PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN NERACA KONSOLIDASI PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN NERACA KONSOLIDASI PER 31 DESEMBER 2008, 2007 DAN 2006

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1-2

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012


Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT ALKINDO NARATAMA TBK

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

Jumlah Aset Lancar 164,324,439, ,734,437,903

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT TRUST FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT BALI TOWERINDO SENTRA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 D A N LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. PUSAKO TARINKA, Tbk

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

PT SIANTAR TOP Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

Jumlah aset lancar

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT SIANTAR TOP Tbk. LAPORAN KEUANGAN INTERIM UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2009 DAN 2008 (TIDAK DIAUDIT)

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 MARET 2018

PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 30 Juni 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT POOL ADVISTA INDONESIA, Tbk LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011

LAPORAN KEUANGAN. 31 Maret 2018 dan (Tidak diaudit) PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT MINNA PADI INVESTAMA SEKURITAS Tbk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

Transkripsi:

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011

Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASIAN PER 31 MARET 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 i iii iv v 1-44

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASIAN PER 31 MARET 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 A S E T Catatan 31-Mar-12 31-Dec-11 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 2c,2m,2t,3,22&28 14,007,630,639 14,408,577,225 Investasi Jangka Pendek : - Deposito Berjangka 2d,2t,4&28 22,405,616,773 21,731,592,951 - Surat Berharga 2m,2t,5,22&28 62,638,490,002 58,873,567,127 Piutang Usaha 2e,2t&28 - Pihak Berelasi 2f,6&21 235,018,729 273,380,905 - Pihak Ketiga 2m,6&23 110,345,592 669,945,262 Piutang Lain-lain : 2e,2t&28 - Pihak Berelasi 20b & 20d 249,982,883 254,342,279 - Pihak Ketiga 21b 852,176,787 768,449,148 P e r s e d i a a n 2g,7 120,355,325 101,414,325 Biaya Dibayar Dimuka 2j,8 97,180,932 61,112,015 Jumlah Aset Lancar 100,716,797,662 97,142,381,237 ASET TIDAK LANCAR Piutang Lain-lain - Pihak Berelasi 2e,2f,2t,20&28 450,739,436 471,739,436 Investasi dalam Saham - Jangka Panjang 2d & 9 36,819,900,422 37,062,149,436 Aset Tetap : 2h,2q,2u&10 Biaya Perolehan 9,438,851,473 9,408,431,473 Akumulasi Penyusutan (6,404,127,468) (6,321,444,591) Jumlah Tercatat 3,034,724,005 3,086,986,882 Pajak Dibayar Dimuka 2n,2u&12 404,914,653 393,693,673 Aset Pajak Tangguhan 2n,2u&12 641,640,091 633,161,922 Aset Lain-lain 2i,2t&13 1,131,203,187 611,526,406 Jumlah Aset Tidak Lancar 42,483,121,794 42,259,257,755 JUMLAH ASET 143,199,919,456 139,401,638,992 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASIAN (Lanjutan) PER 31 MARET 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan 31-Mar-12 31-Dec-11 LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Pajak 2n & 12 57,751,067 157,001,394 Beban Masih Harus Dibayar 2l,2t,11&28 152,461,748 187,269,068 Utang Lain-lain 2t,16&28 17,017,066,834 17,010,550,511 Pendapatan Diterima Dimuka 24 1,845,574,600 255,756,400 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 19,072,854,249 17,610,577,373 LIABILITAS JANGKA PANJANG Estimasi Liabilitas Imbalan Kerja 2s & 23 2,123,447,642 2,068,222,932 Jumlah Liabilitas 21,196,301,891 19,678,800,305 E K U I TA S Modal Saham - nilai nominal Rp 250 per saham tahun 2011 dan Rp 500 per saham tahun 2010 dan 2009 Modal Dasar - 400.000.000 saham tahun 2011 dan 200.000.000 saham tahun 2010 dan 2009 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - 200.000.000 saham tahun 2011 dan 100.000.000 saham tahun 2010 dan 2009 14 50,000,000,000 50,000,000,000 Tambahan Modal Disetor 15 6,423,951,300 6,423,951,300 Keuntungan yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual 2d & 5 2,464,847,774 2,155,072,199 Saldo Laba : Telah Ditentukan Penggunaannya 2,550,000,000 2,550,000,000 Belum Ditentukan Penggunaannya 60,293,091,040 58,348,243,860 Sub Jumlah 121,731,890,114 119,477,267,359 Kepentingan Non pengendali 2b 271,727,451 245,571,328 Ekuitas Bersih 122,003,617,565 119,722,838,687 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 143,199,919,456 139,401,638,992 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 Catatan 31-Mar-12 31-Mar-11 PENDAPATAN USAHA 2l,5,17,20&24 3,278,166,933 3,286,917,518 BEBAN USAHA 2l,18&21 (1,305,171,604) (1,148,778,218) PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2l,2m&19 13,410,550 (282,609,760) LABA SEBELUM TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN 1,986,405,879 1,855,529,540 TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN 2n & 10 Pajak Kini (21,673,880) (27,168,029) Pajak Tangguhan 8,478,169 17,164,500 Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan - Bersih (13,195,711) (10,003,529) LABA TAHUN BERJALAN 1,973,210,168 1,845,526,011 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Aset Keuangan tersedia untuk Dijual 2t & 5 570,400,575 (326,940,991) TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 2,543,610,743 1,518,585,020 LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik Entitas Induk 1,944,847,182 1,394,479,454 Kepentingan Non-pengendali 28,362,986 451,046,557 J u m l a h 1,973,210,168 1,845,526,011 JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik Entitas Induk 2,515,247,757 (247,036,613) Kepentingan Non-pengendali 28,362,986 (79,904,378) J u m l a h 2,543,610,743 (326,940,991) LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2o & 25 10 18 LABA BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2o & 25 10 18 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 Keuntungan yang Belum Direalisasi Saldo Laba Tambahan atas Aset Keuangan Telah Belum Modal Tersedia untuk Ditentukan Ditentukan Kepentingan Jumlah Modal Saham Disetor Dijual Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Non Pengendali Ekuitas SALDO PER 31 DESEMBER 2010 50,000,000,000 6,423,951,300 3,769,872,736 1,550,000,000 67,751,248,835 129,495,072,871 237,360,024 129,732,432,895 LABA BERSIH KOMPREHENSIF - - - - 1,822,433,396 1,822,433,396 1,822,433,396 ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL - - (326,940,991) - - (326,940,991) (326,940,991) SALDO PER 31 MARET 2011 50,000,000,000 6,423,951,300 3,442,931,745 1,550,000,000 69,573,682,231 130,990,565,276 237,360,024 131,227,925,300 SALDO PER 31 DESEMBER 2011 50,000,000,000 6,423,951,300 2,155,072,199 2,550,000,000 58,348,243,860 119,477,267,359 245,571,328 119,722,838,687 LABA BERSIH KOMPREHENSIF - - - - 1,944,847,180 1,944,847,180 26,156,123 1,971,003,303 ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL - - 309,775,575 - - 309,775,575 309,775,575 SALDO PER 31 MARET 2012 50,000,000,000 6,423,951,300 2,464,847,774 2,550,000,000 60,293,091,040 121,731,890,114 271,727,451 122,003,617,565 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2012 DAN 2011 31-Mar-12 31-Mar-11 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Kas dari Pendapatan Usaha 5,287,769,376 3,558,482,132 Pembayaran Kas kepada : Pemasok (500,813,317) ( 991,978,975) Direksi dan Karyawan (945,100,846) - Kas Diperoleh dari Aktivitas Operasi 3,841,855,213 2,566,503,157 Penerimaan dari Penghasilan Bunga 9,843,255 5,134,907 Penerimaan Lain-lain 64,802,764 92,182,369 Pembayaran Pajak (44,426,800) (22,895,488) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 3,872,074,432 2,640,924,945 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pencairan Reksa Dana 2,700,000,000 32,322,738,447 Penempatan Deposito Berjangka (361,203,704) (59,661,937,248) Penempatan Reksa Dana (6,800,000,000) (27,731,358,333) Pencairan Deposito Berjangka - 79,660,264,010 Perolehan Obligasi - (4,000,000,000) Perolehan Saham Publik - (7,120,263,575) Penjualan Saham Publik - 6,978,315,413 Perolehan Aset Tetap (30,420,000) (34,695,000) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi (4,491,623,704) 20,413,063,714 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran Dividen Tunai - (6,375,254,739) Penurunan Piutang Pihak Berelasi 217,813,421 151,795,161 Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan 217,813,421 (6,223,459,578) PENINGKATAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (401,735,851) 16,830,529,081 LABA (RUGI) SELISIH KURS YANG BELUM TEREALISASI ATAS KAS DAN SETARA KAS 789,265 (20,183,361) KAS DAN SETARA KAS, AWAL TAHUN 14,408,577,225 21,637,541,736 KAS DAN SETARA KAS, AKHIR TAHUN 14,007,630,639 38,447,887,456 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan PT Pool Advista Indonesia Tbk (d/h PT Pool Asuransi Indonesia Tbk) didirikan pada tanggal 26 Agustus 1958 berdasarkan Akta Notaris Meester Liem Hie Thaij No. 86, pengganti Notaris Anwar Mahajudin. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A5/104/10 tanggal 1 Desember 1958, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 55, Tambahan No. 322 tanggal 11 Juli 1961. Perusahaan telah memperoleh Surat Ijin Operasi dari Departemen Keuangan, terakhir berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Moneter Dalam Negeri No. Kep- 6649/MD/1986 tanggal 13 Oktober 1986 yang berlaku sejak tanggal 11 Nopember 1986. Akta Pendirian Perusahaan tersebut telah mengalami perubahan beberapa kali terakhir dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 41 dari Notaris Veronica Lily Dharma, SH tanggal 21 Juli 2003. Dalam Rapat tersebut telah diputuskan untuk : 1. Mengubah nama Perusahaan menjadi PT Pool Advista Indonesia Tbk. 2. Mengubah kegiatan usaha utama Perusahaan menjadi Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultasi dan pengembangan investasi. Atas perubahan Anggaran Dasar tersebut, Perusahaan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-26244.HT.01.04. TH.2003 pada tanggal 3 Nopember 2003. Selain itu, Perusahaan telah menerima pembaharuan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Pembaharuan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No. 09.02.1.74.30602 tanggal 24 Nopember 2009 yang berlaku sampai dengan 6 April 2014. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Perusahaan telah mengajukan surat permohonan kepada Departemen Keuangan untuk mengembalikan ijin usaha asuransi kerugiannya. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-346/KM.6/2004 tanggal 19 Agustus 2004, pengajuan pengembalian ijin usaha dibidang asuransi kerugian Perusahaan telah dikabulkan. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Perusahaan telah melakukan pengumuman dan pelaporan yang diperlukan. Perusahaan telah beroperasi secara komersial dalam bidang jasa konsultasi dan pengembangan investasi sejak tahun 2003. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 30 Juni 2008 No. 239 dari Notaris Eliwaty Tjitra, SH, Anggaran Dasar Perusahaan telah disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007. Penyesuaian atas Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU- 29663.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 1 Juli 2009. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha saat ini adalah bergerak dalam bidang jasa konsultasi dan pengembangan investasi. Sebelumnya perusahaan bergerak dalam bidang asuransi kerugian. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan lokasi kantor di Jl. Kali Besar Timur No. 28A. Pada tanggal 16 Mei 2011, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, mulai perdagangan sesi I tanggal 16 Mei 2011. Hal ini sehubungan dengan peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham POOL yang terjadi antara tanggal 9 Mei 2011 sampai dengan 13 Mei 2011. 1

