PENGARUH BENTUK TAKIKAN (NOTCHED) PADA POROS BAJA KARBON ST. 60 AKIBAT BEBAN TARIK

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

Impact Toughness Test. Sigit Ngalambang

BAB II TEORI DASAR. Gage length

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab II STUDI PUSTAKA

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

STUDI EKSPERIMENTAL DAN ANALITIS KAPASITAS SAMBUNGAN BAJA BATANG TARIK DENGAN TIPE KEGAGALAN GESER BAUT

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: ISSN

BAB III SIFAT MEKANIK MATERIAL TEKNIK

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

KARAKTERISTIK LELAH BAJA POROS DIN 42CrMo4 BERTAKIK U DAN V AKIBAT BEBAN AMPLITUDO KONSTAN DAN BEBAN TIBA-TIBA

MATERIAL TEKNIK 3 IWAN PONGO,ST,MT

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

TIN107 - Material Teknik #5 - Mechanical Failure #1. TIN107 Material Teknik

Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

MECHANICAL FAILURE (KERUSAKAN MEKANIS)

PENGARUH PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN LAJU PERAMBATAN RETAK MATERIAL AL T3 Susilo Adi Widyanto

PERAMBATAN RETAK FATIK TARIK DINAMIS PADA PIPA BAJA KARBON RENDAH

Perbandingan Hasil Analisa Konsentrasi Tegangan Pada Plat Berlubang Akibat Beban Tarik Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga dan Kajian Eksperimen

ANALISA KEKUATAN PUNTIR DAN KEKUATAN LENTUR PUTAR POROS BAJA ST 60 SEBAGAI APLIKASI PERANCANGAN BAHAN POROS BALING-BALING KAPAL

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

TEGANGAN DAN REGANGAN

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 4, No. 4, Tahun 2015 Online:

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

KAJI EKSPERIMEN PENINGKATAN UMUR LELAH POROS BERALUR DENGAN PENAMBAHAN ALUR BANTU

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

Sifat Sifat Material

DESIGN UNTUK KEKUATAN LELAH

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Jurnal Teknika Atw 1

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

PERBANDINGAN KEKUATAN PENGELASAN LISTRIK DENGAN PENGELASAN GAS PADA MATERIAL BESI SIKU JIS G3101

RISK ASSESSMENT OF SUBSEA GAS PIPELINE PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk.

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

PENGARUH TEMPERATUR YANG DITINGGIKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA KARBON RENDAH

Desain dan Penentuan Lokasi Pembebanan Pendulum Alat Uji Impak Untuk Pengujian Produk Hasil Las Gesek Rotary Bar-Plate

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

LAPORAN PENELITIAN. ANALISA KEGAGALAN POROS BAJA KA~ON-st. 60 AKIBAT BEBAN TARIK. Oleh: Ir. Mulianti, MT Hendri Nurdin, MT

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

PEMBUATAN SPESIMEN UJI LELAH TIPE CONTINUOUS RADIUS MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC 1)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komponen mesin yang terbuat dari baja ini contohnnya poros, roda gigi dan

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

Gambar 4.1 Terminologi Baut.

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

MESIN BUBUT Dedy Haryanto, Sagino, Riswan Djambiar Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Baja adalah logam paduan, dimana logam besi adalah unsur dasarnya yang

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

VARIASI POSISI PENGELASAN DAN GERAKAN ELEKTRODA TERHADAP BAJA VCN 150

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

Deformasi Elastis. Figure 6.14 Comparison of the elastic behavior of steel and aluminum. For a. deforms elastically three times as much as does steel

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor:0-100 (PAN).

