BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Deskriptif Adversity Quotient Mahasiswa Berprestasi Rendah Fakultas Psikologi Unisba Angkatan 2012

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami

BAB I Pendahuluan. Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk

BAB II. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring ketatnya persaingan didunia pekerjaan, peningkatan Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA BERPRESTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dengan segala kemajuan teknologi yang mengikutinya,

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang, yang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dibutuhkan bagi peningkatan dan akselerasi pembangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai aspek bidang kehidupan

I. PENDAHULUAN. sanggup menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Udiono,Tri;2007

Eksperimentasi metode pembelajaran TGT (Teams Games

ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. universitas, institut atau akademi. Sejalan dengan yang tercantum pasal 13 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006: ) No. 22 tahun 2006 tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. ini dinilai sebagai salah satu usaha serius yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

terus berjuang, meskipun kadang-kadang banyak rintangan dan masalah dalam kehidupan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat di mana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membuat bangsa Indonesia seharusnya tidak mustahil untuk mewujudkan

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

AWAS! JEBAKAN NUMERIK: PERINGKAT, NEM, DAN IPK

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khoirunnisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan pelajaran pokok tiap jenjang pendidikan

I. PENDAHULUAN. merupakan aset besar yang dimiliki oleh suatu negeri. Masa muda adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. oleh mahasiswa. Prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. semua persyaratan akademik yang ditentukan oleh perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam

LAMPIRAN. Lampiran 1 Skala Uji Coba Self Regulated Learning. Lampiran 2 Skala Penelitian Self Regulated Learning

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia biasanya dilaksanakan di tingkat SMP dan SMA. Bimbingan dan

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

BAB III EVALUASI KEBERHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BIDANG AKADEMIK. Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi. Tahun Disampaikan dalam Sosialisasi Pedoman Perilaku dan Sistem Perkuliahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP

belajar itu sendiri (Syah, 2011). Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kontribusi yang sangat besar pada masyarakat (Reni Akbar

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pernyataan ini bukan tanpa sebab, karena kita tahu bahwa di zaman ini sendiri sudah banyak sekali kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan tuntutan akan pekerjaan pun semakin tinggi persyaratannya. Suatu perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja pasti akan memilih calon pekerja yang mempunyai kemampuan yang tinggi dan berdedikasi tinggi pula. Untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, kita wajib menambah ilmu dan kemampuan yang bisa menjadi bekal untuk mendapatkan pekerjaan. Pendidikan salah satu cara untuk dapat meningkatkan kualitas diri seseorang, agar memiliki kemampuan yang memadai baik dalam bidang akademik maupun profesi / pekerjaan, hingga pendidikan memiliki menempati posisi penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Dengan pendidikan dapat pula membuat individu sadar untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya, salah satunya pendidikan formal. Jenjang pendidikan formal di Indonesia umumnya mulai dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi merupakan sarana yang menawarkan banyak kesempatan bagi lulusan SMA untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan jurusan yang diminati 1

oleh siswa. Bagi sebagian orang yang tidak dapat memasuki Perguruan Tinggi Negeri karena keterbatasan daya tampung pada jurusan yang diminati, ataupun karena tidak lolosnya saat mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru. Perguruan Tinggi Swasta merupakan alternatif perguruan tinggi untuk memilih jurusan yang diminati. Universitas Islam Bandung adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang terkenal dan berada di kota Bandung. Setiap tahun ajaran baru melakukan ujian saringan masuk untuk menjaring mahasiswa yang berpotensi berdasarkan kriteria yang baku dalam Penerimaan Mahasiswa Baru. Setiap calon mahasiswa akan menempuh beberapa ujian saringan masuk, tergantung dari fakultas pilihannya. Hal tersebut sesuai dengan Visi dan Misi Universitas Islam Bandung yaitu Visi (Universitas Islam Bandung diharapkan menjadi perguruan tinggi islam terkemuka, pelopor pembaharuan pemikiran dan pelaksanaan kehidupan beragama dan Pembina insan berakhlaq karimah yang bermanfaat bagi diri sendiri, umat, masyarakat, bangsa dan Negara) serta Misi (Universitas Islam Bandung menyeleggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai islam, membina kehidupan kampus yang dinamis ilmiah serta mengembangkan lingkungan fisik dan sosial berdasarkan nilai-nilai islam). Salah satu fakultas yang cukup banyak diminati adalah Fakultas Psikologi, pada Fakultas ini selain tes yang diselenggarakan Universitas yaitu tes akademik mengenai pengetahuan umum, seperti bahasa, matematika dan agama, diselenggrakan pula psikotest. Tes akademik bertujuan untuk mengukur prestasi akademik calon mahasiswa sesuai dengan fakultas yang dipilihnya, sedangkan 2