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (Lanjutan) b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 5 April 1991, Perusahaan melakukan emisi saham sejumlah 1.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dan harga perdana Rp 9.000 per saham melalui bursa efek di Indonesia. Sebelum dilakukan penawaran umum saham kepada masyarakat, jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh adalah 4.200.000 saham, sehingga sesudah penawaran umum tersebut, jumlah saham adalah 6.000.000 saham. Perusahaan telah memperoleh Surat Persetujuan Pencatatan Saham di Bursa Efek Jakarta dari Bapepam dengan Surat Keputusan No. S-598/PM/1991 tanggal 15 Mei 1991. Pada tanggal 31 Juli 1992, Perusahaan menerbitkan saham bonus dengan ketentuan setiap pemegang saham akan mendapatkan 7 (tujuh) saham baru untuk setiap 3 (tiga) saham lama yang dimiliki sehingga jumlah saham beredar menjadi 20.000.000 saham. Saham tersebut efektif diperdagangkan sejak tanggal 17 Nopember 1992 dengan Surat No. S-336/BEJ.1.1/XI/1992. Pada tanggal 1 Juli 1994, Perusahaan melakukan penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu sejumlah 5.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dimana setiap pemegang 4 (empat) saham mempunyai hak untuk memesan 1 (satu) saham dengan harga Rp 1.800 per saham. Perusahaan telah memperoleh surat pemberitahuan efektifnya pernyataan pendaftaran dari Bapepam dengan Surat Keputusan No. S-1175/PM/1994 tanggal 28 Juni 1994. Pada tanggal 28 Juli 1997, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham sehingga jumlah saham beredar menjadi 50.000.000 saham. Pemecahan nilai nominal saham tersebut telah efektif diberlakukan di Bursa Efek sejak tanggal 5 Desember 2003. Saham Perusahaan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 20 Mei 1991. Pada tanggal 29 Juni 2009, Perusahaan kembali melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sejumlah 50.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham, dimana setiap pemegang 1 (satu) saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada tanggal 10 Juli 2009 memperoleh satu Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan harga Rp 550 per saham. Perusahaan telah memperoleh surat pemberitahuan efektifnya pernyataan pendaftaran di Bapepam dengan Surat Keputusan No. S-5642/BL/2009 tanggal 29 Juni 2009. Berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dari Notaris Adi Triharso, SH, No. 12 tanggal 10 Juni 2011, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 menjadi Rp 250 per saham sehingga jumlah saham beredar dari 100.000.000 saham menjadi 200.000.000 saham. Pemecahan nilai nominal saham tersebut telah efektif diberlakukan di Bursa Efek sejak tanggal 28 Desember 2011. Penyesuaian atas perubahan Anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-40860 tanggal 15 Desember 2011. 2

