BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC

Yudha Bhara P

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Penggunaan PLC di industri dimaksudkan untuk menggantikan penggunaan rangkaian relay dan timer. Keuntungan penggunaan PLC antara lain :

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

BAB III LANDASAN TEORI. mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe

Apa Itu PLC? Gambar 1.1 Penggunaan PLC di industri

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

DIAGRAM LADDER. Dr. Fatchul Arifin, MT

SIMULASI MODEL KONTROL MESIN MIXER MENGGUNAKAN PLC DAN PROGRAM KOMPUTER INTELLUTION FIX

BAB III FUNGSI BAGIAN PLC. Processor. Catu Daya. Gambar 2. Block Diagram Perangkat Keras PLC

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL)

PENGENALAN PLC. - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC. - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC

INSTALASI MOTOR LISTRIK

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

Gambar 4.2 Simbol LOAD. Gambar 4.3. Simbol LOAD NOT

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

Mekatronika Modul 14 PLC dan Praktikum PLC

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Bab 3 PLC s Hardware

Teknik Pemrograman PLC

Praktikum 2 Pengenalan Simbol Ladder Diagram. A. Tujuan : 1. Mahasiswa mampu memahami dan menggunakan berbagai simbol dalam Ladder Diagram

Materi. Siswa Mampu :

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Dasar-Dasar PLC Programmable Logic Controller (PLC)

BAB III LANDASAN TEORI

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

WORKSHOP PLC & PNEUMATIK MODUL PRAKTIKUM WORKSOP PLC & PNEUMATIK

Gambar 2.1. Diagram pewaktuan Timer dengan ON-delay Ladder Diagram dari fungsi pewaktuan (on-delay) ditunjukkan dalam gambar 2.2. berikut ini.

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain.

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY

PERANCANGAN HUMAN MACHINE INTERFACE (HMI) PADA HITCUT MACHINE DENGAN PLC OMRON SYSMAC CP1L

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

RANCANGBANGUN SISTEM OTOMASI APLIKASI MESIN PENCAMPUR BERBASIS PLC OMRON CP1E 20 I/O

Setelah Selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat membuktikan fungsi-fungsi khusus dalam pemrograman Programmable Logic Controller (PLC)

BAB IV INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGOPERASIAN PLC OLEH LINGGA NURRAHMAN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNY. Ladder Diagram

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????

Pemrograman Programmable Logic Controller

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD

Otomasi Sistem dengan PLC

B. TIPE SISTEM KONTROL BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC.

I. PENDAHULUAN. Teknologi yang sangat membantu dalam kehidupan manusia adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

Konsep Dasar dan Sejarah PLC

Materi 4: Microprocessor-Based Control

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

Materi 7: Introduction to PLC Programming Language

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III LANDASAN TEORI

Teknik Otomasi [PengenalanPLC]

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Industrial Informatics and Automation laboratory Electrical Engineering Department Industrial Technology Faculty Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB II LANDASAN TEORI

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

TE Programmable Logic Controller Petunjuk Praktikum PLC

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama agar sinkron dengan subproses lain. Beberapa dekade yang lalu, pengontrolan berbagai proses di industri masih menggunakan cara konvensional, yaitu dengan menggunakan ratusan atau bahkan ribuan relai yang disusun sedemikian rupa untuk mengkonstruksi logika kontrol yang dirancang. Relai-relai tersebut memerlukan pengabelan yang rumit sehingga menimbulkan berbagai masalah. Programmable Logic Controller ( PLC ), adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem kontrol elektrik berbasis relai yang mulai digunakan pada tahun 1970-an. Ide utamanya adalah untuk mensubtitusi relai yang digunakan untuk mengimplementasikan logika kontrol. Sesuai namanya, PLC dapat dengan mudah di program ulang. Programmable Logic Controller ( PLC ) menyerupai komputer elektronik yang mudah digunakan ( user friendly ) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. 6

Perangkat PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami, dapat diprogram, dikendalikan dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer sekalipun. PLC dapat digambar dengan garis dan diagram ladder. PLC menyederhanakan pengawatan dari sistem yang sebenarnya lebih rumit. Pada PLC keadaannya dinyatakan dengan 1 ( ON ) dan 0 ( OFF ). Satu menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi, sedangkan nol berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak. PLC memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut : Fleksibel Sebelumnya tiap perangkat elektronik dikendalikan dengan pengendali yang berbeda beda. Untuk tiga mesin membutuhkan tiga pengendali, tetapi kini hanya dengan satu PLC ketiga mesin tersebut dapat dijalankan. Perubahan pengkabelan dan pengoreksian kesalahan lebih mudah PLC dihubungkan dengan komputer, dan outputnya adalah beberapa sistem. Bila salah satu sistem ini akan diubah maka pengubahannya hanya dilakukan pada program yang terdapat pada komputer, dalam waktu yang relatif singkat. Apabila menggunakan relay maka perubahannya dilakukan dengan cara mengubah pengkabelannya. Cara ini tentunya memakan waktu yang lama. 7

Komponen dasar PLC terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah : CPU (Central Processing Unit) Input Output Memori Fasilitas Komunikasi Fasilitas Ekstensi Catu Daya Komponen dasar PLC tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini : Perangkat Input Komputer/ Konsol Komunikasi Input Ekstensi CPU Memori Catu Daya Output Perangkat Output Gambar 2.1 Komponen dasar PLC 8

2.1.1 CPU ( Central Processing Unit ) Yaitu otak dari PLC yang mengerjakan berbagai operasi, antara lain mengeksekusi program, menyimpan dan mengambil data dari memori, membaca kondisi/nilai input serta mengatur nilai output, memeriksa adanya kerusakan ( self diagnostic ), serta melakukan komunikasi dengan perangkat lain. CPU Module membaca sinyal inputan yang berupa sinyal ON/OFF yang kemudian akan diolah sesuai dengan program kontrol yang disimpan di memori. Program tersebut akan menentukan sinyal keluaran dari CPU yang akan diteruskan ke output module. 2.1.2 Input Merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat luar yang memberikan masukan kepada CPU. Perangkat luar input dapat berupa tombol, switch, sensor atau peranti ukur lain. Pada modul ini sinyal masukan dalam bentuk keadaan ON atau OFF dari peralatan luar yang berfungsi sebagai input akan diteruskan ke CPU (Central Processing Unit). Pemakai dapat menggunakan tegangan 24 V AC, 100 V AC, 200 V AC, 5 V DC, 12 V DC, 24 V DC sebagai sinyal masukan. Sinyal masukan tersebut tidak dapat secara langsung diteruskan ke CPU, oleh karena itu input module mengubah tegangan tersebut ke tegangan 5 V DC dan mengirimkan sinyal tersebut ke CPU. Input module terdiri dari terminal - terminal yang akan menghubungkan peralatan luar dengan PLC. Jumlah terminal tergantung dari jenis 9

input module yang digunakan, ada yang terdiri dari 16 buah terminal (16 point input module), 32 buah terminal dan 64 buah terminal. 2.1.3 Output Merupakan bagian dari PLC yang berhubungan dengan perangkat luar yang memberikan keluaran dari PLC. Perangkat luar output dapat berupa lampu, solenoid valve, relai, kontaktor dan lain lain. Modul ini meneruskan hasil dari program PLC yang sudah berupa sinyal ON atau OFF ke peralatan luar yang berfungsi sebagai output. Seperti pada input module, output module juga terdiri dari terminal terminal yang akan menghubungkan PLC dengan peralatan luar. Jumlah terminal tergantung dari tipe output module yang digunakan. 2.1.4 Memori Yaitu tempat untuk menyimpan program dan data yang akan dijalankan dan diolah oleh CPU. Dalam pembahasan PLC, memori sering disebut sebagai file. Dalam PLC memori terdiri atas memori program yang digunkan untuk menyimpan program yang akan dieksekusi, memori data untuk menyimpan nilai-nilai hasil operasi CPU, nilai timer dan counter, serta memori yang menyimpan nilai kondisi input dan output. Secara umum memori merupakan bagian dari PLC yang menyimpan program kontrol yang telah dibuat oleh pemakai. Pada saat PLC dioperasikan, CPU bekerja berdasarkan perintah program yang telah disimpan di memori. 10

2.1.5 Fasilitas Komunikasi Alat yang membantu CPU dalam melakukan pertukaran data dengan perangkat lain, termasuk juga berkomunikasi dengan komputer untuk melakukan pemograman atau pemantauan. 2.1.6 Fasilitas Ekstensi Untuk menghubungkan modul PLC dengan modul pengembangan input/output sehingga jumlah input/output dapat ditingkatkan. 2.1.7 Catu Daya Untuk menyuplai daya kepada semua komponen dalam PLC, biasanya catu daya PLC adalah 220 VAC atau 24 VDC. CPU, memori, Input/Output module dan peralatan pendukung dari PLC membutuhkan tegangan 5 V DC untuk beroperasi. Power supply module memberikan 5 V DC kepada peralatan tersebut. Power supply module mengubah tegangan sumber 110/220 V AC atau 24 V DC menjadi 5 V DC. Pada dasarnya sinyal yang diterima/dibangkitkan oleh unit input/output PLC berupa sinyal digital, yang bernilai biner 0 atau 1. Perangkat input/output yang memiliki sinyal analog memerlukan peranti ADC (Analog to Digital Converter) atau DAC (Digital to Analog Converter) agar dapat dihubungkan ke PLC. Biasanya peranti ini terdapat dalam modul analog yang diproduksi pabrik pembuat PLC. Sinyal analog yang biasanya digunakan dalam PLC mengikuti standar industri, 11

yaitu arus 4-20 ma atau tegangan dalam mv. Tegangan input digital biasanya adalah 5 VDC, 12VAC, atau 24 VAC, sedangkan terminal output dapat berupa relai atau transistor. 2.2 Cara Kerja Programmable Logic Controller ( PLC ) PLC beroperasi secara kontinyu dalam 4 langkah ( disebut 1 scan ) seperti terlihat pada gambar 2.2 dibawah ini. 4. Output Scan 1. Self Scan 3. Solve Logic 2. Input Scan Gambar 2.2 Cara kerja PLC 2.2.1 Self Test PLC memulai setiap scan dengan memeriksa apakah terdapat kesalahan program yang akan dieksekusi serta mereset semua timer. 12

2.2.2 Input Scan PLC membaca nilai / kondisi dari terminal input dan menyimpannya dalam memori input. Pengolahan nilai input selanjutnya didasarkan pada nilai pada memori input. Hal ini dimaksudkan agar nilai input tetap konsisten selam 1 scan. Apabila terjadi perubahan nilai input maka baru akan berpengaruh pada scan berikutnya. Namun terdapat instruksi khusus apabila hendak mengambil nilai langsung dari terminal input. 2.2.3 Solve Logic Selanjutnya PLC mengeksekusi program satu demi satu menggunakan nilai pada memori input dan memperbaharui nilai pada memori output. Pemograman PLC difokuskan pada bagian ini. 2.2.4 Output Scan Terakhir PLC mengeluarkan nilai dari memori output ke terminal output dan selanjutnya ke perangkat luar output. Setiap scan memerlukan waktu yang berbeda bergantung pada panjangnya program yang diterapkan, namun secara umum berlangsung sangat cepat. 13

2.3 Sistem Kontrol PLC PLC menggunakan Ladder Diagram dalam menggambarkan rangkaian kontrol, yang dapat menggantikan secara langsung kontak-kontak relai atau kontaktor seperti tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Perbandingan Simbol Sistem PLC dan Konvensional Konvensional PLC Keterangan Kontak Normal Open Kontak Normal Close Output Tim Output Timer 14

Meskipun PLC dapat menggantikan seluruh rangkaian kontrol konvensional dengan relay-relay kontak, tetapi terdapat beberapa permasalahan yang menjadi perbandingan dalam penggunaannya sesuai dengan karakteristik dan fungsi masing-masing. Diantara permasalahan-permasalahan tersebut dapat dikategorikan seperti yang tercantum pada tabel 2.2 di bawah ini. Tabel 2.2 Perbandingan System Kontrol PLC dan Konvensional NO Permasalahan Konvensional PLC 1 Kaidah penulisan rangkaian kontrol 2 Pembacaan rangkaian kontrol 3 Hubungan kontakkontak peralatan kontrol 4 Kapasitas kontak peralatan kontrol 5 Hubungan rangkaian kontrol dengan peralatan 6 Perawatan Rangkaian kontrol Dari atas ke bawah Dari atas ke bawah Secara elektrik, dengan kabel penghubung Terbatas Umumnya dilakukan bersamaan Meliputi peralatan I/O luar dan relay kontrolnya Dari kiri ke kanan Dari kiri ke kanan Secara elektronik, tanpa kabel penghubung Tak terbatas (sesuai jumlah memori) Penginstalasian dapat dilakukan terpisah Lebih banyak menyangkut I/O saja 15