tujuan pelaksanaan psikotest adalah untuk mengetahui perbedaan individu dalam reaksinya terhadap objek, situasi dan masalah yang berguna dalam membuat keputusan. Tujuan dari pendidikan psikologi itu sendiri adalah untuk memproduksi sarjana / lulusan yang siap menjadi tenaga kerja professional dalam bidang psikologi yang mampu menangani masalah-masalah psikologi yang sifatnya umum secara mandiri dan rinci. Hal tersebut disesuaikan dengan Visi dan Misi yang terdapat pada Fakultas Psikologi yaitu Visi (menjadi program studi Psikologi yang mandiri, maju, terkemuka se-asia dengan berlandaskan nilai-nilai) serta Misi (menyelenggarakan pendidikan tinggi Psikologi berdasarkan nilai-nilai Islam dalam rangka menghasilkan Sarjana Psikologi yang mandiri, mampu dan peduli pada pengembangan ilmu dan kesejahteraan mental umat manusia, menghasilkan penelitian yang berguna bagi pengembangan ilmu dan penyelesaian masalah umat manusia, dan melakukan pengabdian pada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia). Adanya psikotest diharapkan dapat menyeleksi calon mahasiswa psikologi yang memiliki potensi dan minat yang sesuai dengan disiplin ilmu psikologi, serta dapat meraih prestasi yang baik. Fakultas Psikologi telah membuat standar khusus hasil psikotest untuk calon mahasiswanya. Jadi mahasiswa baru yang diterima sebenarnya memiliki potensi yang baik untuk mampu mencapai prestasi yang sesuai dengan potensinya. Adapun yang menggambarkan keberhasilan mahasiswa tergambar dari tingginya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang dicapai selama kuliah. 3

Prestasi selalu dihubungkan dengan pelaksanaan suatu kegiatan atau aktivitas. Prestasi akademik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi akademik merupakan output dari proses belajar. Nasution (2003) mendefinisikan prestasi akademik yaitu kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi akademik dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Sejalan dengan pendapat diatas Suryabrata (1998) mendefinisikan prestasi akademik sebagai penilaian hasil pendidikan, untuk mengetahui pada waktu dilakukannya penilaian sejauh manakah anak didik setelah ia belajar dan berlatih dengan sengaja. Menurut Bloom (Winkel, 1996) prestasi akademik adalah proses yang dialami siswa untuk menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis, dan evaluasi. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik merupakan penilaian hasil pendidikan yang berupa perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi, hasil penilaian diberikan berdasarkan hasil tes, evaluasi atau ujian dari setiap mata kuliah, hasil tersebut diinterpretasikan secara objektif dan diterapkan dalam bentuk angka maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap mahasiswa pada suatu periode tertentu. Kenyataanya tidak semua mahasiswa yang mampu mendapatkan prestasi akademik sesuai dengan potensi 4

