mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada pengembangan SDM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. terdapat 14% ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang. Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

ARIS SETYADI J

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima bahan makanan dari lingkungan hidupnya dan. menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2012 yang sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

1

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan fisik maupun mental sehingga proses tumbuh. kembang dapat berlangsung secara optimal. Kebutuhan dasar yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. 2

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

PENDAHULUAN. sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

PENDAHULUAN. United Nations International Children s Emergency Fund (UNICEF)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras. Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan (Arifin, 2004). Rendahnya pemberian air susu ibu (ASI) merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak. Seperti diketahui, bayi yang tidak diberi ASI setidaknya hingga usia 6 bulan, lebih rentan mengalami kekurangan nutrisi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, pemberian Asi di Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Presentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15.3%. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Terutama ibu bekerja, sering mengabaikan pemberian ASI dengan alasan kesibukan kerja. Padahal tidak ada yang bisa 1

2 menandingi kualitas ASI, bahkan susu formula sekalipun (Maryunani, 2012, p. 95). Menurut Swasono yang dikutip dari penelitian Utami (2012), pada kenyataannya pemberian ASI masih rendah terutama pemberian ASI eksklusif. Seminar yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Pekan ASI sedunia tahun 2008 mengemukakan bahwa yang menjadi permasalahan utama rendahnya penggunaan ASI di Indonesia ada beberapa faktor kurang pengetahuan akan pentingnya ASI, jajaran kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung, serta sosial budaya yang ada di masyarakat, termasuk dukungan suami. Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui mempunyai peran penting untuk menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya dengan zat gizi dan antibodi. Bagi ibu, menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (postpartum). Menyusui dalam jangka panjang dapat memperpanjang jarak kelahiran karena masa amenorhoe lebih panjang. UNICEF dan WHO membuat rekomendasi pada ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah umur 6 bulan, bayi baru dapat diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap memberikan ASI sampai anak berumur minimal dua tahun. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan para ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya.

3 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir semakin menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah pada anak umur 6 bulan (30,2%), (RisKesDas, 2013). Pada tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (PP No. 33 tahun 2012). Dalam PP tersebut diatur tugas dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan program ASI, diantaranya menetapkan kebijakan nasional dan daerah. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi serta melakukan pengawasan terkait program pemberian ASI eksklusif. Dalam rangka mendukung keberhasilan menyusui, sampai tahun 2013 telah dilatih sebanyak 4.314 orang konselor menyusui dan 415 orang fasilitator pelatihan konseling menyusui. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan berfluktuatif. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan cakupan ASI eksklusif bayi 0-6 bulan sebesar 32% yang menunjukkan kenaikan yang bermakna menjadi 42% pada tahun 2012. Cakupan Pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan menurut provinsi tahun 2013, dari 19 Provinsi yang mempunyai persentase ASI eksklusif diatas angka nasional (54.3%), dimana persentase tertinggi yaitu NTB (79.7%) dan terendah pada Provinsi Maluku (25.2%). Wilayah DKI Jakarta hanya mencapai 62.7%, target yang diharapkan pada tahun 2013 yaitu 75%, oleh karena itu perlu dilakukan upaya agar meningkat cakupan ASI eksklusif dan tercapai target yang telah ditentukan. Untuk wilayah DKI Jakarta terbagi dalam 6 Kabupaten/Kota yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat,

4 Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Kep. Seribu. Untuk Jakarta Barat cakupan ASI Eksklusif hanya mencapai 10.5% (Profil Kesehatan Kabupaten Kota Tahun 2012). Penurunan pemberian ASI secara eksklusif dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat di pengaruhi tiga faktor yaitu faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, fasilitas-fasilitas kesehatan. Faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2012). Pemberian ASI eksklusif dapat di pengaruhi banyak faktor yaitu pengetahuan, umur ibu, paritas, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, tempat persalinan, penolong persalinan, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan (Utami, 2012). Cakupan pemberian ASI di Jakarta Barat masih rendah hanya 10.5%, maka penulis tertarik melakukan penelitian di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat. Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2015 hanya mencapai 39%. Berdasarkan data tersebut, maka penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat tahun 2016.

5 1.2 Identifikasi Masalah Pelaksanaan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat cukup rendah yaitu 39% pada tahun 2015. Penelitian sebelumnya mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemberian ASI eksklusif yaitu pengetahuan, umur, pendidikan, pekerjaan, dukungan keluarga/suami dan sikap petugas/tenaga kesehatan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat tahun 2016. 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian ini dilakukan pada ibu ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat tahun 2016, dengan membatasi masalah penelitian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu Pengetahuan Ibu, Umur Ibu, Pekerjaan Ibu, Tempat Persalinan dan Dukungan Keluarga. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian: a. Bagaimana gambaran faktor pengetahuan, umur, pendidikan, tempat persalinan dan dukungan keluarga dalam perilaku pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat b. Bagaimana gambaran perilaku pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat

6 c. Apakah terdapat hubungan faktor pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat d. Apakah terdapat hubungan faktor umur ibu terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat e. Apakah terdapat hubungan faktor pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat f. Apakah terdapat hubungan faktor tempat persalinan terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat g. Apakah terdapat hubungan faktor dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat tahun 2016. 1.5.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran faktor pengetahuan, umur, pendidikan, tempat persalinan dan dukungan keluarga dalam perilaku pemberian

7 ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat tahun 2016. b. Untuk mengetahui gambaran perilaku pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat tahun 2016. c. Untuk mengetahui hubungan faktor pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat tahun 2016. d. Untuk mengetahui hubungan faktor umur ibu terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat tahun 2016 e. Untuk mengetahui hubungan faktor pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat tahun 2016. f. Untuk mengetahui hubungan faktor tempat persalinan terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat tahun 2016. g. Untuk mengetahui hubungan faktor dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat tahun 2016. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Bagi Peneliti Mendapatkan pengetahuan tentang faktor-faktor pemberian ASI di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat tahun 2016.

8 1.6.2 Manfaat Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman pada ibuibu tentang pentingnya ASI eksklusif sehingga mengetahui manfaat ASI dan dapat dilakukan dengan baik pemberian ASI eksklusif. 1.6.3 Manfaat Bagi Puskesmas Sebagai informasi dan dapat mendorong tenaga kesehatan untuk memberikan dukungan dalam pemberian ASI eksklusif. Dapat diperoleh informasi faktor-faktor yang berhubungan dalam pemberian ASI. 1.6.4 Manfaat Bagi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul a. Menjadikan laporan penelitian ini sebagai bahan untuk evaluasi dibidang faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. b. Menjalin kerjasama dengan puskesmas dalam upaya meningkatkan keterkaitan bagian akademik dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan.