Tablig, Haji Wada, dan Hak Azasi Manusia

dokumen-dokumen yang mirip
Mengenal Pemimpin Besar Ibrahim

(Revisi terakhir: 5 Desember 2009) Uzair Suhaimi uzairsuhaimi.wordpress.com

Visi, Misi dan Aktivitas Hidup

Perintah Pertama di Dalam Alquran

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB V PENUTUP Kesimpulan

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

Otentisitas Alkitab vs Quran

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

UMMI> DALAM AL-QUR AN

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA/K TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA

BAB III MENGANALISIS SURAT ABASA AYAT diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Surat ini di turunkan sesudah surat

Ujian Dunia dan Ujian Akhirat

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

MODUL 02 MEMAHAMI KEAGUNGAN AL-QUR AN DAN HIDUP BAHAGIA DENGAN AL-QUR AN

PENDIDIKAN AKHLAK YANG TERKANDUNG DALAM SURAT AL-MAIDAH AYAT 8-11

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

UMAT Tengah. Oleh Nurcholish Madjid

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA TAHUN 2015/2016 Kurikulum Tahun 2013

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Membahas Kitab Tafsir

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Siginfikansi Wahyu Pertama

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMK TAHUN 2015/2016 Kurikulum Tahun 2013

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA TAHUN 2015/2016

HADITS KEsembilan Arti Hadits / :

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna.

Kewajiban Menunaikan Amanah

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

Warisan Wanita Digugat!

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA TAHUN 2013/2014

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

*** Bahaya Vonis Kafir

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

Hakikat Syafaat dan Tawassul Menurut Al-Quran

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA

Diantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

METODE DAKWAH DALAM AL-QUR A<N (STUDI KOMPARATIF ATAS TAFSIR FI< Z}ILA<L AL-QUR A<N DAN TAFSIR AL-MISHBA<H{)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6

A. Latar Belakang Penelitian

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

OByEKTIVIKASI SALAM Oleh Nurcholish Madjid

PENGEJARAN DAN PEMBUNUHAN ISA AS. Pertanyaan Dari: H. Soekardi NBM , Baturetno (disidangkan pada hari Jum'at, 7 Shafar 1431 H / 22 Januari 2010)

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Pendidikan Agama Islam

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Serial Akhlak Muslim : Amanah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SUAMI DAN ISTERI SEBAGAI PENDIRI C.V. P.T.

dengan amanat pasal 27 ayat 1 Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman. Peraturan tersebut menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

Mendidik Anak di Zaman Yang Sulit

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

Silsilah Agama Samawi

Transkripsi:

Tablig, Haji Wada, dan Hak Azasi Manusia Uzair Suhaimi uzairsuhaimi.wordpress.com 1. Secara etimologis kata tablig berasal dari kata dalam bahasa Arab balaga- kata kerja masa lalu (fi il madhi) yang secara harfiah berarti telah menyampikan. Mengenai cara tablig para ahli sepakat tidak harus dalam bentuk verbal tetapi dapat dalam bentuk lainnya termasuk perbuatan, sikap dan contoh prilaku sehari-hari orang yang menyampaikan (mubalig). Yang diperdebatkan para ahli adalah cakupan materi tablig. Tulisan ini menyajikan pandangan penulis mengenai topik ini berdasarkan pemahamannya mengenai sejumlah teks suci Al Qur an dan pembelajaran dari khutbah historis haji wada. 2. Sepengatahuan penulis kata tablig dalam artian harfiah atau eksplisit tidak tercantum dalam teks suci Al Qur an. Walaupun demikian, dalam teks suci itu tercantum banyak kata yang serumpun dengan kata tablig dan digunakan dalam berbagai konteks[2]. Ketika memberikan perintah kepada Rasullullah saw, misalnya, Al Qur an menggunakan kata balllig- kata kerja perintah (fi il amr)- yang berati sampaikanlah! Kata itu tercantum antara lain dalam Surat Al Maidah, Wahai Rasul, ballig apa-apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, jika tidak engkau kerjakan engkau tidak menyampaikan amanatnya (5:67). Kata lainnya yang serumpun dengan tablig yaitu baläg yang berati penyampian antara lain tercantum tercantum dalam ayat 92 dan 99 dalam surat yang sama: maka ketahuilah (bahwa) sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah baläg dengan terang (92). Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah baläg, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan kamu sembunyikan) ( 99). 3. Menurut ayat (5:67) materi tablig mencakup apa yang diturunkan kepadamu oleh Tuhanmu. Pertanyaannya adalah yang mana dari yang diturunkan itu

