Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. hama dapat berupa penurunan jumlah produksi dan penurunan mutu produksi.

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas serangannya dapat mencapai 90% di lapang, sehingga perlu

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA Keragaman Iklim

commit to users I. PENDAHULUAN

PEMANFAATAN PARASITOID Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae, Hymenoptera) DALAM PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Telur P. castanae Hubner. Bentuk telur oval dan dapat menghasilkan telur sebanyak butir perbetina.

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Bojer. (Lepidoptera: Crambidae) Imago betina meletakkan telur secara berkelompok pada dua baris secara

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG KLINIK TANAMAN (PTN 402) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI DESA CINANGNENG KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

VI. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM. 6.1 Pembahasan Umum. Berdasarkan hasil penelitian perkembangan Ostrinia furnacalis di Desa

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.)

TINJAUAN PUSTAKA. buku pertama di atas pangkal batang. Akar seminal ini tumbuh pada saat biji

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada 8000 SM yaitu ke Pulau Solomon, Hebrida Baru dan Kaledonia Baru.

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana lazimnya makhluk hidup, tak terkecuali tumbuhan, tidak

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

PENGARUH PENERAPAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) TERHADAP POPULASI PENGGEREK BATANG PADI KUNING (Scirpophaga incertulas Wlk.

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok

TINJAUAN PUSTAKA. (Ostrinia furnacalis) diklasifikasikan sebagai berikut:

Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

Manfaat NPV Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Provinsi Gorontalo memiliki wilayah seluas ha. Sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

TINJAUAN PUSTAKA. (1964) menyatakan bahwa pada tahun 1863 penggerek batang padi kuning dikenal

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

TINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura

PENDAHULUAN. Latar Belakang. membawa Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984 (Departemen

Siti Herlinda Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Inderalaya

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Jenis- jenis penggerek batang pada tanaman tebu Oleh Ayu Endah Anugrahini, SP

Hama Kedelai dan Kacang Hijau

Pengendalian serangga hama. Silvikultur Fisik mekanik Hayati : (predator, parasitoid, patogen) Genetik Kimiawi Perundangan PHT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

Hama penghisap daun Aphis craccivora

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PENDUKUNG DITEMUKANNYA PURUN TIKUS (ELEOCHARIS DULCIS) SEBAGAI INANG ALTERNATIF BAGI HAMA PENGGEREK BATANG PADI PUTIH (SCIRPOPHAGA INNOTATA)

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ulat kantong Mahasena Corbetti :

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

Mengenal Tikus Sawah

Transkripsi:

HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek batang padi menempati peringkat pertama yaitu seluas 112950 ha. Peringkat ke-2 adalah hama tikus seluas 103786 ha dan peringkat ke-3 adalah hama wereng coklat seluas 28421 ha (Dirjentan, 2007). Pada tahun 2010, luas serangan penggerek batang padi di Jawa Barat menurun menempati peringkat ke-2 setelah wereng coklat yaitu seluas 35433 ha (BBPOPT, 2010). Namun pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 hama penggerek batang padi kembali menempati peringkat pertama terutama di Jawa Barat (Hasil Monitoring Tim Proteksi Tanaman Balai Besar Penelitian Tanaman Padi). Penggerek batang padi dapat menyerang semua stadium pertumbuhan tanaman padi. Serangan pada stadium vegetatif menyebabkan kematian anakan (tiller) muda yang disebut sundep (deadhearts) (Gambar 1). Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif dapat dikompensasi dengan pembentukan anakan baru. Berdasarkan simulasi pada stadium vegetatif, tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek batang padi sampai 30%. Serangan pada stadium generatif menyebabkan malai tampak putih dan hampa yang disebut beluk (whiteheads) (Gambar 2). Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar 1-3% atau rata-rata 1.2%. Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Gambar 2. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium generatif (beluk) Biologi dan Ekologi Di Indonesia telah di temukan 6 jenis penggerek batang padi yang terdiri dari penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas (Walker), penggerek batang padi putih Scirpophaga innotata (Walker), penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis (Walker), penggerek batang padi kepala hitam Chilo polychrysus Meyrick, penggerek batang padi berkilat Chilo auricilius Dudgeon (kelima spesies tersebut termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae), dan penggerek batang padi merah jambu Sesamia inferens (Walker) (spesies ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili Noctuidae). Dari enam spesies tersebut hanya empat spesies yang banyak ditemukan sebagai hama utama padi yaitu penggerek batang padi kuning, penggerek batang padi putih, penggerek batang padi bergaris, dan penggerek batang padi merah jambu. Penggerek batang padi kepala hitam dan penggerek batang padi berkilat jarang ditemukan karena populasinya rendah. Setiap spesies penggerek batang padi memiliki sifat atau ciri yang berbeda dalam penyebaran dan bioekologi, namun hampir sama dalam cara menyerang atau menggerek tanaman padi serta kerusakan yang ditimbulkannya. 1. Penggerek Batang Padi Kuning Scirpophaga incertulas (Walker) Ngengat atau imago Spesies ini ditandakan dengan sayap ngengat yang berwarna kuning dengan titik hitam pada sayap depan (Gambar 3A). Panjang ngengat jantan 14 mm dan betina 17 mm, dapat hidup antara 5-10 hari. Siklus hidup 39-58 hari, tergantung pada lingkungan dan makanan. Jangkauan terbang dapat mencapai 6-10 km. Telur Ngengat meletakkan telur secara berkelompok dan diletakkan pada daun bagian ujung. Jumlah telur 50-150 butir/kelompok. Kelompok telur ditutupi rambut halus berwarna coklat kekuningan (Gambar 3B) yang diletakkan antara pukul 19.00-22.00 selama 3-5 malam sejak malam pertama. Keperidian 100-600 butir tiap betina. Stadium telur 6-7 hari. Larva Larva berwarna putih kekuningan sampai kehijauan, dengan panjang maksimum 25 mm (Gambar 3C). Larva terdiri dari 5-7 instar, lama stadium larva 28-35 hari. Karena larva bersifat kanibal sehingga hanya ada seekor larva yang hidup dalam satu tunas. Larva yang menetas keluar melalui 2-3 lubang yang dibuat pada bagian bawah telur menembus permukaan daun. Larva yang baru muncul (instar 1) biasanya menuju bagian ujung daun dan menggantung dengan benang halus atau membuat tabung kecil, terayun oleh angin dan jatuh kebagian tanaman lain atau permukaan air. Larva kemudian bergerak ke tanaman melalui celah antara pelepah dan batang. Selama hidupnya larva dapat berpindah dari satu tunas ke tunas lainnya. Larva instar