Laporan Awal Praktikum Karakterisasi Material 1 PENGUJIAN TARIK. Rahmawan Setiaji Kelompok 9

BAB III METODE PENELITIAN

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Diktat-elmes-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 2 BEBAN, TEGANGAN DAN FAKTOR KEAMANAN

PENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL. Abstract

Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

REANALYSIS SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPONEN ALAT ANGKAT KENDARAAN NIAGA KAPASITAS 2 TON

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

Kategori Sifat Material

EVALUASI FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA UJUNG RETAK DENGAN LUBANG PENGHAMBAR RAMBAT RETAK

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

ANALISA BESI BETON SERI KS DAN SERI KSJI DENGAN PROSES PENGUJIAN TARIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN MESIN UJI LELAH BAJA POROS DENGAN PEMBEBANAN PUNTIR DINAMIS

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

KORELASI NILAI KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS BAJA DENGAN KEKERASAN PADA EQUOTIP PORTABLE ROCKWELL HARDNESS NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

LAJU PERAMBATAN RETAK PADA CANTILEVER BEAM. Oleh: Sutarno ABSTRACT

ANALISA KUAT TARIK BESI BJTP Ø 16 mm YANG ADA DIPASARAN ROKAN HULU (Study kasus besi BJTP Ø 16 mm besi SS, GS dan HHS) HERMANSYAH (1) NIM:

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN DI UJUNG RETAK ALUMINIUM A-6061PADA PEMBEBANAN MODE CAMPURAN

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

PENGARUH KECEPATAN DAN TEMPERATUR UJI TARIK TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA S48C

Pengaruh Posisi Terhadap Kekuatan Baut dan Gaya Geser Ditinjau dari Morfologi Fracture Surface pada Sambungan Plat

MODUL PERKULIAHAN. Struktur Baja 1. Batang Tarik #1

STUDI KEKUATAN SAMBUNGAN BATANG TARIK PELAT BAJA DENGAN ALAT SAMBUNG BAUT

Semoga Tidak Mengantuk!!!

STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR

Rojul Gayuh Leksono et al., Analisis dan Pengujian Batang Elemen Struktur Beton Bertulang Berlubang 1

STUDI EKSPERIMENTAL GESER BLOK PADA BATANG TARIK KAYU INDONESIA

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

30 Rosa, Firlya; Perhitungan Diameter Poros Penunjang Hub Pada Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

Transkripsi:

