Gambaran Pengetahuan Siswi Kelas VII Tentang Dismenore di SMP Nusantara Bandung. Liliek Fauziah 1 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DISMENORE DENGAN TINGKAT KECEMASAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI DI SMU I SEMANU GUNUNGKIDUL TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila *

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENANGANAN DISMENORE DI SMA NEGERI 7 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

HUBUNGAN ANTARA DISMENOREA DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP N 4 BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA REMAJA PUTERI PADA SISWA KELAS X SMK TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA KELAS VII DAN VIII YANG MENGALAMI PUBERTAS DI SMP BUDI LUHUR CIMAHI. Lela Juariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

Abstrak Gambaran Pengetahuan Siswi Kelas VII Tentang Dismenore di SMP Nusantara Bandung Liliek Fauziah 1 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung Jl. Kopo No. 161 Bandung 40234 Masa remaja disebut dengan masa pubertas ditandai dengan pertumbuhan badan cepat, menstruasi pertama (menarche), perubahan psikis dan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder. Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) yaitu antara 10-16 tahun. Menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik, cairan jaringan dan debris sel sel endometrium dari uterus dalam jumlah bervariasi. Dismenore adalah kekakuan atau kejang dibagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa wanita untuk beristirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktivitas sehari-hari. Prevalensi dismenorea 59,7% dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Studi ini juga melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah. di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang mengalami nyeri selama haid. Angka kejadian dismenore di Bandung mencapai angka 52%, siswi SMP kelas VII yaitu dari 58 orang yang mengalami dismenore 28 orang, Pengetahuan tentang dismenore sangat penting pada masa puber dan adolescence agar mereka memahami reproduksi mereka sendiri. Apabila mereka tidak diberikan informasi yang jelas / pengetahuan yang cukup mengenai menstruasi akan menyebabkan timbulnya ketakutan, kecemasan, konflik konflik batin dan gangguan gangguan berupa pusing pusing, mual, amenorrhoe, dysmenorrhoe, haid tidak teratur dan perdarahan terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan siswi kelas VII SMP tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan instrumen kuesioner. Populasi penelitian adalah siswi kelas VII SMP Nusantara Bandung yang sudah menstruasi berjumlah 32 orang, dengan teknik sampel yaitu total smpling. Analisis data menggunakan rumus proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMP Nusantara Bandung, pengetahuan siswi kelas VI SD tentang dismenore hampir setengahnya dalam kategori baik (43,75%), sebagian besar dalam kategori cukup (53,13%) dan sebagian kecil dalam kategori kurang (3,13%). Agar pengetahuan siswi kelas VII SMP khususnya tentang menstruasi tetap baik disarankan untuk diadakan bimbingan dan konseling baik dari petugas kesehatan maupun Pembina UKS di sekolah. Diharapkan keluarga juga turut membantu dalam pemberian informasi mengenai menstruasi dan sex education kepada puteri puterinya. Kata Kunci: Dismenore 649

Pendahuluan Remaja (adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun WHO (World Health Organization). Masa remaja atau masa adolescence adalah suatu fase tumbuh kembang dinamis dalam kehidupan seseorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa kanakkanak kemasa dewasa yang ditandaai dengan percepatan perkembangan fisik, psikologis, emosional, dan sosial, (Proverawati & Misaroh, 2009), masa remaja tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi atau lebih besar, tetapi juga terjadi pada perubahan-perubahan didalam tubuh yang memungkinkan untuk berproduksi. Masa inilah disebut dengan masa pubertas ditandai dengan pertumbuhan badan cepat, menstruasi pertama (menarche), perubahan psikis dan timbulnya ciriciri kelamin sekunder seperti tumbuh rambut pada daerah kemaluan, dan pembesaran payudara (Atikah & Siti, 2009). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rataratanya 12,5 tahun (Wiknjosastro, 2009). Menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik, cairan jaringan dan debris sel sel endometrium dari uterus dalam jumlah bervariasi. Jumlah rata rata hilangnya darah selama menstruasi adalah 30 ml. Biasanya menstruasi terjadi dengan selang waktu 22 35 hari (dihitung dari hari pertama keluarnya darah menstruasi hingga hari pertama berikutnya) dan pengeluaran darah menstruasi berlangsung 1 8 hari (Llewellyn Jones, 2001). Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswi kelas VI SDN Cikuda Kabupaten Sumedang pada bulan Juni 2004 didapatkan bahwa hampir 50% mempersepsikan bahwa peristiwa menstruasi sebagai hal yang membuat malu dan takut. Persepsi yang negatif ini muncul karena mereka kurang mendapatkan informasi (pengetahuan) yang memadai tentang apa yang mereka alami dan mereka belum siap untuk menghadapinya (Rochmayanti, 2004). Oleh karena itu haid biasanya menjadi pusat perhatian gadis pubertas dan adolescence. Apabila peristiwa perdarahan / menstruasi itu tidak disertai dengan pemberian informasi dan pengetahuan yang benar akan mengakibatkan munculnya gejala gejala patologis salah satunya adalah mengalami dismenore. (Kartini, 2005). Dismenore adalah kekakuan atau kejang dibagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa wanita untuk beristirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktivitas sehari-hari (Dianawati, 2003 ; Prroverawati & Misaroh, 2009). Angka kejadian dismenore didunia sangat besar lebih dari 50% perempuan disetiap negara mengalami dismenorea. Angka kejadian dismenore di Amerika 650

Serikat diperkirakan 45%-90%. Hasil studi epidemiologi populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di amerika serikat, prevalensi dismenorea 59,7% dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Studi ini juga melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah (Anurogo, 2008), dalam studi longitudinal dari swedia melaporkan dismenorea pada 90% wanita yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67% wanita yang berusia 24 tahun (French, 2005 dikutip dari Anurogo, 2008). Angka kejadian dismenorea primer di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang mengalami nyeri selama haid. Angka kejadian dismenore di Bandung mencapai angka 52%, hal ini menyebabkan pelajar tidak dapat melakukan aktivitas harian dengan baik selama mengalami nyeri haid disebabkan dismenore (info sehat, 2013). Nyeri haid yang dialami oleh para pelajar dapat mengganggu prestasi dalam proses belajarnya. Berdasarkan hasil Studi Pendahuluan SMP Nusantara Bandung adalah sekolah swasta sekolah yang berada di Kota Bandung. Jumlah seluruh siswa/siswi kelas VII SMP yang berada di SMP Nusantara Bandung yaitu 112 orang yang terdiri dari kelas VII A - VII D. sedangkan siswi wanita SMP kelas VII yaitu 58 orang dan yang sudah mendapatkan menstruasi yaitu 48 orangdan yang mengalami dismenore 28 orang, dengan menggunakan wawancara yang merasakan dismenore, dan seluruh siswi yang mengalami dismenore tidak mengetahui bagaimana cara menangani dismenore, siswi kelas VII yang mengalami Dismenore mengatakan ketika setelah/sebelum menstruasi merasakan nyeri di bagian perut bawah pada hari pertama, kedua dan hari terakhir dan masih bisa beraktivitas tetapi hanya saja kegiatan belajar sedikit terganggu dikarenakan nyeri menstruasi (Dismenore) ini. Dari 28 siswi seluruh siswi merasakan nyeri pada saat menstruasi ada 2 siswi yang pada saat mentruasi pertama merasakan sakit bagian pinggang dan sampai tidak bisa mengikuti pelajaran sekolah dikarenakan nyeri pada bagian pinggang hanya bisa berbaring dirumah untuk beristirahat. Berdasarkan dari data-data tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan siswi kelas VII tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana gambaran pengetahuan siswi kelas VII tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung. 651

Tujuan Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pengetahuan siswi kelas VII tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung. Metodologi Penelitian Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan jenis cross sectional. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan siswi kelas VII tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung. populasi adalah siswi kelas VII SMP yang sudah mengalami menstruasi dan berusia antara 11 12 tahun. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 orang siswi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling berjumlah 32 orang. Metode pengumpulan data dengan menggunkan kuesioner. Hasil uji validitas yaitu lebih dari r tabel sebanyak 25 pertanyaan yang valid, dan hasil reliabilitas 0,185. Lokasi penelitian di SMP Nusantara kota Bandung. Hasil Penelitian Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian pengetahuan tentang siswi kelas VII tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung yang dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 1 Pengetahuan Tentang Menstruasi Secara Keseluruhan No Kategori f % 1 Baik 14 43.75 2 Cukup 17 53.13 3 Kurang 1 3.13 Jumlah 32 100 Dari tabel di atas terlihat bahwa hampir setengahnya pengetahuan responden tentang dismenorea tergolong dalam kategori Baik, dengan jumlah responden sebanyak 14 orang (43,75%), sebagian besar pengetahuan responden tentang dismenore tergolong dalam kategori Cukup, dengan jumlah responden sebanyak 17 orang (53,13%), dan sebagian kecil pengetahuan responden tentang dismenore tergolong dalam kategori Kurang, dengan jumlah responden sebanyak 1 orang (3,13%). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Rochmayanti di SDN Cikuda Kabupaten Sumedang pada Bulan Juni 2004 yang mengatakan bahwa hampir 50% mempersepsikan bahwa peristiwa menstruasi sebagai hal yang membuat malu dan takut dan itu dikarenakan pengetahuannya kurang. Sedangkan pada penelitian ini didapatkan hasil yang lebih baik. 652

Itu menandakan bahwa pengalaman, keyakinan, fasilitas dan sosio budayanya sudah baik. Hal ini bisa saja terjadi walaupun siswa tidak mendapatkan pembinaan langsung oleh petugas kesehatan dan pengetahuan tentang menstruasi yang didapat dari sekolah terbatas tetapi siswa masih bisa mendapatkannya dari sumber yang lain. Menurut WHO dalam Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa pengetahuan umumnya didapat dari pengalaman orang lain, buku, media masa, dan lain - lain. Hal ini didukung oleh pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh melalui melalui proses belajar, sedangkan proses belajar bisa terjadi dimana saja atau kapan saja. Pengetahuan didapatkan berdasarkan pengalaman yang dimiliki, keyakinan, fasilitas dan sosio-budaya (Notoatmodjo, 2003). Dilihat dari tingkat perkembangan mental atau intelektual anak usia sekolah, apabila kita memberikan suatu pengetahuan kepada anak, anak akan cepat mengadopsinya, sebab pada periode usia sekolah ini terjadi pertumbuhan intelektual yang cepat, minat dan pengalamannya bertambah sehingga ia lebih memahami orang lain, objek dan situasi sekitarnya, peningkatan pengetahuan dan penguasaan setiap kemampuan berkembang meningkat bersama pematangan fisik anak (Hurlock, 2002). Maka akan sangat baik apabila anak diberikan pengetahuan terutama tentang dismenore. Simpulan Berdasarkan hasil analisa data, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan tentang dismenore secara keseluruhan sebagian besar dari responden memiliki pengetahuan yang cukup, hampir setengahnya dari responden memiliki pengetahuan yang baik, dan sebagian kecil dari responden memiliki pengetahuan yang kurang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bobak, L. Jensen. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.. Perry. 2001. Maternity and Women s Health Care. USA: Mosby. Cheri MD, Sheldon H. 2006. Bimbingan Ginekologi : Perawatan Modern Untuk Kesehatan Wanita. Bandung: Pionir Jaya. Davis, M. 1995. Panduan Relaksasi dan Reduksi Stress. Jakarta: EGC. Farrer, H. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC. 653

Griffifth, H. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Jakarta: Arcan. Hamdani, I. 2007. Balada Si Kopi. Online at http//www.mailarchive.com/dokter@itb.ac.id dari www.yahoo.com. Hurlock, Elizabeth B. 2002. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendkatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: PT Erlangga. Jones, L.D. 1997. Setiap Wanita ( Buku Panduan Lengkap Tentang Kesehatan, kebidanan dan kandungan ). Jakarta: Pustaka Delaprasta.. 2001. Dasar dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates. Kaplan, M. Robert dan Saccuzo, Denis. 1993.Psychological Testing Principles, Applications, and Issues. California: Pasivic Grove. Kaplan, Sadock. 1997. Sinopsis Psikatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara. Kartono, K. 2005. Psikologi Anak. Bandung: CV Mandar Maju. Kliegman, B. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC. Kozier, B et al. 1991. Fundamental of Nursing : Concept,Process and Practice. California: Addison-Wesley. London,Old, Ladewig. 2000.Maternal-Newborn and Child Nursing : Family Centered Care. New Jersey: Pearson Education. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Paath EF, Rumdasih dan Heryati. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. Pilliteri, A. 1999. Maternal and Child Health Nursing : Care of Child Bearing and Child Family. Philadelphia: Lippincot. Price, S dan Wilson, L. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC. Rohmayanti. 2004. Persepsi Siswa Kelas VI SD tentang Perubahan yang Terjadi Selama Masa Pubertas di SDN Cikuda Kab. Sumedang. Bandung: Unpad. Sugiyono, DR. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: alfabeta. Taylor, Lillis, Lemone. 1997. Fundamental of Nursing : The Art on Science of Nursing Care. Philadelphia: Lippincot. 654

Tim Whisperes Ultra. 2007. Tampil Oke Tampil Pede: Kenali Dirimu Lebih Dalam. http://www.whispered.go.id. Dari www.google.com. Youngson, M. Robert. 2002. Kesehatan Wanita A-Z. Jakarta: Arcan. 655

656