STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SISWA SMA NEGERI 9 MANADO PENGGUNA ALAT ORTODONTIK CEKAT

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat di SMA Negeri 7 Manado

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 METODE PENELITIAN

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, perawatan ortodontik cekat, pasien ortodontik

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Bitung

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASANDI RSGMP-PSPDG FK UNSRAT MANADO

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

Status kebersihan gigi dan mulut pada remaja usia tahun di SMPN 4 Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

STATUS KARIES PADA GIGI BERJEJAL DI SD NEGERI 12 TUMINTING

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia.

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT DAN STATUS GINGIVA PADA MAHASISWA DENGAN GIGI BERJEJAL

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

ABSTRAK. Kata kunci : IOTN, Dental Health Component, Aesthetic Component, Tingkat Kebutuhan Perawatan Ortodontik

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

ABSTRAK. Kata kunci: Status periodontal, self-ligating bracket, conventional bracket, indeks gingiva, indeks plak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%,

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONSI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED PADA SISWA KELAS II DI SMP NEGERI 2 BITUNG

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

BAB III. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan. membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHILANGAN GIGI TETAP DENGAN MINAT PEMAKAIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

Kata kunci: kepercayaan diri, perawatan ortodontik cekat, remaja, PIDAQ.

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENCABUTAN GIGI DI SMP NEGERI 2 LANGOWAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT PADA LANSIA

ABSTRAK. Efektivitas menyikat gigi, indeks plak, metode horizontal, metode roll

PREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

ABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK AUTIS DI KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk gigi tiruan cekat (fixed) atau gigi tiruan lepasan (removable). Salah

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN STATUS KEBERSIHAN MULUT PADA PEMAKAI GIGI TIRUAN SEBAGAI LEPASAN DI KELURAHAN BATU KOTA KECAMATAN MALALAYANG

Status gingiva pada pasien pengguna gigi tiruan cekat di RSGM PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Menurut kajian,

GAMBARAN PENCABUTAN GIGI MOLAR SATU MANDIBULA BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI BALAI PENGOBATAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT MANADO TAHUN 2012

Pengaruh nilai intelligence quotient (IQ) terhadap status karies gigi siswa di SMA Binsus Manado

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi, alat ortodontik cekat, pasta gigi, enzim amyloglucosidase, enzim glucoseoxidase.

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN TOMPASO TERHADAP PEMAKAIAN GIGI TIRUAN

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan prevalensi nasional untuk masalah gigi dan mulut di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

GAMBARAN PERAWATAN GIGI TIRUAN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PRODI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT TAHUN

PERSEPSI PASIEN PENGGUNA GIGI TIRUAN LEPASAN BERBASIS AKRILIK YANG MENGGUNAKAN JASA DOKTER GIGI DI KOTAMOBAGU

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI.

ABSTRAK. Kata kunci: Pasta gigi herbal, pasta gigi non herbal, indeks plak, ortodontik cekat.

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

MULUT TERHADAP JUMLAH KARIES GIGI M1 PERMANEN PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN DI MI SYAFAAT MUHAMMADIYAH JETIS KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan desain penelitian cross sectional, yaitu

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. SURAT PERNYATAAN... iii. LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN... iv

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI DAN STATUS KESEHATAN GINGIVA PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI KELURAHAN BATU KOTA

Kata kunci : Pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut, indeks def-t/dmf-t.

ABSTRAK PERBEDAAN PENGGUNAAN PASTA GIGI MENGANDUNG ENZIM AMYLOGLUCOSIDASE

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

GAMBARAN STATUS GINGIVA MENURUT KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 70 MANADO

GAMBARAN PENGGUNAAN MATERIAL RESTORASI SEMEN IONOMER KACA DI POLI GIGI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa jenis antara lain; tunanetra, tunarungu/tunawicara, tunagrahita,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED PADA USIA REMAJA TAHUN

TINGKAT KEPARAHAN KARIES PADA GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN BERDASARKAN KELOMPOK UMUR 6 DAN 12 TAHUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERTIWI, MAKASSAR

PENGARUH TEKNIK MENYIKAT GIGI VERTIKAL TERHADAP TERJADINYA RESESI GINGIVA

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

The Prevalence and Treatment Success of Removable Orthodontic Appliance with Anterior Crossbite Cases in RSGMP UMY