yang dimilikinya. Banyak faktor yang dapat dilihat seperti faktor intelegensi, motivasli, dan lingkungan. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas yang kegiatan akademiknya cukup padat, selain kuliah ada pula praktikum-praktikum yang harus diikuti oleh semua mahasiswanya, praktikum disini dikontrak pada semester 3 sampai dengan 6 dengan praktikum yang berbeda di setiap semesternya. Kemudian pada semester ke 7 para mahasiswa mulai dihadapkan dengan berbagai penelitian yang merupakan pengaplikasian dari ilmu-ilmu yang didapat disemester sebelumnya, dan skripsi yang dapat di kontrak pada semester 8. Sehingga mahasiswa dapat lulus tepat 4 tahun. Untuk dapat lulus tepat waktu tidak sedikit dari mahasiswa yang dihadapkan dengan hambatan-hambatan dalam perkuliahan, seperti jam kuliah yang padat, tugas kuliah dan laporan yang diberikan pada waktu yang bersamaan, materi kuliah yang sangat banyak, kurangnya interaksi dosen dan mahasiswa. Adapun sanksi akademik yang menyebutkan bahwa apabila dalam jangka pendidikan 7 tahun mahasiswa tersebut tidak dapat menyelesaikan pendidikannya maka akan dilakukan drop out. Menurut informasi dari akademik IPK sangat minimal untuk lulus yaitu 2.00 atau setara dengan nilai C disemua mata kuliah. Sedangkan yang seperti kita tahu bahwa untuk melanjutkan pendidikan di S2 memerlukan IPK minimal 2.50 atau 2.75, dan untuk melamar pekerjaan diperlukan IPK minimal 2.75 atau 3.00. 5

Pada kenyataannya, tidak semua mahasiswa mampu memperoleh IPK yang besar, menurut data akademik masih banyak mahasiswa yang memiliki IPK dibawah 2.00. Tentu hal ini merupakan permasalahan untuk Fakultas Psikologi sendiri karena adanya mahasiswa yang memiliki prestasi rendah tersebut memungkinnya lebih banyaknya mahasiswa yang tidak dapat lulus tepat waktu. Serta banyaknya mahasiswa yang sering mengulang mata kuliah yang sama. Tidak hanya untuk akademik, hal tersebut menjadi masalah untuk mahasiswa itu sendiri, semakin banyaknya tekanan yang diterima. Disini peneliti ingin memfokuskan penelitiannya pada mahasiswa angkatan 2012, karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada semester ini mahasiswa sudah menempuh sebagian dari praktikum. Mereka mengakui bahwa semakin tinggi tingkat semester yang ditempuh, maka tuntutan dalam akademik dirasa semakin besar, serta mata kuliah yang dipelajari semakin beragam dan kompleks. Selain itu, menurut data IPK yang didapat dari akademik, mahasiswa angkatan 2012 memiliki IPK dibawah 2.00 terbanyak dibandingkan angkatan lain yang sedang aktif menjalani perkuliahan, yaitu sebanyak 20 mahasiswa. Sedangkan untuk angkatan 2011 sebanyak 14 mahasiswa, dan 2013 sebanyak 18 mahasiswa. Menurut data yang diperoleh, sebagian mahasiswa kurang mampu untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal tersebut kemungkinan diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu yang akan mempengaruhi proses belajar yang sedang dijalani. 6

Berdasarkan hasil wawancara pada 10 mahasiswa yang memiliki IPK rendah, maka diperoleh informasi sebagai berikut, pada awal semester mereka mengeluhkan jadwal kuliah yang sangat padat, selain mata kuliah regular yang banyak mendapatkan tugas-tugas dari dosen, adapun mata kuliah berupa praktikum yang mengharuskan mahasiswanya membuat laporan-laporan praktikum yang harus dikerjakan dengan batas waktu 3 hari. Sehingga mereka harus pintar dalam membagi waktu antara mengerjakan tugas dan laporan diantara waktu kosong mereka. Pada kenyataannya ketika mereka berencana akan menyelesaikan tugas pada waktu tertentu namun ada hal menarik yang mengalihkan rencananya seperti diajak teman untuk pergi, menonton acara tv yang mereka suka, ataupun main game. Mereka cenderung untuk mengulur-ulur waktu untuk mengerjakan tugas. Sehingga pada saat waktu pengumpulan tugas mereka akan mencontek tugas teman yang lain, atau tidak mengerjakan sama sekali. Adapun dari mereka yang mengakui kalau tugas atau laporan tertinggal saat pengumpulan, hal tersebut membuat mereka harus kembali kerumah untuk mengambil tugas atau laporan tersebut, sehingga nilai untuk tugas tersebut dikurangi. Bagi mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas membuat mereka malas untuk menghadiri kuliah, terkadang rasa malas untuk menghadiri kuliah membuat mereka harus mengalami cekal karena jumlah kehadiran kurang dari apa yang sudah ditentukan oleh akademik. Sehingga mereka harus mengulang mata kuliah tersebut di semester berikutnya. Hambatan ketika mengerjakan tugas kuliah seperti kurangnya buku referensi yang ada diperpustakaan, wifi yang signalnya naik turun ataupun signal bagus hanya di tempat-tempat tertentu di wilayah kampus, dan sarana untuk mengerjakan tugas yang kondusif terbatas. Menurut 7

