BAB I PENDAHULUAN. mengenal adanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Berdasarkan uraian di atas bahwa perikatan ada dua macam, yaitu perikatan yang

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pikir dan pengetahuannya, manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian Arisan Motor Plus

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

Silakan kunjungi My Website

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

SKRIPSI PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR ( STUDI KASUS DI DEALER ASLI MOTOR KLATEN )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pengertian perjanjian terdapat dalam Pasal 1313 KUHPerdata yaitu

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap orang berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya 1.

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. industri rekaman musik sepertinya melawan arus umum. 3 Industri rekaman musik terus

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

HUKUM JASA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan kehidupan. bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Hukum dan ekonomi merupakan dua variable yang tidak dapat dipisahkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. terwujud dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini disebabkan adanya tujuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

Asas asas perjanjian

SKRIPSI. Disusun Oleh : SEPTIAN DWI SAPUTRA C

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN, PERJANJIAN GADAI DAN PEGADAIAN. 1. Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN, JAMINAN DAN GADAI. politicon). Manusia dikatakan zoon politicon oleh Aristoteles, sebab

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

Pemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA. 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN WANPRESTASI. Perjanjian atau persetujuan merupakan terjemahan dari overeenkomst,

BAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Terhadap Perjanjian Pada Umumnya. hukum perdata adalah sama penyebutannya secara berturut-turut seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 11

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

BAB II KEDUDUKAN HUKUM BILA PENANGGUNG KEHILANGAN KECAKAPAN BERTINDAK DALAM PERJANJIAN PENANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP WANPRESTASI. bahwa salah satu sumber perikatan yang terpenting adalah perjanjian sebab

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. menurut Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

A. Pengertian Perjanjian. C. Unsur-unsur Perjanjian. B. Dasar Hukum Perjanjian 26/03/2017

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

KONTRAK KERJA. Makalah. Igit Nurhidayat Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. sehingga dapat mengakibatkan pemborosan.

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

ASAS-ASAS DALAM HUKUM PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

BAB II PERJANJIAN SEWA-MENYEWA DAN PENGATURAN HUKUM DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. A. Pengertian Bentuk-bentuk dan Fungsi Perjanjian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Perikatan adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban subyek hukum dalam tindakan hukum kekayaan. Hukum perdata Eropa mengenal adanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan yang ditimbulkan karena perjanjian. Perikatan yang ditimbulkan karena undangundang lazim disebut perikatan dari undang-undang. Adanya hak dan kewajiban timbul diluar kehendak subyek hukumnya. Perikatan ini dapat disebabkan oleh tindakan tidak melawan hukum dan tindakan melawan hukum. Sedangkan perikatan yang ditimbulkan karena perjanjian lazim disebut perjanjian. Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 1 Hak dan kewajiban yang timbul dikehendaki oleh subjek-subjek hukum. Bahkan, terkadang hak dan kewajiban itu sering merupakan tujuan dalam menjalankan tindakannya. Pasal 1338 KUHPerdata menyatakan bahwa Semua perjanjian yang dibuat secara sah yaitu berdasarkan syarat sahnya perjanjian, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Maksudnya, semua perjanjian mengikat mereka yang tersangkut bagi yang membuatnya, mempunyai hak yang oleh perjanjian itu diberikan kepadanya dan berkewajiban melakukan hal-hal yang 1 Kartini Mulyadi & Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Hal: 7. 1

