BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

dokumen-dokumen yang mirip
Structure As Aesthetics of sport

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan


BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Dasar perancangan fasilitas litbang ini mengambil dari keterpaduan antar elemen-elemen

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

TUJUAN JENIS KEGIATAN. Latar Belakang Pemilihan OBJEK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERANCANGAN RELOKASI STADION LEBAK BULUS, JAKARTA

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga

BAB V KONSEP PERANCANGAN. bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB VI HASIL RANCANGAN

Transkripsi:

165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai wadah aktivitas, dan sifat kekeluargaan sebagai karakter pelaku aktivitas, sehingga dapat dijadikan acuan untuk menunjang kegiatan di dalam area Stadion Raya. 6.2 Hasil Rancangan Tapak 6.2.1 Pola Tatanan Massa Pola tatanan massa pada perancangan Stadion Raya ini adalah dengan menggunakan pola terpusat, dimana bangunan utama diletakkan pada pusat tapak, hal ini dimaksudkan untuk memberikan sirkulasi yang luas dan bangunan bisa diakses dari segala sisi. Zona-zona dipisahkan dalam berbagai titik yang dikelompokkan dari zona publik, privat, dan semi privat, zona-zona dibatasi dengan dinding bangunan sehingga terlihat jelas adanya pemisahan zona-zona tersebut. Untuk zona publik pada area stadion dipisahkan oleh dua zona yaitu zona publik dalam dan zona publik luar, dimana kedua zona dipisahkan oleh pagar dalam bangunan, sehingga tidak sembarang orang bisa mengakses zona publik bagian dalam seperti tribun stadion, tanpa membeli tiket terlebih dahulu. Bangunan utama berupa stadion menjadi Point of Interest di dalam perancangan dengan mengikuti pola terpusat, dimana bangunan penunjang pada bangunan diletakkan pada sekeliling bangunan utama. Bangunan penunjang yang sering dipakai untuk aktivitas diletakkan dekat dengan jalan dan tempat parkir

166 agar mudah untuk mengakses, bangunan penunjang itu berupa lapangan olahraga seperti volley, tenis, dan basket, dimana untuk lapangan futsal diletakkan pada sisi lain tapak karena luas lapangan yang cukup lebar sehingga tidak mencukupi ketika diletakkan pada satu tempat, tetapi tetap ada hubungan antar zona-zona tersebut. U Zona Service Zona Terbuka Zona Publik 6.2.2. Aksesibilitas dan Sirkulasi Gambar 6.1 Zoning tapak Aksebilitas pada tapak dibagi menjadi beberapa akses sisrkulasi, yaitu akses untuk penonton sepak bola, pengguna lapangan penunjang, dan karyawan/service. Aksebilitas untuk bangunan diarahkan menuju beberapa titik, dimana dari kendaraan sepeda motor, mobil, dan bus pemaian sepak bola memiliki jalur yang berbeda. Konsep sirkulasi yang terpusat akan mengarahkan pengunjung ke satu titik, dimana tapak akan bisa diakses dari segala arah, tetapi untuk memasuki area bangunan pengunjung dirahkan dulu untuk parkir kendaraan, kemudian diarahkan menuju bangunan dengan sirkulasi pejalan kaki, sehingga area stadion sendiri

167 terbebas dari adanya aktivitas kendaraan bermotor pengunjung atau penonton sepak bola. U 6.2.3 Pemanfaatan Potensi Tapak 6.2.3.1 Vegetasi Gambar 6.2 Aksesbilitas dan Sirkulasi Vegeteasi yang digunakan pada perancangan memiiki perubahan, dimana vegetasi yang digunakan untuk penunjuk jalan diganti dengan pohon palem, karena pohon palem daunya tidak akan menghalangi view ke dalam bangunan, berbeda dengan pohon cemara walaupun mempunyai tajuk yang tidak lebar, ketika diatanam berjajar pohon akan menghalangi view ke dalam bangunan. Berikut beberapa jenis vegetasi yang dipakai pada tapak : 1. Untuk pengarah sirkulasi digunakan pohon palem, dimana pohon palem dimaksudkan agar memudahkan pengguna kendaraan untuk mengakses ke dalam bangunan, dan perletakkan pohon palem pada pedestrian sirkulasi jalan.

168 2. Vegetasi peneduh diletakkan pada area parkir dan taman-taman area stadion, dimana vegetasi yang digunakan adalah pohon tanjung dengan bentuk tajuk yang melebar dan lebat. Pemilihan vegetasi ini dikarenakan mampu memberikan kenyamanan untuk pengguna dan jenis vegetasi yang sering digunakan pada tapak yang luas. 3. Vegetasi penghias diletakkan pada beberapa titik stadion, sebagai point of view penunjang lanskap pada sikrulasi, dimana vegetasi ini memberikan keindahan pada user yang melihatnya. Vegetasi yang digunakan adalah flamboyan dan lain-lain. Jenis obyek yang dirancang merupakan bangunan yang besar dan tapak yang luas, dimana dengan kondisi tapak yang luas diperlukan beberapa vegetasi sebagai peneduh tempat parker sekaligus menambah estetika bangunan. U Pohon Palem sebagai pengarah Pohon flamboyant sebagai penghias Pohon tanjung sebagai peneduh Gambar 6.3 Vegetasi