yang harus disampaikan? Bagi para ahli tafsir pertanyaan ini relevan karena dua persoalan. Pertama, ayat itu turun pada masa akhir kerasulan Rasulullah saw ketika beliau sudah menyampaikan semua materi tablig sehingga perintah bertablig tampak janggal. Kedua, dan ini menambah komplikasi, tiga ayat sebelum ayat itu berkaitan dengan kritik atau kecaman teks suci mengenai prilaku para ahli kitab, khususnya dari golongan Yahudi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah muatan tablig sebagaimana tercantum pada ayat itu terkait dengan apa yang harus disampaikan kepada ahli kitab. 4. Mengenai persoalan kedua sebagian penafsir berpendapat ayat 67 tidak harus dikaitkan dengan ayat-ayat sebelumnya. Cara penafsiran semacam itu, menafsirkan suatu ayat dengan mengabaikan ayat sebelumnya, dianggap masih dapat diterima sekali pun jarang dipraktekkan oleh para ahli tafsir. Jika argumen ini dapat diterima maka persoalan kedua terselesaikan. Mengenai persoalan pertama, sebagian ahli tafsir memaknai kalimat apa yang diturunkan sebagai semua yang diturunkan. Dengan demikian, sekali pun diturunkan dalam periode akhir masa kerasulan, perintah bertablig itu dapat diartikan sebagai penegasan mengenai keharusan menyampaikan semua materi tablig, tanpa menyisakan satu materi pun yang tidak disampaikan. Singkatnya, menurut model penafsiran ini Ayat 46 Surat Al Maidah berlaku umum dalam dua arti: (1) tidak dimaksudkan khusus untuk merespon kelompok masyarakat tertentu sebagaimana termakstub dalam ayat-ayat sebelumnya, dan (2) mencakup semua materi tablig tanpa kecuali. Penulis cenderung sependapat dengan penafsiran ini karena selain tampak logis juga konsisten dengan ayat 92 dan 99 dalam surat yang sama. 5. Jika kita mencoba mencari hadits untuk memahami cakupan materi tablig maka kita kemungkinan besar akan gagal. Masalahnya, sejauh pengetahuan penulis hadits jarang sekali menggunakan kosa kata tablig atau yang

serumpun dengan kata itu. Sejauh penulis ketahui hanya ada satu hadits yang mengunakan kata yang dimaksud yaitu Balligu anni walau ayah - yang artinya kira-kira Sampaikanlah dariku walaupun seayat. 6. Di luar hadits itu ada satu lagi hadits lain yang menggunakan kata serupa, tidak dalam bentuk teks hadits tersendiri, melainkan sebagai bagian dari khutbah Rasulullah saw dalam haji wada, haji perspisahan. Sebagaimana tercatat dalam sejarah, pada hari yang sama dengan hari penyampaian khutbah itu, beliau menerima ayat Al Qur an yang turun terakhir, Al yauma akmaltu. Tidak lama setelah haji wada itu beliau jatuh sakit dan akhirnya menghadap Khalik yang sangat dicintai dan mencintainya itu. 7. Hemat penulis khutbah haji wada sangat penting untuk memahami cakupan materi tablig sebagaimana yang dikehendaki Rasulullah. Dalam kesempatan itu Rasulullah saw memulai khutbah dengan kalimat yang menurut M. Natsir. kata-kata sederhana memancarkan sinar cinta sayang dari lubuk hati (113). Beliau mengakhiri khutbah itu setelah Rasulullah saw menyampaikan semacam serah terima kewajiban bertablig kepada para pewarisnya. 8. Untuk memahami secara memadai nuansa psikologis umat dan substansi khutbah, berikut ini disajikan sebagian teks khutbah itu yang penulis kutip dari Buku Fiqhud Da wah (111-118)[3]. Rahimallähu! Rasul (R): Wahai manusia! Dengar kataku, agar aku terangkan kepadamu. Sesungguhnya aku tak tahu, berangkali aku tak akan bertemu lagi denganmu sesudah tahun ini, di tempat perbenhentian ini untuk selamanya. Wahai orang banyak! Tahukah kamu, bulan apakah sekarang? Umat yang hadir (U): Bulan haram R: Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas kamu, darah