ditentukan dalam perjanjian. Setiap orang dapat mengadakan perjanjian, asalkan memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Berdasarkan uraian di atas bahwa perikatan ada dua macam, yaitu perikatan yang lahir karena undang-undang dan perikatan yang lahir karena perjanjian. Berdasarkan Pasal 1338 KUHPerdata setiap orang bebas mengadakan perjanjian. Salah satu contoh dari perjanjian ialah arisan. Arisan merupakan perjanjian yang lahir karena kesepakatan antara beberapa pihak dan tumbuh berkembang di tegah-tengah masyarakat karena adanya ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata. Berdasarkan Kamus Kecil Bahasa Indonesia, arisan adalah kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi diantara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya. 2 Undian dilaksanakan dalam sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. Penentuan pemenang biasanya dilakukan dengan cara pengundian, lelang dan ada juga kelompok arisan yang menentukan pemenang dengan perjanjian. Dalam budaya arisan, pemenang memiliki kewajiban untuk menggelar pertemuan pada periode berikutnya arisan akan diadakan. Arisan beroperasi di luar ekonomi formal sebagai sistem lain untuk menyimpan uang, namun kegiatan ini juga dimaksudkan untuk kegiatan pertemuan yang memiliki unsur paksa karena anggota diharuskan membayar dan datang setiap kali undian akan dilaksanakan. Berdasarkan uraian di atas, lahirlah sebuah kegiatan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kegiatan tersebut dikenal dengan nama arisan sepeda motor. Arisan sepeda motor adalah suatu bentuk dari kesepakatan antara beberapa 2 Pius A. Partanto & Trisno Yuwono, Kamus Kecil Bahasa Indonesia, (Surabaya: ARKOLA, 1994), Hal: 32. 2

pihak yaitu pihak pengelola arisan sepeda motor dan pihak peserta arisan sepeda motor yang di dalamnya terdapat perjanjian yang mengikat antara kedua belah pihak sehingga melahirkan hak dan kewajiban yang merupakan tanggung jawab dari masing-masing pihak. Arisan sepeda motor melibatkan beberapa pihak didalamnya yaitu pengelola arisan sepeda motor, wakil pengelola arisan sepeda motor, sekretaris arisan sepeda motor, bendahara arisan sepeda motor, dan peserta arisan sepeda motor. Pengelola arisan sepeda motor merupakan pihak yang bertanggung jawab atas adanya arisan sepeda motor, pengelola arisan motor memberikan sepeda motor kepada setiap peserta arisan sepeda motor yang memenangkan arisan. Wakil pengelola, sekretaris arisan sepeda motor dan bendahara arisan sepeda motor adalah seseorang yang membantu pengelola arisan sepeda motor untuk menjalankan kegiatan arisan sepeda motor. Peserta arisan sepeda motor adalah seseorang yang melakukan perjanjian dengan pihak pengelola arisan sepeda motor. Kehadiran arisan sepeda motor menjadikannya sebagai salah satu alternatif yang banyak dipilih oleh masyarakat karena syarat dan prosedur yang tidak terlalu rumit. Arisan sepeda motor dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu sepeda motor, dengan biaya angsuran yang tidak terlalu mahal. Perjanjian arisan sepeda motor akan menimbulkan adanya hak dan kewajiban yang merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan atau perjanjian arisan sepeda motor yang telah disepakati bersama. Terpenuhinya segala hak dan kewajiban sesuai dengan yang telah diperjanjikan antara pihak-pihak sampai perjanjian tersebut berakhir dikenal dengan istilah prestasi. Namun dalam perjanjian adakalanya salah satu pihak tidak melakukan 3

kewajiban dengan baik atau tidak memperoleh haknya, hal ini disebut dengan wanprestasi. Wanprestasi yang terjadi bisa karena lalai atau karena sengaja. Wanprestasi karena lalai ialah ketika dalam masa kegiatan arisan sepeda motor salah satu pihak tidak melakukan apa yang diperjanjikan, melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat atau melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. Sedangkan wanprestasi karena sengaja adalah ketika dalam masa kegiatan arisan sepeda motor salah satu pihak mempunyai itikad tidak baik seperti ingin memiliki sepeda motor tanpa membayar uang arisan sepeda motor. Pihak yang melakukan wanprestasi karena lalai atau karena sengaja harus bertanggung jawab berdasarkan ketentuan dalam perjanjian. Tindakan wanprestasi membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pengelola arisan sepeda motor sebagai pihak yang dirugikan untuk menuntut peserta arisan sebagai pihak yang melakukan wanprestasi agar bertanggung jawab atas segala kerugian yang dialaminya, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan karena wanprestasi tersebut. Untuk memenuhi pelaksanaan suatu perjanjian arisan sepeda motor, serta tanggung jawab para pihak arisan jika terjadi wanprestasi dalam perjanjian arisan sepeda motor, peneliti menentukan salah satu objek penelitian yaitu Arisan Sepeda Motor Remaja yang berada di Jalan Petekeyan RT 02 RW 02 Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan mengkaji pelaksanaan perjanjian arisan sepeda motor dan tanggung jawab para pihak arisan jika terjadi wanprestasi dalam perjanjian, dengan judul skripsi WANPRESTASI DAN PENYELESAIANNYA DALAM PERJANJIAN ARISAN SEPEDA MOTOR REMAJA DI KABUPATEN JEPARA. 4