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

Hubungan perasaan takut anak terhadap perawatan gigi dengan kebersihan gigi dan mulut di RSGM Unsrat Manado

STATUS KEBERSIHAN MULUT DAN KESEHATAN PERIODONTAL PASIEN YANG DATANG KE KLINIK PERIODONSIA RSGM UNIVERSITAS JEMBER PERIODE AGUSTUS 2009 AGUSTUS 2010

ABSTRAK. Kata kunci: pengetahuan orang tua, cara menyikat gigi, tingkat kebersihan rongga mulut. Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

GAMBARAN INDIKASI PENCABUTAN GIGI DALAM PERIODE GIGI BERCAMPUR PADA SISWA SMP NEGERI 1 LANGOWAN

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. SURAT PERNYATAAN... iii. SURAT PERSETUJUAN PERBAIKAN... iv

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KANKER SERVIKS DI KALANGAN SISWI SMA SWASTA X, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pada saluran pencernaan disamping fungsi psikis dan sosial (Tampubolon,

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

EFEKTIVITAS DENTAL HEALTH EDUCATION DISERTAI DEMONSTRASI CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK SEKOLAH DASAR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

Transkripsi:

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SISWA SMA NEGERI 9 MANADO PENGGUNA ALAT ORTODONTIK CEKAT 1 Ravenske E. C Momongan 2 Benedictus S. Lampus 3 Juliatri 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2 Bagian Ilmku Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran 3 Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: ravenska17111@gmail.com Abstract: Fixed orthodontic appliance has been widely used in society, but they are often not aware of the risk of the use of fixed orthodontic appliances such as dental and oral hygiene problems. Design tool fixed orthodontic makethe dental cleaning procedure becomes more difficult. Oral hygiene is maintained in the user less dental appliance, such as the user orthodontic appliances can cause periodontal tissue damage and increasing the number of caries during treatment. This study is a descriptive study in order to determine the status of oral and dental hygiene students of Public Senior High School 9 Manado users fixed orthodontic appliances. The study population is the students of Public Senior High School 9 Manado fixed orthodontic appliance users who were attending school classes XI and XII. Samples numbered 39 people and sampling carried out with total sampling method. The research instrument was a check list form and interview. Assessment of dental and oral hygiene status was obtained by measuring the score Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S). The results showed that the average of OHI-S scores in SMA Negeri 9 Manado was 1,22. By sex as much as 3 boys (7,7%) had a score of OHI-S,83 and a total of 36 girls (92,3%) had a score of OHI-S 1,23; based on the socio-economic level as much as 6 students (15,4%) with moderate socioeconomic level had OHI-S score of 1,97 and a total of 33 students (84,6%) in the high socioeconomic level had OHI-S score of 1,6. Period of <1 year usage by 25 students (64,1%) had a score of OHI-S 1.5; 1-2 years as many as 12 respondents (3.8%) had a score of OHI-S 1,15 and >2 years two respondents (5, 1%) had a score of OHI-S 1.5.Oral hygiene status of the student-sex male and female average is fair. Oral hygiene statuses of students with socio-economic level of parents are on average quite good and students with low socioeconomic level average moderate. Oral hygiene status of students who use a fixed orthodontic appliance under 1 year and 1-2 years on average quite good and more than 2 years on average moderate. Oral hygiene status of the student users fixed orthodontic appliances in general quite good. Keywords : Fixed orthodontic, dental and oral hygiene. Abstrak: Alat ortodontik cekat sudah banyak digunakan dalam masyarakat, namun mereka sering tidak menyadari risiko penggunaan alat ortodontik cekat seperti masalah kebersihan gigi dan mulut. Desain alat ortodontik cekat menyebabkan prosedur pembersihan gigi dan mulut menjadi lebih sulit. Kebersihan gigi dan mulut yang kurang terjaga pada pengguna dental appliance, seperti pada pengguna alat ortodontik dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal dan meningkatnya jumlah karies selama perawatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut siswa SMA Negeri 9 Manado pengguna alat ortodontik cekat. Populasi penelitian yaitu siswa SMA Negeri 9 Manado pengguna alat ortodontik cekat yang duduk dibangku sekolah