PENGARUH BENTUK TAKIKAN (NOTCHED) PADA POROS BAJA KARBON ST. 60 AKIBAT BEBAN TARIK Hendri Nurdin (1), Mulianti (1) (1) Dosen Jurusan Teknik Mesin, FT-UNP ABSTRACT Shaft failure often occurs due to stress fluctuations, although the maximum stress that occurs is still smaller than the static strength of the shaft material. The carbon steel St.60 shaft failure occurred at points where there is stress concentration, where the sources of stress concentration on machine elements, may be notches, grooves, holes, screw, peg and others. Answering the above problems, required an analysis of the material on the shaft of carbon steel St.60. St.60 shaft made of carbon steel test specimens are given a form U- notch radius of 4 mm and 8 mm and V-notch 60 0 against the load tensile stress concentration effect. Failure phenomenon that occurs will show the material properties of fracture observations. Preparation of test specimens according to ASTM A370 standards. Tensile testing is done by Tension Testing Machine and the observation of fracture due to tensile load carried at the macro level on the fault section. Of this study was obtained tensile test results on the test specimen without a notch max average of 775.65 MPa. With the form of the notch it will affect tensile strength of the material to applicable for the stress concentration on the trunk. Of the three forms of the notch is varied then the form of an angled notch better able to withstand tensile loads occurring. Tensile stress specimens obtained for notched-v 60 0 548.17 MPa with a K t of 1.28. Stress concentrations that occur as a result of the notch shape of the shaft failure resulted in the concentration of carbon steel St. 60. From observations of fracture cross-sectional shape that happened was a broken clay in which the cross-sectional area reduction locally or necking. Keywords: Carbon Steel ST. 60, Stress Concentration, Tensile Strength, Notch Shape, fracture. 1. PENDAHULUAN Perkembangan dalam bidang perancangan dan manufaktur konstruksi mesin telah mendorong dilakukannya secara terus menerus pengujian terhadap material dengan berbagai metoda. Meskipun semua jenis material yang ada dipasaran telah mengalami proses pengujian kekuatan dan perilaku mekanik, ternyata masih banyak informasi yang dibutuhkan oleh para perancang dan teknisi yang belum terpenuhi secara maksimal. Salah satu hal yang masih perlu dilakukan penelitian dalam mendapatkan perilaku dinamis material dalam berbagai kondisi pembebanan. Poros merupakan salah satu bagian dari komponen mesin yang mengalami beban dinamis, dimana akan terjadi fluktuasi tegangan. Ketika fluktuasi yang terjadi berlangsung secara berulang sesering mungkin, maka akan terjadi kegagalan, meskipun tegangan maksimum yang terjadi masih lebih kecil dibanding dengan kekuatan statis material poros tersebut. Pada kondisi ini, sifat-sifat mekanik material telah mengalami perubahan, kemampuannya untuk menerima beban maksimum akan berkurang pula. Kegagalan suatu material poros tidak terlepas dari karakteristik struktur yang dimilikinya. Kegagalan poros tersebut terjadi pada titik-titik dimana terdapat konsentrasi tegangan, dimana sumber dari konsentrasi tegangan pada elemen mesin, dapat berupa takik, alur, lubang, ulir, pasak dan lain-lain. Untuk membuat geometri struktur yang benar-benar kontinyu dan bebas cacat adalah relatif sulit, karena tuntutan desain ataupun proses fabrikasi yang berpeluang menciptakan cacat, baik disengaja maupun tidak disengaja. Adanya takikan, alur pasak, maupun kontruksi yang bertangga sangat berpotensi untuk menimbulkan konsentrasi tegangan pada daerah dimana terjadi perubahan penampang. Perpatahan merupakan pemecahan atau pemisahan suatu benda padat (solid) menjadi dua bagian yang diakibatkan adanya tegangan. Proses terjadinya patah (gagal) diawali dari retak yang berlanjut ke penjalaran retak. Secara umum kriteria patah dikelompokkan pada dua golongan yaitu patah getas dan patah liat [4]. Suatu struktur tanpa konsentrasi tegangan, patah lelah dapat terjadi pada tegangan yang besarnya kurang dari sepertiga kekuatan tarik statiknya. Sedangkan pada struktur dengan konsentrasi tegangan, maka patah lelah akan terjadi pada tegangan yang jauh lebih rendah [5]. Patah akibat dilampauinya tegangan tarik biasanya menunjukan patah ulet, yaitu terjadinya deformasi plastis yang cukup besar disekitar potongan patah. Karakteristik material umumnya dinyatakan dengan kurva Tegangan-Regangan, dimana dapat diketahui

Pengaruh Bentuk Takikan (Notched) pada Poros Baja Karbon ST. 60 Akibat Beban Tarik (Hendri Nurdin) kekuatan suatu konstruksi. Saat ini kita telah memasuki pase perancangan gagal aman (fail save design) dimana diizinkan adanya retak, namun harus memperhitungkan batas waktu untuk beroperasinya suatu komponen hingga kondisi dimana komponen harus diganti [2]. Tiga faktor dasar yang menyebabkan terjadinya kegagalan tarik yaitu tegangan tarik maksimum yang cukup tinggi, variasi atau fluktuasi tegangan yang cukup besar, siklus penerapan tegangan yang cukup besar [3]. Dari uraian di atas peneliti memandang perlu dilakukan suatu penelitian terhadap material poros bahan baja karbon St.60 yang dipengaruhi bentuk takik (notched) akibat beban tarik. 2. METODE PENELITIAN Bahan dan Peralatan Bahan poros yang digunakan pada penelitian ini adalah baja karbon menengah (medium carbon steel) St. 60 yang berbentuk round bar dengan komposisi kimianya: C 0.46%; Si 0.24%; Mn 0.66%; P 0.013%; S 0.008%. Pembuatan spesimen uji sesuai standard ASTM A370 dan disesuaikan dengan perlengkapan pada mesin uji tarik. Spesimen uji dibuat dengan mesin bubut NC, dimana pembuatan takiknya mempergunakan pahat bubut radius 4 mm dan 8 mm serta pahat bubut bersudut 60 0. Geometri dan dimensi spesimen uji diperlihatkan pada Gambar (1). Spesimen uji Baja Karbon St. 60 Gambar (2) untuk masing-masingnya sebanyak 3 buah. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mesin uji tarik (Tension Testing Machine) yang digunakan untuk pengujian tarik statis. Data yang diperoleh dari pengujian ini adalah kekuatan luluh (yield strength) dan kekuatan tarik (tensile strength) untuk spesimen uji bertakik dan tak bertakik. (a) 80 R 8 (b) 80 R 4 (c) 80 60 o (d) 80 Gambar 1. Geometrid dan Dimensi Spesimen Uji Tarik ASTM A370 (a). Tanpa Takik (c). Bertakik U, R = 4 mm (b). Bertakik U, R = 8 mm (d).bertakik V 60 0 51

Jurnal Teknik Mesin Vol. 8, No. 1, Juni 2011 ISSN 1829-8958 Metode Pelaksanaan dan Pengukuran Penelitian ini dimulai dengan pembuatan spesimen uji tarik sesuai standar ASTM A370 tanpa takik dengan pemesinan. Sebagian spesimen uji dibentuk takik-u dan takik-v pada bagian tengah batang uji. Dengan persamaan yang ada bentuk takik merupakan pendekatan kondisi konsentrasi tegangan. Kemudian dilakukan pengujian tarik terhadap spesimen standar tanpa takik dan spesimen bertakik-u radius 4 mm dan 8 mm serta bertakik-v 60 0. Pengujian tarik pada spesimen tanpa takik dimaksudkan untuk mengetahui besarnya tegangan luluh dan tegangan tarik maksimum material baja karbon St. 60 pada setiap perlakuan. Sedangkan pengujian tarik spesimen bertakik dilakukan untuk mengetahui besarnya tegangan tarik maksimum akibat adanya konsentrasi tegangan. Data yang diperoleh akan dibandingkan dan menjadi fokus pengamatan dalam melihat pengaruh faktor konsentrasi tegangan. Pengolahan data pengujian dilakukan dengan matematis statistik menggunakan persamaan yang ada. Besarnya tegangan tarik maksimum yang terjadi akibat beban aksial adalah : Gambar 2. Spesimen Uji Tarik Baja Karbon St. 60 F... (1) A Hukum Hooke untuk daerah elastis linier adalah: max E (2) Pendekatan dalam menentukan besarnya nilai faktor konsentrasi tegangan pada spesimen yang bertakik atau berlubang, yaitu : Kt (3) max nom 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kekuatan tarik dari material baja karbon St. 60 dengan berbagai variasi bentuk takik. Bentuk takik pada spesimen uji merupakan pendekatan konsentrasi tegangan pada poros baja karbon. Takik-U dan takik-v bersudut dibentuk sesuai standar ASTM A-370. Penelitian yang dilakukan memberikan informasi tentang hasil pengujian tarik baja karbon St.60 yang dipengaruhi bentuk takikan (notched) Pengujian tarik statik yang dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui sifat mekanik material poros baja karbon St.60. Harga modulus elastisitas (E) spesimen baja karbon St.60 diperoleh berdasarkan pencatatan hubungan grafik beban F dan pertambahan panjang l. Gaya F yang dihasilkan di ubah ke bentuk tegangan, dengan membagi gaya F terhadap luas penampang spesimen yang di uji tarik. Regangan diperoleh dengan membagi pertambahan panjang l terhadap panjang spesimen uji l. Dengan menerapkan berbagai persamaan Hukum Hooke (Hooke Law) maka diperoleh tabulasi data hasil pengujian seperti diperlihatkan pada Tabel (1). Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa kekuatan tarik baja karbon St.60 berbeda dengan adanya takikan yang diberikan. Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa tegangan tarik rata-rata yang dihasilkan dari pengujian tarik menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi tegangan yang divariasikan bentuk takiknya. Spesimen yang tanpa takik tegangan tarik maximum rata-ratanya sebesar 775,65 MPa dan tegangan nominal rata-rata 589,11 MPa. Dengan adanya bentuk takik maka akan mempengaruhi kekuatan tarik dari material yang beraplikasi adanya konsentrasi tegangan pada batang. Jika dibandingkan dengan spesimen yang tanpa takikan menunjukkan bahwa tegangan tarik maksimum dipengaruhi oleh 52