mereka hal tersebut merupakan hambatan yang dialami ketika akan mengerjakan tugas disela-sela jam kosong kuliah. Sebagian mahasiswa mengalami masalah dalam hubungan sosial dengan dosen seperti tidak menyukai cara mengajar dosen, sehingga mereka tidak mengerti apa yang dosen jelaskan, hal tersebut membuat mahasiswa menjadi malas dan memilih untuk tidak masuk kuliah dan menitip absen kepada teman. Kurangnya komunikasi dengan teman-teman tentang informasi tugas, jadwal kelas yang batal, tambahan kelas atau kuis membuat mereka ketinggalan informasi mengenai perkuliahan. Adapun mahasiswa yang mengatakan bahwa nilai yang diperoleh tergantung faktor keberuntungan setiap orang. Beberapa dari mereka menganggap cara penilaian dosen yang membingungkan, menurut pengalamannya ia memperoleh nilai UAS dan UTS yang sama dengan temannya dan temannya tersebut merupakan mahasiswa yang jarang sekali datang ke perkuliahan, namun temannya memperoleh nilai yang lebih tinggi darinya. Hal seperti itu membuatnya tidak semangat untuk belajar maupun datang kuliah, karena nantinya nilai tetap ditentukan oleh dosen tersebut. Adapun hal lain yang menjadi tekanan yang dirasakan oleh mahasiswa tersebut, yaitu merasa malu terhadap teman-teman yang telah mengambil matakuliah atau praktikum di semester selanjutnya. Sedangkan mereka kembali mengulang mata kuliah sebelumnya dan harus sekelas dengan mahasiswa angkatan dibawah mereka. Terkadang mereka merasa malu karena tidak ada teman seangkatan atau mahasiswa lain yang dikenal, ataupun karena takut 8

ditanya-tanya oleh dosen dan tidak bisa menjawab, hal tersebut membuat mereka menjadi malas untuk menghadiri perkuliahan. Hubungan mereka pun jadi menjauh ketika sudah tidak sekelas dengan teman dekatnya, karena jadwal kuliah mereka yang berbeda sehingga sulit untuk bertemu. Tidak sedikit dari mereka mendapat kritikan dari teman dekat mengenai perkuliahannya, ketika ia sering mengalami cekal, teman-teman mengatakan bahwa mereka malas. Saat mereka tidak mengerjakan tugas ataupun melihat pekerjaan temannya maka teman-teman berkata bahwa mereka tidak mau berusaha. Menurut mereka penilaian temanteman seperti itu membuat mereka malu. Tidak hanya tekanan dari teman-teman tapi juga tekanan yang didapatkan dari orangtua. Hampir semua orangtua mereka menuntut untuk dapat lulus tepat waktu, dan menuntut mereka untuk menaikan IPK yang didapatkannya saat ini. Hal tersebut karena orangtua keterbatasan biaya untuk membiayai kuliah anaknya apabila tidak dapat lulus tepat waktu. Tidak hanya biaya untuk kuliah, tapi beberapa dari mereka tinggal ditempat kost, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh orangtua lebih besar. Masalah-masalah diatas merupakan sebagian dari kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa yang memiliki prestasi rendah. Kemampuan yang dimiliki mahasiswa untuk dapat menghadapi masalah selama masa studi serta tetap berjuang meraih nilai akademik yang baik secara psikologis kemampuan ini disebut Adversity Quotient (Stolz, 2000). Maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Adversity Quotient pada mahasiswa berprestasi rendah. 9