7 Pengecekan rangkaian kontrol 8 Merangkai rangkaian kontrol Lebih sulit, karena tidak dapat dimonitor Lebih sulit karena harus dilakukan pengawatan antar komponen Lebih mudah, dapat dimonitor Lebih mudah & cepat karena dilakukan dengan pemrograman 9 Modifikasi rangkaian kontrol 10 Keandalan kontak rangkaian Sulit dilakukan karena harus mengubah pengawatan Kurang baik karena kontak-kontaknya mudah aus/korosi Mudah dilakukan dengan mengubah program Baik, tidak mengalami aus 11 Respon operasi kontak Relatif lambat (ms) Sangat cepat (ns) 12 Biaya pembuatan panel kontrol Untuk kontrol yang komplek Untuk kontrol yang sederhana Relatif mahal Lebih murah Relatif murah Lebih mahal 16

2.4 Dasar-dasar Pemrograman dan Perancangan kontrol dengan PLC Sebuah perangkat PLC memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami, dapat diprogram, dapat dikendalikan dan dioperasikan sesuai dengan sistem yang telah ada, dimana dalam penggunaannya PLC merupakan konversi dari kontrol konvensional kemudian dirubah menjadi sebuah program kontrol berupa bahasa diagram ladder dan grafis, data pernyataan (list), maupun berupa bahasa instruction list. Program yang telah siap dalam bentuk salah satu diatas maka dimasukan ke CPU PLC untuk dieksekusi melalui Handle Programing Consule yang nantinya PLC tersebut dihubungkan ke peralatan-peralatan kontrol yang telah ada. Pemahaman dasar dasar pemrograman Ladder Diagram perlu dilakukan sebelum menggunakan bahasa program PLC pada level yang lebih tinggi, agar dapat mengetahui prinsip dasar dari kerja PLC. Pemrograman dengan Handheld Programming Console merupakan sarana yang tepat untuk mengetahui proses kerja dasar program CPU PLC. 2.5 Pemograman PLC Pada PLC rangkaian kontrol konvensional diubah menjadi program kontrol Mneumonic untuk dapat diproses di CPU. Sebelum membuat suatu program dalam bentuk Mneumonic biasanya kita membuat Ladder diagram terlebih dahulu. Pemahaman dasar dasar dalam membuat suatu Ladder diagram perlu dilakukan sebelum kita dapat membuat program dalam bentuk Mneumonic, oleh karena itu perlu diketahui terlebih dahulu tentang langkah langkah pemrograman pada PLC. 17

Secara umum untuk membuat suatu program PLC diperlukan langkah langkah sebagai berikut : 1. Membuat lay out atau gambaran dari objek yang akan dibuat kontrolnya. 2. Menentukan semua peralatan input dan output serta alamatnya yang akan digunakan pada pemrograman, termasuk posisi alat tersebut. 3. Membuat flowchart (diagram alir), timechart (diagram fungsi waktu) dari sistem kontrol yang akan kita buat. 4. Dari bentuk flowchart dan timechart dapat dibuat Ladder diagram dengan menggunakan aturan pembuatan Ladder diagram yang ada. 5. Memasukkan program ke PLC. Dalam hal ini ada dua cara untuk memasukan program ke PLC baik menggunakan konsole ataupun komputer, yaitu : a. Dalam bentuk Ladder diagram b. Dalam bentuk Data Mneumonic 6. Mengecek kesalahan program yang dibuat. 7. Mengeksekusi program (Running program). 8. Memonitor program. Pada sistem kontrol elektrik konvensional berbasis relai, hubungan pengkabelan antar relai yang menentukan logika kontrolnya. Saat merancang, hubungan ini digambarkan dalam bentuk diagram koneksi relai. Pada PLC hubungan pengkabelan relai ini diwujudkan dalam bentuk program. Untuk mempermudah dalam konversi dari sistem kontrol relai ke PLC, pemograman PLC dilakukan dengan cara yang 18

