helping gross motoric development of children. The aim of this study was to know the correlation between nutritional status and gross motoric development on children ages 1-5 years in Posyandu Buah Hati Banjarsari Surakarta. Type of research was descriptive analytic and design of this research was cross sectional study. Respondents were 40 children 1-5 years in Posyandu Buah hati Banjarsari Ketelan Surakarta that were choosen by simple random sampling technique. Data were analyzed using non-parametric Chi Square test. Result of this research showed that the percentage of children who had normal nutritional status was 67.5% and the percentage of those who had abnormal nutritional status was 32.5%. Besides that, result of this research indicated that 85% of children had normal gross motoric development and 15% of the children had abnormal gross motoric development. This research conclude that there was not any correlation between nutritional status and gross motoric development on children ages 1-5 years in Posyandu Buah Hati Banjarsari Surakarta Key words : Nutritional Status, Gross Motoric Development PENDAHULUAN Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2008 menunjukkan bahwa 18,4% balita menderita KEP dan 5,4% diantaranya kategori KEP berat (gizi buruk). Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan seluruh Indonesia terjadi penurunan kasus gizi buruk yaitu pada tahun 2006 terdata 76.178 kasus kemudian turun menjadi 50.106 kasus pada tahun 2007 dan 39,080 kasus pada tahun 2008. Masalah kurang gizi selain disebabkan oleh berkurangnya jumlah konsumsi karena melemahnya daya beli masyarakat dan mutu gizi yang Hubungan antara Status Gizi dengan Perkembangan... (Desmika Wantika Sari, dkk.) 157

rendah juga disebabkan oleh masih banyaknya warga masyarakat yang kurang memiliki pengetahuan tentang pentingnya pemenuhan gizi sejak masa balita (Tim Koordinasi Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi, 2009). Anak usia pra-sekolah (1-5 tahun) merupakan kelompok yang sangat perlu diperhatikan akan kebutuhan gizinya, karena mereka dalam masa pertumbuhan. Kekurangan akan kebutuhan gizi pada masa anak-anak selain akan mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan jasmaninya juga akan menyebabkan gangguan perkembangan mental anak. Anak-anak yang menderita kurang gizi setelah mencapai usia dewasa tubuhnya tidak akan tinggi yang seharusnya dapat dicapai, serta jaringan-jaringan otot yang kurang berkembang (Sutarta, 2008). Soetjiningsih (1995) juga menyebutkan bahwa perkembangan anak meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, bahasa, motorik (kasar dan halus), personal sosial, dan adaptasi. Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak, dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek motorik, emosi, kognitif, dan psikososial (bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungannya). Salah satu perkembangan batita adalah perkembangan motorik, secara umum perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motor yang melibatkan keterampilan otot-otot besar. Gerakan-gerakan seperti tengkurap, duduk, merangkak, dan mengangkat leher. Gerakan inilah yang pertama terjadi pada tahun pertama usia anak. Motorik halus merupakan aktivitas keterampilan yang melibatkan gerakan otot-otot kecil seperti, menggambar, meronce manik, menulis, dan makan. Kemampuan motorik halus ini berkembang setelah kemampuan motorik kasar si kecil berkembang (Soetjiningsih, 1995). Mahendra dan Saputra (2006) menyatakan perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan gerak yang sesuai dengan masa perkembangannya. Jadi secara anatomis, perkembangan akan terjadi pada struktur tubuh individu yang berubah secara proporsional seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Status gizi yang kurang akan menghambat laju perkembangan yang dialami individu, akibatnya proporsi struktur tubuh menjadi tidak sesuai dengan usianya yang pada akhirnya semua itu akan berimplikasi pada perkembangan aspek lain. Menurut Anwar (2000), zat-zat gizi yang dikonsumsi batita akan berpengaruh pada status gizi batita. Perbedaan status gizi balita memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, dimana jika gizi yang dikonsumsi tidak terpenuhi dengan baik maka perkembangan balita akan terhambat. Apabila balita mengalami kekurangan gizi akan berdampak 158 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 2, Desember 2012: 157-164