1.2 Identifikasi Masalah Mahasiswa yang telah diterima di Fakultas Psikologi merupakan mahasiswa pilihan yang telah melewati proses seleksi. Mahasiswa tersebut seharusnya dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan mampu memenuhi tuntutan-tuntutan akademik. Namun pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang memiliki IPK rendah atau setara dengan 2.00 yang merupakan IPK minimal untuk dapat lulus dari Fakultas Psikologi Unisba. Hal tersebut membuat para mahasiswa menghadapi situasi-situasi yang sulit selama kuliah, dan harus mampu menghadapi situasi sulit tersebut. Kemampuan menghadapi situasi yang sulit tersebut dinamakan Adversity Quotient (AQ). Menurut Stolz (2000), Adversity Quotient (AQ) adalah kemampuan seseorang untuk tetap tegar dan tangguh ketika kesulitan datang serta untuk tetap berjuang meraih tujuan yang ingin dicapai. Stolz (2000) mengatakan bahwa seseorang merasa kendali lebih besar atas peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka, menempatkan peran pribadi sewajarnya, mengetahui akibat-akibat yang ditimbulkan dari suatu peristiwa, membatasi jangkauan permasaahan dan menganggap kesulitan berserta penyebab-penyebabnya sebagai suatu yang bersifat sementara, maka orang tersebut tidak akan mudah menyerah ketika berhadapan dengan situasi sulit. Dalam penelitian ini menurut konsep Stoltz, mahasiswa yang memiliki prestasi rendah karena merasa bahwa nilai yang diperoleh merupakan suatu keberuntungan, sama dengan mereka tidak memiliki kendali terhadap peristiwa dalam hidup mereka (Control). Pada mahasiswa ada kecenderungan untuk 10

menyalahkan diri sendiri secara berlebihan dan tidak bertanggung jawab dengan akibat yang ditimbulkan disebut juga dengan asal-usul dan kepemilikan (origin and ownership). Adapun masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan perkuliahan namun mempengaruhi pencapaian akademik, hal ini berkaitan dengan aspek (reach). Pertanyaan pribadi yang negative seperti mengatakan bahwa dirinya pesimis, pencemas, pemalu dan sebagainya merupakan anggapan yang menyebabkan masalah berlangsung lebih lama dari semestinya, hal ini berkaitan dengan daya tahan (endurance). Sebagai mahasiswa seharusnya memiliki kemampuan untuk tetap tegar dan tangguh ketika dihadapkan dengan suatu kesulitan, serta terus berjuang meraih tujuan yang ingin dicapai, atau dinamakan dengan Adversity Quotient (AQ). Adversity Qoutient adalah salah satu bentuk kemampuan yang dapat dilatih atau ditingkatkan. Namun kemampuan setiap individu dalam menghadapi hambatan berbeda-beda tergantung dari bagaimana individu tersebut. Menurut Gege dan Berliner (1979) prestasi belajar merupakan sesuatu yang dicapai atau hasil dari sesuatu yang dipelajari, atau hasil dari suatu proses belajar yang dibantu oleh intruksi dan kegiatan pendidikan. Prestasi dapat dinyatakan dalam bentuk indicator-indikator berupa nilai rapot, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan, dan lain-lain (azwar, 1996). Prestasi akademik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar dari mahasiswa berupa IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Dalam penelitian ini mengambil IPK rendah yaitu mahasiswa dengan IPK dibawah 2.00 yang merupakan IPK minimum untuk lulus S1 Psikologi (Sarjana Psikologi). 11

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis bermaksud melakukan penelitian untuk melihat "Bagaimana gambaran mengenai Adversity Quotient pada mahasiswa berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung angkatan 2012?" 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian ini untuk mendapatkan gambaran mengenai Adversity Qoutient pada mahasiswa berprestasi rendah pada angkatan 2012 di Fakultas Psikologi Unisba. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris mengenai gambaran Adversity Quotient pada mahasiswa berprestasi rendah di Fakultas Psikologi Unisba angkatan 2012. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai peranan Adversity Qoutient dalam pencapaian prestasi akademik pada mahasiswa. 12

1.4.2 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis penelitian ini adalah memberikan gambaran pada mahasiswa untuk dapat mengembangkan Adversity Qoutient yang dimiliki, sehingga mereka mampu menghadapi hambatan-hambatan yang terjadi selama kuliah di Fakultas Psikologi. 13