kelas XI dan XII. Sampel berjumlah 39 orang dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Instrumen penelitian berupa formulir check list dan wawancara. Penilaian status kebersihan gigi dan mulut diperoleh dengan pengukuran skor Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Hasil penelitian menunjukkan skor OHI-S rata-rata siswa SMA Negeri 9 Manado sebesar 1,22. Berdasarkan jenis kelamin sebanyak 3 siswa laki-laki (7,7%) memiliki skor OHI-S,83 dan sebanyak 36 siswa perempuan (92,3%) memiliki skor OHI-S 1,23; berdasarkan tingkat sosial ekonomi sebanyak 6 siswa (15,4%) dengan tingkat sosial ekonomi sedang memiliki skor OHI-S 1,97 dan sebanyak 33 siswa (84,6%) pada tingkat sosial ekonomi tinggi memiliki skor OHI-S 1,6. Lama penggunaan < 1 tahun sebanyak 25 siswa (64,1%) memiliki skor OHI-S 1,5; 1 2 tahun sebanyak 12 responden (3,8%) memiliki skor OHI-S 1,15 dan > 2 tahun ada 2 responden (5, 1%) memiliki skor OHI-S 1,5. Status kebersihan gigi dan mulut siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan rata-rata tergolong baik. Status kebersihan gigi dan mulut siswa dengan tingkat sosial ekonomi orang tua sedang rata-rata tergolong baik dan siswa dengan tingkat sosial ekonomi rendah rata-rata tergolong sedang. Status kebersihan gigi dan mulut siswa yang menggunakan alat ortodontik cekat di bawah 1 tahun dan 1-2 tahun rata-rata tergolong baik dan lebih dari 2 tahun rata-rata tergolong sedang. Status kebersihan gigi dan mulut siswa pengguna alat ortodontik cekat pada umumnya tergolong baik. Kata kunci: alat ortodontik cekat, kebersihan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Gigi berperan penting dalam proses pengunyahan, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga adanya masalah pada gigi akan dapat mengganggu fungsi atau peran gigi. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 21 menunjukkan, bahwa 63 penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut, antara lain penyakit karies gigi dan penyakit periodontal. Data hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 213 yang dikeluarkan Departemen kesehatan RI melaporkan, bahwa prevalensi masalah gigi dan mulut penduduk Indonesia mencapai 25,9%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi masalah gigi dan mulut sebesar 2,7 bila dibandingkan dengan hasil RISKESDAS tahun 27. Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 213, Sulawesi Utara diperkirakan memiliki 57 % karies aktif dari usia 15 tahun ke atas. 1 Penyakit karies gigi dan periodontal antara lain disebabkan oleh kebersihan gigi dan mulut yang buruk. Kebersihan gigi dan mulut dipengaruhi oleh perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut individu, pemakaian gigi tiruan, pemakaian alat ortodontik baik lepasan maupun cekat, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi. Alat ortodontik merupakan alat yang digunakan dalam perawatan ortodontik yang bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi yang tidak teratur. Dewasa ini perawatan ortodontik atau lebih dikenal dengan perawatan kawat gigi menarik perhatian banyak orang, tidak terkecuali anak-anak dan remaja. Kebanyakan dari mereka melakukan perawatan alat ortodontik untuk memperbaiki penampilan dan memberi rasa percaya diri. 2 Perawatan ortodontik bertujuan untuk memperbaiki fungsi, mendapat struktur seimbang, estetis dan harmonis pada perawatan maloklusi atau susunan gigi tidak teratur, namun pada kenyataannya seringkali pemakaian alat ortodontik berdampak pada kerusakan gigi dan jaringan penunjang dari pengguna alat ortodontik. Desain alat ortodontik baik lepasan maupun cekat menyebabkan pengguna alat ortodontik mengalami kesulitan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. Struktur alat yang digunakan memudahkan sisa makanan mudah