pada keterbatasan pertumbuhan, rentan terhadap infeksi, peradangan kulit dan akhirnya dapat menghambat perkembangan anak meliputi kognitif, motorik, bahasa, dan keterampilannya dibandingkan dengan batita yang memiliki status gizi baik. Penelitian oleh Proboningsih (2004) menunjukkan bahwa pada anak usia 12-18 bulan di puskesmas wilayah Sidoarjo kelompok status gizi baik terdapat 78.6% memiliki perkembangan normal dan 21,4% perkembangan yang terhambat. Sedangkan pada kelompok gizi kurang terdapat 53,6% memiliki perkembangan normal dan 46,4% perkembangan yang terhambat. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi normal dan status gizi kurang memiliki perbedaan perkembangan (motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan kepribadian). Penelitian lain yang dilakukan oleh Schmidt, et al (2004) membuktikan bahwa pemberian nutrisi penting untuk perkembangan anak. Wanita hamil yang diberikan vitamin A dan zat besi setelah anaknya lahir menunjukkan adanya perbedaan perkembangan motorik yang signifikan. Artinya nutrisi sangat penting bagi perkembangan motorik kasar anak. Berdasarkan data Puskesmas Setabelan, tahun 2010 dari jumlah balita sebanyak 892 anak, terjadi kasus gizi kurang sebanyak 35 kasus (3,92%). Data yang diperoleh dari Puskesmas Setabelan di Posyandu Buah Hati Kelurahan Ketelan tahun 2010 dari 52 anak balita, terdapat 23% berstatus gizi kurang. Hal ini menunjukkan bahwa kasus gizi kurang pada anak balita di Kota Surakarta masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian dan penanganan yang serius (Dinkes Kabupaten Kota Surakarta, tahun 2010). Hal tersebut yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian dilakukan di Posyandu Buah Hati Kelurahan Ketelan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Sampel yang digunakan adalah sebesar 40 anak balita dengan kriteria inklusi yaitu anak usia 1 5 tahun yang bertempat tinggal tetap di Kelurahan Ketelan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta, orang tuanya bersedia menjadi responden, yang tidak sakit atau tidak sedang terinfeksi suatu penyakit kronis (Diare, TBC, DB, Malaria, Campak, Polio, DPT). Kriteria ini dapat diketahui melalui pertanyaan penyaring pada saat yang bersamaan dengan pengambilan data dengan kuesioner. Penentuan sampel dengan cara acak sederhana. Sedangkan kriteria eksklusi yang ditetapkan yaitu anak usia 1 5 tahun yang pada saat penelitian berlangsung responden pindah rumah. Hubungan antara Status Gizi dengan Perkembangan... (Desmika Wantika Sari, dkk.) 159

Data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif berupa tingkat pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga. Sedangkan data kuantitatif yaitu tinggi, berat badan, umur, dan skor perkembangan motorik kasar dari anak. Cara pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Data status gizi di peroleh dengan pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) menggunakan alat timbangan dan mikrotoa yang dilakukan oleh peneliti. Pengukuran status gizi dengan indeks BB/TB di kategorikan normal jika -2 s/ d +2 SD, kurus -3 s/d <-2 SD, sangat kurus <-3SD, gemuk >+2 SD. Data perkembangan motorik kasar di peroleh dengan tabel kuesioner pengukuran Denver II yang dinilai oleh psikolog. Pengukuran Perkembangan motorik kasar ini dengan menetapkan umur kronologis anak, menarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas per- II. Klasifikasi hasil test Denver II yaitu Abnormal bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektorl atau lebih, Meragukan bila didapatkan 1 keterlambatan pada sektor, tidak dapat di test bila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi Abnormal atau meragukan, dan Normal bila semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi non parametric, yaitu Fisher Exact. k e m b a n g a n p a d a f o r m u l i r Denver HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden penelitian ini meliputi tingkat pendidikan ibu yaitu pendidikan dasar (SD dan SMP), dan Pendidikan lanjut (SMA dan perguruan tinggi), dan Status pekerjaan. Distribusi tingkat pendidikan dan pekerjaan ditampilkan dalam tabel 1. Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Pendidikan dan Pekerjaan Ibu Variabel Frekuensi Persentase (%) Pendidikan Dasar 7 17,5 Lanjut 33 82,5 Pekerjaan IRT 23 57,5 Pedagang 10 25 Buruh 7 17,5 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang berpendidikan dasar semuanya SMP dan tidak ada yang SD yaitu sebesar 17,5%, dan responden yang berpendidikan lanjut semuanya SMA tidak ada yang Perguruan tinggi yaitu sebesar 82,5%. Karakteristik responden menurut pekerjaan ibu yang paling banyak sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu 57,5%, sedangkan ibu yang bekerja sebagai peagang sebanyak 25%, dan ibu bekerja sebagai buruh sebanyak 17,5%. 160 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 2, Desember 2012: 157-164