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (Lanjutan) c. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan mempunyai Entitas Anak sebagai berikut : Persentase Tahun Nama Anak Perusahaan Domisili Kepemilikan Jumlah Aset Beroperasi Aktivitas Utama PT Meganindo Intisakti Jakarta 95,56% 846.823.594 1994 Jasa reparasi dan perawatan kendaraan bermotor PT Widya Dharma Artha Jakarta 80% 1.496.706.085 2007 Jasa pendidikan d. Karyawan, Direksi dan Komisaris Susunan pengurus Perusahaan per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut : Komisaris Utama : Tn. Bambang Gunawan Tanudjaja Komisaris Independen : Tn. Muda Markus Dolopoto K o m i s a r i s : Tn. Sukamto Tandjung Direktur Utama : Ny. Endang Pratomo Sulaksono D i r e k t u r : Ny. Fony Tanjung Kompensasi yang diterima Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 sebagai berikut : 2 0 1 1 31-Des-2011 Dewan Komisaris 30.855.000 118.745.000 D i r e k s i 350.015.696 1.166.311.000 J u m l a h 380.870.696 1.285.056.000 Tugas dan tanggung jawab Direksi adalah : - Direktur Utama bertugas bersama-sama menangani kepengurusan Perusahaan termasuk membidangi keuangan dan mempunyai wewenang sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. - Direktur bertugas bersama-sama menangani kepengurusan Perusahaan yang mengkoordinir seluruh departemen dalam Perusahaan termasuk tetapi tidak terbatas membidangi bidang keuangan dan mempunyai wewenang sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Perusahaan dan Entitas Anak memiliki 35 karyawan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. 3