akhir menuju pangkal batang untuk berubah menjadi pupa. Sebelum menjadi pupa, larva membuat lubang keluar pada pangkal batang dekat permukaan air atau tanah, yang ditutupi membran tipis untuk jalan keluar setelah menjadi imago. Pupa Pupa berwarna kekuning-kuningan atau agak putih, dengan kokon berupa selaput benang berwarna putih. Panjang 12-15 mm dan stadium pupa 6-23 hari. Pupa berada di dalam pangkal batang (Gambar 3D). Gambar 3. Stadia penggerek batang padi kuning S. incertulas: (A)-ngengat atau imago; (B)- kelompok telur; (C)-larva; (D)-pupa Karakteristik penggerek batang padi kuning: Tanaman inang utama adalah padi dan tanaman padi liar. Penyebarannya luas dari daerah tropis sampai subtropis. Perubahan kepadatan populasi penggerek batang padi kuning di lapangan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim (curah hujan, suhu, kelembaban), varietas padi yang ditanam, dan musuh alami yaitu parasitoid, predator, dan patogen. 2. Penggerek Batang Padi Putih Scirpophaga innotata (Walker) Ngengat atau imago Sayap ngengat berwarna putih dengan ukuran betina 13 mm dan jantan 11 mm (Gambar 4A). Telur Telur diletakkan berkelompok pada permukaan atas daun atau pelepah. Bentuk kelompok telur sama dengan kelompok telur penggerek batang padi kuning. Kelompok telur di tutupi rambut halus berwarna coklat kekuning-kuningan (Gambar 4B). Satu kelompok telur terdiri dari 170-260 butir dan lama stadium telur 4-9 hari. Larva Bentuk larva mirip larva penggerek batang padi kuning dengan panjang maksimal 21 mm dan berwarna putih kekuningan (Gambar 4C). Stadium larva 19-31 hari kecuali untuk larva yang berdiapause. Pada akhir musim kemarau, larva instar akhir tidak langsung menjadi pupa, tetapi

mengalami diapause dalam pangkal batang atau tunggul. Hal ini biasanya terjadi di daerah tropis yang memiliki perbedaan musim hujan dan kemarau yang jelas. Lamanya diapause tergantung pada lamanya musim kemarau. Setelah turun hujan dan tanah lembab, larva yang berdiapause akan menjadi pupa. Pupa Lama stadium pupa 6-12 hari. Pupa yang berasal dari larva yang berdiapause akan menjadi ngengat secara bersamaan atau serentak. Dengan demikian generasi penggerek batang padi putih pada awal musim hujan seragam (Gambar 4D). Karakteristik penggerek batang padi putih: Tanaman inang adalah padi dan padi liar. Dinamika populasi penggerek batang padi putih sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan terutama curah hujan atau ketersediaan air (irigasi) dan musuh alami. 3. Penggerek Batang Padi Bergaris Chilo suppressalis (Walker) Ngengat atau imago Ngengat bisa hidup sampai satu minggu dan aktif mulai senja. Kepala ngengat berwarna coklat muda dan warna sayap depan coklat tua dengan venasi sayap yang jelas (Gambar 5A). Panjang ngengat 13 mm. Telur Seekor betina bisa bertelur 100-550 butir dalam kelompok, yang terdiri dari 60-70 telur/kelompok selama 3-5 malam. Telur diletakkan pada pangkal daun atau kadang-kadang pada pelepah. Telur berwarna putih dan tidak dtutupi rambut dengan lama stadium telur 4-7 hari (Gambar 5B). Larva Setelah menetas larva masuk kedalam pelepah daun dan kemudian masuk kedalam batang. Larva berwarna abu-abu, kepala berwarna coklat dengan garis coklat sejajar tubuhnya (Gambar 5C). Panjang maksimal 26 mm. Stadium larva 33 hari. Beberapa ekor larva bisa hidup pada satu buku dari satu tunas. Perubahan kepadatan populasi penggerek batang padi bergaris tergantung

