BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengawasan adalah : a. Menurut Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan

BAB III PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN AL QARDH. Pensyaratan adanya jaminan sebelum diadakan pembiayaan diterapkan oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

Pembandingan PSAK No. 102 Dengan Fatwa MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 1

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN UANG MUKA KPR DENGAN AKAD WAKA>LAH. A. Mekanisme Pembiayaan Uang Muka KPR Dengan Akad Waka>lah

Setelah penulis mengumpulkan data dari lapangan melalui wawancara. dan dokumentasi di lapangan, yaitu di Bank BNI Syariah Kantor Cabang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD BAI BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BMT AL-FATAA ULUJAMI, PEMALANG

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. melalui paket-paket kebijakan untuk mendorong kehidupan sektor usaha

mengalami wanprestasi rata-rata nasabah dalam kondisi ekonominya sedang masa leluasa atau tenggang waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Pengertian, Dasar Hukum, Rukun Dan Syarat Murabahah. satunya adalah akad murabahah. Akad Murabahah sama dengan bentuk

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PERLINDUNGAN NASABAH. A. Analisis praktek akad pembiayaan mudharabah di BMT Amanah Bangsri

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Apriliana Fidyaningrum dan Nasyitotul Jannah Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Magelang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. sekundernya, contohnya keinginan memiliki mobil, motor, HP dan lain-lain, hal pokok yang melekat pada setiap manusia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO A. Aplikasi Akad Mura>bah}ah pada Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Cabang Larangan Sidoarjo Dalam pelaksanaan akad mura>bah}ah pada pembiayaan di BMT UGT Sidogiri cabang Larangan Sidoarjo, bermula dari pengajuan pembiayaan oleh nasabah ke BMT untuk pengadaan barang atau jual beli sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh nasabah. Kemudian ditentukan kesepakatan terlebih dahulu mengenai berapa banyak angsuran, jangka waktu, kekuatan nasabah dalam mengangsur, dan jaminan atas pembiayaan yang diajukan oleh nasabah. BMT UGT Sidogiri memberikan pilihan kepada kepada nasabah mengenai pembelian barang yang diperlukan nasabah, BMT yang membelikan atau nasabah sendiri yang membeli sendiri. Setelah barang sudah dibeli, nasabah dan BMT UGT Sidogiri melakukan kesepakan mengenai harga pokok sekaligus keuntungan yang harus dilunasi oleh nasabah sesuai dengan jangka waktunya. Dalam praktiknya, BMT UGT Sidogiri membagi akad mura>bah}ah ini menjadi dua jenis yaitu mura>bah}ah bil wakalah umum (barang yang diperlukan nasabah tidak spesifik bentuknya, mereknya, dan lain-lain) dan mura>bah}ah bil wakalah khusus (barang yang diperlukan nasabah jelas bentuk dan mereknya). 64

65 Jika terjadi kredit macet pada pembiayaan mura>bah}ah ini, BMT UGT Sidogiri memberikan peringatan. Setelah tiga kali peringatan nasabah masih saja belum melunasi, BMT UGT Sidogiri melakukan musyawarah, dan mengambil jaminan pembiayaan untuk dijual bersama. Jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih, uang akan dikembalikan ke nasabah. Jika hasil penjualan jaminan tersebut kurang, nasabah harus melunasinya. Jika nasabah tidak mampu melunasinya, BMT UGT Sidogiri mengeluarkan kebijakan seperti pembebasan hutang, pembayaran sebagian, atau jangka waktu diperpanjang. Jika terjadi kredit macet bukan karena kelalaian nasabah, melainkan nasabah meninggal dunia. Jaminan pembiayaan tersebut dijual bersama untuk pelunasan sisa hutang tersebut. Disamping itu, nasabah juga mendapatkan dana asuransi jiwa sesuai dengan persyaratan pencairan asuransi yang berlaku. Seperti halnya ketentuan akad mura>bah}ah dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah yaitu: 1. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu barang atau aset kepada bank. 2. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang. 3. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan perjanjian yang telah

66 disepakatinya, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli. 4. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan. 5. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut. 6. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah. 7. Jika uang muka memakai kontrak urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka: a. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga. b. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut; dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya. 1 Berdasarkan paparan di atas, aplikasi akad mura>bah}ah pada pembiayaan di BMT UGT Sidogiri cabang Larangan Sidoarjo sudah sesuai dengan ketentuan hukum Islam sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah. Dan dalam akad tersebut terjadi sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan. 1 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah

67 B. Analisis Hukum Islam Terhadap Pemberlakuan Asuransi Jiwa Pada Pembiayaan Mura>bah}ah di BMT UGT Sidogiri Cabang Larangan Sidoarjo Asuransi jiwa dalam pembiayaan mura>bah}ah di BMT UGT Sidogiri cabang Larangan Sidoarjo merupakan penanggungan risiko atas pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah ketika nasabah meninggal dunia pada saat nasabah masih terikat kontrak. Asuransi jiwa ini mengcover semua pembiayaan di BMT UGT Sidogiri sampai dengan 100 juta (sesuai dengan ketentuan yang berlaku) dengan tabarru asuransi gratis. 2 Bentuk perjanjian asuransi jiwa pada pembiayaan ini tidak dilakukan secara tertulis. Dalam akad pembiayaan tersebut tidak ada pasal yang mencantumkan tentang asuransi yang mengcover pembiayaan tersebut, dan juga tidak ada ketentuan tentang pembayaran premi maupun pencairan dana asuransi. Dalam teorinya, asuransi syari ah tidak diperbolehkan adanya ghara>r (ketidakpastian). Ghara>r atau ketidakpastian diharamkan dalam kontrak asuransi syari ah dan oleh karena itu harus dihindari adanya ghara>r baik itu dalam kontrak, harga, metode, jumlah dan waktu pembayaran antara pihakpihak yang mengadakan kontrak, dan segala sesuatu yang dianggap tidak pasti atau menipu. 3 Namun, dalam praktiknya asuransi jiwa di BMT UGT Sidogiri tidak ada perjanjian tertulis mengenai keikutsertaan nasabah dalam asuransi jiwa. 2 Brosur pembiayaan BMT UGT Sidogiri. 3 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, Cet.1 (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), 27.