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (Lanjutan) e. Komite Audit Susunan Komite Audit pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut : Ketua Komite Audit : Tn. Muda Markus Dolopoto A n g g o t a : Tn. Benny Haryono : Ny. Veronica Sukamto 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut : a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan, yang diterapkan efektif mulai tanggal 1 Januari 2011 dan praktek yang berlaku umum di Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahannya, Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, laba komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anak untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan pada catatan 2 ini. Laporan Keuangan Konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, dan dasar pengukuran dengan menggunakan konsep harga historis, kecuali laporan arus kas konsolidasian dan beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. 4

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan) Laporan Arus Kas Konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dan disajikan dengan metode Langsung. Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi : - Jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal Laporan Keuangan Konsolidasian. - Jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian adalah Rupiah. b. Prinsip Konsolidasian Sejak tanggal 1 Januari 2011 Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan entitas anak menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi Kepentingan Non Pengendali ( KNP ); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasian atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang. PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan entitas anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1c, dimana Perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham. 5

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) b. Prinsip Konsolidasian (Lanjutan) Sejak tanggal 1 Januari 2011 (Lanjutan) Semua saldo dan transaksi antar Perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan entitas anak sebagai satu kesatuan usaha. Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan entitas anak : Menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak; Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; Menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; Mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif; dan Mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai laba komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. Laporan Keuangan Konsolidasian meliputi Laporan Keuangan Perusahaan, PT Meganindo Intisakti (MI) dan PT Widya Dharma Artha (WDA) yang sahamnya dimiliki oleh Perusahaan masing-masing sebesar 95,56 % dan 80% pada tahun 2012 dan 2011. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang diatribusikan pada kepentingan ekuitas yang tidak dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas dalam laporan posisi keuangan (neraca) konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. 6

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) b. Prinsip Konsolidasian (Lanjutan) Sebelum Tanggal 1 Januari 2011 Proporsi bagian kepemilikan pemegang saham minoritas atas aset neto dan laba atau rugi neto entitas anak konsolidasian sebelumnya disajikan sebagai "Hak Minoritas atas Aset Neto Entitas Anak yang Dikonsolidasi" dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) konsolidasian dan sebagai "Hak Minoritas atas Laba (Rugi) Neto Entitas Anak yang Dikonsolidasi" dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian. Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu entitas anak dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, dibebankan pada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas, kecuali apabila pemegang saham minoritas memiliki kepentingan jangka panjang lainnya pada entitas anak tersebut atau terdapat kewajiban yang mengikat untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada tahun selanjutnya entitas anak melaporkan laba, maka laba tersebut terlebih dahulu dialokasikan kepada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang di bebankan pada Perusahaan dapat dipulihkan. Bagian pemegang saham minoritas atas ekuitas Entitas Anak disajikan dalam Hak Minoritas atas Aset Bersih Entitas Anak yang Dikonsolidasikan dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian. c. Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas terdiri dari Kas, Bank dan Deposito Berjangka dengan jangka waktu tidak lebih dari 3 bulan yang tidak dibatasi penggunaannya, serta tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima. d. Investasi pada Entitas Asosiasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi. PSAK revisi ini diterapkan secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian. Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode Ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih, dan penerimaan dividen dari, entitas asosiasi sejak tanggal perolehan. 7

