BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu mempertahankan bisnisnya. Modal merupakan faktor penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB I PENDAHULUAN. strategis yang lebih sustainable untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, pertumbuhan ekonomi berkembang sangat pesat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi dan dunia bisnis. Para pelaku bisnis menyadari bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring telah dibukanya kerjasama perdagangan internasional seperti saat

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat dan persaingan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak relevannya metode pelaporan keuangan tradisional (Orens et al., 2009). Pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Fenomena pergeseran tipe masyarakat dari masyarakat industrialis dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada tenaga kerja (labor based business) menuju bisnis yang didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dapat dipercaya, relevan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, para stakeholder akan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi telah banyak mengubah pola bisnis masa kini. Pertukaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama setelah didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan. Agar dapat terus bertahan, dengan cepat perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. mesin-mesin industri, tetapi lebih pada inovasi, informasi, dan knowledge sumber

BAB I PENDAHULUAN. menentukan nilai perusahaan. Intellectual capital meruapakan komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan, berfokus mengembangkan jaringan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berakibat pada krisis keuangan namun juga berakibat pada krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. pandang bisnisnya karena pertumbuhan inovasinya yang luar biasa.

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis sekarang ini sangatlah pesat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I. Pendahuluan. dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 2001: 231). Ini sesuai dengan resource based theory (Wernerfelt, 1984: 174)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pengakuan terhadap kemampuan intellectual capital dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi baru, pengungkapan modal intelektual atau Intellectual

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. (knowledge-based business). Labor-based business memegang prinsip perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, modal intelektual telah berkembang dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Era abad dua puluh satu, perusahaan harus berkompetisi dalam konteks

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika bisnis pada abad 21 yang semakin meningkat dipengaruhi dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bidang perekonomian yang semakin berkembang membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. dan ketersediaan tenaga kerja (tangible asset), tetapi lebih pada inovasi, sistem

Salah satu faktor yang mempengaruhi variasi kinerja intellectual capital yang dilihat dari tata kelola perusahaan salah satunya adalah umur

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja manajemen dari berbagai aspek. Penilaian kinerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan bank adalah suatu gambaran sampai mana tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan perusahaan bisnis telah berkembang pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dekade terakhir ini. Pengaruh persaingan bisnis tergambarkan dengan cara perusahaan memanfaatkan modal semaksimal mungkin sehingga mampu mempertahankan bisnisnya. Modal merupakan faktor penting dalam rangka membangun, mengembangkan dan mempertahankan berdirinya sebuah perusahaan, sehingga dijadikan instrumen untuk mengantisipasi risiko kerugian perusahaan dan alat untuk melakukan ekspansi usaha (Ekowati dkk, 2012 : 1). Keberhasilan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis seringkali hanya dilihat dari segi keuntungan yang dicapai oleh perusahaan. Namun, dari segi keuntungan yang dimiliki perusahaan saja tidak cukup untuk membuat para pelaku bisnis bertahan dalam persaingannya. Perusahaan mampu mempertahankan bisnisnya didasarkan pada tenaga kerja (labour based business) menuju knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), dengan mengutamakan ilmu pengetahuan sehingga ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dengan menerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) maka kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono dan Kadir, 2003:1). Di dalam sistem manajemen yang berbasis ilmu pengetahuan, modal konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan aset fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi. 1

Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan dapat diperoleh bagaimana cara menggunakan sumber daya lain secara efisien dan ekonomis, yang nantinya akan memberikan keunggulan kompetitif. Berkurangnya atau bahkan hilangnya asset tetap dalam laporan posisi keuangan perusahaan tidak menyebabkan hilangnya perhargaan pasar terhadap mereka.rupert (1998) mengungkapkan bahwa ini tercermin dari banyaknya perusahaan yang memiliki aktiva berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangan namun penghargaan pasar atas perusahaan-perusahaan tersebut sangat tinggi. Tabel 1.1 Market Value and Assets (in billions of dollars) Company Market Value Revenue Profits Net assets Hidden Value General Electric 169 79 7.3 31 138 (82%) Coca-cola 148 19 3.5 6 142 (96%) Exxon 125 119 7.5 43 82 (66%) Microsoft 119 9 2.2 7 112 (94%) Intel 113 21 5.2 17 96 (85%) Sumber : Roos, 1997 Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa market value terjadi karena masuknya konsep modal intelektual yang merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan.hal ini dapat kita lihat pada aplikasi komputer yang diproduksi oleh Microsoft, dimana produk yang dihasilkan dibuat berdasarkan kemampuan modal intelektual dari karyawannya.pada umumnya kalangan bisnis masih belum menemukan jwaban yang tepat mengenai nilai lebih apa yang dimiliki perusahaan. Nilai lebih ini sendiri dapat berasal dari kemampuan 2

