BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Aulia Ihsani

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Nuraida dkk, 2014). Sedangkan pada kenyataannya masih banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi dan Salmonella para thypi. Demam

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA TABORE KECAMATAN MENTANGAI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan,

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

BAB II TINJAUAN TEORI. diaplikasikan pada bidang kesehatan (Azmi, 2013). Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA FOOBORNE DISEASE PADA SISWA SDN LANDUNG SARI 02 MALANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI. NO.1193/MENKES/SK/2004 adalah salah satu kebijakan nasional. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi baik perorangan, keluarga maupun kelompok masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku serta sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Hal ini dapat dilakukan dengan cara komunikasi informasi maupun melalui jalur edukasi. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terbagi dalam lima tatanan yakni tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan sarana kesehatan dan tempat-tempat umum. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada perkembangannya menunjukkan jenis dan indikator yang berbeda-beda dimasing-masing wilayah seiring dengan diberlakukannya otonomi khusus (Depkes RI, 2011). Indikator PHBS di sekolah yaitu: mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di warung /kantin sekolah, menggunakan jamban yang

bersih dan sehat, olah raga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, dan membuang sampah pada tempatnya. Murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau setara dengan murid Sekolah Dasar (SD) adalah sumberdaya manusia yang kelak akan menjadi generasi penerus perjuangan bangsa. Mereka harus dipertahankan dan ditingkatkan sumberdaya manusianya dari aspek kesehatan dan intelektualnya. Pada usia sekolah, khususnya Sekolah MI atau SD sejak pagi hingga malam hari waktu yang dimiliki lebih banyak berada diluar rumah, baik itu disekolah maupun di tempat bermain. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku anak baik dalam pergaulan ataupun dalam hal waktu makan, makanan yang dikonsumsi, maupun cara mereka makan. Madrasah Ibtidaiyah Assanusiah terletak di wilayah Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat, terdiri dari 6 kelas yaitu kelas 1-6. Sekolah yang masuk dari pukul 07.00-12.00 ini tidak memeiliki kantin sekolah sehingga murid-murid membeli jajanan pada pedagang keliling yang mangkal disekolahan tersebut sejak jam sekolah dimulai. Berdasarkan observasi yang dilakukan selama satu minggu disekolah MI Assanusiah. Murid-murid membeli dan mengkonsumsi makanan jajanan pada pedangang yang berada di linggkungan sekolah. Jajanan yang berupa gorengan dijual dan disajikan tidak dalam keadaan tertutup sehingga memungkinkan lalat atau serangga hinggap pada jajanan tersebut, selain itu para siswa yang membeli dan mengkonsumsi makanan jajanan tersebut ternyata tidak mencuci tangan terlebih dahulu baik sebelum maupun

sesudah makan karena tidak tersedia air untuk mencuci tangan. Wawacara yang dilakukan peneliti dengan beberapa siswa menunjukkan bahwa mereka pernah buang air besar cair dan banyak ada juga yang mengaku pernah diare/mencret dan ada yang mengatakan temannya pernah mencret didalam kelas, selain itu keterangan yang diberikan oleh wali kelas bahwa ada beberapa anak yang mengalami diare saat pelajaran sedang berlangsung. Observasi yang dilakukan pada 4 SD dilingkungan Kelurahan Duri Kepa dan Tanjung Duren makanan jajanan yang dikonsumsi oleh siswa bukan dikantin melainkan pada pedagang kaki lima yang berada dilingkungan sekolah setiap jam sekolak. Pedagang kaki lima yang berada dilingkungan sekolah tersebut menyajikan makanan berupa, gorengan dan minuman, baik minuman kemasan ataupun olahan rumahan. Sekolah adalah lembaga yang tersusun rapi, dengan segala aktivitasnya direncanakan dan sengaja disusun yang disebut kurikulum. Sekolah adalah tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar secara formal, dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para Guru atau Pengajar kepada anak didiknya. Sekolah memegang peran penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak, maka selain keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah juga mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak. Fenomena yang terjadi dilingkungan sekolah adalah penyimpangan PHBS, dimana murid telah mencoba untuk merokok, mengkonsumsi jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau pedagang keliling serta tidak mencuci tangan sebelum makan. Jajanan