169 6.2.3.2. Angin Letak tapak yang dekat dengan area persawahan memberikan potensi angin yang cukup kuat, dimana angin yang kencang dimanfaatkan sebagai sirkulasi silang pada bangunan dan sebagai penghawaan alami di dalam bangunan. Pemanfaatan angin dilakukan melalui kisi-kisi bangunan dengan lubang-lubang struktur pada atap, sehingga distribusi angin bisa tersalurkan ke dalam semua ruangan. Gambar 6.4 Angin Bentuk bangunan yang kaku menjadikan distribusi angin yang kurang maksimal, sehingga pada perancangan kisi-kisi strukturnya dimanfaatkan untuk sirkulasi angin secara horizontal. Cafe Musholla Toko Baju Gambar 6.5 Kisi-kisi pada setiap bangunan

170 6.2.3.3. View Kondisi tapak yang luas dapat dijadikan sebagai potensi dari view tapak, dimana lingkungan sekitar berupa area persawahan dan area stadion yang luas dapat dijadikan point of view dari tapak. Pemanfaatan view bisa diperoleh juga melalui bangunan utama yaitu stadion, dimana bangunan yang tinggi dapat memberikan pemandangan yang lebih banyak, karena dari ketinggian bangunan bisa diperoleh view yang lebih luas dan maksimal. Pemilihan material pelapis dinding berupa kaca pada bangunan penunjang dimaksudkan untuk pengunjung memilih view yang diinginkan, dimana dapat melihat lingkungan sekitar area stadion dan aktivitas manusia di dalam area stadion. Unsur ketinggian bangunan, view pada tapak di arahkan ke semua area stadion, sehingga pengunjung dapat merasakan suasana pada seluruh area stadion dengan penataan lanskap pada area stadion. Gambar 6.6 View tapak

171 Tidak membatasi teras lantai bangunan stadion dengan material yang dapat menghalangi pandangan view ke area stadion. Gambar 6.7 View bangunan 6.2.4 Pencahayaan dan Penghawaan 6.2.4.1 Pencahayaan Pencahayaan pada perancangan Stadion raya terbagi menjadi dua yaitu pencahayaan alami dan buatan, dimana untuk pencahayaan alami digunakan material kaca dan void yang lebar pada bangunan, sehingga cahaya matahari bisa masuk semua ke dalam bangunan. Untuk menghindari panas yang berlebihan pada bangunan digunakan shading yang lebar, sehingga sinar matahari panas tidak bisa masuk ke dalam ruangan dan sinar matahari masuk ke dalam ruangan hanya pembiasanya cahaya saja. Sistem yang digunakan pada bangunan yaitu memberikan bukaan yang transparan dan lebar pada sebelah sisi timur dan memberikan sedikit bukaan pada sisi sebelah barat, karena pada perancangan diutamakan matahari pagi yang dimasukkan ke dalam bangunan. Swalayan Cafe Musholla Gambar 6.8 Pencahayaan bangunan

172 6.2.4.2 Penghawaan Penghawaan pada area stadion menggunakan penghawaan alami dengan menggunakan ventilasi dan void, dimana berupa jendela-jendela dan permainan kisi-kisi pada strukturnya. Permainan perletakkan jendela dengan metode silang diterapkan pada semua bangunan penunjang, dimana untuk memperoleh pergantian udara yang terus-menerus, sehingga penghawaan menjadi lancar di dalam ruangan. Gambar 6.9 Penghawaan tapak Gambar 6.10 Penghawaan stadion

173 Gambar 6.11 Penghawaan cafe Gambar 6.12 Penghawaan musholla 6.3.Hasil Rancangan Ruang Gambar 6.13 Penghawaan Toko souvenir Ruang yang tercipta pada perancangan Stadion Raya menghasilkan beberapa ruang seperti loket, ruang pers konferensi, ruang makan pemain, ruang ganti, tribun, dan lain-lain. Pada ruang interior pemanfaatan struktur bangunan digunakan sebagai estetika dari ruangan tersebut, dimana struktur di ekpose dijadikan point of view dari bangunan tersebut.

174 Stadion Penampang struktur space frame digunakan sebagai estetika interior bangunan, sehingga sambungansambungan struktur bisa diekpose sebagai penunjang interior dari stadion. Ruang Pers Konferensi Gambar 6.14 Interior stadion Toko Baju Ruang pers konferensi digunakan sebagai perkenalan pemain dan lain-lain, dimana kolom-kolom bangunan stadion diekpose sebagai estetika dari ruangan ini. Untuk interior toko souvenir ekpose struktur pada bawah plafon, dimana struktur batang digunakan sebagai kisi-kisi masuknya sinar matahari ke dalam ruangan toko. Gambar 6.15 Interior bangunan penunjang

