BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani Igak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut Arikunto (2006: 58) yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.. Kunandar (2010: 46) menyatakan PTK dapat diartikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelas sendiri dengan cara merancang, melaksanakan, merefleksikan, tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya. Suhardjono (dalam Komalasari, 2010: 271), menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah yang dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti lainnya (atau dilakukan sendiri oleh guru yang bertindak

26 sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran. Jadi PTK adalah kegiatan penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ada empat tahapan penting yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Adapun prosedur setiap siklusnya sebagai berikut : Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Diadaptasi dari Wardhani, dkk. (2007: 2.4). 3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun pelajaran 2012/2013 dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan April 2013.

27 3.1.2 Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. 3.1.3 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Lampung Timur yang berjumlah 29 siswa terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan dengan latar belakang sosial ekonomi yang bervariasi. 3.3 Prosedur Penelitian Siklus I 1) Perencanaan (planning) Pada tahap perencanaan, peneliti bersama dengan teman sejawat mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, kemudian menentukan langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus I. Langkahlangkah ini antara lain : a. Menyusun pemetaan, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). b. Membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. c. Membuat bahan ajar siklus I. d. Membuat lembar kerja siswa (LKS) berupa lembar kegiatan kelompok.

28 e. Membuat lembar observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran. f. Menyusun instrumen evaluasi pembelajaran, berupa soal tes formatif yang telah dikonsultasikan dengan pembimbing. 2) Tindakan (acting) Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan inti, proses pembelajaran dengan menggunakan model CTL. Pelaksanaan tindakan ini sesuai Permendiknas Nomor 41 (2007: 6) bahwa Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, penyajian inti dan kegiatan penutup. Adapun langkah-langkah dalam kerja kelompok adalah sebagai berikut : Pertemuan I a. Kegiatan Pendahuluan 1. Pengkondisian kelas (menata tempat duduk untuk pembelajaran, menertibkan siswa, berdo a dan absensi siswa) 2. Sebelum materi diberikan, guru menginformasikan materi yang akan dipelajari dengan menggunakan model CTL. Untuk memotivasi siswa dalam menerima pembelajaran yang baru. b. Kegiatan Inti 1. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. Di sini guru mendorong sikap keingintahuan siswa melalui kegiatan bertanya tentang topic atau permasalahan yang akan dipelajari (questioning).

29 2. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, sesuai dengan langkah langkah model CTL.. 3. Siswa melakukan observasi (Inquiry) mengenai materi pelajaran IPS Siswa mencatat hasil temuan dalam pembelajaran yang dilakukan. Siswa mendiskusikan hasil dari jawaban mereka. 4. Siswa melaporkan hasil diskusi. Siswa menjawab pertanyaan seputar jawabannya tersebut yang diajukan oleh kelompok lain. c. Kegiatan Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan dan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Siswa diberikan tugas untuk mengidentifikasi contoh-contoh teknologi produksi yang ada di lingkungan sekitar untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya Pertemuan 2 a. Kegiatan Pendahuluan 1. Pengondisian kelas 2. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan kegiatan tanya jawab tentang materi pada pertemuan sebelumnya. 3. Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan disampaikan dengan mengaitkan materi sebelumnya. 4. Siswa dimotivasi untuk meningkatkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.

30 b. Kegiatan Inti 1. Siswa kembali ke kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. 2. Bersama dengan kelompoknya siswa diminta untuk menemukan hasil-hasil produksi dari bahan baku yang telah ditentukan dalam lembar kerja siswa (LKS) 3. Menggunakan media dan model pembelajaran siswa menyusun alur suatu proses produksi. 4. Guru bersama siswa melakukan kegiatan tanya jawab membahas hasil diskusi kelompok yang telah berlangsung. 5. Guru membagikan soal untuk dikerjakan sebagai alat evaluasi pembelajaran. 6. Siswa mengerjakan soal 7. Lembar jawaban diperiksa oleh siswa dengan cara bertukar lembar jawaban antar siswa. c. Kegiatan Akhir 1. Guru bersama siswa melakukan refleksi untuk mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Penutup 3) Observasi (observing) Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek yang diamati adalah kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi

31 yang disiapkan meliputi lembar observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan dan aktivitas siswa untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. 4) Tahap Refleksi (reflecting) Hasil yang didapat pada tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan, digunakan data yang berasal dari data observasi. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk merancang siklus berikutnya. Siklus II 1. Perencanaan (planning) Pada tahap perencanaan, peneliti bersama dengan guru pamong menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus II yang merujuk pada hasil refleksi siklus I. Langkah-langkah ini antara lain: a. Menyusun pemetaan, silabus, dan rencana pelaksanaan pembela;?ran (RPP) dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). b. Membuat bahan ajar dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. c. Membuat lembar kerja siswa (LKS) berupa lembar kegiatan kelompok

32 d. Membuat lembar observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran. e. Menyusun instrumen evaluasi pembelajaran, berupa soal tes formatif yang telah dikonsultasikan dengan pembimbing. 2. Tindakan (acting) Pada tahap tindakan siklus II, materi pembelajarannya adalah Perkembangan Teknologi Komunikasi. Pada tahap tindakan, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Kegiatan pembelajaran secara lebih rinci antara lain: Pertemuan 1 a. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan kelas 2. Guru melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa tentang komunikasi. Guru bertanya kepada siswa : Apa yang anak-anak ketahui tentang teknologi komunikasi? 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang perkembangan teknologi komunikasi dan memotivasi siswa dengan memberikan permasalahan dan contoh-contoh yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. b. Kegiatan Inti 1. Guru membangun pengetahuan awal siswa tentang pengertian komunikasi melalui media gambar.

33 2. Guru membimbing siswa menemukan contoh-contoh teknologi komunikasi melalui media gambar. Misalnya kentongan termasuk dalam teknologi komunikasi masa lalu, sedangkan telepon termasuk teknologi komunikasi masa kini. 3. Guru bersama siswa melalui kegiatan tanya jawab mengkategorikan jenis-jenis teknologi komunikasi yang telah disebutkan sesuai dengan penggolongannya. Misalnya HP alat komunikasi lisan, koran alat komunikasi tertulis, dan beduk sebagai alat komunikasi isyarat. 4. Guru menggunakan media nyata agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan. 5. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota 4-5 orang. Masing-masing kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan teks materi untuk didiskusikan dengan kelompoknya c. Kegiatan Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan dan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Salam penutup. Pertemuan 2 a. Kegiatan Pendahuluan 1. Pengondisian kelas 2. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan kegiatan tanya jawab tentang materi pada pertemuan sebelumnya.

34 3. Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan disampaikan dengan mengaitkan materi sebelumnya. 4. Siswa dimotivasi untuk meningkatkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti 1. Menggunakan media dan model pembelajaran siswa membedakan teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini. 2. Guru membimbing siswa melalui media gambar untuk menemukan kegunaan alat komunikasi masa lalu dan masa kini. 3. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota 4-5 orang. Masing-masing kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan teks materi untuk didiskusikan dengan kelompoknya 4. Guru bersama siswa melakukan kegiatan tanya jawab untuk membahas hasil diskusi kelompok yang telah berlangsung. 5. Guru membagikan soal untuk dikerjakan sebagai alat evaluasi pembelajaran. 6. Siswa mengerjakan soal 7. Lembar jawaban diperiksa oleh siswa dengan cara bertukar lembar jawaban antar siswa. c. Kegiatan Akhir 1. Guru bersama siswa melakukan refleksi untuk mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Penutup

35 3. Observasi (observing) Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek yang diamati adalah kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan dan aktivitas siswa untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. 4. Refleksi (reflecting) Hasil yang di dapat pada tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan, digunakan data yang berasal dari data observasi. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk merancang siklus berikutnya. Siklus III 1. Perencanaan (planning) Pada tahap perencanaan, peneliti bersama dengan guru pamong menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus III yang merujuk pada hasil refleksi siklus II. Langkah-langkah ini antara lain: a. Menyusun pemetaan, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL).

36 b. Membuat bahan ajar dan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. c. Membuat lembar kerja siswa (LKS) berupa lembar kegiatan kelompok dan teks materi. d. Membuat lembar observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran. e. Menyusun instrumen evaluasi pembelajaran berupa soal tes formatif yang telah dikonsultasikan dengan pembimbing. 2. Tindakan (acting) Pada tahap tindakan siklus III, materi pembelajarannya adalah Perkembangan Teknologi Transportasi. Pada tahap tindakan, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Kegiatan pembelajaran secara lebih rinci antara lain pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, yaitu : Pertemuan I a. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan kelas. 2. Guru melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa tentang teknologi. Guru bertanya kepada siswa : Apa yang anakanak ketahui tentang transportasi?? 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang perkembangan teknologi Transportasi dan memotivasi siswa dengan memberikan permasalahan dan contoh-contoh yang

