KONDISI BEBERAPA KOMPONEN HIDROLOGI PADA TEGAKAN SENGON WURI HANDAYANI DAN EDY JUNAIDI
Pendahuluan Sengon merupakan jenis tanaman kayu yang banyak dijumpai di Jawa Barat. Sebagai jenis tanaman kayu fast growing, sengon memiliki nilai ekonomi untuk kayu pertukangan yang relatif mudah pemasarannya. Penanaman sengon pada lahan hutan rakyat menjadi semakin meluas dengan variasi kondisi lahan dan pengelolaan yang beragam pula. Pemilihan jenis-jenis tanaman hutan rakyat sangat jarang memperhatikan kondisi ekologi maupun pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan tempat tumbuh. Variasi pengelolaan lahan, kondisi lahan serta jenis-jenis tanaman menghasilkan interaksi dan respon serta pengaruh yang bervariasi terhadap kualitas lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik hidrologi pada tegakan sengon, sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan tempat tumbuhnya.
Metode penelitian Lokasi penelitian terletak di Desa Sindanglaya, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis (108 o 18 54 BT -108 o 19 2 BT dan 7 o 4 35 LS -7 o 4 39 LS) dengan elevasi sekitar 1000 m dpl. Penelitian di hutan tanaman sengon berjarak tanam 3m x 3m, umur + 3 tahun, pola monokultur murni dan bekas pola agroforestri (hanya di awal tahun ke-2). Pengamatan komponen hidrologi selama 6 bulan : intersepsi, air lolos tajuk, aliran batang, aliran permukaan dan erosi, serta infiltrasi. Pengukuran intersepsi : 12 pohon. Pengamatan dan pengukuran aliran permukaan dan erosi : 2 kelas kemiringan lereng x 2 pola = 4 plot. Pengukuran infiltrasi dilakukan dengan menggunakan double ring infiltrometer. Intersepsi (Ic) =Pg- (Tf + Sf). Erosi diketahui dari hasil analisis sampel air dengan cara filtrasi (penyaringan dan pengovenan). Infiltrasi dianalisis dengan persamaan Horton. Penyajian hasil analisis data dilakukan secara grafis dan deskriptif.
HASIL PENELITIAN A. Curah Hujan Paramater Hujan Bulan Jan Feb Mar Apr Okt Des Total Tebal (mm) 205,8 233,5 356,2 57,0 340,5 302,4 Hujan Maks (mm) 66 47 107 30 137 83 Hujan Min (mm) 1,5 4 2,2 4,5 9 5,4 Jumlah Hari Hujan 10 10 15 4 7 8 No. Keadaan hujan Jumlah hujan/hari Jumlah hari kejadian hujan (mm/hari) Jan Feb Mar Apr Okt Des Total 1. Hujan sangat ringan <5 2 1 2 1 0 0 6 2. Hujan ringan 5 20 5 4 8 2 2 2 23 3. Hujan normal 20 50 0 5 4 1 3 3 16 4. Hujan lebat 50 100 3 0 0 0 1 3 7 5. Hujan sangat lebat >100 0 0 1 0 1 0 2 Jumlah 10 10 15 4 7 8 67
HASIL PENELITIAN B. Intersepsi Tabel 1. Hasil perhitungan intersepsi tegakan sengon Bulan Hujan Aliran Batang Air lolos Intersepsi (mm) (mm) (%) (mm) (%) (mm) (%) Januari 205,8 0,70 0,34 169,03 82,13 36,07 17,53 Februari 233,5 0,77 0,33 175,71 75,25 57,02 24,42 Maret 356,2 1,95 0,55 243,13 68,26 111,12 31,20 April 57,0 0,12 0,21 44,23 77,59 12,65 22,20 Oktober 340,5 1,77 0,52 192,62 56,57 146,11 42,91 Desember 269,9 2,03 0,75 179,28 66,42 88,60 32,83 Jumlah 1.462,9 7,33 0,50 1.004,00 68,63 451,57 30,87 Dibandingkan intersepsi pinus (15,7%), puspa (13,7), jati (20,5%-40,3%), ekaliptus (E. Urophylla) (8,01%), akasia (19%), agathis (14,7%-41,75%), intersepsi sengon termasuk besar, tetapi aliran batang termasuk rendah. Air lolos tajuk yang tinggi pada sengon akan mencapai langsung lantai tegakan dan apabila lantai tegakan tidak terlindungi akan berpotensi meningkatkan erosi. Intersepsi menyebabkan kehilangan air hujan sebagai pengisi air tanah semakin besar.
Erosi (gr) Aliran Permukaan (mm) C. Aliran permukaan dan erosi Kemiringan lereng >25% dan Tebal Aliran Permukaan bekas pola (mm) agroforestri 14.00 Bulan Plot 1 Plot 2 menyebabkan Plot 3 Plot peningkatan 4 12.00 A<25% A>25% jumlah M<25% aliran M>25% permukaan dan 10.00 Januari 0,98 1,82 erosi. 0,80 1,91 8.00 Februari 2,21 3,12 1,18 2,08 6.00 Aliran permukaan termasuk 4.00Maret 3,09 4,43 kecil dibanding 2,13 curah 2,55 hujan 2.00April 0,66 0,77 netto (air 0,66 lolos tajuk) 0,72 0.00Oktober 0,76 1,11 0,78 0,92 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 meskipun pada kemiringan Desember A<25% A>25% M<25% M>25% 0,22 1,03 lereng relatif 0,79 curam. 0,93 Jumlah 7,90 12,26 6,34 9,11 Penutup tanah di bawah Erosi tegakan (gr) sengon (rumput dan 800 Bulan Plot 1 Plot 2 perdu), Plot 3 serta perakaran 700 Plot 4 yang 600 A<25% A>25% dalam M<25% dapat memperbesar M>25% 500 400Januari 33,7 85,2 pori tanah 44,0 sehingga 120,0 dapat 300Februari 94,1 146,5 menahan 85,6 air hujan 123,6 untuk 200 kemudian terserap/ infiltrasi 100Maret 107,0 202,1 91,3 188,2 ke dalam tanah. 00April 180,5 95,6 32,5 39,8 Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Oktober A<25% A>25% M<25% 32,8 M>25% 95,4 Kondisi 161,4 demikian dapat 70,4 Desember 63,5 135,6 menahan 50,0 erosi/ partikel 42,6 tanah Jumlah 511,5 760,4 yang terangkut 464,8 oleh 584,4 aliran permukaan.
D. Infiltrasi Kondisi laju infiltrasi tanah tergolong sedang hingga sangat cepat. Pada lahan yang lebih landai berkisar 4,4 cm/jam - 6,6 cm/jam, dan pada lahan relatif lebih curam berkisar 12,8 cm/jam-47 cm/jam. Kemiringan lereng dan kelembaban tanah mempengaruhi laju/ kapasitas infiltrasi. Infiltrasi tertinggi hingga terendah terdapat pada lahan sebelum penanaman sengon, diikuti pola monokultur dan terakhir bekas pola agroforestry. Hal ini disebabkan : pembukaan/ pembersihan lahan pada saat penanaman sengon yang berdampak pada kehilangan bahan organik, pemadatan tanah terutama pada lahan sengon bekas agroforestri akibat aktivitas pengolahan lahan kurang tepat.
Kesimpulan Tanaman sengon memiliki aliran batang yang rendah, tetapi air lolos dan intersepsi yang tinggi. Intersepsi menyebabkan kehilangan air hujan sebagai pengisi air tanah semakin besar, sedangkan air lolos tajuk yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya tumbukan air hujan pada tanah di bawah tegakan sengon yang tidak terlindungi. Aliran permukaan dan erosi di bawah tegakan sengon termasuk rendah, karena perakaran yang dalam dan rapatnya penutup tanah di bawah tegakan oleh tanaman bawah (perdu dan rumput). Infiltrasi termasuk sedang hingga sangat cepat, dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan kemiringan lereng tanah serta pengelolaan lahan.