tersangkut pada komponen alat ortodontik, sehingga pengguna alat ortodontik rentan mengalami kerusakan pada gigi dan jaringan penunjangnya. Lamanya perawatan yang harus dijalani oleh pengguna alat ortodontik akan turut memengaruhi kesehatan gigi dan mulutnya. 3 Penggunaan alat ortodontik di kalangan remaja terutama pada usia 14-17 tahun, bukan lagi sekedar pemenuhan kebutuhan akan perawatan akan tetapi sudah menjadi tuntutan pemenuhan gaya hidup. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk perawatan ini menyebabkan pengguna alat ini biasanya berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas. Di samping itu remaja berjenis kelamin perempuan cenderung lebih banyak menggunakan alat ini dibandingkan remaja berjenis kelamin laki-laki oleh karena alasan penampilan. 4 Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana status kebersihan gigi dan mulut pada siswa sekolah menengah atas (SMA) yang menggunakan alat ortodontik cekat. Berdasarkan survei awal yang dilakukan di SMA Negeri 9 Manado, penulis menemukan cukup banyak siswa pengguna alat ortodontik cekat dan pada lokasi ini belum pernah dilakukan penelitian sejenis serta mudah dijangkau. untuk diperiksa gigi geliginya. Dilakukan pemeriksaan debris yaitu pada gigi molar pertama kanan atas (16) bagian bukal, insisivus pertama kanan atas (11) pada bagian labial, molar pertama kiri atas (26) pada bagian bukal, molar pertama kiri bawah (36) pada bagian lingual, insisivus pertama kiri bawah (31) pada bagian labial, dan molar pertama kanan bawah (46) pada bagian lingual, diikuti dengan pemeriksaan kalkulus pada gigi geligi yang sama dengan menggunakan kaca mulut dan sonde. Pasien berkumur selama 1 detik dan dilakukan wawancara. Penghitungan indeks debris dan indeks kalkulus untuk pengukuran OHI-S. Status kebersihan gigi dan mulut diukur berdasarkan oral hygiene index simplified (OHI-S) yang diperkenalkan oleh Green dan Vermilion pada tahun 1964 dengan menjumlahkan debris index simplified (DI-S) dan calculus index simplified (CI-S). Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara manual dan dihitung persentasenya kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis. Penilaian untuk DI-S dan CI-S dapat dilihat pada gambar 1. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross- sectional yang dilaksanakan di Sekolah SMA Negeri 9 Manado selang bulan Agustus 214. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI dan XII yang menggunakan alat ortodontik cekat. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Sampel yang di teliti yaitu siswa yang kooperatif. Pengumpulan data yang digunakan dengan melakukan pemeriksaan OHI-S untuk mengukur indeks debris dan indeks kalkulus dan wawancara digunakan untuk memperoleh data pendukung dari subjek penelitian. Cara Kerja yaitu Subjek duduk tenang lalu diinstruksikan membuka mulut Gambar 1. Cara penilaian DI-S dan CI-S Nilai = Tidak ada debris, kalkulus 1= Ditutup debris, kalkulus lunak tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi, 2 = Debris, kalkulus lunak menutupi lebih dari 1/3 tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi, 3 = Debris, kalkulus lunak menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi. DI-S dan CI-S masing-masing dapat diperoleh dengan jumlah skor permukaan gigi dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Setelah