Pengaruh Bentuk Takikan (Notched) pada Poros Baja Karbon ST. 60 Akibat Beban Tarik (Hendri Nurdin) adanya takikan. Dari ketiga bentuk takik yang divariasi maka bentuk takikan yang bersudut lebih mampu menahan beban tarik yang terjadi. Tegangan max rata-rata spesimen bertakik V 60 0 diperoleh sebesar 548,17 MPa dan nom rata-rata 426,38 MPa dengan K t sebesar 1,28. Jika dibandingkan, spesimen Spesimen Uji Tabel 1. Hasil Pengujian Tarik Spesimen Tegangan maximum rata-rata (MPa) bertakik-u radius 4 mm diperoleh max rata-rata 514,06 MPa dan nom rata-rata 469,73 MPa dengan K t sebesar 1,09 lebih besar dari spesimen bertakik-u radius 8 mm yaitu max rata-rata sebesar 436,48 MPa nom rata-rata 365,27 MPa dengan K t sebesar 1,19. Tegangan nominal rata-rata (MPa) Regangan Tarik ratarata (mm/mm) Modulus Elastisitas (GPa) Tanpa Takik 775,65 589,11 0,179 210,0 Takik-U Radius 4 mm 514,06 469,73 0,042 207,1 Takik-U Radius 8 mm 436,48 365,27 0,032 206,8 Takik-V 60 0 548,17 426,38 0,052 210,4 1000 900 Tegangan Tarik (MPa) 800 700 600 500 400 300 200 775,65 514,06 436,48 548,17 100 0 Tanpa Takik Takik-U R. 4 Takik-U R. 8 Takik-V 60 derajat Gambar 3. Grafik Tegangan Tarik Dari kondisi ini menunjukkan bahwa dalam setiap perencanaan poros harus diperhatikan dan dipertimbangkan konsentrasi tegangan yang terjadi akibat adanya bentuk takik (tempat pasak atau baji, alur, spline). Konsentrasi tegangan (variasi bentuk takik) akan menurunkan kekuatan tarik yang mengakibatkan kegagalan dari material poros baja karbon St. 60. Hal ini terbukti dari pengujian yang dilakukan dimana tegangan tarik maksimum masingmasing spesimen uji yang diberi variasi bentuk takik Gambar 4. Penampang Patahan Liat nilainya menurun dibandingkan dengan tegangan tarik spesimen tanpa takik. Dengan demikian kegagalan sebuah poros baja karbon St.60 yang memiliki takik (tempat pasak atau baji, alur, spline) cenderung akan terjadi dan terpusat di daerah takikan tersebut. Dari pengujian tarik yang dilakukan, patahan yang terjadi menunjukkan akibat beban tarik. Perpatahan akibat beban tarik terjadi pemecahan atau pemisahan suatu batang menjadi dua bagian yang diakibatkan 53