175 Swalayan Musholla Swalayan merupakan ruang penunjang dengan menyediakan beberapa kebutuhan pengunjung, dengan pembiasan cahaya lampu pada plafon sebagai pencahayaan buatan. Untuk ruang musholla di desain dengan memanfaatkan struktur kolom sebagai tempat untuk perletakkan cahaya buatan, sehingga pembiasan cahaya ke atap akan menampilkan sebuah estetika dari interior musholla. 6.4. Hasil Rancangan Bentuk Gambar 6.16 Interior bangunan penunjang Konsep yang dipakai dari stadion ini adalah Architecture as Aesthetics merupakan konsep yang mengacu dari keindahan dari bentukan struktur itu sendiri, dimana struktur tidak hanya sebagai penopang beban saja, tetapi juga sebagai Point of View dari bangunan stadion. Pengekposan bentuk dan pemilihan material juga merupakan bagian dari estetika bangunan, dimana lapisan-lapisan struktur seperti kolom utama stadion lebih ditonjolkan dengan memberikan kaca yang transparan dan lampu sebagai estetika tambahan dari bangunan.

176 Gambar 6.17 Hasil rancangan bentuk Konsep juga mengacu dari sebuah integrasi yang menyangkut kekeluargaan, dimana semua orang berkumpul untuk melihat sebuah tim bermain dan di dalamnya akan membentuk sebuah kekeluargaan, sehingga area stadion yang luas lantai-lantai yang luas dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi pengguna untuk bersosialisai. Tempat untuk bersosialisai bagi pengguna stadion Gambar 6.18 Bentuk rancangan 6.5. Hasil Rancangan Struktur Struktur yang dipakai pada perancangan kebanyakan merupakan struktur space frame, dimana struktur space frame merupakan struktur yang sangat cocok digunakan pada bangunan stadion, karena struktur space frame dapat menopang

177 beban lebih besar dengan bentangan yang lebar. Penggunakan struktur space frame diaplikasikan dengan memberikan dimensi yang berbeda antara ujung untuk atap dan tumpuan, dimana untuk menyeimbangkan kekuatan beban dari atap stadion. Gambar 6.19 Hasil rancangan struktur Untuk sistem pondasi yang dipakai di dalam bangunan umunya memakai pondasi mini pile dengan diameter kolom berkisar 1 m. Gambar 6.20 Hasil rancangan struktur pondasi

178 Gambar 6.21 Struktur pada cafe Pemanfaatan kolom penopang shading bangunan dengan membentuknya sebagai bagian dari estetika bangunan dan fasad bangunan, sehingga kolom mempunyai bentukan yang berbeda dari kolom utama pda bangunan tersebut. 6.6. Hasil Rancangan Utilitas 6.6.1. Utilitas Plumbing/ Kebakaran Utilitas plumbing merupakan elemen yang penting bagi distribusi air bangunan, dimana air yang dating dari pln di pompa ke dalam tendon atas yang berada pada stadion lantai atas dan sesudah di pompa akan di distribusikan ke di semua bangunan stadion di setiap lantai, dan juga di distribusikan pada bangunan penunjang di sekitar stadion. Utilitas plumbing sangat penting, dikarenakan rumput stadion memmerlukan perawatan yang penting dengan dilakukan penyiraman secara berkala agar rumput stadion tidak kering dan mati. Pada tendon utama air dari PDAM juga di distribusikan pada hydrant setiap bangunan penunjang dan titik pada bangunan utama untuk mengantisipasi adanya kebakaran. Berikut skema dari utilitas plumbing pada stadion:

179 PDAM Water Pump Tandon Atas Toilet/Wc Bangunan skunder Hydrant Gambar 6.1 Skema dari system plumbing Gambar 6.22 Sistem pumbling kawasan Untuk sistem kebakaran pada bangunan menggunakan sistem sprinkler dan hydrant yang diletakkan pada beberapa titik dan memiliki jarak radius pencapaiannya adalah 50 meter, air yang digunakan menggunakan air PDAM dari tendon atas yang didistribusikan keseluruh tapak.

180 6.6.2. Utilitas Listrik Utilitas lampu pada tapak menggunakan panel surya, dimana pada setiap panel surya terdapat sebuah sensor agar lampu bisa hidup sendiri ketika titik matahari pada tingkat keterangan tertentu. Sebenarnya pada semua lampu tapak juga di tunjang oleh listrik dari PLN, tetapi untuk sumber listrik utama tetap menggunakan daya dari panel surya pada stadion, dimana sumber energi disimpan oleh panel utama stadion dan kemudian dialirkan ke panel-panel di setiap titik bangunan. Gambar 6.23 Sistem lsistrik kawasan

181 6.6.3. Utilitas Titik Lampu Untuk utilitas titik lampu pada stadion menggunakan lampu TL dan Down Light, dimana untuk lampu TL digunakan pada ruangan yang memerlukan pencahyaan yang banyak, seperti ruang ganti pemain, ruang makan pemain, ruang medis, loket, dll. Sedangkan untuk lampu down light digunakan pada area yang tidak terlalu memerlukan pencahayaan yang banyak seperti toilet, gudang, dll. Gambar 6.24 Sistem titik lampu bangunan