produksi suatu perusahaan sampai pada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan dan dapat berasal dari budaya pengembangan perusahaan maupun kemampuan perusahaan dalam memotivasi karyawannya sehingga produktivitas perusahaan dapat dipertahankan atau bahkan meningkat (Sawarjuwono dan Kadir, 2003 : 36).Nilai lebih atau hidden value ini yang dianggap para akuntan adalah intellectual capital.intellectual capital memang masih baru dan belum banyak ditanggapi oleh para pelaku bisnis global, padahal adanya perbedaan antara nilai buku dengan nilai pasar saham (perbedaan ini mencolok untuk knowledge based business) menunjukkan adanya hidden value berupa intellectual capital. Perusahaan yang masih berbasis tenaga kerja dan belum berpindah ke berbasis pengetahuan menyebabkan rendahnya pengungkapan laporan tahunan, perusahaan dianjurkan untuk menyajikan laporan tahunannya yang mengandung informasi yang diperlukan para stakeholder, tidak hanya terbatas pada laporan keuangan yang mandatory tetapi juga laporan yang bersifat voluntary. Salah satu informasi penting yang bersifat voluntary adalah informasi tentang nilai lebih yang dimiliki perusahaan. Nilai lebih tersebut berupa adanya inovasi, penemuan, pengetahuan, perkembangan karyawan, dan hubungan yang baik dengan para konsumen, yang sering diistilahkan sebagai knowledge capital (Modal Pengetahuan) atau Intellectual Capital (Modal Intelektual).Para praktisi dan peneliti di bidang manajemen dan akuntansi sebagian besar meyakini bahwa munculnya istilah intellectual capitaldiperkenalkan oleh sebuah kelompok di swedia yang bernama Konrad Track yang terdiri atas para manajer.manajer-manajer yang tergabung dalam kelompok Konrad Track mengembangkan sebuah metode penelitian kinerja non keuangan dengan menitikberatkan pada aset tidak berwujud.intellectual capital merupakan sumber daya atau aset tidak berwujud 3

dalam perusahaan yang apabila dimanfaatkan dan dikelola dengan baik dapat menciptakan nilai bagi perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. Selain itu intellectual capital juga berguna untuk menjembatani adanya ketidaksesuaian informasi (information gap) yang timbul antara perusahaan dan pengguna laporan keuangan. Konsep dari Intellectual Capital telah mendapatkan perhatian besar dari para kalangan terutama dari para akuntan. Fenomena ini menuntut mereka untuk mencari informasi yang lebih rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan Intellectual Capital. Pengelolaan tersebut meliputi cara pengidentifikasian dan pengukurannya di dalam laporan tahunan perusahaan. Di Indonesia, fenomena intellectual capital (IC) berkembang setelah muncul PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aset tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital (IC), namun lebih kurang intellectual capital (IC) telah mendapat perhatian. Banyak perusahaan yang mulai memperhatikan aset tidak berwujud sebagai strategi bisnisnya untuk mencapai keunggulan kompetitif. Hal ini yang menyebabkan perusahaan menerapkan knowledge based business. Model intellectual capital muncul pertama kali di barat, terutama di Eropa dan negara-negara Skandinavia, kemudian konsep ini mulai dikenal diasia pada tahun 2000 dan sampai sekarang masih menjadi ranah yang banyak memberikan peluang untuk dieksplorasi.bidang kajian yang banyak mengeksplorasi intellectual capital adalah akuntansi dan manajemen.penelitian bidang akuntansi biasanya ditujukan untuk mengeksplorasi pengungkapan laporan keuangan yang terkait dengan intellectual capital. Konsep aset tidak berwujud seringkali digunakan dengan istilah intellectual capital, hal ini terjadi karena dalam PSAK tidak ditemukan konsep intellectual 4

capital.menurut PSAK No. 19 ( 2009 : 6) tentang intangible assets, entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan laibilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas).dalam pernyataan PSAK No 19 tidak terdapat bagaimana perlakuan akuntansinya (pengukuran, penilaian, dan pelaporannya), sehingga diharapkan laporan keuangan yang tersaji lebih relevan untuk pengambilan keputusan baik investor, kreditor, maupun manajemen. Intellectual capital terus berkembang di Indonesia ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan strategi berbasis pengetahuan. Kesadaran perusahaan terhadap pentingnya Intellectual Capitalmerupakan landasan bagi perusahaan untuk lebih unggul dan kompetitif. Keunggulan perusahaan tersebut dengan sendirinya akan memberikan value added bagi perusahaan. Melalui pengungkapan intellectual capital dalam laporan keuangan, investor dapat menilai apakah pengelolaan dan pemanfaatan intellectual capital dalam rangka menciptakan nilai perusahaan berkelanjutan dalam jangka panjang sehingga investor dapat menggunakan informasi ini untuk mengoptimalkan portofolio investasi mereka dan memaksimalkan keuntungan jangka panjang. Terlebih jika perusahaan mampu mengungkapkan intellectual capital secara kuantitatif dalam laporan keuangan sehingga investor bisa menggunakan informasi ini untuk mengetahui undervalue atau overvalue dari harga saham perusahaan yang dapat berguna untuk meningkatkan kualitas keputusan investasi mereka. 5

Beberapa manfaat pengungkapan intellectual capital antara lain dapat membantu organisasi merumuskan strategi perusahaan, menilai eksekusi strategi, membantu dalam keputusan diversifikasi dan ekspansi, digunakan sebagai dasar untuk kompensasi dan mengkomunikasikan langkah-langkah bagi stakeholder eksternal. Penelitian menegenai pengungkapan intellectual capital sudah dilakukan di negara maju dan berkembang beberapa tahun ini meskipun masih terbatas.seperti penelitian yang dilakukan oleh White et al. (2007) yang meneliti faktor-faktor pemicu (drivers) pengungkapan intellectual capital dan menginvestigasi luasnya pengungkapan sukarela intellectual capital pada perusahaan publik sektor bioteknologi di Australia.Penelitian ini menemukan bahwa komisaris independen, umur perusahaan, leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dalam Penelitian lain mengenai pengungkapan intellectual capital di Indonesia dilakukan oleh Mari Wardhani (2010) yang meneliti tentang pengungkapan intellectual capital pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukkan ukuran perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan intellectual capital, sedangkan leverage dan umur perusahaan tidak berpengaruh dalam Penelitan Nugroho (2012) yang meneliti pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, leverage, dan konsentrasi kepemilikan terhadap intellectual capital disclosure.hasil yang ditunjukkan bahwa tidak ada pengaruh variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, leverage, dan 6

konsentrasi kepemilikan terhadap intellectual capital disclosure baik secara simultan maupun parsial. Dari beberapa penelitian di atas terdapat inkonsistensi dari hasil penelitianpenelitian tersebut. Peneliti mencoba melanjutkan penelitian dengan variabel yang sama dengan peneliti sebelumnya untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengungkapan intellectual capital setelah adanya peraturan pengadopsian IFRS yang harus dipatuhi oleh seluruh perusahaan agar laporan keuangan perusahaan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia, maka penelitian ini diberi judul PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, USIA PERUSAHAAN, DAN ADOPSI IFRS TERHADAP PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL. 1.2 Rumusan Masalah Adanya perbedaan antara nilai buku dengan nilai pasar, memunculkan hipotesis bahwa terdapat nilai tersembunyi yang tidak dapat diungkapkan oleh laporan keuangan. Para peneliti beranggapan bahwa nilai tersembunyi tersebut adalah intellectual capital. Keunggulan kompetitif perusahaan tidaklah cukup hanya ditinjau dari informasi mengenai tangible assets (aset berwujud) yang dimiliki, tetapi juga melalui intangible assets (aset tidak berwujud). Dari uraian di atas, maka pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah leverage berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan intellectual capital? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan intellectual capital? 7

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan intellectual capital? 4. Apakah usia perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan intellectual capital? 5. Apakah adopsi IFRS berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan intellectual capital? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian ini memilki tujuan untuk : 1. Untuk menganalisis pengaruh praktik leverage terhadap tingkat pengungkapan Intellectual Capital dalam perusahaan. 2. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap tingkat 3. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap tingkat 4. Untuk menganalisis pengaruh usia perusahaan terhadap tingkat 5. Untuk menganalisis pengaruh adopsi IFRS terhadap tingkat 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagi peneliti Diharapkan dapat menambah literatur bagi peneliti pada khususnya dan masyarakat pada umumnya mengenai tingkat pengungkapan intellectual capital yang masih minim diterapkan di Indonesia serta untuk menambah 8

wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh praktik adopsi IFRS terhadap tingkat pengungkapan intellectual capital dalam perusahaan. 2. Bagi kalangan akademik Dapat menjadi referensi dan sumbangan konseptual sebagai bahan pembelajaran dan menambah wawasan pengetahuan tentang Intellectual capital. 3. Bagi manajemen perusahaan Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam pengungkapan intellectual capital pada laporan keuangan perusahaan dan proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 4. Bagi pemakai informasi akuntansi Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi regulator mengenai relevansi dari pengungkapan intellectual capital dalam annual report karena hingga saat ini belum terdapat standardisasi mengenai penyajian dan pengungkapan intellectual capital dalam annual report. 9