dilakukan pemeriksaan DI-S dan CI-S, maka penilaian OHI-S dapat diketahui dengan menjumlahkan DI-S dan CI-S. 5 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian diperoleh melalui pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, lama penggunaan pada pengguna alat ortodontik cekat. Tabel 1. Distribusi frekuensi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin N % Laki-laki Perempuan 3 36 7,7 92,3 Total 39 1 Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat sosial ekonomi responden berdasarkan penghasilan orang tua Sosial ekonomi N % Rendah Tinggi 6 33-15,4 84,6 Total 39 1 Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama penggunaan alat ortodontik Lama penggunaan N % -12 bulan 13-24 bulan >24 bulan 27 1 2 69,2 25,7 5,1 Total 39 1 Tabel 4. Distribusi frekuensi kebersihan gigi dan mulut responden penelitian berdasarkan skor OHI-S OHI-S N % Buruk Total 22 17 39 56,4 43,6 1 - OHI-S,8 1,7 2,3/2 Status kebersihan gigi dan mulut - Tabel 5. Distribusi frekuensi status kebersihan gigi dan mulut rata-rata responden Status Kebersihan Gigi & Mulut DI-S CI-S OHI-S,78,42 1,22 Tabel 6. Distribusi frekuensi status kebersihan gigi dan mulut responden berdasarkan jenis kelamin OHI- S,83 Jenis kelami n Lakilaki Perem puan Tabel 7. Distribusi frekuensi status kebersihan gigi dan mulut berdasarkan tingkat sosial ekonomi Tingkat Sosial Ekonomi Rendah Tinggi Juml ah (n) 6 33 Persen tase (%) 15,4 84,6 OHI- S 1,97 1,6 Status Kebersih an Gigi &Mulut - Tabel 8. Distribusi frekuensi status kebersihan gigi dan mulut berdasarkan lama penggunaan alat ortodontik cekat Lama Penggu naan (tahun) < 1 1 2 > 2 Juml ah (n) 3 36 Jumlah (n) 25 12 2 Perse ntase (%) 7,7 92,3 Perse ntase (%) 64,1 3,8 5, 1 1,23 OHI-S 1,5 1,15 1,5 Status Kebersihan Gigi & Mulut Status Kebersih an Gigi & Mulut BAHASAN Persentase responden berjenis kelamin perempuan yang menggunakan alat ortodontik cekat lebih banyak dari pada responden berjenis kelamin laki-laki. Perbedaan jumlah responden laki-laki dan perempuan kemungkinan dikarenakan

perempuan lebih tidak percaya diri ketika terdapat malposisi pada gigi yang mengurangi nilai estetika pada dirinya. Pada laki-laki hal ini tidak terlalu menjadi perhatian, sehingga banyak pengguna alat ortodontik cekat ialah perempuan. Nilai estetika merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seseorang menggunakan alat ortodontik cekat. Penelitian ini sama halnya dengan penelitian oleh Monica di Manado tahun 214 yang menunjukkan dari 44 responden pengguna alat ortodontik cekat, 38 (86%) di antaranya adalah responden berjenis kelamin perempuan dan sisanya adalah responden berjenis kelamin lakilaki. 6 Keadaan sosial ekonomi orang tua responden pada tingkat sosial ekonomi tinggi lebih banyak dari tingkat sosial ekonomi sedang, dan tidak terdapat responden yang menggunakan alat ortodontik cekat pada tingkat sosial ekonomi rendah. Pada perawatan alat ortodontik cekat biaya yang dibutuhkan tidak sedikit, karena selain biaya pemasangan yang mahal ada juga biaya kontrol setiap bulannya sesuai dengan instruksi dokter gigi selama masa perawatan alat ortodontik cekat. Hal ini yang memunjukkan lebih banyak orang yang tingkat ekonomi tinggi, lebih memperhatikan keadaan gigi geliginya dibandingnya tingkat sosial ekonomi sedang. Salah satu faktor yang menjadi penghambat responden pada tingkat sosial ekonomi sedang yaitu keinginan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut membatasi mereka untuk melakukan perawatan gigi karena biaya yang cukup mahal. Pada Tabel 6. menunjukkan responden yang menggunakan alat ortodontik cekat lebih banyak berada pada waktu kurang dari satu tahun, sedangkan pada waktu 1 2 tahun hanya 1 responden dan paling sedikit adalah responden penelitian yang menggunakan alat ortodontik cekat lebih dari 2 tahun. Waktu ideal yang dibutuhkan dalam perawatan ortodontik yaitu 1 tahun 6 bulan sampai 3 tahun disesuaikan tingkat keparahan maloklusi dari pasien itu sendiri, apabila keadaan gigi geliginya masih membutuhkan perawatan maka pemakaian alat ortodontik cekat masih tetap dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian OHI-S pada pengguna alat ortodontik cekat secara keseluruhan dari 39 responden yang diteliti, terdapat 22 responden (56,4%)dengan kebersihan gigi dan mulut baik dan 17 responden(43,6%) dengan kriteria sedang, dan tidak terdapatresponden yang memiliki kebersihan mulut buruk. Secara keseluruhan rata-rata kebersihan gigi dan mulut pengguna alat ortodontik cekat tergolong pada kriteria baik dengan hasil perhitungan OHI-S 1,2. Hal ini menunjukkan dari hasil pemeriksaan OHI- S, pengguna alat ortodontik cekat sangat memperhatikan kebersihan mulutnya. Penelitian OHI-S pada pengguna alat ortodontik cekat berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata penilaian OHI-S pada responden pengguna alat ortodontik cekat berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sama yaitu berada pada kriteria baik, walaupun hasil ini tidak cukup valid mengingat jumlah responden yang diteliti untuk masing-masing jenis kelamin jumlahnya tidak berimbang. Berdasarkan hasil yang ada dapat diperoleh gambaran bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki perilaku yang baik dalam hal pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Perilaku yang baik ini meliputi sikap dan pengetahuan yang baik sehingga mampu bertindak secara benardalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Tindakan

dimaksud antara lain meliputi menyikat gigi secara teratur dan benar, kontrol ke dokter gigi sesuai instruksi dokter gigi,dan lain sebagainya. Pada penelitian ini responden yang diteliti sebagian besar berjenis kelamin perempuan (92,3%). Individu berjenis kelamin perempuan umumnya lebih menyukai hal-hal yang berkaitan dengan estetika, seperti berpenampilan rapih dan bersih karena mereka senang dipuji dan diperhatikan. Oleh karena itu kebersihan tubuh termasuk kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang turut menjadi perhatian perempuan agar bisa berpenampilan baik. Responden perempuan pengguna alat ortodontik cekat akan lebih memerhatikan kondisi giginya ketika ada sisa-sisa makanan menempel pada bracket, karena permukaan gigi yang kotor membuat responden tersebut tidak percaya diri dan dapat mengurangi nilai estetikanya. Penelitian Pimtip menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemauan untuk lebih mencari perawatan dan peduli terhadap kesehatan mulut serta penampilannya dibandingkan dengan laki-laki. 7 Berdasarkan perhitungan OHI-S pada pengguna alat ortodontik cekat dengan status sosial ekonomi tinggi, rata-rata berada pada kriteria baik. Status OHI-S pada responden dengan status sosial ekonomi sedang, rata-rata berada pada kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan tingkat sosial ekonomi tinggi lebih memerhatikan kebersihan gigi dan mulutnya daripada responden dengan tingkat sosial ekonomi sedang. Status sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kebersihan mulut. Perilaku individu yang benar dalam pemeliharaan kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut awalnya terbentuk dari pengetahuan yang dimiliki baik dari orangtua, bangku pendidikan, media cetak, elektronik dan sebagainya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sogi dan Bhaskar di India, pada umumnya status kebersihan mulut lebih baik pada anak dengan status pekerjaan orang tua dari kalangan sosial ekonomi menengah ke atas dibandingkan dengan orang tua dari kalangan sosial ekonomi menengah ke bawah. Orang tua dari kalangan menengah ke atas menganggap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut lebih penting karena pada kalangan tersebut memiliki minat hidup sehat lebih besar. 8 Perhitungan OHI-S rata-rata dengan lama penggunaan alat ortodontik cekat kurang dari 1 tahun, berada pada kriteria kebersihan gigi dan mulut baik. Hal ini sama dengan hasil yang diperoleh pada lama penggunaan 1 2 tahun, yakni ratarata berada pada kriteria baik. Penulis berasumsi bahwa hal ini mungkin disebabkan karena responden sudah mampu menyerap instruksi tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang diberikan oleh dokter gigi selama menjalani perawatan. Pada masa perawatan awal responden lebih banyak kontak dengan dokter gigi yang merawatnya, sehingga pembentukan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut lebih terawasi dengan baik. Status OHI-S pada lama penggunaan lebih dari 2 tahun berada pada kriteria sedang. Penulis berpendapat hal ini menggambarkan perilaku respondennya. Perawatan ortodontik cekat umumnya memerlukan waktu perawatan 1-2 tahun untuk kasus yang tidak parah. Apabila perawatannya lebih dari 2 tahun mungkin saja karena penggunanya yang kurang disiplin atau kurang kooperatif selama menjalani perawatan. Pengguna alat ortodontik yang kurang disiplin menyebabkan pergerakan yang diharapkan dari penggunaan alat ortodontik cekat yang digunakan menjadi tidak tercapai atau lambat dicapai. Kondisi ini berdampak pada lamanya waktu yang dibutuhkan untuk perawatan dengaan