pada temperatur dan ketersediaan makanan. Satu siklus hidup bisa mencapai enam gererasi/tahun. Pupa Larva instar akhir berpupa di dalam batang. Warna pupa coklat tua (Gambar 5D) dengan stadium pupa 6 hari. Gambar 5. Stadia penggerek batang padi bergaris C. suppressalis: (A)-ngengat atau imago; (B)- kelompok telur; (C)-larva; (D)-pupa Karakteristik penggerek batang padi bergaris: Tanaman inang penggerek batang padi bergaris terutama adalah padi, padi liar, jagung, dan beberapa jenis rumput. Penyebaran lebih luas bisa mencapai 40 o lintang utara. 4. Penggerek Batang Padi Merah Jambu Sesamia inferens (Walker) Ngengat atau imago Ngengat berwarna coklat, sayap depan bergaris coklat tua memanjang dan sayap belakang putih (Gambar 6A). Panjang ngengat 4-17 mm. Kurang tertarik cahaya. Telur Telur diletakkan diantara pelepah daun batang padi mirip manik-manik dalam 2 3 baris per kelompok (Gambar 6B). Kelompok telur tidak tertutup sisik. Satu kelompok bisa terdiri dari 30-100 butir dengan masa stadium telur 6 hari. Larva Larva berwarna merah jambu (Gambar 6C) dengan panjang maksimal 35 mm. Stadium larva 28-56 hari. Beberapa ekor larva bisa hidup pada satu buku dari satu tunas. Pupa Pupa berwarna coklat tua dengan panjang 18 mm (Gambar 6D). Pupa terdapat dalam pelepah atau dalam batang dan stadium pupa 8-11 hari. Total siklus hidup 46-83 hari.

Gambar 6. Stadia penggerek batang padi merah jambu S. inferens: (A)-ngengat atau imago; (B)- kelompok telur; (C)-larva; (D)-pupa Karakteristik penggerek batang padi merah jambu: Penyebarannya luas dan bersifat polifag. Dapat hidup dari tumbuhan famili Graminae dan Cyperaceae. Penggerek batang padi merah jambu lebih beradaptasi pada lingkungan darat karena tanaman inang yang beragam, namun terdapat juga di lingkungan sawah dan air dalam. CARA PENGENDALIAN A. Pada Daerah Serangan Endemik 1. Pengaturan Pola Tanam Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek batang padi. Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama. Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi. Tanam jangan bertepatan dengan puncak penerbangan ngengat. Tanam bisa dilakukan pada 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya apabila generasi penggerek batang padi di lapangan overlap. 2. Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman. Menangkap ngengat dengan light trap (untuk luas 50 ha cukup 1 light trap). Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen (disingkal). Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati. 3. Pengendalian Hayati Pemanfaatan musuh alami parasitoid dengan melepas parasitoid telur seperti Trichogramma japonicum dengan dosis 20 pias/ha (1 pias = 2000-2500 telur terparasit) sejak awal pertanaman.

4. Pengendalian Secara Kimiawi Penggunaan insektisida dapat dilakukan bila sudah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman, dan aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan pada saat 4 hari setelah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman tersebut. Penggunaan insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar pertanaman ada lahan yang sedang atau menjelang panen pada satu hari sebelum tanam. Pada pertanaman, insektisida butiran diberikan terutama pada stadium vegetatif dengan dosis 20 kg insektisida granule/ha. Pada stadium generatif aplikasi dengan insektisida yang disemprotkan (cair). Insektisida butiran yang direkomendasikan adalah insektisida yang mengandung bahan aktif karbofuran. Insektisida semprot (cair) yang direkomendasikan adalah insektisida yang mengandung bahan aktif spinetoram, klorantraniliprol, dan dimehipo. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aplikasi insektisida adalah: keringkan pertanaman sebelum aplikasi, aplikasi saat air embun tidak ada yaitu sekitar jam 8-11 atau dilanjutkan pada sore hari ketika angin sudah tidak kencang, tepat dosis, tepat jenis, dan tepat air pelarut (sekitar 350-500 liter air/ha). 5. Pengendalian Preventif Sebagai tindakan preventif dalam pengendalian penggerek batang padi, memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi perlu dilakukan secara rutin. Untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi yang berasal dari migrasi dapat menggunakan light trap. B. Pada Daerah Serangan Sporadik Cara pengendalian selain menggunakan insektisida yang dapat diterapkan sesuai dengan keadaan setempat. Penyemprotan dengan insektisida obila sudah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman, dan aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan pada saat 4 hari setelah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman tersebut.

Informasi lengkap harap menghubungi: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya IX, Sukamandi 41256, Subang - Jawa Barat Telp: (0260)-520157; Fax: (0260)-520158 E.mail: bbpadi@litbang.deptan.go.id