68 Sehingga ahli waris nasabah tidak bisa menuntut secara hukum jika terjadi wanprestasi dalam pencairan dana asuransi ketika nasabah mengalami musibah meninggal dunia. Sedangkan unsur terpenting dalam kontrak asuransi syariah adalah harus adanya objek yang menjadi kesepahaman dalam kontrak yang disepakati oleh kedua belah pihak, dimulai dengan adanya proposal atau ijab dan akseptasi atau qabul. 4 Sebagaimana juga dijelaskan dalam Fatwa Dewan Syari ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, dalam akad, sekurang-kurangnya harus disebutkan: a. Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan; b. Cara dan waktu pembayaran premi; c. Jenis akad tijarah dan atau akad tabarru serta syarat-syarat yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan. 5 Mengenai masalah pentingnya pencatatan dalam perjanjian asuransi ini, Allah SWT berfirman dalam QS. al-baqarah (2) : 282 yakni sebagai berikut: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan 4 Ibid.,29. 5 Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.

69 hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar (282). 6 Pada kenyataannya, asuransi jiwa pada pembiayaan mura>bah}ah di BMT UGT Sidogiri cabang Larangan Sidoarjo tidak terdapat perjanjian tertulis khusus mengenai asuransi jiwa. Nasabah tidak mendapatkan bukti kepesertaan asuransi jiwa pada pembiayaan mura>bah}ah tersebut, nasabah hanya mendapat salinan dari akad pembiayaan yang diajukan ke BMT UGT Sidogiri. Namun, perjanjian asuransi jiwa ini dilakukan secara tertulis hanya antara BMT UGT Sidogiri dengan PT. Asyki Sarana Sejahtera. 7 Oleh karena itu, nasabah tidak mendapatkan salinan akad mengenai asuransi jiwa yang mengcover pembiayaannya. Dalam pembayaran premi setiap bulannya, BMT UGT Sidogiri tidak membebankan biaya tersebut langsung kepada nasabah, BMT UGT Sidogiri mengambil 0,05% dari sisa pokok hutang yang belum terbayar. Dalam proses pencairan dana klaim asuransi jiwa pada pembiayaan, BMT UGT Sidogiri mempunyai kebijakan tersendiri dalam menentukan kelayakan nasabah mendapatkan dana asuransi jiwa tersebut. Kebijakan BMT UGT Sidogiri yakni dilihat dari segi umur nasabah dan juga besar kecilnya pembiayaan yang harus dicover. Adapun kebijakan ini dilakukan oleh pihak BMT UGT Sidogiri cabang Larangan Sidoarjo agar nasabah tidak 6 Departemen Agama Republik Indonesia, al-quran dan terjemahnya, (Semarang, Asy-Syifa, 1998), 37. 7 Idofi Basyer, Wawancara, Sidoarjo 15 Juni 2015.

70 bergantung dan menyepelekan pembayaran tagihan setiap bulannya karena pembiayaannya telah dicover asuransi jiwa. Pengajuan klaim asuransi jiwa bisa dilakukan kapan saja setelah nasabah meninggal, dan tidak ada batasan waktu tertentu dalam pengajuan klaim asuransi jiwa tersebut. Ahli waris nasabah harus membawa surat kematian, Kartu Keluarga, dan juga foto copy KTP nasabah. Setelah itu ahli waris juga harus terlebih dahulu membayar bagi hasil dari pembiayaan tersebut untuk persyaratan pencairan dana asuransi tersebut. Jika terjadi kredit macet dalam pembiayaan tersebut, asuransi jiwa tidak bisa diajukan karena asuransi dalam pembiayaan ini dikhususkan asuransi jiwa yaitu ketika nasabah meninggal dunia. Jika terjadi kredit macet, BMT UGT Sidogiri cabang Larangan Sidoarjo memberi peringatan tertulis melalui surat edaran yang diberikan langsung kepada nasabah yang bersangkutan. Setelah dilakukan selama 3 kali peringatan tetapi nasabah tidak juga membayar tunggakan, nasabah di black list dan mendapat catatan khusus dari BMT UGT Sidogiri untuk menjadi pertimbangan BMT UGT Sidogiri jika nasabah itu mengajukan pembiayaan lagi. Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk perjanjian asuransi jiwa pada pembiayaan mura>bah}ah di BMT UGT Sidogiri cabang Larangan Sidoarjo yang bekerja sama dengan PT. Asyki Sarana Sejahtera tersebut tidak sesuai dengan hukum Islam karena perjanjian asuransi jiwa dalam pembiayaan mura>bah}ah tersebut tidak tercantum secara

71 jelas dan gamblang dalam akad pembiayaan mura>bah}ah yang dilakukan oleh nasabah.