menggunakan alat ortodontik cekat. Perilaku yang kurang disiplin ini juga dapat merupakan gambaran dari perilaku pengguna alat ortodontik cekat dalam memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Apalagi dengan menggunakan alat ini permukaan gigi cenderung kurang bersih oleh karena adanya bracket yang menempel pada permukaan gigi. Bentuk anatomis bracket yang ada memudahkan sisa makanan untuk tersangkut. Pengguna alat ortodontik cekat yang kurang disiplin dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya akan tergambar dari kondisi permukaan giginya yang kurang baik. 9,1 SIMPULAN Status kebersihan gigi dan mulut siswa pengguna alat ortodontik cekat pada umumnya tergolong baik. 1. Status kebersihan gigi dan mulut siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan rata-rata tergolong baik. 2. Kebersihan gigi dan mulut siswa dengan tingkat sosial ekonomi orang tua tinggi rata-rata tergolong baik dan siswa dengan tingkat sosial ekonomi sedang rata-rata tergolong sedang. 3. Status kebersihan gigi dan mulut siswa yang menggunakan alat ortodontik cekat di bawah 1 tahun dan 1-2 tahun rata-rata tergolong baik dan lebih dari 2 tahun rata-rata tergolong sedang. SARAN Diharapkan UKGS dapat memanfaatkan data hasil penelitian untuk digunakan dalam penyusunan program kerja untuk mengoptimalkan upaya promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Sekolah wilayah kerjanya. Bagi masyarakat pengguna alat ortodontik cekat yang belum memiliki perilaku yang benar dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulutnya agar dapat memerhatikan kebersihan gigi dan mulutnya serta memeriksakan giginya secara teratur kedokter gigi. Kepada pihak sekolah tempat penelitian dilakukan agar dapat mendorong para siswa pengguna alat ortodontik cekat untuk dapat mempertahankan perilaku yang baik dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulutnya terlebih khusus selama menjalani perawatan ortodontik. DAFTAR PUSTAKA 1. Riskesdas. Riset kesehatan dasar, Laporan Nasional Riskesdas 213. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Repoblik Indonesia. Available from URL: http://www.litbang.depkes.go.id/lap oran RKD/Indonesia/Riskesdas213 2. Mantiri SC. Status kebersihan mulut dan status karies pada mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat. Journal e-gigi. 213. Vol 1 No 1 3. Proffit RW. Comtemporary Orthodontics. 3 th ed. St. Louis: CV Mosby CO, 2. p. 228-4. 4. Ramdhani GS. Fenomena fixed orthodontic (behel) antara pemborosan dan kebutuhan. Kompasiana. [cited 14 juni 214] available from: URL:http//www.kompsiana.com/fen omenafixedorthodonticbehelantarap emborosandankebutuhan_files/ 5. Moslehsadeh K. Simplified oral hygiene index. July 211 [cited 214 Jul 7]; URL:http://www.mah.se/CAPP/Met hods-and-indices/oral-hygiene- Indices/Simplified-Oral-Hygiene- Index--OHI-S/ 6. Manueke MP. Hubungan lama penggunaan alat ortodontik cekat dengan status gingiva pada mahasiswa program studi pendidikan dokter gigi universitas sam ratulangi [Skripsi]. Manado: Fakultas Kedokteran, 214. p.31. 7. Pimtip. A clinical survey of removable partial denture after 2 years usage [Thesis]. Australia: University of Sidney. 8. Sogi G, Bhaskar JB. Dental caries and oral hygiene status of 13-14 year old scholl children of davangere. Journal Indian Sot Pedo Prev Dent

[serial online] 21 [cited 214 agustus 24]. Available from: URL:http/medind.nic.in/jao/t2i4p1 52o.pdf 9. Wowor VE. Hubungan antara status kebersihan mulut dengan status karies siswa sekolah menengah atas negeri 1 Manado [Skripsi]. Manado. 213. p. 4 1. Zachrisson S, Zachrisson BU. Gingival condition associated with orthodontic treatment. Angle orthod. 1972;42(1): 26-34.