sesamamu, sampai kamu berjumpa dengan Tuhanmu, seperti haramnya bulan ini. Tahukah kamu daerah apakah ini? U: Daerah Haram R: Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas kamu darah sesamamu dan harta sesamamu; sampai kamu berjumpa dengan Tuhanmu; seperti haramnya daerahmu ini. Tahukah kamu hari apakah sekarang? U: Hari haram R: Sesungguhnya Allah telah mengharamkan kepadamu darah sesamamu dan harta sesamamu sampai kamu berjumpa dengan Tuhanmu, seperti haramnya haramnya hari ini di ulanmu ini, di daerahmu ini. Sseungguhnya kamu akan berjumpa dengan Tuhanmu, dan akan ditanya akan segala perbuatanmu. Wahai! Apakah aku sudah sampaikan? (Alä hal balagtu?) U: Allahumma, betul, sudah engkau sampiakan R: Wahai Tuhanku! Persaksikanlah 9. Dua catatan penting dapat diturunkan dari kutipan di atas. Pertama, potongan khutbah jelas sekali menegaskan dua isu hak azasi manusia (HAM) yang mendasar yaitu hak hidup dan hak kepemilikan barang pribadi. Kedua, Posisi penempatan teks Alä hal balagtu?dalam rangkaian dialog di atas, bagi penulis, mengisyaratkan bahwa Rasul ingin menegaskan bahwa dua isu HAM yang disebutkan sebelumnya harus merupakan bagian materi tablig. Sebagai catatan, kata balagtu memiliki akar kata yang sama dengan tablig yaitu balaga. 10. Isi khutbah selanjutnya terkait degan masalah kehidupan sosial kemasyarakatan dalam arti luas: kewajiban menyempurnakan amanah, penghapusan riba, hak-hak dan kewajiban wanita (termasuk hak dan

kewajiban timbal-balik suami-istri), ukhuwah islamiah dan persamaan hak dan martabat manusia, tanpa memandang bangsa dan warna kulit. Yang menarik untuk dicatat adalah bahwa setiap selesai menyampiakan satu topik, Rasul selalu berseru: Apakah aku sudah sampaikan? Umat yang hadir secara spontan akan merespon seruan itu: Betul, sudah engkau sampaikan. Mendengan respon spontan itu Rasul segera melanjutkan dengan munajat: Wahai Tuhanku, persaksikanlah. 11. Setelah semua topik khutbah disampaikan Rasullullah saw mengacungkan telunjuknya ke atas sambil berseru. Wahai Tuhanku! Saksikanlah, saksikanlah, saksikanlah wahai Tuhanku. Akhirnya, beliu memberikan pesan kepada hadirin untuk menyampikan isi khutbah kepada mereka yang tidak hadir, pesan terbuka yang mengesankan serah-terima kewajiban bertablig[4]. 12. Berikut ini adalah tiga butir catatan akhir penulis menegani teks khutbah itu: o Penggunaan kata yang bersifat universal untuk menyeru pendengar pembukaan khutbah yaitu Wahai manusia (bukan wahai umatku, misalnya) menunjukkan universalitas ajaran beliau. o Permintaan konfirmasi hadirin dan munajat kepada Rab dalam khutbah dialogis di atas setiap satu topik selesai disampaikan menegaskan keharusan setiap topik khutbah dimasukkan sebagai materi pokok tablig. o Isi khutbah, berangkali di luar dugaan kebanyakan, hampir seluruhnya terkait dengan isu-isu ha-hak azasi manusia (HAM) dan sosial kemasyarakatan, bukan mengenai ibadah mahdhah seperti salat. Kesimpulan: Materi tablig harus mencakup isu-isu HAM dan sosial kemasyarakatan. Pertanyaan: Sejauh mana isu-isu itu menjadi perhatian mubalig kita? Wallähu alam@

[1] Konon istilah tablig dulu lebih populer dari pada istilah da wah. Istilah da wah tampaknya baru dipopulerkan oleh Almarhum M. Natsir melalui kegiatan lembaga yang di bentuknya pada pertengahan tahun 1960-an, Dewan Da wah (tanpa kata Indonesia). [2] Penggunaan kata yang serumpun dengan tablig dalam teks suci dapat dilihat dalam surat-surat dan ayat-ayat berikut: (3:20), (4:13), (4:63), (5:67,92,99), (6:149), (7:62,68,79), (11:57), (14:52), (16:82), (24:53), (29:18), (33:39), (35:46), (36:17), (42:48), (46:23), (64:12), (72:23,28). [3] Karya Almarhum M. Natsir yang diterbitkan oleh PT Abadi. Yang dirujuk dalam artikel adalah Cetakan ke-13, 2008. [4] Dengan serah terima itu kewajiban bertablig berada pada pundak sekelompok umat terpilih-mubalig. Mereka terpilih karena kapasitasnya dalam memahami Rislah secara mendalam tetapi juga karena integritas pribadinya yang memiliki standar moral tinggi, memiliki akhlak karïmah. Kelompok pilihan itu lah yang dapat dikatakan sebagai penerus atau ahli waris Rasulullah dalam bertablig serta berhak memiliki gelar mubalig (orang yang menyampaikan).