B. Karakteristik Sampel Karakteristik sampel penelitian meliputi jenis kelamin dan Status gizi. Distribusi sampel menurut jenis kelamin dan perkembangan motorik kasar ditampilkan dalam tabel 2. Tabel 2 Distribusi sampel menurut Jenis kelamin dan status gizi Variabel Frekuensi Persentase (%) Jenis kelamin laki-laki 19 47,5 Perempuan 21 52,5 Status gizi Normal 27 67,5 Kurus Gemuk 6 7 15 17,5 Perkembangan motorik kasar Normal 34 85,0 Meragukan Tidak dapat di test 2 4 5 10 Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian sampel penelitian adalah perempuan dengan jumlah 52,5%, sampel sebagian besar masuk dalam status gizi normal yaitu 67,5% dan sebagian besar sampel memilki perkembangan motorik kasar kategori normal sebanyak 85%, namun ada 6 subjek yang tidak normal yaitu 2 balita dengan perkembangan meragukan dan 4 balita dengan perkembangan tidak dapat ditest. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah yang terarah dan teratur dari orang tua maupun pendidiknya akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi.i Soetjiningsih (1995). Menurut pada hasil interpretasi Denver II yang meragukan dan tidak dapat di tes, seharusnya dilakukan tes ulangan 2 minggu berikutnya untuk menghilangkan faktor-faktor sesaat, seperti rasa takut, sakit, atau kelelahan. Namun karena keterbatasan waktu dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan tes ulangan 2 minggu berikutnya. C. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Kasar Balita Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak, berikut adalah hasil penelitian hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar ballita dengan ditampilkan dalam tabel 3. Hubungan antara Status Gizi dengan Perkembangan... (Desmika Wantika Sari, dkk.) 161

Tabel 3 Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar balita Status Gizi Perkembangan motorik kasar Jumlah Normal Tidak normal N % N % N % Normal 24 88,9 3 11,1 27 100 Tidak normal 10 76,9 3 23,1 13 100 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 27 balita, balita yang berstatus gizi normal dan perkembangan motorik kasar normal terdapat 24 balita yaitu 88,9%. Sebanyak 13 balita yang berstatus gizi tidak normal dan perkembangan motorik kasar tidak normal yaitu 23,1%. Hasil uji hipotesis dengan fisher exact penelitian menunjukkan bahwa p = 0,370, sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 1 5 tahun di Posyandu Buah Hati Kelurahan Ketelan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Data yang diperoleh bahwa banyak balita yang ditinggal oleh orang tuanya saat bekerja, sehingga masih kurang dalam perhatian untuk stimulasi perkembangan motorik kasar tersebut. Faktor stimulasi memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang tidak/kurang mendapatkan stimulasi. (Soetjingsih, 1995) Menurut Soetjiningsih (1995) pendidikan orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik. Data yang diperoleh saat penelitian masih banyak orang tua balita yang pendidikannya hanya sampai dijenjang sekolah menengah atas (SMA) saja, hal ini termasuk salah satu faktor yang berpengaruh pada hasil penelitan perkembangan motorik kasar balita. Penelitian oleh Wulandari (2009) yang meneliti mengenai hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak usia 3-5 tahun di play group traju mas Purworejo. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Play Group Traju Mas Purworejo. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Fitriana dan Maria (2006) dengan 162 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 2, Desember 2012: 157-164

hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pertumbuhan dan perkembangan motorik anak pengungsi korban gempa dan tsunami. Menurut Tedjasaputra (2003), faktor kebutuhan stimulasi atau rangsangan terhadap anak untuk memperkenalkan suatu pengetahuan ataupun keterampilan baru ternyata sangat penting dalam peningkatan kecerdasan anak. Stimulasi pada anak dapat dimulai sejak calon bayii berwujud janin, sebab janin bukan merupakan makhluk yang pasif. Berdasarkan dari bentuk kecerdasan yang perlu dikembangkan, mengharuskan stimulasi yang beragam pula. Salah satu yang utama stimulasi motorik, alasannya perkembangan motorik anak usia balita sangat pesat, terutama motorik kasar. Perkembangan motorik kasar diusia balita terkait erat dengan perkembangan fisik dan rasa percaya diri. Apabila pada usia tertentu anak belum bisa melakukan motorik kasar, maka anak telah mengalami keterlambatan. Faktor stimulasi memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang tidak/kurang mendapatkan stimulasi.(soetjingsih, 1995) Penelitian yang dilakukan oleh Brown dan pollit (1996) bahwa kekurangan gizi di awal kehidupan manusia tidak memberikan dampak langsung terhadap perkembangan manusia dikemudian hari karena ada beberapa faktor lain yang berperan seperti keadaan lingkungan, sosial ekonomi, keadaan kesehatan, dan yang terpenting stimulasi. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti mengambil kesimpulan berupa 1. Status gizi balita yang normal sebanyak 67,5% dan yang tidak normal sebanyak 32,5% 2. Perkembangan motorik balita dengan kategori normal sebanyak 85,% kategori tidak normal sebanyak 15%. 3. Tidak ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 1-5 tahun di Posyandu Buah Hati Kelurahan Ketelan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dengan p = 0,370. B. Saran 1. Masih ada status gizi balita yang kurus dan gemuk sehingga bagi orang tua balita untuk lebih memperhatikan asupan makanan yang mempengaruhi status gizi. 2. Masih ada perkembangan motorik balita yang meragukan, sehingga Hubungan antara Status Gizi dengan Perkembangan... (Desmika Wantika Sari, dkk.) 163

perlu diadakan penyuluhan hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar balita diberikan kepada masyarakat yang dilakukan oleh pihak puskesmas atau kader posyandu Buah Hati. DAFTAR PUSTAKA Anwar, H., M., 2000, Peranan Gizi dan Pola Asuh dalam Meningkat Kualitas Tumbuh Kembang Anak, Makalah disajikan dalam Seminar Sehari, DepKes, Jakarta, 4 November 2000 Brown, J., Larry & Pollit, Erresto, 1996, Malnutrition,Proverty, And Intellectual Developmet, British Journal of Nutrition. Dinkes Kota Surakarta, 2010, Data Status Gizi Balita, Surakarta. Fitriana, Yudha dan Maria, 2006, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pengunsi Korban Gempa dan Tsunami 2006, Journal Sport & Sains. Mahendra, Agus dan Saputra, Yudha M, 2006, Perkembangan dan Belajar Motorik, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional: Universitas Terbuka Proboningsih, J., 2004, Perbedaan Perkembangan (Motorik Kasar, Motorik Halus, Bahasa, dan Kepribadian) Pada Anak Usia 12 18 Bulan Antara Status Gizi Kurang dan Status Gizi Normal. Digilid Unair. http://digilib.unair.ac. id/ go.php?id (akses 1 Juli 2006) Schmidt, Marjanka K., Muslimatun, Siti., West, Clive E., Schultink, Werner, and Hautvast, Joseph G., 2004, Mental and Psychomotor Development in Indonesian Infants of Mothers Supplemented with Vitamin A in Addition to Iron During Pregnancy, British Journal of Nutrition (2004), 91, 279 285 Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, EGC Sutarta, 2008, Pangan, Gizi, dan Pertanian, Jakarta: UI Press Tedjasaputra, M., 2003, Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta. Wulandari M., 2010, Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus Anak Usia 3-5 tahun di Play Group Traju Mas Purworejo: KTI 164 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 2, Desember 2012: 157-164