[Briefing Paper] Menggugat Penambangan dan Pembangunan Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng

dokumen-dokumen yang mirip
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI PENUTUP. menyuarakan penolakannya. Penolakan yang didasari atas kearifan lokal terhadap

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2002 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

Menggali Kehancuran di Sunda Kecil

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN AIR TANAH BUPATI KUDUS,

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum. Oleh: LAUNA QISTI NIM.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2002 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO. Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015

PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR -3 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 33 TAHUN 2014 T E N T A N G

Peran PPNS Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan. Oleh: Muhammad Karno dan Dahlia 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA

KORUPSI MASIH SUBUR HUTAN SUMATERA SEMAKIN HANCUR OLEH: KOALISI MASYARAKAT SIPIL SUMATERA

2018, No Pengadilan Tinggi diberi kewenangan untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tindak pidana pemilu; c. bahwa dengan berlakunya ke

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

DAFTAR ISI v. HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN. ii KATA PENGANTAR. iii ABSTRAK... iv

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya pertumbuhan penduduk.

KESIMPULAN. Dalam Perkara Tata Usaha Negara Nomor: 064/G/2014/PTUN Smg. antara:

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG HAK GUNA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

Rilis Pers Bersama. Perppu Ormas Ancaman bagi Demokrasi dan Negara Hukum

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

Tenggara yakni Malaysia, Singapura, dan Brunai Darusalam. Oleh karena itu perlu ditetapkan berbagai langkah kebijakan pengendaliannya.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN IZIN USAHA KAWASAN INDUSTRI

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 134/KMA/SK/IX/2011 TENTANG SERTIFIKASI HAKIM LINGKUNGAN HIDUP

RechtsVinding Online. Naskah diterima: 17 Februari 2016; disetujui: 25 Februari 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG HAK GUNA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 21 TAHUN 2015 SERI E.16

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 8 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BAHAN KULIAH SISTEM HUKUM INDONESIA MATCH DAY 13 PENEGAKAN HUKUM (BAGIAN 2)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Penegakan Hukum Administratif Lingkungan Hidup

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6.

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI

Transkripsi:

[Briefing Paper] Menggugat Penambangan dan Pembangunan Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng Pada tahun 2012 Gubernur Jawa Tengah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 660.1/17 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan Oleh PT. Semen Gresik (sekarang menjadi PT. Semen Indonesia) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Terbitnya SK Gubernur ini menimbulkan masalah karena membolehkan adanya penambangan batu kapur, tanah liat, sampai dengan membangun pabrik, jalan produksi dan jalan tambang di Pegunungan Kendeng Utara, khususnya di Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih. Permasalahan muncul karena Pegunungan Kendeng Utara dikenal sebagai kawasan karst yang aquifer airnya masih berjalan dengan baik, dimana masyarakat juga memanfaatkan sumber air ini untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut, kami Organisasi Masyarakat Sipil yang terdiri dari: JATAM, HuMa, ICEL, WALHI, PILNET dan ELSAM secara tegas menolak penambangan dan pembangunan pabrik semen di Pengunungan Kendeng Utara, karena penambangan tersebut dapat menyebabkan hilangnya sumber-sumber air di dalam kawasan karst tersebut yang pada akhirnya akan menghancurkan kehidupan masyarakat sekitarnya dan menimbulkan bencana lingkungan yang lebih luas. A. Pertarungan Atas Ruang Hidup Sebuah Awal Krisis Air Secara garis besar ada dua hal menjadi fokus dari permasalahan ini. Pertama, aktivitas penambangan dan pembangunan pabrik yang menyebabkan kerusakan lingkungan terhadap kawasan Karst CAT Watuputih dan Kedua, hilangnya ruang hidup bagi masyarakat untuk mendapatkan sumber daya air. 1. Penambangan dan Pembangunan Pabrik Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih merupakan kawasan lindung imbuhan air yang juga sudah ditetapkan sebagai cekungan air tanah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air jo. Keputusan 1

Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah. Berdasarkan peraturan tersebut CAT Watuputih sudah seharusnya dilindungi dan dilestarikan. Keterangan: Peta Geologi Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih, Provinsi Jawa Tengah. Namun pentingya CAT Watuputih sebagai kawasan konservasi sumber daya air tidak diperhatikan dengan tetap diberikannya IUP PT. Semen Indonesia di Kawasan CAT Watuputih. Pemberian IUP ini kemudian diperparah dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bupati Rembang No. 591/040/Tahun 2011 tentang Pemberian Izin Lokasi Kepada PT. Semen Indonesia, untuk Pembangunan Pabrik Semen, Lahan Tambang Bahan Baku dan Sarana Pendukung Lainnya. Keputusan ini menunjukkan tidak adanya itikad baik Pemerintah Daerah dalam melakukan pelestarian dan perlindungan terhadap CAT Watuputih. 2. Hilangnya Ruang Hidup bagi Masyarakat Sejak awal rencana penambangan dan pembangunan pabrik semen ditentang oleh masyarakat. Hal ini wajar mengingat minimnya pelibatan masyarakat pada tahap 2

perencanaan baik oleh Pemerintah maupun oleh PT. Semen Indonesia. Aktivitas penambangan yang dilakukan di Pengunungan Kendeng Utara merupakan masalah struktural yang menyentuh kesejahteraan masyarakat. Jika dilihat lebih kritis, masih banyak penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya terhadap pertanian. Bahkan rata-rata dikelola secara tradisional dan subsisten. Sementara Indonesia ingin bergerak menggenjot ekonomi melalui sektor industri. Setiap perancangan peruntukan lahan selalu diikuti dengan iming-iming akan adanya kawasan ekonomi terpadu. Sehingga, bisa dihitung berapa banyak sawah yang dikonversi menjadi kawasan pabrik, berapa banyak kawasan hutan yang semestinya secara fungsi dilindungi malah dijadikan kawasan tambang. Untuk petani yang hanya sekadar menjalani aktivitasnya sebagaimana biasa, tentu dia membutuhkan keberlanjutan sumber daya untuk mendukung pertaniannya seperti tersedianya lahan, air atau irigasi, dan ekologi yang mendukung. Ternyata itu semua berbanding terbalik dengan apa yang akan dihadapi masyarakat dengan kehadiran industri skala besar. Dimana meskipun ada kewajiban AMDAL tetapi belum tentu dalam prakteknya bisa untuk menjaga lingkungan. Apalagi AMDAL PT. Semen Indonesia dibuat secara tidak jujur karena tidak mencantumkan 22 ponor, 3 goa, dan 4 mata air yang ada dalam IUP PT Semen Indonesia. Berdasarkan keterangan ahli masyarakat di PTUN Semarang, AMDAL PT Semen Indonesia juga dibuat dengan metode yang keliru, sehingga mengakibatkan AMDAL tidak valid. Kawasan Karst CAT Watuputih yang menjadi salah satu penopang terjaganya mata air, akan ditambang untuk dibuat semen. Bukan hanya air yang akan hilang, struktur ekonomi yang menopang masyarakat, kebudayaannya dan pranata sosialnya akan segera hilang. B. Penyelewengan Pengetahuan, Militerisme dan Korupsi AMDAL sebagai prasyarat Izin Lingkungan selalu didalilkan sebagai dasar sahnya sebuah perusahaan dalam beroperasi. Masyarakat Rembang pada umumnya tidak mengetahui secara jelas perencanaan penambangan dan pembangunan pabrik semen di wilayahnya. Hal ini menunjukan pelibatan masyarakat yang bersifat manipulatif terjadi dalam penyusunan AMDAL, sehingga Izin Lingkungan yang diterbitkan dapat disebutkan memiliki cacat procedural. Dalam persidangan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang yang mempermasalahkan 3