37 berhubungan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. b. Kegiatan Inti 1. Guru membangun pengetahuan awal siswa dengan menjelaskan pengertian transportasi. 2. Guru membimbing siswa menemukan contoh-contoh teknologi transportasi masa lalu dan masa kini melalui media gambar. Misalnya gerobak termasuk dalam teknologi transportasi masa lalu, sedangkan mobil termasuk teknologi transportasi masa kini. 3. Guru melalui contoh-contoh teknologi transportasi melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengkategorikan sesuai dengan pengelompokannya. Misalnya bus dan kereta api termasuk transportasi darat, kapal ferry alat transportasi air, dan pesawat alat transportasi udara. 4. Guru menggunakan model pembelajaran untuk membantu siswa memantapkan pengetahuan siswa tentang teknologi transportasi 5. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota 4-5 orang. Masing-masing kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan teks materi untuk didiskusikan dengan kelompoknya. c. Kegiatan Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan dan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Salam penutup

38 Pertemuan 2 a. Kegiatan Pendahuluan 1. Pengondisian kelas 2. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan kegiatan tanya jawab tentang materi pada pertemuan sebelumnya. 3. Guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan disampaikan dengan mengaitkan materi sebelumnya. 4. Siswa dimotivasi untuk meningkatkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti 1. Guru membangun pengetahuan siswa melalui media gambar teknologi transportasi masa lalu dan teknologi transportasi masa kini. 2. Guru membimbing siswa menemukan kelebihan dan kekurangan teknologi transportasi masa lalu dan teknologi transportasi masa kini 3. Menggunakan media dan model pembelajaran siswa diminta untuk menentukan kegunaan contoh-contoh teknologi transportasi masa lalu dan teknologi transportasi masa kini. 4. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota 4-5 orang. Masing-masing kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan teks materi untuk didiskusikan dengan kelompoknya 5. Guru bersama siswa melakukan kegiatan tanya jawab untuk membahas hasil diskusi kelompok yang telah berlangsung.

39 6. Guru membagikan soal untuk dikerjakan sebagai alat evaluasi pembelajaran. 7. Siswa mengerjakan soal 8. Lembar jawaban diperiksa oleh siswa dengan cara bertukar lembar jawaban antar siswa c. Kegiatan Akhir 1. Guru bersama siswa melakukan refleksi untuk mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung. 2. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih semangat mengikuti pembelajaran selanjutnya 3. Penutup 3. Observasi (observing) Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek yang diamati adalah kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan dan aktivitas siswa untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. 4. Refleksi (reflecting) Hal-hal yang/dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas kegiatan di siklus III yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus III pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan hasil

40 yang dicapai telah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan (indikator keberhasilan), maka penelitian dianggap cukup. Namun jika masih terdapat kekurangan, penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. 3.4 Alat Pengumpul Data 1. Lembar panduan observasi, instrumen ini dirancang sebagai alat kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas. Lembar ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). 2. Tes, instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa khususnya terhadap materi yang telah diajarkan, menggunakan pendekatan model Contextual Teaching and Learning (CTL). 3.5 Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang menggunakan catatan atau pengamatan langsung terhadap objek dalam penelitian. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas dan juga digunakan lembar observasi yang digunakan oleh observer untuk mencatat dan

Memperhatikan penjelasan guru Mendengarkan penjelasan guru Bertanya Menjawab Pertanyaan Mengerjakan soal latihan Diskusi kelompok Kerja Kelompok Menyelidiki Mencatat Hasil diskusi Bersemangat dalam belajar 41 mengamati aktivitas siswa didalam kelas pada saat mengikuti pembelajaran. Tabel 3.1. Format Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa No Nama Siswa Aktivitas Belajar Siswa 1 AB 2 AC 3 BB 4 CS 5 CW 6 DN 7 FU 8 GI 9 GL 10 GZ 11 HN 12 HS 13 JG 14 JW 15 KB 16 KT 17 LB 18 MS 19 MJ 20 NU 21 SE 22 SI 23 SK 24 SW 25 SZ 26 TA 27 TC 28 TN 29 ZW Jumlah Total Ratarata

42 Tabel 3.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar No Aktivitas Guru Nilai 1 2 3 1. Keterampilan membuka pelajaran 2. Kemampuan melakukan apersepsi 3. Kemampuan mengkondisikan siswa untuk siap belajar 4. Kemampuan mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara lebih bermakna atau mengelola kelas 5. Keterampilan menjelaskan materi 6. Kemampuan memberikan contoh dan penguasaan bahan pelajaran 7. Kemampuan menggunakan alat/media 8. Kemampuan memberikan pertanyaan dan mengaktifkan siswa untuk belajar 9. Kemampuan memotivasi siswa untuk bertanya dan menjawab 10. Kemampuan mengembangkan pemikiran siswa untuk mengeluarkan pendapat 11. Kemampuan membagi kelompok diskusi 12. Kemampuan mengelola diskusi atau kelas 13. Kemampuan mengaktifkan siswa untuk belajar 14. Kemampuan mengevaluasi 15. Kemampuan membiasakan anak untuk melakukan refleksi Jumlah Rata-rata Keterangan : 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang 2. Tes Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes yang digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar IPS siswa yang dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran pada setiap siklus. Test

43 dilakukan setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja pada akhir siklus. Sehingga akan didapat data mengenai hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan model CTL. Tes hasil belajar adalah data yang digunakan untuk menilai asil belajar siswa pada setiap siklus sesuai dengan materi yang dibahas. Nilai hasil belajar siswa direkap dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.3 Data Hasil Post Tes NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18... NAMA SISWA Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Tuntas (I) Belum Tuntas (BT) SKOR TES KETERANGAN

44 3.6 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus dianalisis untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran: 1. Análisis kualitatif, digunakan untuk menganalisis data yang terdiri atas: a. Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran Data aktivitas siswa diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran, data tersebut dicatat dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa. Data kualitatif pada lembar observasi kegiatan siswa dianalisis menggunakan teknik persentase: NP = X 100 % Keterangan : NP = Nilai Persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh oleh siswa SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati 100 = Bilangan tetap (Sumber Purwanto, 2008: 102) Setelah diperoleh persentase hasil kegiatan siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi seperti pada tabel 3.4 dibawah ini.

45 Tabel 3.4 Kualifikasi Hasil Observasi Interval/Rentang Nilai Kualifikasi 80% NA 100% Sangat Aktif 60% NA 80% Aktif 40% NA 60% Cukup Aktif 20% NA 40% Kurang Aktif 0% NA 20% Sangat Kurang Aktif (Sumber Purwanto, 2008: 49) b. Data kinerja guru dalam pembelajaran. Data kinerja guru diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran, data tersebut dicatat dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa. Data kualitatif pada lembar observasi kinerja guru dianalisis menggunakan teknik persentase: NP = X 100 % Keterangan : NP = Nilai Persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati 100 = Bilangan tetap (Sumber Purwanto, 2008: 41) Setelah diperoleh persentase hasil kinerja guru, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi seperti pada tabel 3.5 dibawah ini

46 Tabel 3.5 Kualifikasi Hasil Observasi Nilai Aktivitas (NA) yang diperoleh Kualifikasi 80% NA 100% Sangat Aktif 60% NA 80% Aktif 40% NA 60% Cukup Aktif 20% NA 40% Kurang Aktif 0% NA 20% Sangat Kurang Aktif (Sumber Purwanto, 2008: 49) 2. Analisis Kuantitatif a. Data yang didapat berupa data kuantitatif seperti test hasil belajar siswa secara individual dengan menggunakan rumus: S = X 100 % Keterangan : S = Nilai yang diharapkan R = Jumlah skor/item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari test 100 = Bilangan tetap (Sumber Adaptasi Purwanto, 2008: 112) b. Nilai rata-rata seluruh siswa didapat dengan menggunakan rumus: Nilai rata-rata kelas (χ) = Keterangan : χ = Rata-rata hitung nilai n = Banyaknya siswa χi = Nilai Siswa (Sumber Heryanto,dkk, 2009: 42) c. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal menggunakan rumus: Ketuntasan Klasikal = x 100%

47 (Sumber Purwanto, 2008: 102) 3.7 Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian tindakan kelas dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL) ini dikatakan berhasil apabila: 1. Persentase aktivitas siswa meningkat setiap siklusnya, dan mencapai 75% yang aktif. 2. Adanya peningkatan nilai rata-rata siswa setiap siklusnya 3. Tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 75%, dengan kriteria ketuntasan minimum yang telah ditentukan sekolah yaitu KKM 61. (diadaptasi dari depdiknas 2008: 5)