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) d. Investasi pada Entitas Asosiasi (Lanjutan) Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian mencerminkan bagian Perusahaan atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi. Laporan Keuangan entitas asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan. Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian. e. Penurunan Nilai Piutang Perusahaan dan Entitas Anak menetapkan penurunan nilai piutang berdasarkan hasil penelaahan manajemen terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun. f. Transaksi dengan Pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010) mengenai Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam Laporan Keuangan dan juga diterapkan terhadap Laporan Keuangan secara individual. Penerapan PSAK No. 7 tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika : a) Langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan; b) Suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan; c) Suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venture; 8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) f. Transaksi dengan Pihak Berelasi (Lanjutan) d) Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan atau induk; e) Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); f) Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau g) Suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas lain yang terkait dengan Perusahaan. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihakpihak berelasi telah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian. g. P e r s e d i a a n Persediaan milik Entitas Anak dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO). h. Aset Tetap Perusahaan memilih model biaya sebagai akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap, kecuali tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai. Biaya perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap. Setelah pengakuan awal, aset tetap diukur dengan model biaya. Aset tetap, Perusahaan dan Entitas Anak (PT Meganindo Intisakti - MI) kecuali bangunan, disusutkan dengan menggunakan metode Saldo Menurun Ganda (Double-Declining Balance method) sedangkan aset tetap Entitas Anak (PT Widya Dharma Artha - WDA) disusutkan dengan menggunakan metode Garis Lurus masing-masing dengan persentase sebagai berikut : Entitas Anak Perusahaan MI WDA Kendaraan Bermotor 50 % 50 % - Peralatan Kantor 25 % - 25 % P e r a b o t 25 % - 50 % 50 % 25 % Mesin dan Instalasi - 25 % 12,5 % 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) h. Aset Tetap (Lanjutan) Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 20 tahun. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian tahun yang bersangkutan. i. Hak atas Tanah Biaya perpanjangan ijin hak atas tanah dibukukan sebagai Beban Ditangguhkan Hak atas Tanah, dalam akun Aset Lain-lain pada Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah. j. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar dimuka dibebankan selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method). k. Selisih Lebih Aset Bersih atas Biaya Perolehan Entitas Anak yang Dikonsolidasi Sebelum tanggal 1 Januari 2011 Selisih lebih aset bersih atas biaya perolehan Entitas Anak yang dikonsolidasi diamortisasi dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method) selama 20 (dua puluh) tahun. Setelah tanggal 1 Januari 2011 Berdasarkan PSAK No. 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis, selisih lebih aset bersih atas biaya perolehan entitas anak yang dikonsolidasi (Goodwill Negatif) yang berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum 1 Januari 2011 dihentikan pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Perusahaan telah mencatat saldo selisih lebih aset bersih atas biaya perolehan entitas anak yang dikonsolidasi sebesar Rp 1.157.992 sebagai pendapatan di tahun 2012. 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) l. Pengakuan Pendapatan dan Beban Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), Pendapatan. PSAK ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK ini, tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian. Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, pokok dan tingkat bunga yang berlaku. Pendapatan dividen atas investasi jangka pendek dalam saham diakui pada saat diumumkan. Pendapatan dari jasa manajemen, jasa pembukuan, jasa reparasi dan perbaikan, jasa kursus dan seminar dan sewa bangunan/ruangan diakui pada saat jasa diserahkan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (Accrual basis). m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian tahun berjalan. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, kurs yang digunakan adalah masingmasing sebesar Rp 9.180 dan Rp 9.068 untuk 1 Dolar AS berdasarkan kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. n. P e r p a j a k a n Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan metode aset dan liabilitas pajak tangguhan dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika mengajukan keberatan/banding, pada saat keputusan atas keberatan/banding tersebut ditetapkan. 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) o. Laba per Saham Laba per Saham (LPS) dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang diatribusikan kepada entitas induk pada tahun yang bersangkutan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun tersebut. LPS dilusian dihitung dengan menggunakan metode yang sama dengan perhitungan LPS dasar kecuali dalam perhitungannya dimasukkan dampak dari semua potensial saham yang dilutif. p. Informasi Segmen Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas beroperasi. Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan entitas anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perusahaan dan entitas anak, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. q. Penurunan Nilai Aset Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset. PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada pelaporan keuangan. Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan entitas anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai asset diperlukan, maka Perusahaan dan entitas anak membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) r. Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak Transaksi perubahan ekuitas Entitas Anak yang mempengaruhi persentase pemilikan saham Perusahaan dan/atau bagian atas aset bersih Entitas Anak dicatat sebagai selisih transaksi perubahan ekuitas Entitas Anak dalam kelompok Ekuitas. s. Imbalan Kerja Imbalan Kerja Jangka Pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode Akrual. Imbalan Kerja Jangka Panjang dan Imbalan Pasca-Kerja Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pesagon, uang penghargaan dan imbalan lainnya, dihitung berdasarkan Peraturan Perusahaan yang telah sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 ( UU 13/2003 ). Liabilitas imbalan pasca-kerja yang diakui di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dihitung berdasarkan nilai kini dari estimasi liabilitas imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode Projected Unit Credit. Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan ke dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method) selama rata-rata sisa masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10 % dari nilai kini imbalan pasca-kerja pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method) selama sisa masa kerja rata-rata karyawan hingga imbalan pascakerja menjadi hak karyawan (vested). t. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan telah menerapkan PSAK 55 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran dan PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan yang menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai dan PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu. PSAK ini diterapkan secara prospektif. Dalam rangka penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Perusahaan dan Entitas Anak mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan liabilitas keuangan. 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) t. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Aset Keuangan Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi sebagian investasi dalam surat berharga jangka pendek yang ditujukan untuk diperdagangkan (Catatan 5). (ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka, piutang usaha dan piutang lain-lain. (iii) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah investasi non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo pada 31 Maret 2012. 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) t. Instrumen Keuangan (Lanjutan) Aset Keuangan (Lanjutan) (iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan tersedia untuk dijual meliputi sebagian investasi dalam surat berharga jangka pendek (Catatan 5). Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan diklasifikasikan pada kelompok berikut : 1. Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Tidak terdapat liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak yang diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. 2. Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi adalah hutang lain-lain dan beban masih harus dibayar. u. Pertimbangan dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan Dalam menerapkan kebijakan akuntansi, manajemen diharuskan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang nilai tercatat aset dan laibilitas yang tidak tersedia langsung dari sumber lain. Pertimbangan dan estimasi yang digunakan dalam laporan keuangan ini adalah berdasarkan evaluasi manajemen atas fakta dan keadaan yang relevan pada tanggal Laporan Keuangan Konsolidasian. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang telah diestimasi, dan estimasi ini dapat dilakukan lebih lanjut. Perusahaan berpendapat bahwa berikut ini adalah ringkasan pertimbangan dan estimasi signifikan serta pengaruh dan risiko yang terkait dalam Laporan Keuangan Konsolidasian. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) u. Pertimbangan dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan (Lanjutan) Sumber Estimasi Ketidakpastian Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan laibilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini. Liabilitas diestimasi diakui apabila Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai liabilitas hukum kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan liabilitas tersebut dapat diestimasi dengan andal. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Perusahaan atas aset sejenis. Masa Manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena faktor yang disebutkan diatas. Tidak terdapat perubahan masa manfaat aset tetap pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. Jumlah tercatat aset tetap per tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 3.034.724.005 dan Rp 3.086.986.882 (Catatan 8). Pemulihan Aset Pajak Tangguhan Nilai tercatat aset pajak tangguhan direview pada setiap akhir periode pelaporan dan diturunkan apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa depan akan tersedia untuk memulihkan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Namun, tidak terdapat kepastian bahwa laba fiskal akan dihasilkan untuk memulihkan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan disajikan secara neto pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 yaitu masing-masing sebesar Rp 641.640.091 dan Rp 633.161.922 (Catatan 10). 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) u. Pertimbangan dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan (Lanjutan) Manfaat Karyawan Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Perusahaan diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui dimasa mendatang. Walaupun asumsi Perusahaan dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas i mbalan pasca kerja perusahaan. Liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebesar Rp 2.123.447.642 dan Rp 2.068.222.932 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Catatan 20). Nilai Wajar Instrumen Keuangan Penentuan nilai wajar instrumen keuangan memerlukan adanya estimasi-estimasi tertentu. Dalam pasar yang tidak aktif, manajemen menggunakan teknik penilaian tertentu untuk menentukan nilai wajar. Manajemen memilih teknik penilaian yang dapat memaksimumkan penggunaan parameter yang dapat diamati dan meminimalkan penggunaan yang tidak dapat diamati dalam menentukan nilai wajar. Ketika menentukan nilai wajar dengan cara tersebut di atas, manajemen juga memasukkan unsur kondisi pasar saat ini serta membuat penyesuaian risiko yang dianggap tepat akan dibuat oleh pelaku pasar. 3. KAS DAN SETARA KAS Rincian per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 sebagai berikut : 31-Mar-12 31-Des-2011 K a s Kas Kecil 34.083.936 23.668.054 B a n k PT Bank Central Asia Tbk : Rekening Rupiah 122.800.283 224.085.969 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk : Rekening Rupiah 209.977.306 427.623.609 Rekening Dolar AS (USD 9.050,59 pada 31 Des 2011) - 82.070.750 Standard Chartered Bank : Rekening Rupiah 27.476.076 27.594.075 17

3. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 31-Mar-2012 31-Des-2011 PT Bank DBS Indonesia : Rekening Rupiah 1.068.464.369 850.162.400 Rekening Dollar AS (USD 36.994,52 pada 31 Mar 2012 dan USD 33.433,61 pada 31 Des 2011) 339.609.694 303.175.975 PT Bank Commonwealth : Rekening Rupiah 12.664.094 556.953.768 Rekening Dollar AS (USD 1.788,82 pada 31 Mar 2012 dan USD 1.794,82 pada 31 Des 2011) 16.421.368 16.275.427 PT Bank UOB Buana 172.394.497 151.685.606 PT Bank Syariah Mandiri 1.012.616 1.012.616 PT Bank CIMB Niaga Tbk 394.715.279 254.635.985 Deposito Berjangka Jumlah Bank 2.365.535.582 2.895.276.180 Rekening Rupiah PT Bank Commonwealth 10.300.485.255 10.201.892.075 PT Bank Central Asia Tbk 1.307.525.866 1.287.740.916 Jumlah Deposito Berjangka 11.608.011.121 11.489.632.991 Jumlah Kas dan Setara Kas 14.007.630.639 14.408.577.225 Tingkat bunga deposito berjangka dalam mata uang Dolar Amerika Serikat adalah berkisar antara 0,41 % - 1 % per tahun pada tahun 2011 dan dalam mata uang Rupiah berkisar antara 5% - 7,25% per tahun pada 31 Maret 2012 dan 5% - 7,25% per tahun pada tahun 2011. 4. DEPOSITO BERJANGKA Rincian per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 sebagai berikut : 31-Mar-12 31-Des-2011 PT Bank UOB Buana 10,336,328,767 10,000,000,000 PT Bank DBS Indonesia 6,926,274,308 6,731,592,951 PT Bank CIMB Niaga Tbk 5,143,013,698 5,000,000,000 J u m l a h 22,405,616,773 21,731,592,951 Deposito berjangka waktu antara 6 bulan sampai dengan 1 tahun dalam mata uang Rupiah menghasilkan pendapatan bunga tahunan dengan tingkat suku bunga berkisar 5% - 7% antara per tahun pada 31 Maret 2012 dan 7% - 8,25% per tahun pada tahun 2011. 18