Surat Keputusan Nomor 660.1/17 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan Oleh PT. Semen Gresik (sekarang menjadi PT. Semen Indonesia) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, terlihat ada penyelewangan pengetahuan yang dilakukan oleh ahli dari pihak tergugat (dalam hal ini Gubernur Jawa Tengah). Pernyataan 2 (dua) orang Ahli dari Universitas Gajah Mada; ahli yang pertama menerangkan bawah batu gamping tidak mengandung air. Sedangkan ahli yang kedua menerangkan bahwa Pegunungan Kendeng merupakan kawasan karst muda dan diperbolehkan untuk ditambang. Tentunya pernyataan kedua Ahli ini menimbulkan respon dari masyarakat. Permasalahan penambangan dan pembangunan pabrik semen, ternyata tidak hanya terjadi dalam gerakan politik, proses persidangan, maupun aksi-aksi sosial, tetapi sampai kepada kriminalisasi yang dilakukan oleh aparat. Aksi simpatik masyarakat yang mendirikan tenda dalam rangka berpartisipasi untuk berdemonstrasi diikuti dengan aksi-aksi pembungkaman oleh aparat. Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak, karena dalam rezim reformasi yang seharusnya menjunjung tinggi demokrasi, masih terjadi tindakan-tindakan militerisme terhadap warga negara. C. Peran Hakim dalam menentukan keadilan ekologi Salah satu cara yang dilakukan oleh masyarakat Kendeng untuk memperjuangkan haknya adalah melalui gugatan ke PTUN. Persidangan ini akan menentukan apakah keputusan yang diterbitkan oleh Gubernur telah tepat atau tidak. Proses ini akan melibatkan hakim sebagai officium nobile untuk menunjukan keberpihakannya akan keadilan ekologi. Dalam persidangan ini, ada satu hakim yang merupakan hakim bersertifikat lingkungan hidup, yaitu atas nama Susilowati Siahaan yang juga merupakan Ketua Majelis. Sebagai hakim yang mendapat predikat kompetensi yang baik dalam bidang lingkungan hidup, maka peran Susilowati Siahaan akan diuji baik terhadap pemahamannya akan pentingnya perlindungan fungsi lingkungan hidup dan kemampuannya dalam memimpin rekan-rekannya untuk memberikan putusan sesuai dengan asas in dubio pro natura, yakni mengedepankan perlindungan lingkungan dalam putusannya. 4

Lebih lanjut, sebagaimana Pedoman Penanganan Perkara Lingkungan Hidup, yang dikeluarkan Mahkamah Agung, melalui Keputusan MA No. 36/KMA/SK/II/2013 tentang Pemberlakuan Pedoman Perkara Lingkungan Hidup, yang salah satunya menyatakan bahwa dalam memeriksa suatu perkara lingkungan, Hakim penting untuk menerapkan Prinsip Pengakuan Terhadap Daya Dukung dan Keberlanjutan Ekosistem, prinsip yang sangat penting untuk melindungi sumber daya alam tertentu yang rentan terhadap eksploitasi, kerusakan dan kepunahan. Pengakuan ini tidak terbatas pada pengakuan tekstual tetapi juga secara konsisten pengakuan tersebut harus diterapkan ketika memeriksa dan mengadili perkara untuk memperjelas langkah-langkah pencegahan serta penanggulangan perusakan dan/atau pencemaran sumber daya alam dan lingkungan melalui piranti manajemen lingkungan, instrumen ekonomi, instrumen daya paksa, sanksi moral maupun kontrol publik. D. Rekomendasi Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan di atas, maka kami Organisasi Masyarakat Sipil yang terdiri dari JATAM, HuMa, ICEL, WALHI, KontraS, PILNET, ELSAM, KPA, AMAN, Sajogyo Institute, dan Desantara memberikan rekomendasi kepada: 1. Gubernur Jawa Tengah Berdasarkan kewenangannya segera mencabut Keputusan Keputusan Nomor 660.1/17 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan Oleh PT. Semen Gresik (sekarang menjadi PT. Semen Indonesia) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Dan melakukan pemulihan terhadap lingkungan serta warga terdampak. 2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Untuk segera melakukan second line enforcement, berupa pengawasan langsung terhadap PT. Semen Indonesia dikarenakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Rembang, absen dalam menjalankan fungsinya menjaga ekosistem. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan harus berani memberikan sanksi administratif berupa pencabutan Izin Lingkungan PT. Semen Indonesia. 5

3. Mahkamah Agung RI Untuk segera melakukan pengawasan terhadap kinerja majelis hakim yang menangani perkara dan menindaklanjuti laporan masyarakat atas pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh hakim. Mahkamah Agung dapat memerintahkan kepada Ketua PTUN Semarang, jika memang ditemukan indikasi pelanggaran kode etik oleh hakim. 4. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Untuk segera memberikan perlindungan terhadap warga masyarakat yang mendapat kriminalisasi dari aparat. Komnas HAM dapat segera melakukan investigasi dan memberikan rekomendasi atas tindakan kriminalisasi tersebut. 5. Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia Untuk segera menghentikan segala tindakan represif dan kriminalisasi terhadap masyarakat. Bagi Kapolri dan Panglima TNI, diminta untuk memberikan sanksi bagi anggotanya yang tidak cakap dan tidak objektif dalam menjalankan tugas. 6