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas maka penelitian ini akan membahas permasalahan sebagai berikut: 1. Apa hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara? 2. Bagaimana bentuk, proses penyelesaian wanprestasi dan berakhirnya perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara? 3. Apakah hambatan-hambatan yang dihadapi dan upaya penyelesaian wanprestasi pada perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara? C. Kerangka Pemikiran Penulis ingin mengetahui dan membahas tentang wanprestasi, khususnya dalam perjanjian arisan sepeda motor. Sekilas tentang wanprestasi menurut KUHPerdata dapat diartikan sebagai tidak terlaksananya prestasi karena kesalahan debitur baik karena kesengajaan atau kelalaian. 5

D. Tujuan Penelitian a. Tujuan Obyektif Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara jelas, lengkap dan terinci tentang: 1. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara. 2. Bentuk, proses penyelesaian wanprestasi dan berakhirnya perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara. 3. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam upaya penyelesaian wanprestasi pada perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara. b. Tujuan Subyektif 1. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum jurusan keperdataan pada Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim Semarang. 2. Untuk menerapkan teori-teori yang telah penyusun peroleh dalam bangku kuliah maupun dari buku-buku ilmiah dengan keadaan senyatanya dalam praktek. Sehingga penyusun memperoleh pengetahuan yang luas dengan harapan dapat bermanfaat di kemudian hari. E. Manfaat Penelitian 6

ini meliputi: Berdasarkan rumusan masalah dan lingkup penelitian, maka manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan kajian untuk mengembangkan wawasan mengenai ilmu hukum khususnya hukum Perjanjian. 2. Manfaat Praktis Penelitian diharapkan berguna sebagai: a. Upaya perluasan pengetahuan bagi penulis dalam bidang hukum khususnya tentang tanggung jawab pihak peserta arisan dalam perjanjian arisan sepeda motor remaja jika terjadi wanprestasi. b. Sumbangan pemikiran, bahan bacaan dan sumber informasi serta sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi yang memerlukannya. c. Dapat mengidentifikasi dan mengetahui hak dan kewajiban dalam perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara, dan juga mengetahui bentuk, proses dan penyelesaian wanprestasi serta hambatan yang dihadapi dalam upaya penyelesaian wanprestasi pada perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara. F. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi yang berjudul WANPRESTASI DAN PENYELESAIANNYA DALAM PERJANJIAN ARISAN SEPEDA MOTOR REMAJA DI KABUPATEN JEPARA, adalah sebagai berikut: 7

BAB I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Kerangka Pemikiran, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, yang terdiri dari: Uraian dan beberapa pengertian pendukung yang akan dijadikan sebagai dasar dalam penulisan skripsi ini mengenai perjanjian dalam arisan sepeda motor. BAB III : METODE PENELITIAN, yang terdiri dari: Metode Pendekatan, Spesifikasi Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengambilan Data, dan Metode Analisis Data. BAB IV : PEMBAHASAN, yang terdiri dari: Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Arisan Sepeda Motor Remaja di Kabupaten Jepara, Bentuk Wanprestasi, Cara Penyelesaian dan Mengetahui Berakhirnya Perjanjian Arisan Sepeda Motor Remaja di Kabupaten Jepara, Hambatanhambatan dan Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjanjian Arisan Sepeda Motor Remaja di Kabupaten Jepara. BAB V : PENUTUP, yang terdiri dari: Kesimpulan dan Saran. 8