Jurnal Teknik Mesin Vol. 8, No. 1, Juni 2011 ISSN 1829-8958 adanya tegangan. Proses terjadinya patah (gagal) diawali dari retak yang berlanjut ke penjalaran retak (crack propagation). Bentuk patahan yang terjadi adalah patah liat dimana adanya reduksi luas penampang secara lokal atau necking. Reduksi luas penampang secara lokal atau necking menunjukkan tingkat keliatan material. Besarnya reduksi luas penampang adalah perbandingan antara luas penampang patahan terkecil dibagi dengan luas penampang mula-mula. Patah liat akibat beban statis dapat dilihat dari bentuk kontour penampang patahannya Gambar (4). Pembebanan statis menyebabkan deformasi statik, akibatnya terjadi pergelinciran struktur. Perambatan retak pada daerah necking terjadi akibat proses penumpulan plastis. Pada awalnya retak tajam, akibat beban tarik, ujung takik mengalami pergelinciran dengan arah 45. Seiring dengan pelebaran retakan hingga maksimum, retakan tersebut bertambah panjang akibat pergeseran plastis, dan pada saat yang sama retak menumpul. Apabila beban berubah menjadi tekan, arah pergelinciran pada daerah ujung berbalik. Kedua permukaan retakan saling berinteraksi, dan permukaan retakan baru yang terbentuk ditekan kebidang retakan, hingga membentuk ujung retak yang tajam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dieter, 1986 dimana perpatah diawali dengan adanya pengecilan penampang (necking), akibat beban tarik uniaksial menyebabkan deformasi statik dan pergelinciran struktur sehingga pada ujung patahan berbentuk kontour yang tajam dan tertarik. Dengan demikian patahan yang terjadi adalah patahan liat. Bahan liat tidak terlalu sensitif terhadap takikan dan dimungkinkan terjadi penguatan karena takikan. Tegangan luluh tarik dari bahan liat kemungkinan akan meningkat dengan adanya sebuah takikan yang berhubungan dengan pembatasan (constraint). 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Penurunan kekuatan tarik material baja karbon St. 60 akibat peningkatan konsentrasi tegangan di daerah takikan dapat dibuktikan. Bentuk takikan menimbulkan konsentrasi tegangan dan mempengaruhi kekuatan tarik material baja karbon St. 60. Tegangan tarik spesimen batang bertakik-v 60 0 diperoleh nilai max rata-rata sebesar 548,17 MPa dan nom rata-rata 426,38 MPa dengan K t sebesar 1,28. Bentuk takikan bersudut (takik-v) menjadi sebab terjadinya tegangan setempat yang lebih tinggi (pemusatan tegangan / konsentrasi tegangan) dibandingkan takik-u. Konsentrasi tegangan dengan berbagai variasi bentuk takikan (notched) akan menurunkan kekuatan tarik yang mengakibatkan kegagalan dari material poros baja karbon St. 60. Penampang patahan akibat beban tarik dapat diidentifikasi dengan bentuk akhir patahan yang terjadi. Hal ini menunjukkan patahan yang terjadi adalah patahan liat dimana adanya reduksi luas penampang secara lokal atau necking. Reduksi luas penampang secara lokal atau necking menunjukkan tingkat keliatan material. Pembebanan statis menyebabkan deformasi statik, akibatnya terjadi pergelinciran struktur. Permukaan retakan yang terbentuk ditekan ke bidang retakan, hingga membentuk ujung retak yang tajam. PUSTAKA 1. ASTM A 370, Standard Test Methods and Definitions for Mechanical Testing of Steel Product, 1999. 2. Broek, D., Elementary Engineering Fracture Mechanics, 4 ed, Martinus Nijhoff Publishers, Dordrecht, Netherlands, 1987. 3. Dieter. G., Mechanical Metallurgy, 3 th edition, Mac Graw Hill, New York, 1986. 4. Sriati Djafri, Metalurgi Mekanik, Edisi Ketiga, Erlangga, Indonesia, 1993. 5. Surdia, T., S. Saito, Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan Ke-empat, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1999. CURRICULUM VITAE Hendri Nurdin & Mulianti, Dosen Jurusan Teknik Mesin, FT-UNP, Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar, Padang 131, Telp. 0751-7053508 ; E- mail: hens2tm@yahoo.com 54