mirip dengan pembuatan diagram pengkabelan relai. Program pada PLC disebut program ladder. 2.5.1 Ladder Diagram Ladder diagram merupakan salah satu cara dalam membuat konversi dari kontrol konvensional yang terdiri dari satu garis lurus vertikal di sisi kiri dan garis garis percabangan yang menuju ke kanan. Garis vertikal ini disebut busbar. Garis garis percabangan disebut garis instruksi. Instruksi instruksi di garis percabangan akan menentukan kondisi output pada sisi kanan, yaitu ON atau OFF. Pembacaan Ladder Diagram adalah dari sebelah kiri (busbar) ke kanan dan seterusnya menuju ke bawah. Sistem pembacaan ini merupakan aturan dalam pembuatan program PLC. Garis instruksi pada ladder diagram dapat bercabang lagi untuk membentuk garis instruksi baru. Pembacaan relay relay dinyatakan dengan istilah istilah logika, seperti Load (LD), AND dan OR, dan dapat digunakan dalam kondisi kebalikan seperti Load Not (LD NOT), AND NOT dan OR NOT. Dalam melakukan pemrograman dengan menggunakan Instruksi Ladder diagram ada beberapa tahapan yaitu sebagai berikut : Ladder Diagram pada dasarnya berasal dari rangkaian logika. Sistem kontrol yang akan dibentuk perlu dibuat per blok fungsinya dengan deskripsi kerja sedetail mungkin, yaitu saat ON dan OFF-nya. 19

Ladder Diagram bekerja dengan sinyal sinyal digital. Seperti misalnya AND, OR maupun lawannya dari masing-masing logika. Dengan rangkaian logika yang ada dapat langsung dirubah ke dalam bentuk Ladder Diagram dan dirubah menjadi data mneumonic yang siap dimasukkan menjadi sebuah program PLC. 2.5.2 Instruksi Umum Ladder Diagram Dalam pembuatan instruksi Ladder Diagram terdapat instruksi-instruksi dasar yang umum dipakai yaitu : 1. Load ( LD ) dan Load Not ( LD NOT ) Instruksi LD merupakan instruksi dalam memasukan input yang dikehendaki sebagai bagian awal dari suatu garis instruksi. Sedangkan untuk LD NOT merupakan instruksi untuk menandakan konak NC (Normally Close) pada instruksi awal. Untuk Instruksi LD dan LD NOT dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini. LD LD NOT Gambar 2.3 Instruksi LD dan LD NOT 20

2. AND dan AND NOT Instruksi AND digunakan untuk memasukan input yang diseri dengan input yang sebelumnya.dalam satu garis instruksi. Sedangkan untuk AND NOT merupakan lawan dari instruksi AND yang menandakan kontak dalam keadaan close atau tertutup (NC). Untuk Instruksi AND dan AND NOT dapat dilihat pada Gambar 2.4 dibawah ini. LD AND AND NOT Gambar 2.4 Instruksi AND dan AND NOT 3. OR dan OR NOT Instruksi OR digunakan untuk memasukan input yang diparalel dengan input yang sebelumnya pada garis instruksi yang terpisah, dimana instruksi yang pertama LD dan selanjutnya OR atau OR NOT. Untuk Instruksi OR dan OR NOT dapat dilihat pada Gambar 2.5 dibawah ini. LD LD OR OR NOT Gambar 2.5 Instruksi OR dan OR NOT 21

4. Kombinasi AND dan OR Saat instruksi AND dan OR dikombinasikan dalam sebuah diagram, masing masing akan membentuk operasi logika untuk menghasilkan output yang dikehendaki pada sisi kanan. Untuk Kombinasi AND dan OR dapat dilihat pada Gambar 2.6 dibawah ini. LD AND OR Gambar 2.6 Kombinasi AND dan OR 5. Timer (TIM) Instruksi TIM (Timer) dapat digunakan sebagai pewaktu delay ON juga sebagai rangkaian relay. TIM adalah pengurangan instruksi pewaktu delay ON yang membutuhkan angka Timer dan nilai set (SV) yang berkisar dari 0000 sampai 9999 (0 sampai 9999 detik). Untuk Instruksi TIMER dapat dilihat pada Gambar 2.7 dibawah ini. LD ANDNOT Tim 000 Tim 000 1000 Gambar 2.7 Instruksi Timer 22

6. Counter (CNT) CNT (Counter) adalah sebuah counter penurunan yang diset terlebih dahulu. Penurunan satu hitungan setiap kali saat sebuah sinyal input berubah dari OFF ke ON. Counter harus diprogram dengan input hitung, input reset angka counter, dan nilai set (SV). Nilai set ini dapat berkisar dari 0000 sampai 9999. Perlu diperhatikan bahwa pengalamatan TIM dengan CNT tidak boleh sama. Untuk Instruksi COUNTER dapat dilihat pada Gambar 2.8 dibawah ini. LD Input Hitung CP R CNT 001 # 10 Reset CNT 001 1001 Gambar 2.8 Instruksi Counter 23