adalah makanan tertentu yang beresiko tinggi terhadap kualitas sumberdaya manusia dalam jangka panjang karena selain berhubungan dengan zat gizinya, juga rawan terhadap kontaminasi bibit penyakit, akibat rendahnya kualitas makanan dan tingkat penjamahan makanan. Murid SD belum dapat memilih makanan yang sehat dan bersih. Hal ini tercermin dari makanan jajanan yang dikonsumsi murid SD di sekolah masih banyak yang mengandung pewarna sintetik. Anak usia sekolah pada umumnya belum paham akan arti kesehatan bagi tubuhnya. Penyakit yang sering ditimbulkan oleh makanan yang tidak aman diantaranya adalah penyakit diare. Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair.(suriadi & Yuliani, 2010). Diare masih merupakan isu nasional karena dapat menyebabkan kematian pada anak-anak. Anak usia sekolah amat rentan terserang diare dan infeksi kecacingan. Hasil survei kecacingan oleh Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Departemen Kesehatan tahun 2009 menyebutkan 31,8 persen siswa sekolah dasar mengalami kecacingan dan diare. Penyakit diare menempati urutan teratas dalam daftar 10 penyakit penyebab rawat inap di rumah sakit di Indonesia. Diare pada anak dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau parasit, sedangkan diare non-infeksi dapat disebabkan faktor alergi komponen makanan, keracunan, dan malabsorpsi nutrien. Diare

bukanlah penyakit, melainkan pertanda adanya sesuatu yang membahayakan dalam saluran cerna anak dan usus akan berusaha mengeluarkan kuman tersebut. Diare selain menyebabkan kesakitan dan kematian, juga menjadi penyebab utama malnutrisi. Diare dan kecacingan sebenarnya bisa dicegah dengan perubahan PHBS. Salah satunya dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun. Mencuci tangan menggunakan sabun yang benar memiliki efektivitas dalam meluruhkan kuman-kuman penyebab penyakit. Bahkan, menurut penelitian cuci tangan dengan sabun bisa menurunkan risiko diare hingga 47 persen. Prijo Sidipraptomo, ketua Ikatan Dokter Indonesia mengungkapkan, pada dasarnya penyakit ditimbulkan oleh empat faktor, yakni lingkungan (30 persen), perilaku (40 persen), genetik atau bawaan (20 persen), dan akses pada tempat kesehatan (10 persen). "Faktor lingkungan dan perilaku merupakan faktor terbesar dan ini bisa diintervensi. Karena itu IDI saat ini terus menggiatkan upaya untuk mengubah paradigma sakit menjadi paradigma sehat," katanya dalam acara peluncuran Dokter Kecil Award 2011 di Jakarta (20/7). Dokter kecil merupakan salah satu upaya yang saat ini sedang giat dilakukan oleh Lifebouy dan juga Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah merevitalisasi kembali program dokter kecil di sekolah-sekolah. Anak-anak usia sekolah dasar saat ini mencapai 31 juta siswa. Jumlah yang sangat besar tersebut mereka menjadi penting dan strategis sebagai sasaran maupun pelaksana sosialisasi kesehatan. "Walaupun mereka masih kecil, tetapi bisa menularkan kebiasaan

hidup sehat pada lingkungan di sekitarnya. Program ini juga bisa merangsang anak-anak agar lebih tertarik pada hidup sehat," paparnya (Kompas, 2011). B. Rumusan Masalah Penerapan PHBS merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan bagi setiap orang. Perilaku yang tidak sesuai dengan PHBS merupakan faktor yang dapat menimbulkan berbagai penyakit, dimana kuman yang berada diluar tubuh dapat masuk kedalam tubuh melalui berbagai media seperti makanan, serangga, air dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Diare pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Assanusiah Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Diare pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Assanusiah Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu: a. Untuk mengidentifikasi hubungan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah makan dengan kejadian diare pada siswa MI Assanusiah Duri Kepa Jakarta Barat.

b. Untuk mengidentifikasi hubungan mengkonsumsi makanan/jajanan sehat di kantin sekolah dengan kejadian diare pada siswa MI Assanusiah Duri Kepa Jakarta Barat. c. Untuk mengidentifikasi hubungan menggunakan jamban bersih dan sehat dengan kejadian diare pada siswa MI Assanusiah Duri Kepa Jakarta Barat. d. Untuk mengidentifikasi hubungan membuang sampah pada tempatnya dengan kejadian diare pada siswa MI Assanusiah Duri Kepa Jakarta Barat. e. Untuk mengidentifikasi hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan angka kesakitan diare pada siswa MI Assanusiah Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat. D. Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi institusi pendidikan, sebagai bahan informasi untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada siswa sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau siswa Sekolah Dasar (SD). 2. Bagi sekolah, sebagi bahan pertimbangan Guru/Pengajar dalam upaya meningkatkan perilaku hidup bersih pada siswa MI Assanusiah Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat. 3. Bagi siswa, sebagai bahan pengetahuan agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. 4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat memberikan gambaran dan informasi tentang faktorfaktor perilaku hidup bersih dan sehat yang berhubungan dengan diare pada siswa MI Assanusiah Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat.