BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. orang lain, lingkungan dan masyarakat, berwirausaha akan memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Asal mula kewirausahaan dapat dijabarkan sebagai berikut: wirausaha

semakin sulit dan kecil peluangnya akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan masih mempunyai banyak masalah

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MOTIVASI DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERWIRAUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan dalam pembangunan suatu negara adalah menangani masalah pengangguran. Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia masih sangat tinggi. Tahun 2009 tercatat bahwa dari 21,2 juta masyarakat Indonesia yang masuk angkatan kerja, sebanyak 4,1 juta orang atau sekitar 22,2 persen adalah pengangguran. Tingginya tingkat pengangguran tersebut didominasi oleh lulusan diploma dan universitas dengan kisaran angka di atas 2 juta orang. Masalah pengangguran merupakan masalah yang dihadapi oleh setiap negara. Angka pengangguran telah mengalami kenaikan. Di Indonesia tingkat pengangguran tertinggi justru diciptakan oleh kelompok terdidik. Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terdidik yang telah menamatkan pendidikan diploma dan sarjana sampai dengan Agustus 2010 telah mencapai 1,1 juta orang. Jumlah pengangguran terdidik juga meningkat drastis. Pengangguran terdidik tercatat mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari persentase pada 2004 yang hanya mencapai 5,71% (BPS, 2011). Masalah-masalah di atas sebenarnya dapat diperkecil dengan cara berwirausaha dan menjadi pengusaha merupakan alternatif pilihan yang tepat untuk mengatasi pengangguran. Seperti yang dikemukakan Alma (2011:1) bahwa semakin 1

maju suatu negara semakin banyak orang terdidik, dan semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Wirausaha merupakan salah satu pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian, karena bidang wirausaha mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri. Minat berwirausaha telah meningkat secara drastis selama dua dekade terakhir. Karena peran kewirausahaan dalam pembangunan ekonomi, pemahaman tentang pembiayaan sangat penting. Masalah lama untuk banyak bisnis adalah memperoleh ekuitas eksternal selama tahun pertama operasi. Pertimbangan khusus diberikan untuk peran pengalaman kewirausahaan (Zaleski, 2011). Pemerintah daerah dan masyarakat di seluruh dunia mengakui bahwa kunci untuk membangun kemakmuran dan merangsang pertumbuhan regional dalam mendorong kewirausahaan di kalangan masyarakat terutama kaum muda. Kewirausahaan telah menjadi topik yang menarik untuk penelitian dan juga subjek perhatian utama bagi pemerintah. Mempromosikan kewirausahaan sejak dini tidak hanya akan membantu dalam mengurangi pengangguran tapi lebih penting membuat generasi muda memahami bahwa mereka memiliki alternatif untuk menentukan nasib mereka sendiri dengan memulai perusahaan mereka sendiri dan tidak perlu terus menunggu untuk mendapatkan pekerjaan (Sharma dan Madan, 2014). Minat berwirausaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keinginan untuk berinteraksi dan melakukan segala sesuatu dengan perasaan senang untuk mencapai tujuan dengan bekerja keras atau berkemauan keras, untuk membuka suatu peluang dengan keterampilan, serta keyakinan yang dimiliki tanpa merasa takut untuk mengambil risiko, serta bisa belajar dari kegagalan dalam hal berwirausaha. 2

Winarno (2011:91) sikap kewirausahaan adalah kecenderungan berpikir (kognitif), merasa (afektif), dan berperilaku (konatif) dari karyawan dalam bekerja yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi, memberikan pelayanan baik atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Andika (2012) dimana sikap sebagai kecenderungan individu yang dalam memberi respon atau menerima ransangan terhadap objek secara konsisten baik dalam rasa suka maupun tidak suka. Sondari (2009) kewirausahaan merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Pendidikan kewirausahaan perlu diberikan untuk menanamkan nilai inovatif dan kreatif dalam menanggapi peluang, menciptakan peluang serta ketrampilan dan pengetahuan berwirausaha seperti pendirian usaha dan mengelola usaha. Karena minat berwirausaha merupakan titik awal, tetapi bagaimana usaha tersebut dijalankan, dan bagaimana mengelola risiko juga perlu ditanamkan sejak awal (Sarwoko, 2011). Alma (2011:1) dalam Putra (2012) menyatakan bahwa bekal pendidikan tinggi yang diperoleh di bangku kuliah dan idelisme yang terbentuk, lulusan perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi seorang wirausahawan dan bukan sebaliknya lulusan perguruan inggi hanya bisa menunggu lowongan kerja bahkan menjadi pengangguran yang pada hakekatnya merupakan beban pembangunan. Adhitama (2014) tujuan dari pembelajaran kewirausahaan adalah bagaimana mentransformasikan jiwa, sikap dan perilaku wirausaha dari kelompok business 3

entrepreneur yang dapat menjadi bahan dasar untuk merambah lingkungan entrepreneur lainnya, yakni academic, government dan social entrepreneur. Suharti dan Sirine (2011) menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi dipercaya merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausaha muda terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri. Lestari dan Wijaya (2011) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa semua perguruan tinggi di Indonesia telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan ke dalam kurikulum mereka sebagai salah satu mata kuliah pokok yang wajib ditempuh oleh semua mahasiswa. Perlu ditegaskan bahwa tujuan pembelajaran kewirausahaan sebenarnya tidak hanya diarahkan untuk menghasilkan pebisnis atau business entrepreneur, tetapi mencakup seluruh profesi yang didasari oleh jiwa wirausaha atau entrepreneur. Silvia (2013) intensi berwirausaha mahasiswa yang pernah mendapatkan pendidikan kewirausahaan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak dan belum pernah mendapatkan pendidikan kewirausahaan. Rata-rata entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills mahasiswa yang pernah mendapatkan pendidikan kewirausahaan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak dan belum pernah mendapatkan pendidikan kewirausahaan. Namun tidak untuk need for achievement dan creativity, dimana mahasiswa yang telah mendapatkan pendidikan kewirausahaan memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dibandingkan kelompok mahasiswa yang belum dan tidak mendapatkan pendidikan kewirausahaan. 4

Hisrich dan Peters (dalam Cahyono,2010) menemukan bahwa dari 725 wirausahawan yang diteliti mempunyai orang tua atau ayah yang relatif dekat yang juga wirausahawan. Cahyono (2010) mengemukakan bahwa pekerjaan orang tua berpengaruh signifikan terhadap intensi kewirausahaan. Sarwoko (2011) yang menemukan bahwa mahasiswa yang latar belakang keluarga atau saudaranya memiliki usaha ternyata memiliki tingkat intensi kewirausahaaan yang lebih besar dibandingkan mahasiswa yang keluarga atau saudaranya tidak memiliki usaha. Gallyn (2011) menyatakan bahwa variabel lingkungan keluarga, sikap mental mahasiswa dan persepsi mahasiswa berwirausaha mempunyai pengaruh positif terhadap minat berwirausaha. Dewi dan Mulyatiningsih (2013) dalam penilitian menemukan bahwa keluarga menjadi lingkungan yang juga efektif memberikan pengalaman pendidikan kewirausahaan. Namun, hal itu akan tergantung pada latar belakang pekerjaan dan pandangan orang tua terhadap masa depan anak. Latar belakang pekerjaan orang tua yang sebagai pengusaha, memang tidak dapat dipastikan akan memberikan pengalaman kewirausahaan kepada anaknya, atau anaknya dilibatkan pada kegiatan kewirausahaan tersebut. Tetapi, secara langsung maupun tidak langsung, akan memberikan pandangan dan motivasi kepada anak untuk berwirausaha. Peran instansi yang merangsang mahasiswa untuk berwirausaha yang didasari kemampuan dari dirinya sendiri maka peneliti mengambil tempat penelitian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha, yang mana Universitas Pendidikan Ganesha adalah salah satu universitas terbaik dibali yang 5

diharapkan dapat menyumbang dalam jumlah besar pencetus-pencetus baru atau partisipan bidang entrepreneur yang bermutu dan mampu memberi sumbangsi yang besar dalam bidang ekonomi di Indonesia. Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan pada latar belakang, maka peneliti ingin menjawab permasalahan yang terjadi dengan melakukan penelitian mengenai Pengaruh Sikap, Pendidikan dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha (Studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1) Apakah sikap berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha? 2) Apakah pendidikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha? 3) Apakah lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha. 6

2) Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha. 3) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis bagi semua pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang dapat berguna bagi dunia pendidikan dan untuk memperkuat teori-teori yang berhubungan tentang minat kewirausahaan. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan refrensi untuk penilitian-penelitian selanjutnya, serta memberikan masukan dalam perancangan kurikulum kewirausahaan dan membantu memberikan pandangan terhadap langkahlangkah praktis yang diperlukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pendidikan Ganesha untuk meningkatkan minat berwirausaha mahasiswanya. 7

1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dimana kerangka penulisan dapat diuraikan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan maslah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Menguraikan tentang materi dan teori-teori yang digunakan dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang dibahas serta rumusan hipotesis dari penelitian ini. Bab III : Metode Penelitian Menguraikan tentang desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV : Pembahasan Menguraikan tentang gambaran umum universitas, karakteristik responden, userta pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Menguraikan simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan memuat saran-saran yang diharapkan akan bermanfaat. 8